Renata di paksa menikah oleh orang tuanya untuk menggantikan Adik Tirinya. Di mana pria tersebut lumpuh dan hampir seluruh tubuhnya bernanah bersamaan keluar aroma busuk.
Enam bulan kemudian suaminya bisa berjalan, tubuhnya sudah tidak lagi bernanah dan mengeluarkan aroma busuk berkat perawatan Renata.
Keluarga dari pihak suaminya sangat senang akan hal itu namun sebulan kemudian suaminya ingin menikah dengan Adik Tirinya. Renata yang sangat kecewa langsung meminta cerai dan pergi meninggalkan suaminya.
Tanpa sengaja dirinya bertemu dengan seorang pria yang sedang terluka parah. Renata yang memiliki hati baik menolongnya hingga pria tersebut sembuh dan mengajaknya untuk menikah.
Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Renata mau menerima pria tersebut atau kembali ke suaminya di mana suaminya menyesali perbuatannya? Ikuti yuk kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bercerai
Pria tampan tersebut menatap satu persatu dengan tatapan tajam namun ketika melihat Renata tatapannya berubah.
Pria tampan tersebut adalah William sedangkan ke dua pria di samping kanan adalah Asisten Han sedangkan di samping kiri adalah pengacara keluarga Setyawan.
Flash Back On
Ketika William dalam perjalanan menuju ke tempat kediaman Alexander, tiba-tiba segerombolan pria yang tidak di kenal menghadang dirinya.
Hal itu membuat William menghentikan motornya bersamaan segerombolan pria tersebut berjalan ke arah William sambil membawa senjata tajam.
Karena mengejar waktu di tambah segerombolan pria itu pasti ingin membunuhnya membuat William mengeluarkan pistol peredam suara dari balik jasnya.
William langsung turun dari motor lalu menembaki mereka hingga akhirnya mereka mati di tempat. William kemudian kembali naik motor, namun tiba-tiba terdengar suara tembakan membuat William berusaha menghindar agar dirinya tidak terluka.
Namun tembakan tersebut mengenai ban motor milik William, William yang melihat ban motor sport nya terkena tembak sangat kesal karena bannya bocor.
William kemudian mencari keberadaan penembak jitu dengan menggunakan mata elangnya. Hingga William melihat seorang pria berseragam hitam-hitam bersembunyi di balik rimbunan pohon.
William kemudian menembak pria tersebut dan langsung mati seketika. Setelah itu William menghubungi Asisten Han untuk datang menjemput dirinya sekalian membawa pengacara untuk mengurus perceraian Renata dengan suaminya.
Selain itu William meminta Asisten Han untuk membawa beberapa anggota mafia yang memiliki keahlian bela diri.
Hal itu dilakukan karena William ingin membantu Renata untuk bercerai dengan Dian secepat mungkin agar dirinya bisa menikah dengan Renata.
Hal ini dikarenakan ketika William diselamatkan Renata, William berjanji pada dirinya sendiri untuk menikahi Renata dan menyayanginya dengan setulus hati.
Flash Back Of
"Kalian siapa?" Tanya Ibunya Dian sambil menatap mereka bertiga secara bergantian dengan nada satu oktaf.
"Beraninya kalian datang ke tempat kediaman keluarga Alexander dan mencari keributan. Apa kalian bertiga tidak takut mati?" Tanya Veni dengan nada ketus.
"Sstttt.... Diam. Pria yang di samping kanan adalah Asisten Han." Ucap Dian dengan suara pelan.
"Asisten Han, ada apa datang ke sini?" Tanya Dian dengan wajah terkejut.
Hal ini dikarenakan Dian mengenal siapa Asisten Han kecuali William dan pria yang bekerja sebagai pengacara keluarga.
"Sayang, pria itu adalah Tuan Muda William Setyawan." Ucap Diana dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh William.
"Apa?" Tanya mereka dengan serempak dengan wajah terkejut kecuali Renata, Rina dan Rini.
Hal ini dikarenakan sebentar lagi mereka bertiga akan pergi dari rumah kediaman Alexander. Renata sangat senang karena akhirnya dirinya bisa bercerai dengan suaminya yang tidak tahu berterima kasih.
"Justru seharusnya orang yang tidak takut mati adalah kalian karena kalian berani menyakiti ke tiga wanita itu." Ucap William dengan aura membunuh.
"Tuan Muda William pasti sudah salah paham. Ke tiga wanita ini adalah anggota keluarga di kediaman keluarga Alexander. Kami tadi hanya ingin membawa mereka kembali ke rumah kami untuk tinggal di keluarga Alexander." Ucap Ibunya Dian mengubah nada suaranya yang tadi sempat tinggi.
"Jadi maafkan perkataan putri bungsuku yang otaknya sedang bermasalah." Sambung Ibunya Dian.
"Bu, ..." Ucapan Veni terpotong ketika Ibunya menggenggam erat tangannya agar tidak bicara.
"Membawa kami kembali untuk tinggal di keluarga Alexander?" Tanya Renata mengulangi perkataan Ibu Mertuanya.
"Ibu Mertua, Adik Tiriku tidak mengatakan itu tadi karena Aku masih ingat dengan apa yang tadi dikatakan Adik Tiriku. Adik Tiriku jelas-jelas mengancamku dan menangkap kami untuk mengurung kami ke dalam ruang bawah tanah sampai kami mati karena banyak ular berbisa dan binatang berbisa lainnya." Ucap Renata.
"Ibu Mertua, suamiku dan Adik Tiriku mendukung apa yang dikatakan Adik Tiriku. Benar bukan, Ibu Mertua?" Tanya Renata.
