NovelToon NovelToon
RAHASIA CINTA SANG DOSEN

RAHASIA CINTA SANG DOSEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Poligami / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Qireikharisma

"Aku tidak bisa mencintainya, karena sejak awal hatiku tidak memilihnya. Semua berjalan karena paksaan, surat wasiat ayah, janji ayah yang harus aku penuhi."

"Semua yang terjadi bukan atas kemaunku sendiri!"

"Dengarkan aku, Roselyn... hanya kamu yang mampu membuatku merasakan cinta."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qireikharisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Beraninya Kamu!

Sore hari di kampus dari kejauhan Andreas sudah menunggu di parkiran, duduk di atas motornya, sedangkan Roselyn baru saja keluar dari kelasnya bersama Clara, Fifi, Reina dan Alisya. Mereka sedang berjalan bersama sambil mengobrol dan bercanda.

"Kangen Pak Jayden ya," celetuk Reina. Tiba-tiba. Perasaan Roselyn menjadi berdebar tak karuan mendengar nama itu.

"Ya ih, sekarang sudah lebih dari tiga hari belum muncul juga tuh dosen ganteng! anak-anak di group chat juga pada nanyain," timpal Fifi sambil tertawa. Sedangkan Roselyn memilih diam tak berkomentar apapun.

"Ada masalah apa ya dia?, aku jadi khawatir kalau dia gak bakal balik ngajar lagi," ujar Alisya bingung.

"Fi, kamu ga berani chat dia, kirim pesan gitu," sahut Clara menantang. Fifi tersenyum menahan tawa.

"Nanti, aku coba deh hubungi Pak Jayden, siapa tahu di jawab ya, Roselyn," jawab Fifi sambil mengarahkan matanya ke Roselyn yang sedari tadi hanya diam tak menanggapi obrolan.

Roselyn menelan ludahnya, lidah nya terasa kelu, hatinya tak tenang. "Ya, coba aja Fi, siapa tau berhasil diangkat," jawab Roselyn tenang dengan wajah cuek, padahal hatinya berdegup kencang.

Roselyn pun dengan cepat melangkah ke arah parkiran kampus dan langsung disambut Andreas. Dari kejauhan mereka, Fifi dan Clara melambaikan tangan sambil menggoda tersenyum ke arahnya, membuat Roselyn hanya bisa tersenyum malu.

“Ayo, Lyn,” ucap Andreas sambil memberikan helm padanya. Roselyn menerimanya dengan ragu, lalu naik ke motornya.

Angin sore berhembus begitu kencang bersamaan dengan hati Roselyn yang sedang merasa gelisah. Bayangan Jayden selalu hadir, seolah sedang memperhatikannya.

Dia bergumam tak tenang. Kenapa hatinya merasa bersalah? Kenapa hatinya tak tenang, padahal dia dan Jayden bukan pasangan, tidak terikat hubungan apapun.

"Bodo amat ah! Kenapa mikirin dia sih Roselyn," bentak nya kesal pada dirinya sendiri, dan terdengar samar oleh Andreas yang sedang fokus ke jalan.

"Kenapa Roselyn? Kamu bicara apa?, aku nggak dengar," teriak Andreas, penasaran.

"Aku gak ngomong apa-apa," teriaknya.

Andreas menaikan kecepatan motornya, membuat Roselyn tersentak takut jatuh dari motor, sehingga tangannya otomatis memeluk Andreas tanpa sadar.

“Andreas jangan ngebut! Aku takut jatuh!” teriak Roselyn panik sambil terpaksa memeluk punggungnya.

"Makanya pegangan Lyn," teriaknya.

Andreas tertawa lalu menurunkan kecepatan motornya. dan akhirnya mereka tiba di sebuah bioskop yang cukup ramai sore itu.

Setelah memarkirkan motornya, Andreas turun lebih dulu, lalu membantu Roselyn melepas helmnya sambil tersenyum, matanya tak lepas menatap wajah Roselyn yang terlihat sedikit gugup.

