Pernikahan yang begitu dijaga oleh Olivia harus hancur karena sang suami menduakannya, lebih parah lagi sang suami selingkuh dengan anak magang di tempat mereka bekerja, Olivia tentu saja tidak terima, ia memutuskan untuk bercerai dari sang suami.
Setelah bercerai, Olivia tidak tinggal diam, ia memikirkan rencana untuk membalas sakit hati yang ia alami, Olivia dengan sengaja mendekati seorang pria yang statusnya lebih tinggi dari mantan suaminya.
Bagaimana kelanjutannya? apa yang direncanakan Olivia? siapakah pria yang didekati Olivia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah Untukmu
"Nama lukisan ini adalah amarah dibalik senyum, perempuan didalam lukisan ini adalah seorang gadis yang harus kehilangan tempat tinggal karena keserakahan manusia, ia tinggal di daerah pedalaman, tempat yang seharusnya damai berubah menjadi kekacauan karena keegoisan manusia untuk mendapatkan keuntungan. Ini adalah lukisan saya yang paling saya kenang secara mendalam karena saya melihat secara langsung bagaimana perjuangan gadis ini untuk mempertahankan tempat tinggalnya bahkan disaat kekacauan itu terjadi, gadis ini tetap tersenyum pada saya hingga akhirnya dia harus meninggal karena manusia-manusia serakah itu," ucap Eduardo.
"Baik, untuk harga awal lukisan amarah dibalik senyum adalah 115 juta, selanjutnya penawaran dipersilahkan," ucap juru lelang.
"1 miliar," ucap Vano.
Semua orang mendengar harga yang ditawarkan Vano tentu saja terkejut, tak terkecuali Olivia karena harapannya untuk memiliki lukisan itu sirna, ia harus rela melepaskan lukisan itu.
"Gila, harga awalnya aja 115 juta dan langsung ditawar 1 miliar," gumam Freya.
"Sedih," gumam Olivia.
"Ya mau gimana lagi, kalau 1 miliar gue gak bisa pinjemin lo. Kalau bokap gue tau, bisa-bisa gue disuruh pulang dan ga boleh tinggal sendiri lagi," ucap Freya.
"Berarti lukisan itu gak jodoh sama gue makanya gue gak bisa dapatin lukisannya," ucap Olivia.
"Mungkin jodohnya sama pemilik baru lukisan itu," goda Freya.
"Maksudnya?" tanya Olivia.
"Yang nawar 1 miliar itu asistennya Tuan Elard, yamg artinya pemilik lukisan itu adalah Tuan Elard," ucap Freya.
"Baik, silahkan untuk penawaran selanjutnya," ucap juru lelang dan tentu saja tidak ada yang menawar lukisan tersebut hingga lukisan itu Berhasil jatuh ditangan Elard.
Hari semakin sore, acara pun sudah selesai. Beberapa tamu juga sudah pulang, namun Olivia belum pulang karena ia masih harus melakukan pencitraan, dimana ia melihat kamera wartawan dan sontak saja ia berpura-pura melihat lukisan disana.
Bertepatan pula seorang wartawan melihat Olivia lalu memotret Olivia dan menghampiri Olivia, "Nona Olivia," sapa wartawan tersebut.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Olivia lembut.
"Ternyata Nona Olivia datang ke pameran ini ya," ucap sang wartawan.
"Saya hanya ingin tau saja," ucap Olivia.
"Bisa saya mewawancarai Nona Olivia tentang pameran kali ini?" tanya sang wartawan.
"Tentu saja," jawab Olivia.
Wartawan tersebut pun mewawancarai Olivia, berbagai pertanyaan tentang pameran dilontarkan oleh sang wartawan dan Olivia benar-benar berhasil membangun citra baiknya di hadapan kamera.
"Untuk selanjutnya, apa saya bisa bertanya mengenai masalah pribadi Nona Olivia?" tanya sang wartawan.
"Maaf, untuk itu saya menolaknya," ucap Olivia lembut.
"Berarti kabar yang dikatakan mantan suami Nona Olivia benar kalau Nona Olivia adalah perempuan yamg kasar?" tanya sang wartawan.
"Saya tidak peduli dengan apa yang mantan suami saya katakan tentang saya, yang jelas orang-orang terdekat saya tau apa yang sebenarnya terjadi itu sudah cukup bagi saya," ucap Olivia.
"Tapi, dengan diamnya Nona Olivia, maka seolah-olah Nona Olivia membenarkan berita yang beredar dan membuat nama Nona Olivia semakin buruk," ucap sang wartawan.
