NovelToon NovelToon
DEVANYE. STILL LOVING YOU

DEVANYE. STILL LOVING YOU

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Cintamanis / Tamat
Popularitas:3.4M
Nilai: 5
Nama Author: trias wardani

Salahkah jika Anyelir mencintai Devan tunangan kakaknya? Mungkin iya, tapi mungkin juga tidak.

Devan adalah masa lalu Anye yang selama ini dengan susah payah ia lupakan, tapi sepertinya takdir memang tidak berpihak padanya. Setelah tiga tahun dan Anye sudah berhasil menghapus semua kenangan akan Devan, laki-laki itu muncul kembali. Tapi kali ini dia datang sebagai tunangan kakaknya!
****
Season 2

Axel putra kedua dari pasangan Anye dan Devan, baru pertama kalinya jatuh cinta pada seorang gadis berparas cantik.

Dia tak percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Tapi semua yang di rasakan dalam hatinya membuat dia mengalah dan harus percaya akan hal itu. Dia ingin merebut perhatian Renata, seorang gadis pelayan kafe yang tak menyukai anak orang kaya.

Demi meraih cintanya, Axel bersedia mengikuti jejak sang pujaan hati. Mendekati dia dengan menyamar sebagai pelayan kafe.

Hingga akhirnya, Axel berhasil mendapatkan jawaban atas perasaannya. Namun apa yang terjadi jika kemudian dia tahu tentang sesuatu. Sebuah misteri yang selama ini dia cari kebenarannya.

Apakah benar Renata mencintainya?
Atau hanya mencintai jantung kakaknya yang ada pada dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trias wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

part 15

Saat pulang sekolah tiba. Nanda sudah pulang duluan dengan motor maticnya, dia pulang bersama Nayara karena rumah mereka searah. Aku dan Sofia masih berdiri di depan gerbang, kami mengobrol ringan sesekali tertawa. Tak lama mobil putih milik Edgar berhenti.

"Anye sayang. Pulang sama bang Ed aja yuk!" tawar Ed dari balik kemudi.

"Iya Nye, daripada naik bus, mending ikut kita. Nanti bang Ed anterin." ucap Sofia.

"Gak usah. Lagian rumah gue juga berlawanan arah. Sekalian gue mau mempir ke toko buku dulu."

"Beneran gak akan bareng?" Tanya Sofia, aku mengangguk mantap. "Ya udah kalau gitu kita duluan ya. Hati-hati kalau ada yang jahatin, elo patahin aja tangannya!"

"Siap!!" ku lihat Edgar bergedik ngeri di balik kemudi.

"Napa bang?" tanyaku sedikit membungkuk. Pastilah Edgar masih mengingat kejadian dulu.

"Enggak! hehe. Ya udah kita duluan. Bye, cantik!" mobil pun melaju. Tinggal aku sendirian kini mulai berjalan ke arah halte.

Setengah jam menunggu. Bis belum ada yang lewat, sedangkan angkot selalu penuh. Dan taksi... ah terlalu mahal untuk isi kantongku.

Aku mengecek medsosku, memberi komentar pada beberapa status orang lain. Tersenyum sendiri saat melihat ada yang lucu.

"Lucu ya?" tanya seseorang yang duduk di sampingku.

"Iya." ucapku tanpa menoleh. Aku masih melajukan tanganku pada layar hp.

"Ayo pulang!"

"Ah bis udah dat..." ucapanku terheti saat menoleh ke samping. Entah sejak kapan Devan ada di sampingku.

"Bukan bis. Tapi pakai mobil aku!"

"Enggak. Aku pakai bis saja!" ucapku lalu kembali menekuri hp ku.

Devan mengambil hpku lalu menyimpan di dalam saku jasnya.

"Devan. Kembalikan!" aku menadahkan tangan. Devan memasukkan kembali tangannya ke dalam saku bajunya, tapi bukannya mengambil hpku. Dia hanya berpura-pura! Lalu mengeluarkan tangannya yang kosong dan menggenggam tanganku, kemudian menarik aku ke arah mobilnya berada.

"Dev aku pulang sendiri saja." Aku menarik tanganku hingga terlepas. "Kalau kamu mau hpku silahkan bawa saja." lalu aku berjalan kembali ke halte.

Baru dua langkah aku merasa ada yang menarik tas punggungku sampai aku berjalan mundur.

"Aku bilang aku yang akan antar kamu pulang!" ucap Devan kesal.

"Gak usah! Aku gak mau merepotkan calon kakak iparku!" ucapku dengan penekanan. Aku melepaskan tas ku hingga Devan berdiri mematung dengan memegangi tas di dekat mobilnya.

