Sinopsis
Warning!!!
Adegan dalam cerita ini mengandung unsur dewasa 21+, harap bijaklah dalam membaca.
Grael Arabella, seorang gadis belia yang hanya tinggal bersama sang Kaka dan ibunya, semenjak sang ayah meninggal dunia, dia membantu kakaknya untuk mencari nafkah. Grael juga memiliki cinta pertama di bangku sekolah menengah pertama yang bernama Rangga Louis, sosok pria yang sudah membuatnya merasakan jatuh cinta untuk pertama kali.
Takdir berkata lain. Grael justru bertemu dengan Erlangga Louis, seorang artis terkenal yang menjadi salah satu idola Grael. Pertemuan mereka justru membuat Grael menjadi benci dengan Erlangga. Namun, berbeda dengan artis tersebut, dia justru semakin ingin memiliki gadis belia itu.
Apalagi saat Erlangga tahu, bahwa Grael akan dijodohkan dengan Rangga, adik tirinya. Sekaligus ahli waris kedua dari keluarga Grup Jaya. Erlangga semakin menjadi ingin merebut kembali apa yang semestinya dia miliki. Baik itu, tahta, hart
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggi (@ngie_an), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Acara Pertemuan
Keheningan menyelimuti pikiran Erlangga yang saat ini tengah berendam di dalam bathtub, dia mencoba untuk berdamai dengan pikiran dan hatinya agar menerima, bahwa Grael adalah tunangan Rangga.
"Aaakkh ... Bang sat!" Erlangga keluar dari dalam air sembari memukul air yang ada disekitarnya.
Dia mengusap wajahnya hingga kebelakang kepalanya dengan kasar, lalu bangun dan keluar dari bathtub tersebut. Dia mengambil sebuah handuk yang dia lilitkan di pinggang, kemudian dia berjalan keluar kamar mandi.
"Permisi Tuan muda, Tuan sudah ditunggu oleh Tuan besar di bawah." Pak Beni berdiri di belakang Erlangga.
"Sebentar lagi, saya akan turun," ucap Erlangga dengan jutek.
Di sisi lain, keluarga Louis menyambut kedatangan Grael dan Karina dengan ramah, saat para maid mengantarnya menemui keluarga Loius yang sudah berada di ruang makan. Kylie memeluk Karina dan memuji kecantikan Grael yang sungguh alami seperti ibunya.
Begitu juga dengan Josua yang mempersilahkan Grael dan Karina duduk terlebih dahulu untuk menunggu kedua anak mereka kelluar dari dalam kamarnya. Grael pun duduk di samping sang ibu dan mendengar Kylie memanggil nama Rangga, membuat jantungnya berdegup kencang.
Grael semakin gugup saat Rangga turun dari tangga menghampiri mereka, begitu tampan dan memiliki postur tubuh yang tinggi. Dia memakai kemeja lengan panjang berwarna putih yang serasi dengan dress putih Grael, tidak lupa cellana jenanss hitam untuk menambah kesan cool-nya. Rangga pun tersenyum ke arah Grael dan mencium tangan Karina
"Ya ampun, gantengnya," ucap Karina.
"Siapa dulu dong Papinya." Josua dengan percaya diri membanggakan dirinya sendiri dan membuat Kylie tertawa sembari mencubit pinggang sang suami.
"Makasih Tante," ucap Rangga yang tersipu malu dan melirik ke arah Grael yang begitu cantik.
"Loh, Kakak kamu mana? Kok gak ikut turun?" tanya Josua yang melihat ke arah kamar Erlangga yang berada di atas.
"Tadi si, udah Rangga panggil Pih, mungkin sebentar lagi turun." Rangga memilih duduk pas di depan Grael.
"Ah ... ya sudah kalau gitu." Josua langsung menyuruh para maid untuk menghidangkan makanan di atas meja.
