NovelToon NovelToon
Asmara Jajar Genjang

Asmara Jajar Genjang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:4.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rha Setia

Kisah cinta rumit terjalin di antara empat bersaudara, seorang wanita hadir menjadi rebutan.

Dialah Art Tara Biancasandra, seorang wanita cantik yang memiliki nasib buruk semenjak memiliki ibu tiri. Nasibnya berubah setelah mengenal seorang pria kaya yang memanfaatkan dirinya. Dari sanalah ia mendapatkan kisah asmaranya yang rumit, segala keluh kesah kehidupan di dapatinya mulai dari hal baik hingga hal buruk.

Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Apakah ia mampu menghadapi asmara jajar genjang itu?

Tidak ada permasalahan yang tidak mendapatkan jalan keluarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AJG 14

"Apa syaratnya?" Tanya Vara menimang dalam lamunannya hingga tanpa di sadarinya ia menghisap rokok itu yang terdapat bekas jejak bibir sang pria di sana.

Sammuel belum yakin dengan tawaran yang akan diungkapnya, ia menghela napas dalam sebelum mengucap katanya. Gelagat itu membuat Vara jadi penasaran dan menunggu-nunggu apa yang akan ia utarakan.

Dan..

“Jadi cewe gue!" seru Sammuel tegas, enggan mendapat penolakannya.

Vara membisu, ia terperangah begitu hebatnya mendengar ucapan penawaran yang dirasanya tidak masuk akal itu. Apa ia tak salah dengar? Apa pria itu tak salah bicara? Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa semua tiba-tiba saja menjadi seperti ini?

Vara tak tahu dan tak dapat segera menangkap apa yang pria itu katakan, apa maksudnya semua ini?

***

Vara jengah dalam kejutannya hingga ia menyodorkan kembali rokok itu pada bibir Sammuel, membiarkannya terjepit di sana tanpa kembali memberikan pelayanannya.

Sejenak Sammuel menatap harap wajah wanita yang masih memaparkan emosinya di sana. Melekatkan pandangan harapannya namun membuat sang wanita bergerak kikuk tidak terkendali.

"Ogah ah!" Vara segera menolak mentah-mentah, ia memalingkan arah wajahnya yang diyakininya sudah merona akibat tatapan itu masih berlangsung di sampingnya.

Sammuel melenguh, mencari bahan siasatnya hingga membuat bibirnya terbungkam rapat. Baru pertama kali ia menerima penolakan dari wanita. Rasanya seumur hidupnya, ia belum pernah mendapati situasi semacam ini, tentu saja ini membuatnya tidak tahu mesti berbuat apa terhadap wanita yang tak lain membungkam mulutnya di sana.

Disela lamunannya, Sammuel kembali meracik minumannya. Hingga pada akhirnya,

Trak! Kembali gelas itu terentak di atas meja. Sammuel melekatkan gelasnya pada pipi wanita yang masih merenung di sana, hal yang ia lakukan tentu saja membuat renungan itu pecah seketika, sang wanita menatapnya dan segera meraih benda itu, tak membuang waktu, lantas meneguk isinya seperti sebelumnya.

Trak! Gelas kedua pun berhasil terentak, kini Sammuel dengan tergesa meneguk isinya agar tidak dirampas kembali oleh wanita yang berada di sampingnya itu.

"Gue becanda," ucap Sammuel berkilah seraya mencubit sebelah pipi wanita itu. Hanya itulah alasannya untuk menutupi rasa malunya atas penolakan tegas itu. Tidak biasanya ia mendapat penolakan dari wanita, baru kali ini ia tau yang namanya malu atas penolakan.

"Sekertaris berapa gajinya?" tanya Tara mengingatkan percakapan yang terbengkalai saat lalu.

"Buat awal gue kasih 10 juta perbulan." Sammuel menjawab, disambut wajah heran yang terpapar dari wanita di sampingnya.

"Eh kamu ngomong dari tadi seolah kamu yang punya perusahaannya aja."

"Emang!" sahut Sammuel penuh kejujuran, namun ia tertawa kecil di akhir kalimatnya menyeringai dalam leluconnya membuat sang wanita tidak mempercayai kejujuran itu.

