NovelToon NovelToon
Cinta Sebening Embun

Cinta Sebening Embun

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Tamat
Popularitas:18.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Perjodohan adalah sebuah hal yang sangat
di benci oleh Abraham, seorang pengusaha
muda penerus kerajaan bisnis keluarga nya.

Dia adalah sosok yang sangat di puja dan di
damba oleh setiap wanita, dia merupakan
calon menantu yang sangat ideal dan di
impikan oleh setiap pengusaha dan para
bangsawan yang memiliki anak gadis, jadi
baginya hanya dengan menjentikkan jari
saja, wanita manapun akan dengan senang
hati memasrahkan dirinya untuk merangkak
di bawah kakinya.

Tapi..justru kakeknya, sang pemilik dan
penguasa serta pemegang kendali penuh
dari semua kekayaan keluarganya malah
memilihkan jodoh untuknya.

Dan sialnya lagi..wanita pilihan kakeknya
bukanlah wanita dengan kriteria dan tife
yang selama ini selalu menjadi standard nya.

Abraham sangat membenci keputusan sang
kakek. Namun demi warisan dan kendali penuh
atas segala kekuasaan yang telah di janjikan
padanya. Dengan terpaksa Aham menerima
semua keputusan kakeknya tersebut..

Dan bagi wanita yang juga terpaksa menerima
perjodohan ini..bagaimana kah dia akan bisa
menjalani hidupnya bersama seorang pria yang
sama sekali tidak menginginkan kehadirannya.?

Takdir seakan menjungkir balikan kehidupan
seorang gadis biasa terpaksa yang harus
masuk ke dalam kehidupan sebuah keluarga
yang di penuhi dengan keangkuhan dan
kesombongan akan dunia yang hanya
tergenggam sementara saja..


**Tetaplah untuk selalu di jalanNya..**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Patuhi Perintahku

 

***********

 

♥️♥️♥️♥️♥️

Aham duduk di kursinya di ikuti oleh Catherine

yang duduk di sampingnya. Tatapan mesra

gadis itu tiada henti mengarah pada wajah datar

Aham yang tetap saja mempesona.

Beberapa pelayan segera bergerak menyiapkan

hidangan di atas meja. Sementara Naya saat ini

masih terdiam di dekat wastafel. Sedang Meline

tampak berlalu keluar dari ruangan itu.

Dengan senyum yang terus terkembang,

Catherine mulai menuangkan makanan ke piring Aham. Tapi saat ini tatapan Aham masih tetap mengarah pada Naya dengan wajah datar nya.

"Baby..mau aku suapi.?"

Catherine menyodorkan sendok berisi makanan

ke hadapan Aham. Tapi Aham menepisnya

membuat bibir seksi gadis itu langsung

cemberut.

"Apa kau masih akan terus berdiri di situ.?"

Suara Aham membuat semua orang mengarahkan

pandangannya pada Naya. Karena saat ini mata

tajam Aham sedang mengarah padanya. Seketika

wajah Catherine tampak memerah karena emosi

nya mulai naik. Naya melirik dan menatap Aham

dengan perasaan ragu. Namun tidak lama dia

berjalan menghampiri Aham.

"Bawakan makanan yang lain..!"

Naya mengernyit bingung, dia melihat kearah

makanan yang tadi di buatnya.

"Baby..ada aku disini yang akan melayanimu.!

Abaikan saja pelayan mu itu..!"

Catherine mengelus lembut punggung tangan

Aham, kemudian menggelayut manja di lengan

kokoh itu.

"Apa kau mau aku mengulang perintahku.?"

Tatapan tajam Aham menghujam wajah Naya

yang langsung bergerak mengambil makanan

yang tadi di buatnya. Kemudian dia kembali

mendekat dan menyingkirkan piring yang

sudah di siapkan oleh Catherine.

"Apa-apaan ini.! berani sekali kamu melayani

Aham selama aku ada di sini.!"

Catherine menepis tangan Naya dengan kasar,

wajahnya semakin di kuasai emosi. Dia menatap tajam wajah Naya penuh kekesalan.

"Maaf Nona..saya hanya melaksanakan perintah

Tuan Muda.."

"Pergi kamu..! Aku yang akan melayaninya..!"

Catherine mendorong tubuh Naya dengan keras

hingga mundur ke belakang, namun tangan Aham dengan sigap menahan pinggangnya. Kemudian dengan cepat menarik tubuh Naya untuk duduk

di pangkuannya.

