Andien yang mati dibunuh keluarga suaminya, mendapatkan sistem dan bisa hidup kembali dan berganti nama menjadi Clarissa. Karena terikat dengan sistem, begitu kehidupan sebagai Clarissa usai, dia hidup sebagai Lestari dan menyelesaikan misi yang diberikan kepadanya. Kini jiwa Andien yang sudah menjelajahi dua kehidupan ditahun yang berbeda terdampar di dunia Kultivasi, sebuah kehidupan yang selama hanya dia yakini sebagai dunia dongeng dan khayalan karena hanya muncul di novel dan game online. Berada di tubuh seorang gadis kecil bernama Wu Xia yang memiliki lima akar spiritual dimana didalam dunia Kultivasi dianggap tidak berguna dan aib. Didunia asing ini sekali lagi jiwa Andien diberi tantangan untuk hidup dengan baik dan membungkam mulut semua orang yang selama ini merehkan eksistensi keberadaan Wu Xia dan berusaha untuk menjadi kuat agar bisa membawa seluruh keluarganya naik menuju puncak surgawi dimana para kultivator menuju diakhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PASAR GELAP
Setelah berkeliling cukup lama, ketiganya pun mampir ke restoran untuk makan. Karena kini sekte Guanlan tak lagi miskin, mereka pun bisa makan dengan nyaman meski tak boleh terlalu berlebihan karena hidup bukan untuk hari ini saja.
Hemat tapi tetap bisa memanjakan diri sendiri, siapa yang tidak mau. Kali ini, Wu Xia yang mentraktir mereka, membuat Yun Yilun dan Su Xiao semakin tak enak hati karena gadis kecil itu telah membantu mereka dan sekte Guanlan cukup banyak.
Namun menyadari jika gadis kecil itu kini sudah menjadi bagian dari sekte Guanlan, rasa tak enak hati itu pun lenyap diganti dengan rasa syukur karena memiliki adik junior yang baik hati dan sehebat ini.
“Adik, kira-kira barang apa lagi yang ingin kamu beli. Kamu bisa mencatatnya disini, nanti kakak bantu cari toko mana yang bisa memberikan harga yang baik”, ucap Yun Yillun sambil memberikan sepotong kulit hewan dan batu sihir yang bisa dipergunakan untuk menulis.
Wu Xia yang sudah pernah melihat kitab kultivasi dalam gulungan kulit hewan tak terlalu terkejut ketika Yun Yillun menyodorkan sepotong kulit hewan sebagai media baginya untuk menulis.
Dengan menggunakan informasi pembuatan senjata serta bahan –bahan dari jade slip yang telah dia serap informasinya semalam, Wu Xia pun segera mencatat barang apa saja yang diperlukannya.
Begitu selesai, dia langsung memberikannya kepada Yun Yillun. “Ini semua bahan pendukung yang aku butuhkan”, ucap Wu Xia sambil menyodorkan catatan yang dibuatnya.
Yun Yillun mengambil catatan bahan yang ingin Wu Xia beli. Keningnya berkerut cukup dalam.
“Bahan-bahan ini, Cuma ada 2 yang bisa dibeli dipasar sekarang. Yang lainnya mesti harus ke pasar gelap untuk mendapatkannya”, ucap Yun Yillun.
“Tak apa kak, kita kesana nanti malam. Sekarang kita beli dua macam barang yang ada dulu baru kembali ke sekte”, ucap Wu Xia.
Yun Yillun menganggukkan kepala sebagai respon. Setelah selesai makan, ketiganya segera pergi ke toko yang menjual bahan untuk pembuatan senjata yang Wu Xia butuhkan berdasarkan referensi yang dimiliki oleh Yun Yillun.
Setelah mendapatkan dua barang yang diperlukan, karena tak ada hal yang perlu dibeli, ketiganya segera kembali ke sekte.
Wu Xia cukup senang karena dia sudah memiliki gambaran mengenai usaha apa yang ingin dibukanya nanti di pasar agar sekte Guanlan bisa memiliki pemasukan yang tetap setiap bulannya.
“Aku harap, benda spiritual yang muncul esok hari bisa membantuku memulihkan akar spiritualku yang rusak agar aku bisa berkultivasi dan membantu sekte Guanlan untuk bangkit”, batin Wu Xia berdoa
Malam harinya, Wu Xia dan Yun Yillun pergi ke pasar gelap. Begitu masuk, kedua berjalan lurus dan tiba di sebuah toko kecil yang sangat berbeda dengan toko yang lainnya yang terlihat lebih hidup dengan aktivitas jual beli.
Melihat siapa yang ada di toko, Yun Yillun sedikit terkejut “Tuan Zhao…”,sapanya.
Wu Xia menatap pemuda berjubah biru laut yang menatap kakak seniornya dengan lembut seketika hatinya bersorak gembira.
“Pria ini, Zhao Chen! Putra kedua keluarga Zhao! Penggemar rahasia kakak Yun Yillun! Wah, aku bisa bisa melihat pahlawan menyelamatkan kecantikan!”, teriak Wu Xia heboh.
Untungnya semua teriakan itu hanya ada dalam hati Wu Xia, jika diucapkan betapa malunya Yun Yillun.
“Tuan muda Zhao menyukaiku?! Itu sangat tidak mungkin! Wu Xia kali ini pasti salah!”, batin Yun Yillun menolak.
