NovelToon NovelToon
Cinta Pada Pandangan Pertama

Cinta Pada Pandangan Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hani Syahada

Kalandra merupakan siswa pintar di sekolah dia selalu datang tepat waktu, Kalandra bertekad untuk selalu membahagiakan ibunya yang selama ini sendiri menghidupinya. Kalandara ingin memiliki istri yang sifatnya sama seperti ibunya dan setelah dia berkata seperti itu, ternyata semesta mendengar doanya Kalandra bertemu seorang gadis cantik ketika dia membaca buku di perpustakaan. Kalandra terpesona oleh gadis itu yang belakangan di ketahui bernama Aretha. Apakah Aretha juga punya perasaan yang sama seperti Yang Kalandra rasakan. Jangan lupa selalu tunggu cerita menarik dari Kalandra dan Aretha ya...!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani Syahada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15 CPPP

Namun, apakah aku benar-benar akan berbicara besok sama ibu tentang hal ini, apa aku sudah yakin untuk membicarakannya, karena tidak tahu kenapa saat aku membayangkannya, membuatku menjadi sedih.

Di sepanjang perjalanan aku hanya sibuk memikirkan hal ini, karena menurutku terlalu banyak hal yang belum aku ketahui dan tanpa aku sadari ternyata aku sudah sampai rumah itu berarti dari tadi aku hanya melamun.

Untungnya aku tidak menabrak batu lagi kayak tadi, tapi mungkin saja aku menabrak batu karena kaget Retha tiba-tiba memelukku erat-erat, tapi kalau kejadian tadi boleh di ulang juga tidak apa-apa, aku sangat senang menjalaninya, kenapa aku tiba-tiba berpikir seperti itu, nanti kalau ibuku sampai tahu bisa diceramahi aku.

Dan ngomong-ngomong soal ibuku, aku baru sadar kalau ibu sudah menungguku di depan pintu, semoga ibu tidak bertanya hal yang aneh-aneh karena aku bingung nanti menjawabnya.

“Nak, kamu sudah antarkan Retha sampai ke rumah neneknya? Tanya ibuku penasaran sambil masuk ke dalam rumah.

Aku tidak tahu maksud ibu apa karena ibu yang menyuruhku untuk mengantarkannya, lantas kenapa ibu bertanya kembali seolah-olah ada hal yang ingin ibu ketahui, selama aku di rumah nenek Retha.

Apa itu cuma perasaanku saja, mungkin ibu hanya sekedar basa-basi dan dia bertanya seperti itu karena ingin mengawasi ku, apa aku benar-benar mengantarkan Retha sampai rumah dengan selamat, tapi apa mungkin maksud ibu bukan tentang itu.

“Maksud ibu, apa ya... bukannya ibu yang menyuruhku untuk mengantarkan Retha pulang! Tentu aku antarkan sampai rumahnya bu! Mana mungkin aku cuma antar sampai pintu desa!” ucapku yang kemudian meletakan jaket dan helm du ruang tamu.

Aku tidak mengerti apa yang ingin ibu coba tanyakan kepadaku, karena ketika aku melihat ibu dari dekat, sorot matanya seperti tersimpan kesedihan yang mendalam.

Apa mungkin ini berhubungan dengan ayahku atau ibuku hanya ingin mengenang kenangan lama di rumah nenek Retha, tapi nenek Retha bilang kalau ibuku suka sekali makan terang bulan buatannya dan rumahnya sudah menjadi rumah kedua baginya.

Lantas hal apa yang membuat ibuku sedih, atau jangan-jangan nenek Retha tahu sesuatu tentang ibuku dan dia tidak ingin berbicara sama aku, apalagi nenek Retha sudah mengenaliku sejak pertama kali aku datang, tapi aku tidak boleh berpikir yang aneh-aneh tentang ini.

“Maksud ibu, apa nenek Retha memberi tahu hal lain nak? Ucap ibuku dengan mata yang berkaca-kaca seolah-olah aku tidak boleh tahu hal lain selain mengantarkan Aretha.

“Nenek Retha, bilang kepadaku kalau ibu dulu sering ke sana bersama Ayah Retha, Nenek Retha juga bilang kalau ibu suka sekali terang bulan buatannya dan menjadikan rumahnya sebagai tempat ke dua untuk ibu!

"Tapi bu, bukanya ibu tidak suka makanan manis, tapi kok! Kata nenek Retha ibu suka! Ucapku penasaran sambil terus menatap ibu yang dari tadi menghindari kontak mata denganku.

Aku sebenarnya bingung dengan tingkah ibu, yang tiba-tiba berubah setelah aku mengantarkan Aretha pulang, padahal tadi ibu sangat cerewet dan banyak bicara tapi sekarang aku merasa ibu menghindari pembicaraan ini, apalagi ketika aku membahas tentang terang bulan, ibu seolah-olah tidak mau mendengarnya.

“Itu sudah masa lalu nak, dan sekarang ibu tidak suka lagi makanan manis! Ibu memang suka ke sana karena ibu Retha adalah teman ibu! Tapi yang ibu maksud di sini bukan itu, ibu ingin tahu apa nenek Retha memberitahukan hal lain selain itu? Ujar ibu yang kelihatan sangat marah padaku.

