NovelToon NovelToon
GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Pemain Terhebat / Keluarga
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: bungdadan

Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.

Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik, sehingga sekolahnya terbengkalai.

meski demikian, dia seorang yang cerdas. Dia selalu punya sejuta akal untuk menghadapi setiap masalah yang datang.

Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral, menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.

Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri, tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.

Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi, dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.

Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.

Keduanya mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo, Mesir.

Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TITIK TERANG

Tak lama kemudian, Pak Hanan menjawab pertanyaanku ; "Nggih wonten, ada kerabat saya di Jombang, kakak saya tinggal di sana."

Dalam hatiku langsung menangkap ; "Waktu itu zian bilang, pak dhe nya di Jombang. Ini kata pak Hanan kakaknya di Jombang."

"Wah...,klop ini, panggilan pak dhe berarti kan kakak dari bapaknya, apa jangan - jangan ?"

Ku coba perjelas ; "Kerabatnya di Denanyar pak ?"

"iya di Denanyar, kok mas Jul bisa tau ? dan kenapa tiba - tiba nanya itu ?"

Ditanya kenapa oleh pak Hanan, aku bingung seketika, lidah kelu, suara tertahan.

Bingung mencari jawaban. Mata menerawang, penuh dengan beban.

Pertanyaan "kenapa" datang bagai badai yang menerjang tanpa ampun.

Aku terdiam, serasa terurai, tak mampu menjawab dengan cepat.

Namun, ku coba untuk berfikir mencari celah. Lagi-lagi motivator misterius tak kasat mata datang dalam hatiku dan mengatakan ; "Udaah..., ngga usah ragu, langsung aja to the point !"

"Begini pak, hmmm....waktu itu...."

Tanpa pikir panjang lagi, aku beranikan diri untuk bertanya ; "Mohon maaf pak Hanan, sebelumya saya boleh tau nama putri bapak ?"

Tanpa ragu sedikitpun, pak hanan memberi tahu nama putrinya ; "Namanya zian, usianya sekarang 18 tahun."

Yeeeeeah...

Bahagianya hatiku mendengar itu, dalam hati ku berucap ; "Waaah...pertanda ini, Allah sudah atur semuanya, memang nggak ada yang kebetulan di dunia ini."

Aku bersyukur, kabar baik datang menyapa, hati riang penuh sukacita. Bagaikan mentari pagi cerah, sinarnya menyinari seluruh jiwa. 

Semoga kabar baik ini, membawa berkah tak terhingga. Semoga kebahagiaan kan datang segera.

Semua doa telah terjawab, janji Allah takkan sirna.

Alhamdulillah puji tercurah, nikmat Mu sungguh melimpah. Hati yang dulu dilanda gundah, kini ceria tiada tara. 

Syukur ini takkan terhenti, hingga akhir nanti.

Kabar baik ini ku nanti, semoga berkah di setiap hari.

Namun, dalam hatiku masih belum mantap ; "Eits..., tapi nanti dulu, siapa tau itu bukan zian yang ku maksud."

Aku pun bertanya lagi ; "Apakah putri bapak nama lengkapnya Feidrica zianayu pramesti ?"

"Lho kok mas Jul bisa tau ? Iya itu nama anak saya."

Pak Hanan takjub bercampur kagum, kenapa aku bisa tau.

"Iya saya kan orang sakti pak, kadang jadi dukun, bisa menerawang pikiran, he he..., enggak enggak ding..., bercanda pak. Saya pernah bertemu putri bapak, waktu itu kami bertemu di kereta Gaya baru malam. Dia naik dari Jakarta, saya dari Purwokerto."

"Kok bisa kenal ?" ; tanya beliau penasaran.

"Ya kenalan lah pak. Kebetulan posisinya sama seperti posisi bapak, tempat duduknya bersebelahan dengan saya."

"Padahal zian itu susah lho bertemu orang baru, apalagi berkenalan, kamu naksir dia ya?" ; pak hanan dengan tanpa basa-basi menanyakan perasaanku.

"Wah..., gimana jawabnya ini " ; hatiku bingung kembali.

Bagaimana caranya untuk bisa merangkai kata-kata yang pas serta efisien ?

Dalam labirin hati, asa tersembunyi, jalan tak jelas, lidah kaku langkah terhenti. Pikiran berputar, ragu menghantui, antara pilihan kata, hati ini mencari.

Penuh misteri antara asa dan ketakutan diri. Hati bertanya, kemana harus pergi mencari jawaban ?