“Ayo, Lyn. Hati-hati ya,” Andreas memegang tangan Roselyn membantunya turun dari motor.

Mereka masuk ke dalam bioskop, Andreas sudah memesan tiket lebih dulu lewat aplikasi. Ia berjalan di belakang mengikuti Roselyn.

Saat film dimulai lampu ruangan redup, suasana jadi lebih sepi. Roselyn mematikan ponselnya agar suara getaran tidak mengganggu.

Sedangkan Andreas menggeser tangannya mendekat ke kursi Roselyn. Jarak mereka semakin dekat, hingga lengan mereka bersentuhan, namun Roselyn refleks menjauhkan tangannya itu dan fokus kembali pada film yang sedang berputar di hadapannya.

Tidak lama kemudian Andreas berbisik, memperhatikan Roselyn yang sedang menggenggam tangannya sendiri.

“Kamu kedinginan, Lyn?.” Ia langsung melepas jaket yang dipakainya dan menyelimutinya ke pundak Roselyn. “Pakai ini, biar hangat.”

Roselyn terdiam, sedikit menunduk, dan arah matanya hanya tertuju pada layar film. Perhatian kecil sering di tunjukan oleh Andreas, namun Roselyn menanggapinya biasa saja, hatinya tak berdebar sama sekali.

Setelah film selesai, mereka keluar dari bioskop dan kembali ke parkiran, namun Andreas bukan mengajak Roselyn untuk pulang. Ia berdiam sebentar.

“Lyn…” Andreas berbisik, sambil melihat Roselyn dengan tatapan hangat, “Dari dulu sampai sekarang, perasaanku tidak berubah. Aku sayang kamu Lyn."

Roselyn terdiam, jantungnya berdetak kencang tapi bukan untuk Andreas. Ia mengingat kembali Jayden yang selalu berusaha menggodanya dengan kata-kata manis dan ia selalu berhasil membuatnya tersipu malu, tatapan Jayden yang dingin penuh kuasa yang selalu menuntut hatinya terus berputar di kepalanya. Hingga lamunannya tersadar oleh suara Andreas.

"Lyn," panggilnya, tatapan mata Andreas terlihat sangat tulus terhadapnya, namun Roselyn hanya menunduk tak ingin melihatnya.

Entah kenapa, tanpa sadar, Roselyn mengakui perasaannya hanya milik Jayden, Ia dengan berani langsung menolak Andreas tanpa ragu.

“Maaf ya, Andreas. Aku gak bisa nerima kamu. Aku gak bisa. Lebih baik kita berteman saja,” jawab Roselyn pelan namun terdengar tegas.

Andreas menatap Roselyn cukup lama, lalu tersenyum dengan sorot mata yang menyimpan kekecewaan. “Aku mengerti, Lyn. Nggak usah minta maaf. Aku hanya ingin jujur sama kamu. Itu aja.”

Roselyn mengangguk, sedikit lega karena Andreas tidak memaksakan perasaannya. Ia kembali terdiam pikirannya penuh dengan bayangan Jayden kembali.

“Jangan pulang dulu, ya, Lyn? Aku ajak kamu ke pasar malam. Kamu pasti senang," sahutnya.

Roselyn sempat ragu dan menolak, namun karena Andreas memohon, ia tak tega menolak ajakannya akhirnya Roselyn menyetujui keinginannya dan Mereka akhirnya berjalan ke pasar malam bersama.

Andreas begitu santai menggenggam tangan Roselyn, seolah itu hal yang wajar. Roselyn sempat ingin menarik tangannya, namun Andreas mengeratkan dan berdalih takut terpisah di tengah keramaian, sehingga tak mempermasalahkannya.

Mereka mencoba beberapa permainan, seperti lempar bola, roda putar hadiah dan terakhir makan jagung bakar bersama sambil tertawa melihat boneka hadiah yang didapat Andreas.