Padahal aku hanya menjawab apa yang aku dengar, namun sepertinya ada hal lain yang ibu sembunyikan.

“Maksud ibu hal lain apa ya.. Andra, tidak mengerti! Andra, cuma di kasih tahu itu saja bu, tidak ada hal lain! Lagian kenapa ibu marah sama Andra! Apa ada rahasia antara ibu dan neneknya Retha! Ucapku sedikit kesal karena ibu mempertanyakan hal lain yang tidak aku mengerti.

Jika memang ada hal lain, kenapa ibu tidak cerita sama aku, apa mungkin ibu menganggap aku masih kecil, sehingga tidak percaya sama aku.

“Maaf nak, ibu tadi terbawa suasana! Maaf ya.. nak, sudah bikin kamu bingung, suatu saat ibu akan ceritakan sama kamu!” ujar ibuku sambil memegang tanganku untuk meminta maaf karena tiba-tiba marah sama aku.

Aku tidak tahu masalah apa yang menimpa ibu, sehingga reaksinya sebesar ini, namun apa pun yang terjadi aku akan selalu di sampingnya, dari perkataan ibuku tadi sepertinya aku harus menunggu waktu yang tepat, untuk bertanya soal ayah karena sepertinya banyak masalah yang ibu pendam. Aku tidak boleh egois begini, aku harus mulai mengerti ibuku.

“Kalau begitu Andra, ke kamar dulu ya.. bu! Andra, akan tunggu ibu sampai ibu siap bicara dengan Andra, tentang masalah ibu! Andra, selalu memaafkan ibu kok! Jadi jangan minta maaf sama Andra ya.. bu, karena ibu tidak salah!” ujarku yang kemudian memeluk ibuku erat-erat sebelum masuk ke kamar.

“Iya Nak, terima kasih ya... Kamu sudah mau mengerti tentang kondisi ibu! Oh.. iya.. Nak, tadi ibu melihat ada bunga mawar merah di depan pintu, itu bungamu kah? Tanya ibuku dengan penasaran karena aku paling tidak suka bunga.

Dan aku baru ingat, kalau bunga itu adalah bunga mawar yang aku beli tadi di danau Bara-bara, kenapa bisa aku lupa tadi memberikan mawar itu, apa besok saja aku antarkan bunganya.

“Iya bu, itu memang bungaku yang mau aku berikan ke Retha! tapi aku lupa tadi memberikannya! Ucapku dengan pura-pura mengeluarkan buku-buku yang ada di tasku, agar tidak ketahuan ibu kalau pipiku tiba-tiba merah.

“Oalah untuk Retha ternyata, ibu kira kamu mau nanam bunga, tapi tumben anak ibu rajin, ternyata bunga itu untuk Retha bagus-bagus! Ucap ibuku yang kembali dengan senyum manis tapi sambil meledek aku.

Melihat senyum ibu kembali membuat hatiku menjadi senang, serasa keluar dari ruangan gelap menuju cahaya terang, aku tidak tahu kenapa setiap hal yang berkaitan dengan Retha ibuku pasti akan bahagia berkali lipat, meskipun itu hal kecil seperti saat ini, ketika aku membelikan bunga mawar untuk Retha reaksi ibuku yang awalnya kesal dan marah tiba-tiba berubah seketika, seperti habis memenangkan undian. Aku merasa kalau memang Retha lah yang membawa dampak positif untuk ibuku.

Dan seperti biasa, kalau sudah berkaitan dengan Retha, ibuku pasti melupakan aku, sepertinya aku benar-benar anak kandung rasa tiri karena semua hal tentang Retha ibuku pasti menjadi orang nomor satu untuknya.

“Kenapa ibu tiba-tiba senyam-senyum ketika aku bilang bunga ini untuk Retha, apa ibu mau jadikan Retha menantu! Ujarku dengan hati yang berdebar padahal aku sudah tahu jawabnya tapi tetap saja aku bertanya.

“Iya tentu dong.. masak gadis cantik kayak Retha tidak di ambil jadi mantu, rugi dong ibu! Makanya kamu itu langsung bilang jangan lama-lama, kasihan nanti Retha menunggu kamu! Sindir ibuku sambil melirik aku dengan bibir manyunnya.

Sepertinya memang aku salah bertanya ini, karena tetap saja kena semprot sama ibu, lebih baik aku cepat-cepat ke kamar saja, dari pada omelan ibu makin panjang kayak kereta.

“Ya.. sudah bu, Andra, ke kamar dulu ya..! Ucapku sambil mengambil helm dan jaket.

1
mampir say~ AGREEMENT
Semangat kakk ... ditunggu yahhh
mampir say~ AGREEMENT
wahh pake pov satuu
Seven sweet
seru banget
HANDER
semangat tor, ditunggu bab selanjutnya
Seven sweet: Terima kasih thor, kamu juga semangat ya... di tunggu juga bab selanjutnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!