NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Pada Kakak Ipar

Jatuh Cinta Pada Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Tukar Pasangan
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: nurliana

Dilahirkan dari pasangan suami istri yang tak pernah menghendakinya, Rafael tumbuh bukan dalam pangkuan kasih orang tuanya, melainkan dalam asuhan Sang Nini yang menjadi satu-satunya pelita hidupnya.
Sementara itu, saudara kembarnya, Rafa, dibesarkan dalam limpahan cinta Bram dan Dina, ayah dan ibu yang menganggapnya sebagai satu-satunya putra sejati.

"Anak kita hanya satu. Walau mereka kembar, darah daging kita hanyalah Rafa," ucap Bram, nada suaranya dingin bagai angin gunung yang membekukan jiwa.

Tujuh belas tahun berlalu, Rafael tetap bernaung di bawah kasih sang nenek. Namun vidhi tak selalu menyulam benang luka di jalannya.

Sejak kanak, Rafael telah terbiasa mangalah dalam setiap perkara, Hingga suatu hari, kabar bak petir datang sang kakak, Rafa, akan menikahi wanita yang ia puja sepenuh hati namun kecelakaan besar terjadi yang mengharuskan Rafael mengantikan posisi sang kakak

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jatuh cinta pada kakak ipar

“Ini sudah satu minggu, Viola. Rafa belum juga kembali. Ponselnya tak bisa dihubungi. Apakah kau tidak khawatir? Tidak ingin melapor pada polisi?”

Aurel bersuara dengan nada cemas. Ia sudah seminggu penuh tinggal di rumah Viola, seolah rumah itu berubah menjadi kos-kosan kecil milik mereka berdua saja.

Viola datang membawa segelas susu dan sepiring sadapan hangat untuk sahabatnya itu. Senyumnya tenang, bahkan terlalu tenang. “Aku tidak tahu ke mana dia pergi. Pesawat yang ia naiki pun aku tidak tahu pasti. Kalau mau melapor ke polisi, bukankah aku harus tahu semua informasi itu terlebih dahulu?” katanya lirih, seakan menolak resah.

Aurel menatap Viola dengan dahi berkerut. “Bagaimana dengan orang tua kalian? Ini tinggal hitungan jam menuju resepsi pernikahanmu. Kau masih setenang ini?”

Viola terus memasukkan barang-barang yang ia perlukan ke dalam tas, bersiap menuju gedung yang telah dihiasi dengan dekorasi indah. Meski baginya, keindahan itu tak seindah impiannya sendiri. “Dia pasti akan datang. Kedua orang tua kami juga sudah tahu. Rafa, kalau sedang bekerja, sangat suka dengan suasana hening. Ia pasti mematikan ponselnya.”

Aurel akhirnya ikut membantu Viola. Rasa khawatir yang sejak awal menggerogoti hatinya, perlahan ia pendam.' Kalau Viola dan keluarganya saja tenang, untuk apa aku sendiri yang panik? ' Guma Aurel, karena sejak tadi, ia sendiri yang khawatir nya terlalu berlebihan,

Pukul delapan pagi. Viola sudah berdiri anggun, mengenakan gaun serba putih. Kain tilai menjuntai di kepalanya, make up tipis menghiasi wajahnya dengan sempurna. Ia tampak seperti pemeran utama dalam panggung kehidupan, siap berjalan menuju takdirnya.

Aurel menatap sahabatnya dengan kagum bercampur jengkel. “Pemeran utama sudah siap, namun pemeran pria masih belum ada kabar. Karena kalian sudah akad, resepsi ini mungkin dianggap sepele oleh Rafa. Tapi tetap saja, Viola… sikapnya tidak benar.”

Belum sempat Viola menjawab, suara MC menggema dari pengeras suara.

“Pengantin pria sudah tiba. Saatnya kita meminta pengantin wanita untuk keluar dan mendampingi sang suami.”

Viola berdiri, merapikan gaunnya. Ia menoleh pada Aurel dan berbisik, “Kau dengar itu? Rafa tidak pernah terlambat dalam acara apa pun.”

Dengan langkah anggun, ia berjalan keluar. Semua mata tertuju padanya. Dan di depan sana, berdirilah Rafa dengan tegap. Viola menatapnya, lalu menggenggam tangannya.

“Kau dari mana saja? Aku sempat mengira kau tidak akan datang,” bisik Viola setelah berdiri di samping suaminya.

Rafa menatap Viola penuh kagum, seolah menatap bulan yang tengah memancarkan sinarnya di malam yang kelam. “Mana mungkin aku tidak datang? Ini adalah hari kita,” ucapnya dengan senyum hangat yang menenangkan.

Resepsi pun berlangsung hingga sore menjelang. Setelah acara, Viola mengganti pakaian. Sementara Rafa masih berbincang dengan beberapa tamu penting.

“Bram, anakmu ini mengajukan berkas pemindahan tugas di bandara. Itu sedang kami proses. Apakah ada masalah di perusahaan lama?” tanya Pak Doni, rekan lama keluarga Arzander.

Rafa tersenyum, mengalihkan tatapan dari Bram ke arah lain. “Tidak ada masalah sama sekali, Pak. Hanya saja aku ingin suasana baru, mencari pengalaman lain.”

Bram mengangguk pelan. “Bagaimana dengan Viola? Apakah ia juga akan pindah tugas? Ayah bisa bantu, kalau kau mau.”

“Tidak perlu. Biarkan Viola tetap di sana. Aku tidak mau dia terlalu lelah. Jarak dari rumah ke bandara saja sudah cukup jauh,” jawab Rafa singkat, namun mantap.