"Kamu ..." Ucapan Ibu Mertuanya terpotong oleh William.
"Apa benar yang dikatakan Renata?" Tanya William sambil menahan amarahnya.
"Bahkan jika itu benar memangnya kenapa?" Tanya Veni dengan arogan.
"Kakak Ipar dan dua pelayannya sama-sama melakukan kesalahan. Kakak Ipar tidak setia terhadap suaminya karena bertemu dengan orang luar secara pribadi. Sedangkan kedua pelayan berani memarahi dan menentang majikannya." Sambung Veni.
"Wanita yang tidak menghargai suaminya dan menentang Kepala Keluarga Alexander sudah seharusnya di hukum. Jadi kami mempunyai hak untuk menghukum mereka." Sambung Veni lagi.
"Menghukum kami?" Tanya ulang Renata.
"Aku pergi menemui orang luar secara pribadi bukan menemui kekasihku tetapi menemui pasien yang membutuhkan pengobatan. Apakah kalian sudah lupa kalau Aku seorang dokter? Bukankah kalian selama ini makan dari hasil Aku mengobati pasien?" Tanya Renata lagi.
"Kamu ..." Ucapan mereka terpotong oleh Renata.
"Kalian selalu menuduhku selingkuh padahal jelas-jelas Aku mengobati pasien agar kalian semua bisa makan dan memenuhi semua kebutuhan kalian." Ucap Renata dengan nada tinggi.
"Bahkan tanpa punya rasa malu kalian mendukung suamiku untuk menikah lagi dan menjadikan Aku sebagai wanita simpanan. Kalau seandainya Aku tahu kalian sangat jahat dan kejam, Aku tidak akan mau menikah dengan Dian." Sambung Renata lagi.
"Kamu ..." Ucapan mereka terpotong kembali tapi kali ini bukan Renata melainkan William.
"Aku tidak menyangka kalau kediaman keluarga Alexander seperti ini." Ucap William sambil menggenggam erat ke dua tangannya.
Hal ini dikarenakan dirinya sangat membenci keluarga Alexander yang bersikap semena-mena terhadap Renata. Ingin rasanya William membunuh mereka semua.
"Maaf, untuk apa Tuan Muda William Setyawan datang ke sini?" Tanya Ibunya Dian tanpa mempedulikan perkataan Renata dan William.
"Aku datang kesini untuk memberitahu kalian kalau Ibuku sudah setuju untuk membantu Nona Muda Renata untuk bercerai dengan suaminya dan Aku menyetujuinya untuk membantunya dengan cara menyewa pengacara keluarga milik keluarga Setyawan." Jawab William.
("Aku harus membantu Renata bercerai karena wanita itu sudah menolong nyawaku dan Aku ingin menikahinya jika mereka sudah resmi bercerai." Sambung William yang tidak mungkin mengatakan hal itu ke mereka).
Ibunya Dian, Dian, Veni dan Diana sangat terkejut dengan perkataan William. Ingin rasanya mengusir William dan mengatakan untuk tidak ikut campur namun mereka tidak berani.
"Aku pastikan Nona Muda Renata secepatnya akan bercerai dan tidak memiliki hubungan dengan kediaman Keluarga Alexander. Jadi kalian tidak mempunyai hak untuk menghukumnya lagi." Ucap William dengan nda dingin.
"Renata, ternyata kamu benar-benar ingin bercerai." Ucap Dian dengan wajah sendu karena dirinya tidak ingin bercerai dengan Renata.
"Aku sudah mengatakannya padamu, hanya saja kalian tidak ada yang percaya dengan apa yang Aku katakan." Ucap Renata dengan nada dingin.
Perasaan cinta dan kasih sayang hilang seketika ketika mengetahui kalau suaminya tidak mencintai dirinya. Di tambah suaminya ingin menikah lagi dan menjadikan dirinya sebagai wanita simpanan.
"Ibu Mertua, karena perceraian sudah menjadi kepastian maka hak pengelolaan rumah tangga Aku kembalikan karena tidak nyaman bagiku untuk Aku pegang." Ucap Renata sambil mengeluarkan dua kunci dari dalam tasnya.
"Adapun pesta mewah untuk ulang tahun Nyonya Besar Tua membutuhkan biaya 500 juta. Mohon Ibu Mertua memikirkan cara lain untuk mendapatkan uangnya." Sambung Renata sambil menyerahkan dua kunci ke arah Ibu Mertuanya.
Wajah Ibu Mertuanya terlihat sangat jelek karena hanya bisa menahan amarahnya. Ibu Mertuanya dan sangat terpaksa menerima dua kunci tersebut.
"Awalnya setelah bercerai tidak ingin mengambil semua mas kawinku namun karena tindakan kalian yang menyakitiku. Maka Aku akan mengambil semua emas kawinku dan menuntut uang milikku yang kalian gunakan selama 7 bulan." Ucap Renata sambil menatap mereka satu persatu.
"Semua pengeluaran sudah Aku catat di buku pembukuanku termasuk biaya pengobatan suamiku. Jadi Ibu Mertua harus mengganti semuanya tidak lebih dan tidak kurang." Sambung Renata.
"Kamu ..." Ucapan Ibu Mertuanya terpotong oleh Renata.
"Tuan Muda William Setyawan, di rumah ini masih ada sejumlah mas kawin saat Aku menikah dengan suamiku. Bisakah Aku merepotkan Tuan Muda William Setyawan untuk mengirimkan semua barangku kembali ke keluarga besar Romero?" Tanya Renata sambil menatap ke arah William yang juga menatap dirinya.