NovelToon NovelToon
Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: YoungLady

Selama lima tahun pernikahan, Niken dan Damar tampak seperti pasangan sempurna di mata semua orang. Di balik senyum yang mereka pamerkan, ada luka yang mereka sembunyikan—ketidakmampuan untuk memiliki anak. Niken tetap bertahan, meski setiap bisikan tajam dari keluarga mertua dan orang sekitar menusuk hatinya.

Hingga badai besar datang menghantam. Seorang wanita bernama Tania, dengan perut yang mulai membuncit, muncul di depan rumah mereka membawa kabar yang mengguncang, dia adalah selingkuhan Damar dan sedang mengandung darah dagingnya. Dunia Niken seketika runtuh. Suami yang selama ini ia percayai sepenuh hati ternyata menusuknya dari belakang.

Terseret rasa malu dan hancur, Niken tetap berdiri tegak. Demi menjaga nama baik Damar dan keluarganya, ia dengan pahit mengizinkan Damar menikahi Tania secara siri. Tapi ketegarannya hanya bertahan sebentar. Saat rasa sakit itu tak tertahankan lagi, Niken mengambil keputusan yang mengguncang. Ia memutuskan untuk bercerai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

☀️☀️☀️

Siang hari, mentari bersinar terik. Beberapa orang mencari minuman dingin untuk mengusir dahaga dan gerah yang menyelimuti tubuh mereka. Stand minuman milik Damar menjadi incaran. Aromanya yang khas dan racikan rasa yang segar membuat banyak orang rela antre, berharap bisa meneguk kesegaran di tengah cuaca yang membakar kulit. Damar tengah sibuk menuang jus ke dalam cup ketika suara familiar yang tajam membelah keramaian.

“Damar!” panggil Mayang, suaranya keras dan penuh tekanan. “Aku mau bicara!”

Damar mendongak. Wajah ibunya tampak merah, matanya menyala. Ia segera tahu, ini pasti bukan sekadar kunjungan biasa.

“Iya, Bu. Ada apa?” Damar berusaha tenang, namun firasatnya buruk.

Mayang melipat tangan di dada, berdiri di depan stand tanpa memedulikan antrian yang mengular. “Aku lihat jatahnya ibu berkurang minggu ini. Kau kemana kan sisa jatah uang bulanan ibu, Dam? Apa kau berikan pada Tania?”

Beberapa kepala menoleh, penasaran. Damar menghela napas. “Bu, aku sudah bilang, aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu. Dulu aku punya banyak uang, sekarang tidak. Jangan salahkan Tania Bu, dia tidak tahu apa-apa,”

“Omong kosong!” potong Mayang tajam. “Pasti istrimu itu yang mengambil bagian ibu diam-diam. Dia kan yang ngatur keuangan sekarang, bukan?”

Tania yang sedang mencatat pesanan di sisi lain stand menoleh tajam. Matanya langsung menyala.

“Maaf, Bu Mayang,” ucap Tania datar. “Tapi aku tidak pernah sentuh jatah siapa-siapa. Tuduhan Ibu keterlaluan!”

“Sudah, kau tidak usah sok polos. Ibu tahu kau dari awal tidak pernah suka ibu ada di sekitar Damar! Sekarang kau mulai gerogotin hak ibu, ya?!”

Kalimat itu membuat Tania meledak.

“ASTAGA! Ibu pikir aku tega makan uang dari jatah ibu? Aku capek kerja tiap hari bantu Mas Damar! Aku bukan perebut apa pun! Justru Ibu yang suka nyusahin!”

“Kurang ajar!” Mayang membalas cepat.

Suara keduanya semakin meninggi, saling teriak, saling menyela. Beberapa pelanggan mulai mundur, satu-dua berbalik dan meninggalkan antrean. Damar segera melangkah ke tengah mereka, menyela tubuh yang mulai mendekat seperti siap saling dorong.

“Berhenti!” teriak Damar sambil merentangkan tangan, memisahkan keduanya. “Cukup! Kalian bikin malu!”

Tania masih ingin bicara, tapi Damar menatap tajam padanya. “Tan, tolong diam dulu. Jangan membuatnya tambah parah.”

Lalu dia berbalik ke Mayang. “Bu, tolong… pulanglah. Aku mohon. Ini tempat usaha, bukan arena bertengkar.”

Mayang masih memelototi Tania, tapi akhirnya menggerutu pelan dan melangkah pergi. Tania berdiri kaku, matanya mulai berkaca-kaca, menahan emosi yang belum sempat keluar sepenuhnya.

Saat suasana mulai reda, Damar menatap standnya. Meja berantakan, pesanan terbengkalai, dan antrean sudah lenyap. Hanya beberapa orang yang masih berdiri dengan wajah ragu.

Dia menekan pelipisnya, napasnya berat. “Gara-gara kalian, aku rugi besar hari ini,” gumamnya.

Tania mencoba mendekat. “Mas Damar, aku cuma—”

“Aku tahu. Tapi tolong… jangan terpancing lagi. Aku capek harus jadi penengah terus.”

Tania terdiam. Damar memungut cup yang tumpah, lalu mulai membereskan meja dengan wajah masam. Keributan tadi mungkin hanya berlangsung beberapa menit, tapi kerusakan yang ditimbulkannya terasa jauh lebih lama.