Beberapa maid langsung menjalankan perintah dari tuannya, begitu banyak hidangan di atas meja makan yang berukuran panjang tersebut. Mulai dari makanan pembuka, makanan utama, makanan penutup serta aneka minuman yang sama sekali belum pernah Grael merasakannya.
"Nah, makan yang banyak ya ... jangan malu-malu," ujar Josua yang menyuruh maid untuk melayani Grael dan Karina.
"Makasi, Om," ucap Grael.
Josua hanya tertawa melihat begitu manis dan polosnya Grael, dia semakin tidak sabar ingin menikahkan anaknya dengan gadis yang berparas cantik alami tersebut.
Tidak lama kemudian, Erlangga menuruni anak tangga dengan penampilan memakai sweater shirt dan celana Jogger pants, begitu sederhana tapi mampu menyihir semua orang yang berada di ruang makan melihat ke arahnya, kecuali Grael yang masih asik dengan pikiranya untuk memilih makanan yang ada di depan matanya.
"Nah ... Grael, Bu Karina kenalkan, ini ... anak pertama saya, Erlangga Louis." Josua memperkenalkan Erlangga.
"Er-Erlangga?" Karina langsung terkejut, belum sempat dia melanjutkan ucapannya. Karina melihat Rio yang sudah terlebih dahulu menggerakan anggota tubuhnya dari jarak sedikit jauh, agar Karina tidak mengatakan apapun dan menutup mulutnya.
Karina yang mengerti hanya tertawa sembari mengucapkan bahwa dia sering melihat Erlangga di televisi, Josua pun ikut tertawa senang ketika anak sulungnya benar-benar sangat terkenal.
Grael juga ikut terkejut saat melihat sosok pria yang ada di depan matanya adalah anak pertama Josua, dia membalas uluran tangan Erlangga sembari tersenyum yang dipaksakan. Kedua mata mereka saling bertemu, memandang satu sama lain. Grael yang melihat ada kesedihan diraut wajah Erlangga, entah kenapa dia merasa seperti sedang tertangkap basah karena ketahuan selingkuh darinya.
Josua langsung menyuruh semuanya untuk makan, suasana di dalam ruangan tersebut mampu membuat Grael merinding. Pasalnya dia merasa risih ketika Erlangga terus menatapnya dengan dingin, seakan ingin memakannya hidup-hidup.
"Nah, makan yang banyak! Jangan malu-malu ... kalau masih ada yang kurang tinggal bilang." Josua memberikan steak salmon yang sudah dipotong olehnya.
"Makasih, Om." Grael menerimanya dengan senang dan melirik lagi ke arah Erlangga yang masih melihat ke arahnya dengan tatapan membunuh.
"Papi ... itu kan tugas Rangga! Nyolong start duluan ih." Rangga berdiri dan menukar piring Grael dengan piring miliknya.
Tawa Josua langsung pecah, ketika melihat anak kesayangannya begitu cemburu melihat dia memberi perhatian lebih kepada calon menantunya, begitu senang Josua ketika impiannya selama ini yang menginginkan anak perempuan akhirnya akan segera tercapai dengan memiliki menantu yang cantik polos dan pintar.
Mereka menikmati makan malam mereka dengan penuh kehangatan canda dan tawa, tapi berbeda dengan Erlangga yang memasang wajah dinginnya selama makan malam. Setelah selesai makanan utama, mereka melanjutkan memakan hidangan penutup sembari membicarakan soal perjodohan anak mereka.
Josua yang menginginkan Rangga segera menikah dengan Grael di usia muda, membuat Erlangga menghentakan gelasnya dengan kasar di atas meja. Sontak membuat semua melihat ke arahnya, begitu juga dengan Grael. Dia sudah menebak aura gelap di atas kepala Erlangga.
"Er, udah kenyang." Erlangga bangun dari duduknya dan meninggalkan semua orang yang masih tercengang dengan sikap dia.
"Pih, apa gak sebaiknya tunggu kita lulus sekolah dulu?" bujuk Rangga yang mencairkan suasana.