Namun, sejenak Vara membisu meresapi pandangannya pada wajah tampan --yang masih menyeringai dalam tawa kecil-- di sampinya. Ia berseru kagum menatap wajah sempurna, bahkan nasib baik yang diterkanya pada pria itu.

Ia berguman, begitukah keadaan pria yang kini menatap janggal wajahnya? Memiliki perusahaan yang mampu menunjang kehidupan masa depannya kelak, paras nan tampan, postur tubuh tinggi bahkan ia melihat bahunya yang lebar meski terbalut kemeja navy lengan panjangnya. Kurang apa lagi dari Sammuel hingga ia berani menolak tawaran bagus itu?

Sammuel menarik batang hidung wanita itu membuat sang empunya membuyarkan pandangannya. "Gue tau gue ganteng, ga usah bikin baper deh."

"Ih narsis," cibir Vara, menepiskan arah pandangnya lurus ke depannya, kembali meraih bungkusan rokoknya.

"So?" tanya Sammuel memastikan.

Vara memutar kursinya membelakangi mejanya. Ditumpukannya sebelah sikutnya pada meja itu. Sejenak termenung untuk mencari cara agar penolakannya tidak terlalu menyinggung pria yang masih menatap harap wajah jelitanya. "Gajinya masih kurang," serunya, perkataannya segera dibalas tatapan kejut pria di sampingnya.

"Busyettt. Emang berapa duit yang lo dapet dari sini sampe nolak kerjaan bagus gitu?" Sammuel melenting tidak percaya hingga ia menghadap sang wanita, sebelah tangannya menumpu pada meja, tatapannya bersungguh-sungguh mencari jawaban dari sorot mata wanita itu.

Sejenak Vara membisu, menghisap keras rokoknya lalu mengembuskan asapnya dengan perlahan untuk kembali melepas kerancuannya pada embusan napasnya.

"Bukan aku nolak kerjaan hebat dan lebih milih kerjaan laknat ini, cuma … " ucapan Vara terpenggal, ia sengaja menggantung perkataannya, irisnya menatap kosong ke arah depannya, membayang nasib dirinya yang membuatnya menolak tawaran emas itu.

Sammuel tidak bisa bersabar lagi, ia memutar kursi penopang tubuh wanita itu agar menghadapnya, ditatapnya mata itu dengan tatapan dinginnya. Berusaha mengintimidasinya untuk mencapai keinginannya. "Berapa duit yang bisa lo dapet di sini?"

"Sekitar 30 juta sebulan." Jawab Vara bersungguh-sungguh, itu membuat pria di sampingnya melenguh bahkan menyembunyikan lirihannya atas kegagalannya membujuk wanita itu, ia kembali meraih gelasnya untuk meracik minumannya.

Kini keduanya saling meresapi isi kepalanya yang membuat kegiatan Sammuel tidak terganggu sedikitpun.

Tidak terduga Sammuel sebelumnya bahwa ia akan kesulitan menangani seorang wanita yang bahkan sebiasanya akan mampu terbujuk oleh harta.

Sebelumnya, ia menebak jika wanita di sampingnya ini berpendidikan rendah, maka dari itu ia menawarkan pekerjaan kelas bawah untuknya.

Jika menolaknya maka ia akan menjadikannya sekretaris pribadinya, namun dengan alasan ia menjadikannya kekasihnya sebagai penopang alasan kuat untuk dirinya dengan mudah menggenggam sang wanita dengan ikatan hubungannya.

Ia yakin jika jabatan sekretaris akan membuat wanita itu lari darinya, bahkan membuat rencananya untuk menaklukkan wanita itu akan semakin sulit dilakukannya.

Maka dari itu, ia lebih memilih mengorbankan hatinya untuk menjadikannya kekasihnya, biarkan ia menjatuhkan harga dirinya sekali saja, menawarkan dirinya seolah ia menyukai wanita itu, biasanya para wanitalah yang akan menyerahkan dirinya terlebih dahulu kepadanya.

Namun rupanya kedua rencananya gagal sudah, ia hanya bisa mencari jalan lain untuk membawa wanita itu ke dalam perusahaannya yang mampu membuat kakak keduanya kembali bergelut di dalam gedung itu.

Begitu pun membuat kakak ketiganya mengembalikan senyumannya dengan pelampisan kepada wanita ini, sosok wanita yang memiliki suara serta tubuh yang serupa dengan mantan kekasihnya.