Mata Catherine membulat, tak percaya dengan

apa yang di lihatnya. Begitupun dengan mata

semua pelayan. Mereka tampak melongo

menyaksikan kejadian di luar dugaan ini. Apa

yang sudah di lakukan pelayan baru itu, hingga

berani-beraninya dia duduk di atas pangkuan

Tuan Muda yang terhormat.

Sementara Naya sendiri tampak terkesiap, dia

segera menarik dirinya untuk berdiri namun

Aham mengunci pinggangnya dengan kuat

hingga Naya kini berusaha menekan tangan

Aham yang berada di pinggangnya.

"Baby..apa yang kau lakukan.?! Hei..pelayan hina

berani sekali kamu menggoda Aham ku.! Enyah

kamu atau aku yang akan menyeretmu..!"

Catherine berusaha menyingkirkan tubuh Naya

dari pangkuan Aham.

"Catherine stop.!"

"Baby..dia sudah lancang.! dia berani menggoda

mu di depan mataku..!"

"Dia tidak melakukannya.!"

"Tidak.! dia memang murahan..! pergi kamu.!"

Catharine berteriak seraya mengangkat

tangannya ingin menampar Naya, namun

tangan Aham menangkapnya. Mata Catherine semakin terbelalak. Dia menatap Aham penuh

rasa tidak percaya.

"Keluar dari rumah ini sekarang juga.! Aku tidak

menyuruhmu datang ! Lalu untuk apa kamu

repot-repot datang kesini..!"

"Aham..kau mengusirku..?!"

"Aku tidak akan mengulangi ucapanku.!!"

Wajah Aham terlihat datar dengan tatapan yang

sangat dingin tertuju ke wajah Catherine yang

saat ini terlihat begitu marah dan terhina.

Tatapan Catherine kini menghujam ke wajah

Naya yang menunduk terdiam masih berada

dalam pangkuan Aham.

"Ini semua gara-gara kamu, dasar pelayan

murahan.!"

Catharine mendorong bahu Naya sambil

kemudian menyambar tas mahal nya setelah itu berlalu pergi dengan wajah di penuhi kemarahan.

"Tuan..tolong lepaskan aku.."

Lirih Naya sambil menatap wajah Aham yang

kini berada tepat di sampingnya. Keduanya

saling menatap dalam diam. Akhirnya Aham membiarkan Naya berdiri.

"Duduk di situ.!"

Aham menunjuk kursi di samping nya dengan

dagu nya. Naya yang sedang menuangkan

makanan milirik ragu.

"Jangan membantah lagi..!"

Dengan ragu akhirnya Naya duduk di samping

Aham. Para pelayan semakin di buat tidak percaya

dengan semua yang di lihat nya. Apa yang telah

terjadi dengan Tuan Muda mereka.? Sejak malam

ada sesuatu yang aneh telah terjadi di sini.

"Temani aku makan.!"

Aham mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.

Naya masih terdiam memandang Aham.

"Tuan Muda, tolong jangan bersikap berlebihan.!

Mereka semua melihat kita."

Naya berucap sambil berpaling.

"Patuhi perintahku ! atau aku akan memberimu

hukuman.!"

Aham acuh saja dengan tetap melahap makanan

nya. Ada kebahagiaan di hati Naya saat melihat

Aham begitu menikmati makanan buatannya.

"Apa yang kamu tunggu.? hukuman dariku.?"

"Saya tidak lapar Tuan.."

Aham menjatuhkan sendok nya membuat

Naya terkejut, dengan cepat dia membalik

piring yang ada di hadapannya, kemudian

perlahan mulai menuangkan makanan.

Aham kembali melanjutkan sarapannya dengan segaris senyum tipis terukir di sudut bibirnya.

Dengan ragu dan sedikit terpaksa, Naya mulai

menikmati makanan di piringnya. Dia menunduk,

rasanya dirinya saat ini begitu salah tingkah.

Semua pelayan menatapnya dengan sorot mata

di penuhi berbagai pertanyaan.

"Kau harus berhenti bernyanyi mulai sekarang.!"

Naya mendongak, menatap tajam wajah Aham.

Dia menggeleng dengan kuat.

"Kenapa.? apa ada yang salah dengan itu.?

bukankah itu hak pribadiku.?"

"Aku tidak suka.!"

"Maaf, tapi aku tidak bisa.! itu adalah hoby ku.!"

