[ Peringatan adegan ++]
Menceritakan seorang pemuda berusia 20 tahunan, dia bernama Alvin Adriansyah yang memiliki cerita dan ujian yang sangat berat, karena dia yang diusir oleh Ayah kandung nya sendiri karena suatu alasan, sampai dia memutuskan untuk pergi ke keluar kota untuk melanjuti kehidupannya, namun hari sial nya masih belum hilang, disaat dia sudah berada di kota Bandung dia ditabrak oleh seorang wanita, membuat wanita itu langsung bertanggung jawab kepada Alvin, namun di saat itu kesalah pahaman terjadi di antara mereka, membuat mereka langsung dinikahkan di hari itu juga, membuat wanita berhati dingin yang menolong nya sangat marah dan benci kepada Alvin sampai-sampai memperlakukan suaminya itu dengan seenaknya....
Bagaimanakah keselanjutan cerita di antara mereka?.
Apakah Alvin bisa bersabar dari setiap hinaan yang dilontarkan oleh istrinya itu?.
Apakah Alvin juga bisa mempertahankan pernikahan mereka dan meluluhkan hati dingin istrinya itu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon satria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Siang harinya, disaat jam istirahat, David yang sedang duduk di pojokan, kini sedang didekati oleh kedua lelaki yang ada di kelasnya.
Mereka berdua datang dengan berpakaian yang tidak rapih, seragam yang dikeluarkan serta wajah yang terlihat seperti anak berandalan.
"Hei, anak baru," ucap pria tersebut berjalan mendekati ke arah David dengan kedua tangannya yang dia masukkan ke saku celananya.
Mendengar mereka memanggilnya, David pun langsung menengok ke arah mereka dengan wajah yang pucat serta keringat dingin yang mulai bercucuran.
Dia sepertinya sudah menduga kalau dia akan bernasib seperti dulu, kala dia selalu menjadi pesuruh kala jam istirahat sekolah sudah tiba.
'Sudah ku duga, pasti akan seperti ini lagi...' batin David kala dia mengingat dirinya kala dia di Bully dulu, saat dirinya dipukul karena salah membeli makanan buat mereka.
Kala salah satu orang yang mendekatnya mulai menepuk pundaknya, tiba-tiba...
"Hei!, aku Ridho, kau belum terbiasa di sini, kan?, ayo kita pergi ke kantin bersama-sama," ucap Ridho sembari tersenyum kepada David.
Pria yang ada dibelakangnya pun melambaikan tangannya ke arah David dengan senyuman lebar nya kepada David.
"Ayo kita pergi ke kantin sama-sama, kita juga akan sekalian mengajakmu berkeliling di sekolah ini," ucap kembali Ridho mengajak David dengan tangannya yang masih merangkul pundaknya David.
David yang diperlukan ramah seperti itu, membuat dirinya sedikit kaget dan tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi kepadanya hari ini.
"Eh?, B-baik..." ujar David dengan gugup dan menerima ajakan dari mereka.
Akhirnya mereka pun kini mulai melangkahkan kakinya menuju luar kelas, mereka terlebih dahulu mengajak David ke arah kantin untuk membeli makanan dan minuman, setelah itu barulah mereka mengajak David untuk berkeliling di area sekolah baru nya ini.
*****
Setelah mengajak David berkeliling di area sekolah, mereka pun kini sedang berada di taman belakang sekolah untuk sekadar beristirahat dan juga mengobrol santai.
Selama David berjalan bersama mereka, David tidak ada henti-hentinya dibuat kaget oleh teman baru di kelasnya itu, alih-alih dia mendapatkan perlakuan yang sama seperti sekolah yang lama, Tapi disini David malah diperlakukan ramah oleh mereka, membuat David merasa senang, karena akhirnya takdir serta nasibnya yang buruk dulu, kini bisa menjadi lebih baik.
'Ini pertama kalinya...aku pergi ke kantin dengan seorang teman...' batin David meminum jus kemasan sembari dirinya melirik ke arah beberapa siswa yang ada di taman itu.
"David!, bagaimana menurutmu? kau pasti belum pernah melihat alis setebal ini, kan?" ucap Ridho sembari menunjuk alis ke arah orang yang ada di sampingnya yang sejak tadi sudah ikut dan menemani dirinya juga untuk berkeliling.