"Loh kenapa emangnya? Lebih cepat lebih baik kan? Toh, Papi tidak minta buru-buru untuk dikasih cucu," ujar Josua yang mampu membuat Grael tersedak dengan makanan manisnya.
Semua juga merasa keberatan dengan keputusan Josua yang ingin menikahkan Rangga dengan Grael dalam waktu dekat, tetapi bukan Josua namanya bila tidak bisa mendapatkan apa yang dia mau.
"Rangga dan Grael masih bisa sekolah, dan melanjutkan sekolah mereka ke perguruan tinggi. Menunda kehamilan juga tidak apa-apa, setelah lulus sekolah ini boleh langsung kasih Papi cucu," ujar Josua, karena dia ingin agar Grael bisa hidup layak dan mendapatkan fasilitas bagus.
"O-om, kalau boleh Grael pinta ... apa boleh tunangan dulu?" tanya Grael dengan gugup.
Josua memandang Grael dan melihat wajah yang teduh di matanya, membuat Josua langsung mengatakan setuju dengan cepat. Semua orang tidak begitu percaya dengan apa yang diucap barusan oleh Josua, dengan cepat dia mengiyakan permintaan Grael.
"Ok, Om akan membicarakan soal tanggal tunanganya. Asal kamu mau menemani Rangga yang dari tadi ingin berduaan dengan kamu," ucap Josua dengan ramah.
"Papi tahu aja, makasih Pih." Rangga tersenyum, dia mendekat ke arah Ayahnya untuk melakukan gaya tos anak gaul dan berdiri mengajak Grael untuk pergi ke taman belakang.
***
Suasana di malam hari yang begitu terang benderang dengan cahaya bulan dan bintang, menambah kesan romantis pada dua sejoli yang sedang kasmaran. Rangga terus menggandeng tangan Grael hingga sampai di sebuah tempat yang di sebut Gazebo.
'"Kamu duduk di sini ya, sebentar." Rangga melepaskan pegangan tanganya dan mengambil sebuah gitar, dia duduk di depan Grael sembari memberikan gadis itu setangkai bunga mawar merah.
Rangga tersenyum ke arah Grael lalu memetik senar pada gitar yang dia pegang, kemudian dia mulai menyanyikan sebuah lagu romantis untuk kekasihnya.
...Not sure if you know this...
...But when we first met...
...I got so nervous I couldn't speak...
...In that very moment...
...I found the one and...
...My life had found its missing piece...
...So as long as I live I love you...
...Will have and hold you...
...You look so beautiful in white...
...And from now 'til my very last breath...
...This day I'll cherish...
...You look so beautiful in white...
...Tonight...
Penulis lagu: Shane Filan
Lirik Beautiful In White
Grael begitu terharu ketika Rangga menyanyikan lagu Beautiful in White karya Shane Filan, begitu merdu dan menyentuh hati. Dia meneteskan air matanya, dan menutup mulutnya dengan kedua tangan ketika Rangga mengeluarkan kalung liontin berbentuk love, usai menyanyikan lagu romantis tersebut.
Rangga mendekatkan dirinya untuk memakaikan kalung tersebut kepada Grael, jarak wajah mereka begitu dekat hingga Grael bisa melihat bola mata, hidung hingga bibir Rangga begitu dekat.
Usai memakaikan kalung, Rangga melihat bola mata Grael yang sedang menatapnya. Dia pun tersenyum lalu membisikan kata-kata cinta kepada Grael sembari mengecup keningnya.
"Thanks, you want to come into my life." Rangga menahan pipi Grael dengan kedua tangannya lalu mellumat bibir Grael dengan lembut, ciuman untuk kedua kalinya Grael rasakan seperti rasa es krim coklat yang begitu lembut dan manis.
Tanpa mereka sadari, dari kejauhan. Ada sesosok manusia yang sedang menatap mereka penuh dengan api yang membara, begitu besar hingga api itu membakar akal sehat Ia untuk merebut kembali apa yang seharusnya dia miliki.
To be continued...