"Kau hanya menjadikan dirimu sebagai objek

tontonan mata laki-laki.!"

Naya menghentikan makannya, keduanya kini

saling berpandangan kuat.

"Apapun yang aku lakukan, bukan urusanmu.!

Kau tidak berhak mengaturku Tuan..!"

"Turuti saja perintahku.!!"

"Apa hak mu padaku hingga kau merasa punya

kebebasan untuk mengaturku.?"

Mata mereka semakin panas. Rahang Aham

mengeras, dia menjatuhkan sendok dan garpu

nya dengan keras. Para pelayan kembali tegang.

"Kalau tidak mau mengikuti aturan ku, kau bisa

pergi dari rumah ini sekarang juga !"

"Bebaskan aku dulu dari ikatan kita.!"

Aham semakin mengetatkan rahang nya.

Tangannya terkepal dengan kuat.

"Owhh..jadi kamu juga tidak menginginkan

semua hubungan ini.? hoohh..baguslah.!

Itu akan lebih mudah bagiku.!!"

"Semua keputusan ada di tanganmu.!"

Aham berdiri, Naya juga ikut berdiri.

"Kita tunggu saja setelah 40 hari..!"

Dengus Aham seraya melempar serbet

kemudian berlalu pergi meninggalkan

ruang makan.

Naya menjatuhkan dirinya di atas kursi. Dia

menundukkan kepalanya mencoba menahan

gejolak perasaan yang saat ini begitu kompleks.

Tiba-tiba dua orang pelayan muda yang pernah

masuk kedalam kamar Naya menarik tangan nya

dan menyeret tubuh Naya dibawa keluar ruangan.

"Lepaskan..! Apa mau kalian sebenarnya.?"

Naya menepis tangan mereka lalu mendorong

tubuh keduanya cukup keras.

"Apa yang sudah kamu lakukan hingga kedua

Tuan Muda di rumah ini memperlakukan kamu

dengan berbeda ?"

Salah seorang dari mereka kembali mendorong

tubuh Naya di seret ke dinding bangunan. Mata

nya tampak menyala penuh kebencian.

"Aku tidak melakukan apapun.!"

"Hoohh benarkah.?? aku yakin kamu sudah

menggoda mereka..! hehh..punya nyali juga

kamu ya..!"

Pelayan yang satunya ikut mengunci tubuh Naya

yang kini berusaha berontak.

"Atau.. jangan-jangan kamu sudah menjual dirimu

dan menyerahkan tubuhmu pada mereka.?!"

Plak.!

Tidak tahan lagi, Naya melayangkan tangannya

pada wajah pelayan tadi hingga membuatnya berpaling cukup keras, keduanya terbelalak

mendapat perlakuan berani dari Naya tersebut,

mata mereka semakin berkilat dipenuhi api kemarahan.

"Jangan keterlaluan kalian ! Kita sama-sama

wanita, seharusnya kalian bisa lebih menghargai

satu sama lain..!"

"Kamu..!! berani sekali menamparku.!"

Pelayan tadi mengangkat tangannya ingin

membalas tamparan Naya namun dengan

cepat di tahan oleh Naya.

"Aku hanya memberimu satu peringatan saja !

Tolong jagalah sikap kalian mulai sekarang.!"

Tatapan Naya tampak begitu tajam hingga mampu

menciutkan nyali dua pelayan tadi. Meskipun dua

pelayan itu semakin terlihat marah, namun mereka cukup terkejut dengan sikap Naya.

Dan mereka kini terpojok saat Naya mendorong

tubuh keduanya, kemudian dia berlalu pergi dari hadapan mereka yang hanya bisa menggertakan

gigi nya dengan wajah memerah.

***** *****

Yara menyambut Naya yang baru saja keluar

dari ruang sidang nya. Dengan wajah cerah

dipenuhi rasa bahagia dan lega keduanya berangkulan. Akhirnya perjuangan mereka

untuk menyelesaikan pendidikannya berujung

dengan kesuksesan. Mereka lulus dengan

nilai yang sangat memuaskan.Keduanya hanya

tinggal menunggu proses wisuda saja yang

akan dilaksanakan beberapa waktu ke depan.

"Kita harus merayakan ini Nay setelah nanti

kamu mengisi acara oke..?!"

"Baiklah Yara..sekarang aku harus segera

menyusul yang lainnya ke acara talk show..

Ayo cepat, aku bisa terlambat nih..!"