Sedang keadaan Vara kini bergumam menginginkan tawaran itu, namun apa jadinya jika pendapatannya berkurang dari sebelumnya demi mencari kehidupan yang lebih layak bagi dirinya sendiri.

Bagaimana ia akan menghadapi ibu kandungnya? Bagaimana ia membuktikan pada ayahnya dan ibu tirinya jika dia sudah berhasil membahagiakan kedua adiknya.

Hingga hisapan rokok terakhir dilakukan mereka,

Trak! Sammuel pun mencapai tahap akhir meracik minumannya, segera saja meneguk minuman itu dalam satu kali tegukan, melampiaskan rasa frustasinya pada segelas minuman.

Vara melihat kekecewaan itu terpampang dari gerakan pria yang masih termenung di sana, hingga ia mencari cara untuk melerainya.

"Kamu bartender ya?" tanyanya yang berbasa-basi, diiringi tatapan kagum pada wajah tampan yang kini tersenyum kepadanya, itu membuat sang hati melega tanpa hambatan.

"Racikan minuman itu ciri khas keluarga gue," jelas Sammuel, Vara hanya membalas dengan anggukan ringan saja.

Bukan masalah baginya apa pun alasan Sammuel, pasalnya ia hanya mencari topik obrolannya saja.

Sammuel kembali menatap wajah jelita itu, mencari celah lain untuknya mencapai keberhasilan siasatnya.

"Soal si Jack, lo beneran cewe dia?" tanyanya memancing, seolah ia begitu ingin wanita itu menjadi kekasihnya. Sesungguhnya ia hanya memancing saja, yang jelas dia sudah mengetahui kisah wanita itu bersama kakaknya.

Vara terkekeh menanggapi pertanyaan yang membuatnya geli itu. "Aku ga bisa pacaran, dalam kamus hidup aku, aku cuma harus nyari duit banyak," ujarnya kesal, pada keadaan dirinya yang tercurah dengan nada kesalnya.

"Kenapa?"

Vara hanya tersenyum menjawab kejanggalan Sammuel yang membuat sang pria tidak mendapat kepuasan hatinya.

"Lo kalo mau punya duit banyak mending BO, kalo lo takut kena penyakit, lo bisa BO cuma sama gue aja." Sammuel berkata dengan ringan dan seenaknya, ucapannya memang seperti terlontar sebagai lelucon ringan, namun dibalas delikan tajam oleh sang wanita.

"Jangan ngarep." Vara bertegas diri menolak, membuat sang pria yang telah bangkit berdiri di sampingnya terkekeh gemas.

"Oke lah gue balik dulu, lo mending pikirin lagi tawaran gue."

"Idih Ogah!" Vara menolak secepat cahaya mentari menyinari dunia, itu membuat sang pria kian gemas dengan wajah sebalnya yang terpapar begitu jelasnya.

"Tawaran jadi sekretaris oneng, otak lo ngeres amat," sahut Sammuel gemas, hingga ia menyentil kening wanita itu membuat sang empunya segera menghapus jejaknya.

"Ya ogah dua-duanya juga."

Merasa gemas, Sammuel menyosor bibir itu dengan bibirnya. Di serangnya bibir itu dengan ganasnya, sejenak ia melepas menikmati rasa kedua belah bibir itu yang manis dari aroma lipbalmnya.

Di luar kendali, Sammuel meraih rakus bibir itu membuat sang empunya menghentak giginya pada bibirnya hingga meninggalkan bekas luka bahkan secercah darah menetes di sana.

Vara terkejut melihat hasil karyanya yang tergores di atas bibir pria itu. Dalam lirihannya ia mengulurkan tangannya untuk mengusap darah itu dengan ibu jarinya.

"Lo ngagetin sih." Vara berkilah, seharusnya ucapan itu sebagai tanda permintaan maafnya. Tapi ia terlalu enggan untuk mengatakan itu, siapa juga yang memulai?

Sammuel terdiam, sejenak ia meresapi sentuhan tangan pada bibirnya hingga saat sang wanita melepasnya ia merasa kehilangan atas itu. Ia melirih, melupakan siapa wanita yang telah disentuhnya. Ia tega merampas itu dari kakaknya. "Utang ciuman lo sama gue lunas!" serunya penuh penyesalan.