Aku kembali berjalan ke arah halte.

"Anye! Ayo aku antar kamu pulang!"

Aku tidak peduli. Bisa bahaya kalau aku di antar Devan. Seketika aku menyesal menolak ajakan Sofia dan Edgar tadi!

Ku rasakan tangan kekar Devan melingkar di bahuku, dan sedikit menarikku dengan tenaganya. Aku kesal. Lelaki ini benar-benar keras kepala!

Aku menarik nafas.

Bugh!!

Dengan sekali hentak aku menggerakkan lengan kiriku menyikut perut Devan dengan keras.

"Akhhh!!"

Devan meringis, melepaskan tangannya dari pundakku, setengah membungkuk dan memegangi perutnya sendiri.

"Anye!! Sakit." Lirih Devan. Wajahnya terlihat kesakitan.

"Rasakan!" ucapku lalu mengambil tas yang tersampir di pundaknya.

Bis sudah datang. Aku bersiap berlari, tapi tanganku kembali di cekal Devan. Masih dengan wajah kesakitannya dia menarikku lebih keras sekarang. Hingga berontak pun percuma.

Devan membawaku ke arah mobilnya, membuka pintu dan sedikit mendorongku ke dalam.

"Dev tapi aku..."

"Diam! Atau kamu mau aku cium!!" ucapnya dingin sambil memasangkan seat belt di depan perutku, lalu menutup pintu dan setengah berlari berputar ke depan mobilnya.

Ya ampun kalau begini caranya gimana aku bisa lupain dia?

Devan sudah duduk di kursi kemudi. Lalu menjalankan mobilnya perlahan. Iuhhh menyebalkan! Aku lebih suka jika di bawa kebut-kebutan!

Mobil berhenti di sebuah tempat. Apartemen Devan.

"Kenapa bawa aku kesini? Aku mau pulang!" ucapku, kesal. Devan mendekat, wajah kami hanya berjarak kurang dari sepuluh senti. Dadaku berdebar. Mata kami saling bersinggungan. Devan semakin mendekatkan wajahnya.

Ah tidak! Apa Devan akan...

Klik!

Devan membuka seat belt milikku.

"Turun!" ucapnya lalu menarik dirinya dan keluar dari dalam mobil. Aku menghela nafas lega dan memegangi dadaku, merasakan apakah jantung ini masih ada di tempatnya. Pipiku terasa panas.

Tok. Tok.

Kaca jendela disampingku di ketuk dari luar. Devan bersiap akan mengetuk kembali, aku membuka pintu.

"Ayo masuk sebentar!"

"Ada apa sih? Aku mau pulang!" Devan mengambil tanganku, menutup pintu mobil dengan sedikit kencang lalu menarik tanganku sedikit terburu-buru ke arah lift.

"Aku antar kamu pulang nanti. Tapi ikut dulu sebentar." aku hanya menurut. Menolak keinginan Devan berarti membangunkan macan tidur!

Devan mengeluarkan kartu lalu membuka pintu apartemennya. Kembali menarikku masuk ke dalam menuju ke pantry. Beberapa masakan dan kue terhidang di atas meja. Ada ikan kakap kuah kuning, tahu goreng, sambal, dan juga udang goreng. Di tata sekian rupa hingga terlihat romatis. Tidak lupa satu buah lilin yang baru saja ia nyalakan.

"Ini buat aku dan tunanganku!"

Sakit!

"Kalau cuma mau bilang kayak gitu gak usah bawa aku kesini! Buat apa? Kamu mau pamer?" sarkas ku dengan nada tinggi. Apa-apaan dia bawa aku kesini cuma mau lihatin dia perhatian dengan kak Mel!

Devan menarik kursi dan mendudukanku di sana. Lalu dia juga menarik kursi dan duduk dekat denganku.

"Aku mau makan siang sama kamu!" jujur aku bingung. Tunangannya itu kak Melati!

"Kamu tahu, selama ini yang ada di dalam fikiranku cuma kamu. Tapi kamu selalu tidak peduli sama aku, bahkan tadi pagi kamu sengaja kan. bikin aku cemburu!" Devan mulai mengambil piring dan menyendokan nasi serta ikan dengan kuah kuning, segar kelihatannya.

Jadi tadi pagi Devan hanya pura-pura melihat hpnya?

"Yang aku suka itu kamu Nye! Tapi kamu gak kasih aku kesempatan buat perbaiki hubungan kita. Buka mulut kamu!" Devan menyodorkan satu sendok di depan wajahku. Aku membuka mulutku, enak.