"Tenang saja..sopirmu ini pengemudi yang

bisa kamu andalkan.."

"Hahaa..ngaco kamu.! ayo buruan..!"

Mereka bergegas masuk kedalam mobil Yara,

tidak lama kemudian Yara sudah melesatkan

mobilnya membelah jalanan ibukota.

Mereka tiba di parkiran sebuah Mall besar di

pusat kota. Hari ini Naya dan grup gambus nya

akan mengisi acara di Mall tersebut yang menjadi tempat acara talk show sebuah televisi swasta.

Amar dan teman-teman nya terlihat bernapas

lega saat melihat kemunculan Naya.

"Bagaimana hasil sidang nya Nay..?"

Amar menatap Naya yang sedang berusaha

merapihkan penampilannya. Dia dibantu Raya

dan seorang MUA memoles sedikit wajahnya.

"Alhamdulillah semuanya lancar Kak.."

"Selamat ya..aku yakin kamu adalah salah satu

mahasiswi yang berhasil lulus dengan nilai

maksimal.."

"Insyaallah Kak.. doakan saja ya.."

Keduanya tersenyum lewat pantulan cermin.

"Baiklah..kita naik sebentar lagi."

"Oke Kak.."

Amar keluar dari ruang tersebut. Naya kembali

melihat pantulan dirinya di cermin. Gaun warna

pastel di padu hijab senada dengan sedikit

aksesoris pelengkap membuat dia terlihat

begitu mempesona.

Susana di depan panggung saat ini sudah di

padati oleh pengunjung yang ingin menonton

acara ini, karena akan di siarkan langsung oleh

televisi. Semua tampak antusias dan semangat.

Di salah satu sudut cafe yang ada di Mall

tersebut ada sekumpulan gadis-gadis cantik

dengan penampilan yang serba modis dan

mewah. Mereka adalah Meline dan 4 temannya.

Saat ini mereka sedang menikmati ngopi sore

setelah tadi berjalan-jalan sekaligus belanja di

Mall tersebut.

"Aku gak sabar pengen lihat Kak Amar tampil.."

Ujar salah satu teman Meline dengan rona wajah

di penuhi rasa penasaran.

"Hei..ingat, Kak Amar itu gebetan Meline..!"

Teman yang lain menyahut, Meline tampak

menatap kedua temannya itu dengan sorot

mata kesal dan gerah.

"Kalau dia emang serius suka sama Amar, harus

nya dia dukung dong hoby nya, ini..untuk sekedar

melihat video nya saja dia tidak mau.!"

"Aku tidak suka dia menekuni bidang musik

seperti itu, kenapa gak yang lebih keren aja sih !

Bukannya musik gak bermutu kayak gitu.!"

Ketus Meline seraya mengaduk kopi nya.

"Hei..sembarangan kamu, dia keren tahu, udah

ganteng, kaya, berkomitmen pula.!"

"Cihh..! komitmen apaan.? aku udah beberapa

kali ngasih sinyal ke dia, tapi orang nya acuh

saja tuh, gak pernah ngasih respon..!"

"Haha..kamu mau dia cepat merespon gak.?"

Semua tampak memandang serius ke arah teman

Meline tersebut dengan tatapan serius.

"Apaan.? Aku bakal lakuin apapun asal dia mau

nerima aku jadi pacarnya.?"

Meline menatap temannya itu penuh harap.

"Ubah penampilan mu, tuh.. kayak vokalis

grup musiknya..!"

Jawab gadis itu seraya menunjuk keatas

panggung yang terlihat cukup jelas dari tempat mereka berada karena terletak di lantai 2. Mata mereka beralih ke arah panggung dimana saat ini Naya dan grup gambus nya sudah berada di atas

panggung.

Mata Meline membulat melihat keberadaan

Naya diatas panggung tersebut.

"Kanaya..."

Bibirnya bergetar membisikan nama Naya.

"Eehh tenyata kamu tahu juga ya sama dia."

Sambar temannya yang tadi. Meline tampak

masih menatap tidak percaya keatas panggung.

"Kamu harus seperti dia, udah cantik.. anggun..

suaranya itu loh, merduuu.. banget, dengerin deh."

"Iya aku juga cukup ngefans sama dia."

Sahut temannya yang lain.

Meline masih memperhatikan Naya yang kini

tampak sudah mulai melantunkan sholawat pertamanya di atas panggung. Assalamualaika

menjadi persembahan pertamanya di sambut

antusias oleh para pengunjung dengan ikut

melantunkan sholawat merdu tersebut.