Gelombang bimbang menerpa jiwa, kekhawatiran menyelimuti, asa mereda.

Biarlah hati merangkak perlahan, menemukan jawaban, dalam keheningan.

Beberapa saat setelah diam, motivator misterius muncul kembali ; "Meski kebingungan menyelimuti jalan, keyakinan diri kan jadi pegangan, jangan takut ! Katakan saja ! ."

Aku memberanikan diri ; "Iya pak, saya suka sama putri bapak, cuma kan kami tidak pernah bertemu lagi dari setahun yang lalu."

Diluar dugaan, aku pikir beliau akan marah. Ternyata Pak Hanan malah tersenyum ; " Kalau kamu serius mencintai anak saya, belajar yang rajin ! ngaji sing mempeng ! selesaikan dulu mondokmu. Setelah tamat, nanti kamu baru boleh temui saya !"

Melihat pak hanan tidak marah, aku menjadi berani sedikit komplain namun tetap menjaga etika ; "Tapi mondok itu kan lama pak ? ngga cukup setahun dua tahun, ntar kalau zian keduluan dilamar orang gimana pak ?"

Menanggapi komplain dariku ,beliau menasihati ku dengan lembut.

"Nak Jul, sampean ini kan masih muda, gunakan masa muda untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. Di usia sampean ini masih produktif, masih gampang untuk menyerap ilmu. Mas Jul tidak perlu khawatir, kalau memang kalian berjodoh, pasti suatu saat bisa bersatu."

"Asal sampean tau mas Jul, suatu saat akan lebih besar penyesalan sampean ndak tamat mondok dari pada penyesalan ndak nikah sama zian."

"Suatu saat, ndak akan ada yang sampean sesali di hidup ini kecuali ndak tamat mondok !"

"Wis...ta, percoyo aku !"

Aku pun mengangguk-anggukan kepala dan merenungkan apa yang dikatakan pak Hanan.

Dari hati yang tampak tulus, nasihat terucap dan terurai. Jalan hidup terbentang, penuh liku dan duri. Nasihat jadi penuntun di setiap langkah diri.

Janganlah terlena, duniawi yang fana. Ingatlah akhirat, tempat kembali yang abadi.

Tundukkan kepala, pada Yang Maha Kuasa. Nasihat jadi bekal, di dunia dan akhirat nanti. 

Nasihat jadi lentera di kala gulita. Membimbing jiwa, menuju cahaya bahagia.

Dunia hanya titipan semata. Nasihat jadi pengingat, agar tak terlena. Hidup ini singkat, gunakan untuk berbuat nyata. 

Terimalah nasihat, dengan lapang dada. Jadikan cermin diri yang kan berubah. Nasihat jadi guru, dalam meniti asa, membentuk jiwa, menjadi manusia utama.

Perkataan pak Hanan menjadi renungan dalam jiwaku.

Dalam meniti hidup, penuh hikmah dan pelajaran. Amalkan nasihat dalam setiap tindakan, agar hidup bahagia di dunia dan akhirat kelak.

Beliau memintaku supaya jangan menemuinya sebelum aku selesai mondok sampai tamat.

"Saya boleh minta alamat lengkapnya pak ?" ; dengan jurus muka memelas kucoba merayu beliau agar memberi tahu alamatnya.

Namun, beliau belum mau menunjukkan alamat lengkapnya.

"Saya kan sudah bilang tadi nak Jul..., selesaikan dulu mondok mu ! Saya tidak akan ngasih alamat sekarang. Nanti Allah yang akan mempertemukan kita. Kamu yakin 100 persen kan dengan kuasa Allah ?"

Aku terdiam.

"Mosok santri nggak yakin ?"

Aku tetap terdiam.

"Alam semesta dan seisinya ini milik Allah nak Jul..., kamu serahkan saja pada yang punya, tenanglah ! Fokus dulu ngajimu, kalau saya beritahu sekarang, ntar sampean jadi tidak fokus ngaji !"

Aku masih terdiam merenung.

Bersama renunganku, roda kereta terus berputar, waktu terus berjalan, tak terasa kereta telah tiba di stasiun klaten.

Suara Announcer sudah terdengar, memperingatkan para penumpang yang turun, agar memeriksa barang bawaan untuk dipastikan tidak ada yang tertinggal.

Pak Hanan mengemasi barangnya dan bersiap-siap untuk turun.