“Oke," balas Vara tak acuh, ia benar-benar mengabaikan penyesalan atas ulahnya pada pria yang telah merogoh saku celananya, meraih sebuah dompet dari dalam sana.

"Gue yakin ini ga bisa bantu lo." Lantas mengambil 10 lembar alat tukar pembayaran berwarna merah dari dalamnya. "Gue ga bayar jam bookingan lo, mending duitnya masuk semua ke kantong lo 'kan?" Dan ia menyerahkan alat tukar pembayaran itu kepada sang wanita yang disambut segera dengan meraihnya tanpa penolakan.

"Kamu licik juga ya!" Vara berseru dengan nada dan kalimat yang jelas berupa ledekan.

"Dalam dunia bisnis, gaada yang ga licik."

"Oke oke sana kamu pulang tuan licik, sisa Tequillanya tar aku titip di sini." Tara mengusir dengan seenaknya, ia mengibaskan tangan kanan untuk menegaskan bentuk usirannya pada pria itu, apalagi sang angan telah ingin menghindar dari rasa bersalahnya atas ulahnya saat lalu.

Sammuel menggelengkan kepalanya seraya menyiratkan senyuman penuh pesonanya yang mampu menggoda kaum hawa. "Pikirin lagi." Lantas ia berlalu begitu saja dari hadapan wanita itu.

Sedang Vara masih termenung, membayang dalam ingatannya apa yang terakhir dilihatnya, yaitu senyuman dingin penuh pesona dari lelaki yang kini tengah jauh dari pandangan matanya.

Tbc

1
☠ℛᵉˣ🍾⃝ ͩ ʏᷞᴜͧɴᷡᴀͣ
selamat atas tamatnya novel nya kakak, moga novel selanjutnya tamat dengan bagus seperti ini
☠ℛᵉˣ🍾⃝ ͩ ʏᷞᴜͧɴᷡᴀͣ
moga kandungan Tara baik baik aja dan untuk mama Tara semoga cepat insyaf
☠ℛᵉˣ🍾⃝ ͩ ʏᷞᴜͧɴᷡᴀͣ
jangan minta maaf kalau itu bukan dari hati, karena itu gak akan berguna
☠ℛᵉˣ🍾⃝ ͩ ʏᷞᴜͧɴᷡᴀͣ
hadeh disuruh punya anak Mulu nih, yang susah nya pihak perempuan.pihak laki laki cuma ingin enak buat aja
☠ℛᵉˣ🍾⃝ ͩ ʏᷞᴜͧɴᷡᴀͣ
aku baca dulu nya kakak, semangat kakak
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi👻ᴸᴷ
aahh berbuah jua akhirnya ,tumbuh seorang putra yg sangat tampan.

hmm...apakah jackson tahu bahwasanya dia telah jadi seorang ayah??
semoga segera dipertemukan oleh takdir.
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi👻ᴸᴷ
waah ...kejadian lalu itu ,rupanya sangat membekas dihati jackson hingga kini....
dan perasaan mendalam antara kasihan sesal dan tumbuhnya cinta ...
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi👻ᴸᴷ
tak mengerti sepenuhnya sikap ibu kandung tara,kenapa seolah dia keberatan mengasuh anak2 nya??
mengapa pula sikap nya sungguh terlihat kejam ke tara,mungkinkah tara anak yg tdk di inginkan kelahirannya??

selamat berjuang tara,menata masa depan dengan peluh halalmu.
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi👻ᴸᴷ
puitis
☠ᵏᵋᶜᶟᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
semoga tara gk kena napa yah
Qia'badR⃟i 💤
mampir moms😊
ujian terberat tara akan segera dimulai,kenapa kebablasan?kenapa tdk dengerin sahabat kamu tara
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝⏤͟͟͞R. ALICE
ishhh keren keren
saya langsung cus ngingip visualnya mom😁
VIDAYA
Buat anak sama jack tapi nikahnya sama samuel🙄
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
berharat Tara sm Jackson 😭😭
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
si Jack jd kaget kan
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
pokok ny lanjut baca aja
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
sadarkanlah Tara thor 🤣🤣
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
oh jd Tara sama Jack udh ktmu ?
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
Tara jd kupu2 malamkah ???
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
kasian anaknya cm bs memandang sang ayah dr kejauhan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!