Dina datang menghampiri, menuntun Viola yang sudah selesai berganti pakaian. “Rafa, Viola sudah siap. Pulanglah, kalian pasti lelah.”

Rafa menggenggam tangan istrinya. “Kami pamit pulang untuk beristirahat.” Lalu ia membawa Viola meninggalkan keramaian, sementara Bram, Dina, dan tamu lain masih tenggelam dalam percakapan.

Bram menatap kosong ke arah pintu yang baru saja tertutup. “Apakah ini hanya perasaanku? Rafa tadi tidak memanggilku Ayah.”

...🌻🌻🌻...

Malam hari, di rumah baru, viola dan Rafa,

“Aku akan tidur di kamar sebelah saja,” ucap Rafa tiba-tiba. “Aku takut kau merasa tidak nyaman. Sudah seminggu lebih kau tidur sendirian, bukan?”

Viola tercekat. Sebelum menikah, ia selalu ingin bersamaku, bahkan menolak berpisah walau sekejap. Mengapa hari ini ia justru memilih jarak?, dia yang berdiri didepan ku ini siapa sekarang? apakah dia benar suami ku? Jika dari wajah nya memang benar suami ku, viola berkelahi dengan isi pikiran nya,

Rafa memperhatikan wajah istrinya yang diam. “Kau memikirkan sesuatu?”

Viola berusaha tersenyum tipis. “Tidak… ya, mungkin memang lebih baik pisah kamar. Agar kita sama-sama nyaman, kita perlu beradaptasi dengan suana rumah ini yang baru ”

Rafa mengeluarkan ponsel dari sakunya. “Ini nomor baruku. Tolong jangan berikan pada siapa pun.”

Viola menatap ponsel itu dengan curiga. Ia hapal betul ponsel lama Rafa bahkan goresan kecil di bodinya pun ia ingat. Yang kini dipegang Rafa benar-benar berbeda. “Kau ganti ponsel?”

“Ya. Aku sudah bosan dengan yang lama. Kemarin aku beli yang baru.”

Setiap orang bisa saja bosan dengan barang nya, tapi mana mungkin seorang pengusaha menganti handphone nya hanya karena alasan bosan, ini tidak masuk akal untuk viola yang bekerja sebagai sekretaris Rafa,

' Ini aneh… sangat aneh ' gumam Viola dalam hati.

“Aku masuk dulu. Kau istirahatlah. Jika ada yang ingin kau katakan, masuklah ke kamarku kapan saja,” ujar Rafa, lalu melangkah pergi.

“Baiklah,” jawab Viola singkat, ingin bertanya lebih lanjut pun membuat nya merasa tidak yakin, karena raut wajah Rafa terlihat sangat tidak nyaman dengan suasa saat ini,

...🌻🌻🌻...

Di rumah keluarga Arzander, suana yang dingin sedang menyelimuti

“Kenapa aku merasa Rafa begitu tidak sopan kepada kita, Mas?” ucap Dina pelan.

Bram terdiam sesaat, lalu menghela napas. “Aku juga merasa begitu. Tapi itu memang dia. Semua tentang perusahaan kita ia hafal. Semua klien ia kenal.”

“Tidak, Mas,” Dina menggeleng. “Hanya kepada kita ia bersikap berbeda. Cara dia menatap, cara dia berbicara… seolah sedang menyerang kita pelan-pelan. Bidikannya tepat. Apa mungkin… itu bukan Rafa?” kecurigaan mulai muncul di benak Dina, terhadap anak nya sendiri

Bram menatap istrinya lama, kemudian berkata, “Tidak mungkin. Wajahnya sama persis. Suaranya juga. Mungkin kita hanya terlalu lelah. Sudahlah, tidur saja.”

Mereka masuk ke kamar. Namun hati Dina masih dipenuhi resah. Jika itu benar Rafa, mengapa ia terasa begitu asing? Dan jika bukan… sapa yang sejak tadi berdiri di aula pernikahan?

Jangan lupa beri bintang lima dan komen ya teman-teman

Bersambung...........

Hai teman-teman, yuk bantu like, komen dan masukkan cerita aku kedalam favorit kalian, ini karya pertama aku dalam menulis, mohon bantuan nya ya teman-teman terimakasih.......

1
Verlit Ivana
saya mampir membaca. saran kak, untuk kata asing, dicetak miring untuk pembeda.
tika
lanjut
Kaginobi
Semangat terus nulisnya kak 😁
Elisabeth Ratna Susanti
bener banget kesempatan tidak datang dua kali
Author Sylvia
moga perubahan kamu membawa hasil yang baik buat kamu ya Rafael.
btw aku mampir Thor /Smile/
Elisabeth Ratna Susanti
tinggalkan jejak 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
yulia Liana
seruuuu
gaby
Yah, Rafael Cassanova yg hoby tdr dgn para wanita, aq jd males baca kalo tokoh utama pria Casanova. Ga adil rasanya penjahat kelamin dpt istri yg masih perawan.
gaby
Bahasanya banyak sansekerta atau kaya kata3 bahasa hindu budha ya ka. Dasha Vasha, Vidhi
Hazelnutz
Lanjut thorr
Ceyra Heelshire
semangat up nya
Elisabeth Ratna Susanti
top banget 🥰
mpusspita
mampir juga nihh
Ana
apa yg akan terjadi
Muffin🧚🏻‍♀️
Aku kasih bunga untuk rafael
Muffin🧚🏻‍♀️
Aku mampir kak semangat
Riyanti
Aku mampir 😊
Yin_
Jahaaattt bngt kaliann ya tuhannn anak kalian juga loh si Rafaell
Yin_
Jahatt bngt keluarganyaa, udah mh ditinggal neneknyaa skrg hidup rafael sendiriann😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!