Semua orang tampak menggerakan tangan di

depan dada seraya ikut merasakan kesyahduan

sholawat tersebut dengan sepenuh hati. Senyum

lembut menawan Naya senantiasa terkembang

dari bibirnya membuat semua begitu terpesona.

Selesai persembahan pertama, Naya dan teman

temannya duduk di atas kursi yang sudah tersedia.

Host acara tersebut yang sedang sangat populer

memulai sesi talk show nya dengan semua

bintang tamu termasuk salah satu penyanyi

religi lainnya yang saat ini menjadi bintang tamu.

"Kita kesana yukk..aku pengen ngambil gambar

mereka lebih dekat."

Ajak salah satu teman Meline sambil berdiri

dan mengambil barang belanjaannya.

"Ayoo..Gibran dan Abrar juga tidak kalah keren

dari Amar aslinya.! huuh..aku jadi pengen fhoto

bareng sama mereka..!"

Sambut yang lain dengan antusiasme yang sama .

Meline berdecak kesal, dengan sedikit malas dan

gengsi akhirnya dia mengikuti teman-temannya.

"Ohh..Kak Amar ganteng banget ya.."

Meline melirik tajam kearah temannya yang

langsung tersenyum kecut seraya mengangkat

tangannya.

"Kanaya juga cantik banget ya dari dekat kayak

gini, jauh lebih cantik dari di video.."

"Iya benar, jadi tambah ngefans.."

"Ehh kalian sudah hentikan.! Apa sih yang kalian

lihat dari cewek model begitu.!"

Teman-temannya terdiam sambil memandang ke

arah Meline yang terlihat mengatupkan bibirnya

dengan wajah sedikit emosi.

"Santai aja kali Mel.. kita hanya membicarakan

satu hal yang nyata."

"Udah deh.! Kenapa kalian jadi norak gini sih ?

Mereka itu bukan level kita, jangan bikin malu

gank kita deh..! Kampungan..!!"

"Hei..Mel mau kemana kamu.?"

"Pulang.!"

"Kak Amar gimana..?"

Tak ada jawaban dari Meline karena dia terus

saja berjalan dengan anggun menjauh dari

lokasi panggung tersebut.

 

**********

 

Bersambung.....

1
Clorris Azzahra
maaf tor pemenggalan kalimat kurang enak, kalau cerita bagus sekali lagi maaf ya tor makasih
Utamy Utamyy
teman aham wanita jadi"an
Novi Jahan
Luar biasa
Selamet Turipno
Cerita yg tak jelas hanya memuji tampan dan cantik
Selamet Turipno
bagus kayaknya ceritanya cuma satu yg kurang bagus menurut gua apa tidak ada nama lain tokoh utamanya ngapain mesti Abraham Ibrahim lebih bagus
Gadis Puspa Kartika
Luar biasa
tus tiani
aaaah dasar aham arogan
tus tiani
makanya jadi laki jangan banyak tingkah
tus tiani
nah mulai kan, aham siap2 aja loh..
tus tiani
ego aja ditinggikan tuan aham, Tampa sadar sudah kalah secara perlahan tapi pasti
tus tiani
biasanya setelah bahagia baru ketemu dengan keluarganya.
Khairul Azam
novel othor ini yg aku suka cuman yg menikahi wanita tanguh, yg lainya ngak aku suka wanitanya terlalu plinplan lemah semua gak ada harga diri semua
elank yl
ceritanya bagus 👍🏻
Arida Susida
Luar biasa
winda aulia
emang GK salah sih Noah jadi penjaga Kanaya. selalu gercep.
ayi fujiarti
mengulang lagi untuk sekian kalinya... tak pernah bosan baca karya ka shan
Naura Ovo
sayang aham jadi laki,,murahan apa karna dia tampan ya thor 😁🤭🤭🤭
Siti Aminah
thor tng ksh tau apa2 saja karya novel mu thor...aku ingin membacany. atw para reader tlng klo ada yg tau...ksh tau aku yah judul2 novel ny othor .
Khadijah Nafisah: di baca
total 2 replies
Siti Aminah
aku jg ngucapin trm ksh thor...krn sdh menyuguhkan cerita se bagus...se menarik d se seru ini. aku snht suka sepertiny akan aku ulang2 membaca ny
Siti Aminah
Noah sllu jd pahlawan bagi kaum hawa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!