Dia sangat tahu siapa Zhao Chen dan bagaimana kedudukan keluarganya di kota ini.
Hanya dari latar belakang keluarga saja dia tak masuk kandidat, apalagi sampai disukai, itu jelas tak mungkin.
Yun Yillun menarik nafas dalam-dalam, berusaha tersenyum di wajahnya yang kaku.
“Tuan Zhao, apakah toko ini milikmu? Adik seperguruanku ingin membeli beberapa barang, apakah tokomu memilikinya?”, tanya Yun Yillun sambil menyerahkan catatan yang dibuat oleh Wu Xia ke tangan Zhao Chen.
Setelah menerima daftar bahan dari tangan Yun Yillun, Zhao Chen menyipitkan satu matanya, mengamati Wu Xia dengan ekspresi menyelidik.
“Bahan-bahan ini…kamu punya baja hijau tinta?”, tanya Zhao Chen sambil menatap penasaran ke arah Wu Xia.
Wu Xia sedikit terkejut karena tak menyangka jika Zhao Chen ternyata seorang ahli yang bisa langsung tahu hanya dengan melihat daftar bahan yang dibutuhkannya.
“Benar, aku memilikinya”, jawab Wu Xia jujur.
“Apakah semua bahan ini ada di toko tuan Zhao?”, tanya Wu Xia lagi, kali ini dengan ekspresi penuh harap.
Jika semua bahan ada di toko milik Zhao Chen, mengingat jika pria ini sangat menyukai kakak seperguruannya maka mendapatkan harga murah sangatlah mungkin dan hal itu cukup dinantikan oleh Wu Xia yang benar-benar cermat dalam membelanjakan setiap keping batu spiritual yang dimilikinya karena untuk mendapatkan batu spiritual di dunia asing ini tak mudah dan Wu Xia masih belum menemukan cara yang tepat untuk menghasilkan uang dengan mudah disini.
Sekali lagi Zhao Chen membaca daftar bahan dan berkata, “Semua bahan aku punya, hanya saja tak semuanya ada di toko ini. Kamu masih harus menunggunya sebentar, biar pegawaiku mengambilnya dan membawakannya kemari”.
Mendengar jika semua bahan ada, Wu Xia pun tersenyum cerah. “Tidak apa. Aku bisa menunggu. Berapa total semua harganya?”, tanya Wu Xia lugas
Melihat gadis kecil dihadapannya tak basa-basi, Zhao Chen juga tak lagi sungkan. “Seratus lima puluh ribu”, ucapnya.
Wu Xia terbelalak. “Wow! Zhao Chen ini benar-benar menyukai kakak seperguruan! Harga yang diberikan merupakan harga dasar saja. Dia jelas tak mengambil keuntungan apapun, bahkan biaya penjualan dia juga tak ambil. Benar-benar pahlawan yang menyelamatkan kecantikan. Karena aku adik seperguruan kak Yun Yillun maka aku juga mendapatkan keberuntungan ini”, batin Wu Xia sangat senang.
Dengan cepat Wu Xia segera menyerahkan kantong penyimpanan miliknya yang berisi seratus lima puluh ribu batu kristal.
“Tolong tuan Zhao cek dulu”, ucap Wu Xia.
“Aku percaya padamu”, jawab Zhao Chen dan langsung menyimpan kantong penyimpanan yang Wu Xia berikan tanpa menghitungnya.
“Benar-benar cinta sejati! Bahkan dia memiliki kepercayaan sebesar ini padaku hanya karena aku adalah adik seperguruan kakak Yun Yillun. Oh, so sweet!”
Apa yang Wu Xia ucapkan semakin membuat Yun Yillun semakin malu dan salah tingkah.
Diam-diam dia melirik ke arah Zhao Chen, melihat pria itu tak menunjukkan ekspresi yang aneh, seperti tak mendengar apapun, hati Yun Yillun merasa lega.
“Seperti yang senior Wang katakan, hanya murid sekte Guanlan yang bisa mendengar suara hati Wu Xia”, batinnya bermonolog.
Wu Xia kembali merasakan jika seseorang yang sedari tadi mengikuti nya terus mengawasinya dalam diam.
“Kakak senior Yun berbicara santai saja dengan tuan Zhao. Aku ada urusan sebentar nanti akan kembali lagi kesini. Tak akan lama’, ucap Wu Xia cepat.
Belum juga Yun Yillun memberi reaksi, Wu Xia sudah menghilang dari pandangan mata.
“Kemana anak itu? Kenapa cepat sekali perginya!”, gerutu Yun Yillun pelan.
Zhao Chen yang diberikan kesempatan untuk berduaan dengan Yun Yillun tentu saja sangat senang.
“Nona Yu, mari menunggu didalam. Di luar, sedikit tidak nyaman”, ucap Zhao Chen.
Yun Yillun yang melihat banyak orang yang berlalu-lalang dan para pengunjung pasar gelap semakin ramai pun mengiyakan ajakan Zhao Chen untuk masuk kedalam.
Setidaknya di dalam dia merasa sedikit aman dibandingkan di luar karena para pengunjung pasar gelap ini banyak macamnya dan kejahatan seperti pencurian batu kristal cukup tinggi terjadi disini.