"Semalam aku terpesona saat melihat kamu turun dari tangga. Kamu pakai apapun selalu mempesona, Nye. Kamu sangat cantik!" Devan kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutku yang sudah kosong.

"Kamu tahu. Semalam aku bayangin kamu yang bertunangan sama aku, bertukar cincin sama aku, berdiri di samping aku. Bukan Melati!" Lagi Devan menyuapiku. Dia benar-benar tidak memberiku kesempatan buat berbicara!

"Kalau saja kamu kasih aku kesempatan aku gak akan tunangan sama Melati. Yang aku suka itu kamu Nye! Bukan Melati!" Devan kembali mengangkat sendok yang penuh dengan nasi ke arahku. Aku menahan tangannya, lalu dengan cepat menelan makanan yang masih ada di dalam mulutku. Devan menyimpan sendok ke atas piring, lalu menyodorkan gelas berisi air putih. Aku meminumnya.

"Aku tahu!" ucapku.

"Lalu kenapa kamu nolak aku saat aku akan jujur sama Melati?"

"Aku cuma gak mau kak Mel sampai bunuh diri lagi."

"Itu lagi alasan kamu?" tanya Devan. Sama seperti dua hari kemarin saat kami bertemu dan membahas ini. Devan hanya menggelengkan kepalanya. "Kenapa kamu selalu memikirkan Melati daripada perasaan kamu sendiri?"

"Karena perasaan ku gak penting!" ucapku cuek. Aku berdiri dan mendekat ke arah Devan. Devan tersenyum saat aku membungkuk. Dia memejamkan matanya. Apa dia kira aku akan menciumnya? Aku memasukan tanganku ke dalam jas kerjanya. Tersenyum melihat wajah Devan yang begitu mendamba. Dengan cepat aku mengambil hpku dari dalam saku kemejanya.

"Aku pulang!" ucapku. Lalu berbalik.

"Anye!!" panggilnya. Devan memelukku dari belakang. Tubuhnya bergetar. Dia terisak. Apa Devan menangis?

"Maaf!"

"Maaf!"

"Udah Dev. Salah kalau kita terus seperti ini. Kita jalani hidup kita masing-masing. Oke?" Devan menggeleng.

"Please! Kamu dah bikin kita dalam keadaan sulit Dev! Kamu harusnya sadar, kalau kamu sekarang ada kak Mel. Bukan aku lagi!" Aku melepaskan tangan Devan.

"Lagi pula kamu juga gak bisa nolak keinginan orangtua kamu kan? Mereka juga belum tentu mau terima aku."

"Kita bisa kawin lari Nye!"

Dasar Devan keras kepala!

Aku membalikan tubuhku. Menatap mata Devan yang basah.

"Gak semudah itu Dev! Dan aku gak mau!"

"Aku pulang ya."

"Aku antar."

"Gak usah, aku bisa pulang sendiri. Trimakasih makanannya. Enak." ucapku lalu pergi. Devan terlihat menyusut sudut matanya yang basah.

Aku menunggu taksi, sudah hampir dua puluh menit tapi tak belum ada yang lewat juga.

Mobil Devan berhenti tepat di depanku. Pintu di buka dari dalam.

"Masuk, aku antar pulang."

Aku menggigit bibir bawahku. Ragu dan tidak mau sebenarnya.

"Ayo!" akhirnya aku naik ke dalam mobil Devan.

Sepanjang jalan kami hanya terdiam.

1
Raufaya Raisa Putri
𝗵𝗮𝗱𝗲𝘄𝗵... 𝗻𝗴𝗴 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗴𝘁 𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝘀𝗲𝗸𝗼𝗹𝗮𝗵 𝗸𝗹𝘂𝗮𝗿 𝗸𝗼𝘁𝗮
Rosanti
Luar biasa
Piet Zha
pulang bawa oleh2 buat mama anye dweh
Piet Zha
gokil ah author
Fatih Qolbi
the best
Wati Frindiyadi
sukaaaaa ceritanya....👍👍
gembulers
ya ampuuun..
gembulers
ja....Ngan le ...paaaasska n
gembulers
koplak
gembulers
SM semburan ank diri kok jijik
gembulers
hmmm hepi end
gembulers
mauuuu
gembulers
waoooh... pasien cabul
gembulers
anye kena prank
gembulers
jiaaah...bucin y Nye
gembulers
wealah...mestinya tgn ap kaki si Mak jg di dor donk thor.kok ak gregetan y
gembulers
dooorrr jg
gembulers
hemmm... koplak
gembulers
org ky bodyguard ny sedikit.bkn org yg ahli jg.ach...nggvseru KL lakon udah keok berkali kali
gembulers
hadewh...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!