***

Parkiran mall siang itu tidak terlalu ramai. Angin semilir menyapu rambut panjang Niken yang baru saja turun dari mobil mewahnya. Sepasang kacamata hitam bertengger anggun di wajah tajamnya, langkahnya tegap dan elegan. Ia terlihat seperti sosok wanita sukses yang tak bisa disentuh oleh siapa pun—hingga suara dari belakang menghentikan langkahnya.

"Niken?"

Niken menoleh. Matanya sedikit membelalak saat melihat sosok yang tidak asing. Mayang. Mantan mertuanya.

“Oh… Ibu,” gumam Niken, mencoba tenang meski hatinya seketika tidak nyaman.

Mayang mendekat dengan senyum canggung. “Kamu sehat, Ken? Lama tidak ketemu. Ibu kangen,” katanya, mencoba meredakan jarak dengan nada manis.

“Ada perlu apa, Bu?” tanya Niken datar, tak tergoda pada sapaan hangat itu.

Mayang menarik napas panjang, lalu mendekat sedikit. “Ibu cuma mau tanya… kenapa kartu ATM pemberianmu tidak bisa dipakai lagi? Ibu coba tarik uang, tapi katanya diblokir.”

Niken menatapnya tanpa emosi. “Memang aku blokir, Bu. Aku dan Mas Damar sudah cerai. Aku tidak punya kewajiban lagi untuk terus mengalirkan uang ke rekening Ibu.”

Mata Mayang membulat. “Tapi, Nik… Ibu butuh uang itu. Sekarang hidup Damar tidak semudah dulu. Usahanya baru mulai lagi, penghasilannya belum seberapa. Uang dari dia tidak cukup buat kebutuhan Ibu sehari-hari.”

Niken tersenyum tipis, bukan karena simpati—melainkan ketegasan. “Maaf, Bu. Tapi aku bukan lagi bagian dari keluarga itu. Aku juga kerja keras, cari uang sendiri, bukan untuk dibagi ke orang yang bahkan sekarang tidak punya hubungan apa-apa lagi denganku.”

“Tapi Ibu butuh, Ken! Ibu ini mantan mertuamu! Sedikit belas kasihan saja…”

Niken mendekat, menatap langsung ke mata Mayang. “Kalau Ibu butuh uang, kerja. Jangan hidup dari belas kasihan mantan menantu. Dunia tidak selamanya memberikan Ibu kenyamanan. Waktu Ibu memperlakukan aku seperti pembantu di rumah dulu, Ibu lupa ya, kalau aku juga manusia?”

Mayang terdiam, wajahnya memucat. Tak pernah ia membayangkan Niken—yang dulu lemah lembut, penurut, bahkan rela mengalah saat diperlakukan semena-mena—bisa berubah sekeras ini. Galak. Angkuh. Dingin.

“Terima kasih sudah menyapa, Bu. Tapi aku harus pergi belanja. Waktuku terlalu mahal untuk dihabiskan mengurusi masa lalu.”

Tanpa menunggu jawaban, Niken membalikkan badan dan melangkah pergi dengan sepatu hak tinggi yang berderap percaya diri di atas lantai parkir. Mayang hanya bisa menatap punggung wanita itu, terdiam dengan mata kosong.

Niken yang dulu adalah istri pendiam yang sering menangis diam-diam di kamar, sekarang menjelma menjadi sosok yang tak tergoyahkan. Wanita itu telah belajar dari luka. Dan dari setiap luka, tumbuh kekuatan yang tak bisa lagi ditundukkan.

Mayang menggigit bibir, hatinya digerus rasa bersalah dan kehilangan. Tidak hanya kehilangan akses pada uang, tapi juga kehilangan satu-satunya orang yang dulu begitu mencintai anaknya tanpa pamrih.

Dan kini, Niken telah berubah—bukan karena dendam, tapi karena sadar bahwa dirinya berharga.

Bersambung....

1
Rahmawati
bagus ceritanya
Rahmawati
baru dua hari loh pacarannya, udah di lamar aja
Rahmawati
semoga ortu Bastian berubah pikiran dan menerima niken sbg calon mantu
Rahmawati
td salah ketik nama, yg ngobrol dengan Bastian masak Tania thor
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺: terimakasih atas koreksinya. author keder, sudah di revisi ya😂🙏😘
total 1 replies
Rahmawati
Bastian pasti ada rasa nih sm niken makanya mau bantu niken
Rahmawati
ini nih tipe perempuannya yg gk mau dia ajak berjuang, maunya langsung sukses
Rahmawati
jgn ke pede an km damar,, gk mgkin niken ngemis minta rujuk sm km
Daneen
Semangat Thomas
Azizah Hazli
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih🙏
Rahmawati
km masih muda Tania seharusnya km bisa bekerja keras agar gk hidup susah
Rahmawati
ternyata damar cuma numpang dirumah niken
Rahmawati
aku mampir Thor
Daneen
Kapok lu damar
Uba Muhammad Al-varo
bagus
Vien Habib
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih sudah datang berkunjung🙏
Ma Em
Makanya Damar kalau sdh punya istri yg baik itu jgn bertingkah sekarang kerasa sama kamu kan perbedaannya antara Niken dan Tania, kalau sama Niken kamu dihargai dan di hormati tapi dgn Tani Kamu cuma dijadikan babu.
Ma Em
Semangat Niken mungkin kamu akan mendapatkan lelaki yg lebih baik dari Damar, bkn Niken yg akan menyesal tapi Damar yg akan menyesal karena sdh menduakan mu Niken.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!