NovelToon NovelToon
Harta Karun Raja-Raja

Harta Karun Raja-Raja

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Pemain Terhebat / Epik Petualangan / Persahabatan / Penyelamat
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Berdasarkan peta kuno yang dicurinya. Ayu mengajak teman-temannya untuk berburu harta karun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke Permukaan

“Kami berlima akan keluar dari tempat ini”,

              “Empat orang yang akan keluar dari tempat ini adalah aku, Emil, Jono dan Cindy”,

              “Sedangkan Arya adikku masih lah anak-anak”,

              “Dan dia juga akan keluar dari tempat ini”,

              Jawaban tegas dari Ayu memenangkan teka-teki. Pertanyaan itu akan terus diulang-ulang jika jawabannya belum lah tepat.

              Ayu dengan cerdik bisa menyudahi pertanyaan jebakan tersebut. Ia yang mendapat giliran paling akhir untuk menjawab mempunyai waktu lebih banyak untuk berpikir.

              Setelah jawaban dengan alasan yang benar diberikan. Kelima sosok orang-orang yang menyerupai Ayu dan kawan-kawan berpaling.

              Orang-orang itu pergi meninggalkan Ayu dan teman-temannya yang masih berada di dalam kurungan jeruji.

              Orang-orang itu berpaling dari Ayu, Emil, Jono, Cindy dan Arya. Mereka keluar meninggalkan ruangan bak istana ini.

              Masih saja mereka membuat takut. Karena mereka pergi menghilang bukan lewat pintu besar yang masih terbuka.

              Orang-orang yang menyerupai para pemburu harta karun itu pergi menghilang menembus tembok-tembok.

              Seramnya bukan main-main.

*

              “Apa selanjutnya?”, tanya Emil dengan datar.

              Mereka berlima sekarang pastinya memiliki rasa canggung diantara satu dengan yang lain. Setelah rahasia-rahasia hati mereka terungkap dan langsung didengar oleh orang yang diresahkan.

              “Seharusnya tidak lama lagi kita akan keluar dari tempat ini”, jawab Ayu.

              Lalu terjadi gempa,

              Ruangan yang megah ini bergoyang.

              Lantai dan dinding tempat ini bergetar perlahan kemudian semakin kencang.

              Jeruji-jeruji besi yang mengurung Ayu dan kawan-kawan tiba-tiba runtuh. Jatuh satu-satu.

              Bebas lah Ayu, Emil, Jono, Cindy, dan Arya. Burung-burung itu sekarang bisa terbang semaunya tanpa kekangan.

              “Apa selanjutnya?”,

              “Kita harus pergi dari tempat ini sebelum mati terkubur”,

              “Ayo cepat”,

              “Kemana?”,

              Tiba-tiba keluar air dari celah-celah lantai dan celah-celah dinding ruangan. Gempa yang barusan terjadi adalah pertanda datangnya air bah.

              Air bah adalah air yang meluap yang mengalir deras. Seperti banjir bandang atau banjir besar yang datang secara tiba-tiba.

              Dari pintu masuk yang masih terbuka masuk air bah dengan gelombang yang besar.

              Ayu dan teman-temannya hanya bisa pasrah dengan keadaan.

              “Bagaimana ini?”,

              “Apa yang harus kita lukakan?”,

              “Jangan sampai tenggelam, air ini akan membawa kita naik sampai ke atas”,

              Dan benar saja,

              Air dengan volume yang banyak dan tekanan yang tinggi membawa Ayu dan teman-teman ke atas. Keluar dari tempat ini sesuai dengan apa yang telah disepakati.

              “Argh”,

              Tidak ada yang tidak menjerit, mereka semua disembur keluar oleh air bumi.

*

              Cukup lama,

              Mereka akhirnya terpental keluar sampai ke permukaan.

              Sekarang mereka berada di tengah sungai yang dingin. Dan di malam hari.

              “Kalian tidak apa-apa?”

              “Di sana”,

              “Ayo berenang ke sana”, pimpin Ayu yang melihat pinggir sungai.

              “Ikuti aku”, pimpin Jono yang kuat berenang.

              Tidak terlalu lama mereka yang pandai berenang bisa sampai di tepi sungai dan menyentuh tanah daratan.

              Mereka semua basah kuyup dan tersengal-sengal.

              “Apa kita semua selamat?”,

              “Kita absen dulu”,

              “Ayu”, pinta Ayu.

              “Emil”,

              “Jono”,

              “Cindy”,

              Hanya empat orang yang melakukan absen. Kemana anak kecil itu? Suara Arya belum juga terdengar.

              “Arya?”,

              “Arya?”,

              “Dimana Arya?”,

              “Arya belum bisa berenang”,

              “Aku akan mencarinya”,

              “Aku akan mencarinya”,

              “Tunggu”,

              “Lihat lah”,

              Mereka tidak diberikan waktu untuk lebih khawatir lagi.

              Arya memang belum bisa berenang dengan baik. Tapi ia masih bisa selamat walaupun sampai di tepi sungai belakangan. Menyusul kakak-kakaknya yang terlebih dahulu keluar dari dalam air dengan berenang.

              Dari pinggir sungai Arya terlihat seperti sedang berjalan di atas air.

              Anak kecil itu berjalan di atas air dengan begitu cepat menuju ke daratan.

              Rupanya Arya tidak sendirian. Ia datang bersama dengan kura-kura leher panjang yang sekali lagi menolong mereka.

              Arya berdiri tegak di atas tempurung-tempurung kura-kura yang besar.

              “Apa kalian semua baik-baik saja?”,

              Dengan lugunya Arya bertanya kepada yang lainnya setelah sampai di tanah daratan.

              Ayu segera memeluk adiknya. Ia sempat berpikir kalau ia telah kehilangan bocah yang sangat disayanginya itu.

              “Ya kami semua baik-baik saja”,

*

              “TEKA-TEKI”,

              Titik bulatan hitam yang keenam telah berhasil dilewati. Nyawa dan kejujuran yang menjadi bahan taruhan.

              Kelima para pemburu harta karun itu sekarang telah kembali ke permukaan. Mereka tahu kalau sekarang mereka sudah keluar dari dalam bumi.

              Langit malam yang ada sedikit bintang-bintang itu sekarang tepat berada di atas kepala mereka. Tanpa ada yang menghalangi.

              Ayu, Emil, Jono, Cindy dan Arya bisa kembali melihatnya dengan leluasa dan sesuka hati.

              Mereka sekarang berada di dalam hutan yang ada di dekat sungai yang belum lama tadi memuntahkan mereka.

              Mereka sekarang tengah berkumpul mengelilingi api unggun untuk menghangatkan tubuh sekaligus mengeringkan pakaian,

              Sambil berbincang-bincang,

              “Menurut kalian sekarang kita berada dimana?”,

            “Kalimantan?”,

              “Mungkin juga Sulawesi”,

              “Bisa juga Sumatera”,

              “Bisa juga Bali”,

              “Bagaimana dengan Papua?”

              “Bisa juga kita masih berada di pulau Jawa”,

              “Bagaimana dengan pulau-pulau kecil yang lainnya?”,

              Mereka telah menyeberangi lautan yang terbelah.

              “Jam berapa sekarang?”,

              “Semuanya mati”,

1
April Lia
wew mantap tuh harta Karun nya/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!