"Kembali lagi seperti yang saya katakan tadi, jika saya tidak peduli. Lagipula kalaupun saya menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada rumahtangga saya dan mantan suami saya waktu itu, apakah masalahnya akan selesai? saya tau betul bagaimana mantan suami saya dan keluarganya, apapun penjelasan saya itu tidak ada gunayan. Daripada saya mem uang tenaga saya, lebih baik saya fokus untuk diri saya dan juga keluarga saya, itu saja kalau begitu saya permisi," ucap Olivia lalu meninggalkan sang wartawan yang masih terpaku pada jawaban Olivia.
"Huh, keren banget aku tadi," gumam Olivia yang tengah mencari keberadaan Freya.
Tak lama setelah itu, Freya datang. "Darimana sih lo? katanya ke kamar mandi, tapi lama banget," ucap Olivia kesal.
"Ya maaf, yaudah ayo cari wartawan buat pencitraan," ajak Freya.
"Gak usah, gue udah ketemu wartawan tadi dan ya berhasil sesuai rencana," ucap Olivia.
"Bagus, sekarang ayo pulang," ajak Freya dan diangguki Olivia.
Freya da. Olivia pun masuk kedalam mobil, namun baru saja Freya menyalakan mesin mobilnya tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepan mobil Freya.
"Mobil siapa ini? kenapa berhenti didepan?" tanya Freya.
"Gue juga gak tau," ucap Olivia.
Baru saja Olivia hendak turun dari mobil, Freya dan Olivia dikejutkan dengan kekuarnya Elard dari mobil tersebut lalu menghampiri mobil Freya dan berdiri di samping pintu mobil Olivia bahkan hal selanjutnya semakin membuat kedua perempuan didalam mobil terkejut, dimana Elard yang mengetuk kaca pintu mobil disamping Olivia.
Olivia pun membuka kaca mobil tersebut, "Ada apa?" ganya Olivia.
"Jangan turun, buka bagasinya," ucap Elard, dengan melirik Freya lalu kembali menatap Olivia.
Freya pun membuka bagasinya, tak lama Vano datang dan membawa sebuah box besar lalu menaruh box tersebut di bagasi mobil Freya.
"Hadiah untukmu, jangan buka disini," ucap Elard dengan menatap Olivia lalu ia kembali masuk kedalam mobilnya dan pergi.
"Apa isinya? gue kok penasaran," ucap Freya.
"Gue juga gak tau, mendingan kita cepetan pulang," ucap Olivia dan diangguki Freya.
Beberapa saat kemudian, Freya dan Olivia sudah sampai di rumah Olivia, Olivia menyuruh satpam untuk membawa masuk box dari Elard ke dalam kamarnya. Freya dan Olivia pun sudah berganti pakaian dengan pakaian santai, kedua menatap lekat box besar itu.
"Apa ya isinya?" tanya Freya.
"Kalau mau tau ya harus dibuka," ucap Olivia.
Dengan hati-hati, Olivia membuka box tersebut dan betapa terkejutnya ia ketika melihat sebuah lukisan yang sejak tadi ia inginkan, bukan hanya Olivia yang terkejut, Freya pun sama terkejutnya.
"Ini kan lukisan yang harganya 1 miliar, jadi Tuan Elard ngeluarin uang 1 miliar itu buat lo, Oliv," ucap Freya yamg tak percaya.
"Kayaknya gak mungkin deh, apa jangan-jangan Tuan Elard salah ngasih hadiah ya," ucap Olivia.
"Gak mungkin, gini aja deh. Lo coba hubungin Tuan Elard dan pastikan dulu," saran Freya
"Gue gak punya nomornya Tuan Elard," jawab Olivia.
"Kalau gitu, lo coba aja ke perusahaannya Tuan Elard dan pastikan," saran Freya dam diangguki Olivia.
"Kalau bener ini hadiahnya, gue yakin banget kalau Tuan Elard tertarik sama lo. Ya kali Tuan Elard beli lukisan 1 miliar terus dengan gampangnya dikasih ke lo," ucap Freya.
"Tapi, uang 1 miliar buat Tuan Elard gak ada apa-apanya, Fre," ucap Olivia.
"Iya juga sih, lo pastikan dulu deh. Gue kok tiba-tiba ragu ya kalau itu hadiah buat lo, bisa jadi Tuan Elard salah ngasih," ucap Freya.
"Nah itu, gue juga mikirnya gitu," ucap Olivia.
.
.
.
Bersambung.....
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
tapi semua laki gila perempuan maunya cewek baik-baik buat pasangannya
egois ga sih begitu
jangan sampe deh
kayak elard setia Ama juniornya
lanjut kak thor...
smngat
😄😄
lanjut thor...💪
aku suka nich dngan karakter si oliv,, tegas ..
lnjut up..