Orang tersebut bernama Herman, orang itu memang memiliki wajah yang unik serta lucu, karena dia memiliki alis yang lumayan tebal.
"Eh?.....Ehmm," sahut David sembari melirik ke arah Herman yang sedang menutupi kedua alis tebalnya itu.
"Bukankah itu menjelaskan, kenapa pacarnya bisa putus dengannya?,Hahaha..." canda Ridho, membuat David benar-benar tidak menduga, dengan pertanyaan random dari temannya itu.
"A-aku rasa itu sedikit keren..."puji David, sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Wahh!, David, apa kau yakin matamu itu baik-baik saja?"
"Sialan kau!, cemasi saja wajahmu sendiri!" potong Herman sedikit ngegas karena saking malu dengan alisnya itu.
Sedangkan David, dia hanya tersenyum melihat perdebatan mereka yang penuh absurd itu,meninggalkan mereka sembari melihat suasana sekolah barunya itu yang sangat damai, berbeda jauh sekali dengan sekolah nya yang dulu.
'Ada apa sebenarnya dengan sekolah ini..?, semua orang terlihat sangat bahagia....mungkin aku juga bisa...' batin David.
Bruk!.
David yang sedang asik melihat ke arah sekitar, tiba-tiba saja dia tidak sengaja menabrak seseorang saat dia sedang meminum jus-nya.
"Eh?!"
"Ah... Ya ampun...aku ketumpahan," ucap orang tersebut yang berbadan besar kekar serta rambutnya yang lumayan panjang.
Melihat orang tersebut ditambah dirinya melihat orang yang ditabraknya kena tumpahan jus nya di area telapak tangan serta pergelangan tangan yang ada di seragamnya, membuat David sangat kaget, takut serta panik.
"M-maaf!, A-aku akan memberimu uang untuk mencucinya! Da-datanglah nanti ke kelas 1," ucap David yang sangat panik dan cemas dan itu terlihat sangat jelas dari raut wajahnya.
Namun, alih-alih dia mendapatkan penyerangan atau perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang tersebut, orang tersebut malah menepuk pundak David, membuat David tersentak kaget dibuat olehnya.
"Tidak apa-apa, tapi aku hargai tawarannya," ucap orang tersebut sembari tersenyum kepada David.
Setelah itu, dia langsung pergi begitu saja dari hadapan David, membuat David hanya bisa melihat kepergian orang tersebut, dengan matanya yang membulat saking kaget dan tidak percaya atas apa yang sudah terjadi.
Padahal awal-awal nya, orang tersebut sudah memberikan wajah yang sangat menyeramkan kepada David, Namun, responnya itu malah membuat David sangat kaget dan sedikit senang.
'Di-dia orang baik...apakah mungkin aku bisa hidup normal di sini?' batin David yang langsung tersenyum senang, karena sepertinya dia sudah mendapatkan cahaya yang selama ini sudah dia cari-cari di sekolah barunya itu.
🖤🖤🖤🖤🖤
Sore harinya, akhirnya jam pelajaran pun sudah berakhir dan para siswa pun kini sudah bisa pulang ke rumah mereka masing-masing dengan raut wajah mereka yang sangat senang, termasuk dengan David juga.
Di saat David sedang membereskan barang-barangnya ke dalam tas, tiba-tiba saja Ridho kini muncul di hadapannya.
"David, apa kau ada rencana hari ini?" tanya Ridho, memberikan senyuman tipis kepada David, sangat mencurigakan, namun, David tidak menyadarinya sama sekali dan masih bisa bersikap positif kepada temannya itu.
"R-rencana?, tidak," jawab David jujur.
"Hehe... Bagus, kalau begitu, apa kau mau pergi ke suatu tempat bersama ku?" tanya kembali David.
"Ah, B-baik..." ucap David sedikit gugup dan takut.
Sebenarnya dia sangat takut dengan ajakan dari Ridho tersebut, namun, dia juga tidak bisa menolak permintaannya apalagi di saat dirinya melihat langsung ke wajahnya yang terlihat sangat menyeramkan, mata yang kosong, senyuman tipis serta wajahnya yang datar itu, seolah-olah telah memerintahkan dirinya untuk menerima ajakannya tanpa adanya penolakan sama sekali dari dirinya, jadi mau tidak mau dia harus ikut bersamanya, meskipun dia tidak tau akan dibawa kemana dirinya oleh teman barunya tersebut.
TO BE CONTINUE.