Sekilas, suasana terasa ringan dan menyenangkan bagi Roselyn, tapi tetap saja pikirannya hanya terbayang Jayden seberapa kuatnya ia menepis bayangannya.

Tanpa Roselyn sadari, dari kejauhan seseorang tengah merekam kebersamaan mereka dengan detail. Senyuman, genggaman tangan, hingga tawa Roselyn tak luput terekam, bahkan kamera itu sudah mengarah tepat dari sejak sore hari selepas sepulang kuliah.

______

Jayden mendesah kesal dengan rasa cemas yang berkecamuk di dalam pikirannya. Ia sudah berulang kali menghubungi Roselyn namun ponselnya tetap tidak aktif.

Rahangnya mengeras, jemarinya menggenggam ponsel begitu kuat seakan menahan segala emosinya.

“Ada apa? Tidak biasanya Roselyn, kamu matikan ponselmu?!” desisnya curiga, matanya menatap kosong ke arah jendela.

“Kamu sedang menjauh lagi?” duganya yang membuat dadanya sesak. Belum sempat ia menenangkan diri, tiba-tiba ponselnya bergetar kembali. Sebuah notifikasi pesan masuk dari Rama.

Dan saat membuka pesan itu, matanya terbelalak, dadanya bergejolak penuh emosi, napasnya memburu di serang amarah.

Sebuah video berputar jelas saat Roselyn memeluk Andreas di motor, menonton bersama di bioskop, lalu berjalan berdua di pasar malam, tangan Roselyn digenggam erat oleh Andreas tanpa penolakan dari Roselyn. Ia tertawa sambil makan jagung bakar berdua.

Jayden melihat video itu dari awal sampai akhir, dan membuat hatinya sakit, seolah Roselyn telah menghianatinya.

"Beraninya kamu, Menyakiti saya, Roselyn!"

—----

Siang itu di hari minggu, sinar matahari menembus tirai kamar Roselyn. Ia mengerjapkan matanya pelan, tubuhnya masih terasa lelah setelah semalam pergi keluar bersama Andreas. Dengan malas dan kepala masih terasa pusing ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidur.

Saat menyalakan ponselnya, Roselyn langsung terperanjat, melihat puluhan panggilan telepon dan beberapa notifikasi pesan masuk dari Jayden.

Dengan jantung berdebar, Roselyn membuka deretan pesan itu.

“Kenapa ponsel kamu dimatikan?”

"Kamu mengabaikan saya, Roselyn!"

“Roselyn! Jawab saya!”

“Jangan buat saya khawatir, Roselyn!

“Kamu tahu nggak, saya marah, saya serius!

“Kamu menantang saya, Roselyn!”

Jemari tangan Roselyn gemetar saat membaca setiap kata dari pesan itu. Hatinya mencelos, Ia bisa merasakan emosi Jayden, seakan lelaki itu berdiri di hadapannya, menatapnya dengan mata tajam penuh amarah.

Roselyn mendesah kesal padahal ia baru saja bangun tidur, kemarin saat pulang menonton sama sekali belum mengecek ponselnya karena badannya sudah sangat lelah.

Namun tiba-tiba terlintas dalam hatinya perasaan sakit hanya karena Jayden marah, Kenapa ia merasa tak rela membuat Jayden kecewa?”

“Ah, lama-lama aku bisa gila jika terus terikat dengannya! Lagi pula siapa dia? Mau ponselku aktif atau engga, bukan urusan dia! Kenapa dia harus marah-marah gak jelas gini sih! Aku jadi tertekan,” ucap Roselyn jengkel bibirnya bergetar, menepis perasaan itu.

Ia ingin segera membalas pesan itu, akan tetapi jarinya berhenti di atas layar, ragu harus menuliskan apa dan hanya membiarkannya begitu saja.

Lanjut Part 15》

1
KP - YUSUP IKBAL
Suka alur ceritanya.
Azure
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
KP - YUSUP IKBAL
Menarik
Black Jack
Membuat saya terharu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!