Dewina gadis dari keluarga biasa memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar , sampai tetangganya bahkan orang lain melihatnya aneh , dengan kemampuannya ia bisa merasakan apa yang orang lain raskan , dan Ia bisa merasakan kehadiran makhluk astral meskipun tidak bisa melihat makhluk tersebut .
Kedua orang tuanya berpisah karena takdir ,ayahnya meninggal ketika Dewina sekolah menengah pertama .
Bagaimana Dewina menjalani kehidupannya yang tidak biasa ,mampukah ia melewati itu semua ?
Ikuti kisahnya dan beri tanggapan kalian dikomentar , terimakasih .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keempatbelas Kedatangan Tamu
Semua orang di rumah Lastri pulang semua , kini rumah kembali sepi karena tidak ada perubahan pada Dewina . Lastri mengajak Deliana makan ,namun tidak mau . Deliana memikirkan nasib Dewina yang masih berada di alam lain tidak nafsu makan .
Pagi itu Lastri pergi ke rumah Pak Ustadz meminta pertolongan lagi tapi di tolak karena pak Ustadz akan pergi ke acara pernikahan anaknya yang ada di luar kota . Akhirnya Lastri pulang dengan kecewa , Deliana melihat ibunya merasa kasihan , "Bu , kita berdoa sendiri saja meminta petunjuk sama allah swt ," ucap Deliana .
Lastri merasa hatinya adem mendengar perkataan Deliana lalu ia mengambil air wudhu lalu berdoa di samping tempat tidur Dewina bersama Deliana . " Ibu makanlah dulu hari sudah siang ," ucap Deliana . "Kamu juga belum makan sejak pagi ," sahut Lastri melihat Deliana tampak kusut .
"Kalau begitu ayo kita makan bersama ," ajak Deliana beranjak pergi ke ruang makan , lalu mereka makan . Pintu depan di ketuk seseorang , Lastri pergi ke ruang tamu membuka pintu . "Selamat siang bu , Deliana ada ?" tanya pria bertubuh tegap berdiri di depan pintu tersenyum kepada Lastri .
"Kamu siapa ?" tanya Lastri karena ia tidak mau menerima tamu sembarangan karena anaknya ada yang sedang sakit . "Saya kekasih Deliana ,bu nama saya Aji Darmawan ," ucap pria tersebut . Lastri melihat pria itu dari atas sampai bawah dengan teliti siapa tahu bukan manusia .
"Siapa bu ?" tanya Deliana datang menemui ibunya karena lama menerima tamu . Deliana terkejut melihat tamu yang sedang berbicara dengan ibunya kemudian mengajak masuk , Lastri melihat Deliana begitu akrab mengikuti saja .
Mereka duduk di ruang tamu , " Kenapa kamu kemari ?"tanya Deliana ." Kamu pulang tidak memberitahuku , aku samperin aja ," jawab Aji . Lastri pergi ke dapur membuatkan minum untuk tamu lalu memberikannya . "Ngobrol dulu ibu mau menemani adikmu ," ucap Lastri diangguki Deliana .
"Ada apa dengan adikmu ?" tanya Aji ingin tahu . "Adikku belum sadar dari pingsan sejak kemaren malam ," jawab Deliana sedih . Aji mengerutkan dahi semakin penasaran ."Apa yang terjadi sebelumnya ?"tanya Aji menatap Deliana dengan serius .
"Kejadian sebenarnya aku kurang tahu tapi mendengar cerita dari ibu kata ibu melihat Dewina pulang kerja tidur di kursi teras ,begitu sadar Dewina seperti orang linglung ,tapi waktu tengah malam ibu mendengar Dewina teriak lalu berhenti berteriak justru wajah Dewina berubah pucat bibirnya mengeluarkan darah ," jawab Deliana.
Aji merasakan sesuatu yang tidak wajar di rumah Deliana , ia melihat sosok hitam berdiri di dekat pintu masuk kamar Dewina menatapnya sambil menjulurkan lidah . Aji membaca doa dalam hati makhluk tersebut menghilang dengan cepat .
"Maaf aku tidak bermaksud lancang aku hanya ingin melihat kondisi adikmu , apakah boleh ?" tanya Aji melihat Deliana yang sedang memperhatikannya . " Boleh , ayo ,"ajak Deliana berjalan masuk ke kamar Dewina.
Aji melihat Wajah Dewina sangat pucat mendekat dan memegang telapak tangan Dewina lalu ia membacakan doa untuk melihat apa yang terjadi dengan Dewina .
Deliana melihat Aji merasa curiga selama kenal dengan Aji , ia tidak pernah melihat sisi lain dari kekasihnya itu apalagi bisa menerawang alam ghaib , Deliana nampak serius melihat Aji tidak bisa berbuat apapun hanya berdoa saja .
Aji masuk ke dalam alam mimpi Dewina dan melihat Dewina sedang berdebat dengan makhluk seram .