Sebelum turun dari kereta, beliau memberiku semangat lagi ; "Jangan khawatir nak Jul..., yakinlah ! Allah yang akan mempertemukan kita lagi nanti, belajar yang rajin ya ! Bapak turun dulu."

"Aaamiiin" ; hanya itu kata yang mampu ku ucapkan.

Aku bersalaman dan mencium tangan beliau, kemudian ku angkat dan ku bawakan kardus bawaannya sampai turun dari kereta.

Turun dari kereta, aku masih belum puas ingin bertanya pada beliau ; "Tapi bapak merestuinya kan ?"

Beliau sedikit tertawa ; " ha ha, yo gak ruh, lihat nanti zian nya mau opo gak sama kamu. Yang kedua, nanti kamu tamat apa nggak mondok nya..., wis ta...! pokoknya sampean yakin saja sama Allah, ingat ! Fokus fokus dan fokus !"

Aku cuma bisa menggaruk-garuk kepala dan manggut-manggut ; "Nggih nggih, siap pak."

"Matur suwon iki wis di gawa' ke mudun, saya duluan ya nak Jul."

"Monggo-monggo pak" ; aku bersalaman, lalu kembali mencium tangan beliau.

Sebelum pergi, pak Hanan merogoh tasnya dan mengeluarkan satu bungkus rokok ; "Iki nggo sangu sampean nyang sepur !"

Aku berpura-pura menolaknya, yaah... biasa..., basa-basi dong.. ; "Halah... mboten usah repot pak..., matur suwun."

Pak Hanan tetap memaksa dan memasukkan rokoknya kedalam saku bajuku.

"Halah..., gak usah nolak, gowonen iki ! Aku ruh kahanane santri. Wong biyen aku yo santri, yo wis Assalaamu 'alaikum !"

"He he..., njenengan tau saja pak, nggih nggih... matur suwun sanget pak, wa'alaikum salam !"

Beliau berlalu pergi dengan menggendong tas dan menjinjing dua kardus di kanan kiri tangannya.

Aku kembali naik kereta, perjalanan dilanjutkan.

1
Septi Utami
sudah mulai berdamai dengan diri sendiri ya, jul?
Avalee
Jadi inget temen kuliahku org purbalingga, ngapak jg kaya bang jul, mana orgnya suka ngelawak 🤣🤣
Mouzza Abirama
Pas dia nengok ternyata yang manggil bapak-bapak yang tadi ketumpahan kuah pop mie wkkwk
Mouzza Abirama
Jangan ditiru ya dek wkwk
Aquarius97 🕊️
Ya...jangan pernah membeda-bedakan seorang teman,, kita memang seharusnya berbaur, tapi ya itu kita harus bisa Milah Milah... ikuti sisi positif dan jauhi yg negatiff
Aquarius97 🕊️
wkwkwk emang gitu di desa tuhhh... setiap ada yg pulang pasti dibuat banyolan... contoh pulang dari jakarta pasti di panggilnya "wah artis ibukota nihhh" /Facepalm/
Aquarius97 🕊️
wkwkwk sabar Jul... namanya juga cewek, paling susah melupakan sesuatu
Septi Utami
izin koreksi ya kak, penempatan tanda baca koma harusnya tanpa spasi dengan kata "bersedih" dan ada spasi dengan kata "hadapi"🙏🏼
Jemiiima__
ga usah repot² mas banyakan dikit ya tp 😂
Pray
jangankan masalah ginian, tetangga punya motor baru pun digibahin😂
Jemiiima__
betul duniawi hanya sementara
Jemiiima__
semangat bang jul 🤟🏻
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
Alhamdulillah ada kemajuan,
Annisa Chairil
Mulai Gedek ni Si Julang
Lonafx
Sementara di kasih sangu rokok dlu Jul, nanti baru di kasih sangu restu🤭
Anyelir
masakan ibu emang paling juara. sejauh apapun kita pasti kangen sama masakan rumah yang tiada tanding.
tempe penyet lebih maknyus dibandingkan ayam saat berada di rumah
Pandandut
kok rahma genit sihh
Pandandut
jul jul kamu yaa
drpiupou
Jul Jul, ngotot banget sih. ibu nomor 1 Jul. ilmu pesantren atau dunia yg lain. bisa menunggu. tpi kesempatan buat nengok dan ngerawat ibu nggak bisa menunggu
drpiupou
astaghfirullah! julkipli
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!