Arsa menjalani hidup yang sangat sulit dan juga aneh. Dimana semua ibu akan bangga dengan pencapaian putranya, namun tidak dengan ibunya. Alisa seperti orang ketakutan saat mengetahui kecerdasan putranya. Konfilk pun terjadi saat Arsa bertemu dengan Xavier, dari situlah Arsa mulai mengerti kenapa ibunya sangat takut. Perlahan kebernaran pun mulai terkuat, dimulai dari kasus terbunuhnya Ayah Arsa, sampai skandal perusahaan besar lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humble, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Klub pribadi
Senyum jahil gadis itu benar-benar membuat Arsa tidak bisa berkata-kata. Apalagi tidak lama setelahnya, mobil itu berbelok ke sebuah klub pribadi.
“Tuan junior, temani aku minum.” Ucap Saly, begitu dia memarkirkan mobil dan melepas seat belt.
Kening Arsa berkerut, namun belum sempat dia menanggapinya, gadis itu kembali berkata. “Oh ayolah! Apa aku seburuk itu, hingga kau begitu malu keluar dan minum bersamaku? Atau…”
Saly menggantung kata-katanya, dan menatap pemuda itu penuh selidik. Dia mendekatkan kembali wajahnya sebelum akhirnya melanjutkan.
“Jangan bilang kamu tidak pernah minum? Apa aku benar?” Tanya Saly curiga.
Arsa kembali memundurkan wajahnya, dan menggelengkan kepalanya. Namun beberapa saat berikutnya dia kembali berkata.
“Nona Saly, aku takut. Aku akan menghabiskan uangmu…. Bukankah harga minuman di tempat ini sangat mahal?” Balas Arsa, yang terdengar memancing rasa penasaran gadis itu.
“Hahaha! Apa kau ingin bilang bahwa kau peminum yang kuat? Hmm… ayo kita lihat, sekuat apa dirimu?” Ucap Saly, terlihat tambah bersemangat.
“Wanita ini benar-benar gila.” Gumam Arsa, yang tentu saja di dengar oleh gadis di sebelahnya itu.
Meski begitu, dia tetap membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Keduanya berjalan memasuki klub tersebut. Namun, tidak jauh dari tempat dimana mobil itu terparkir, seseorang yang berada di area parkir itu, memperhatikan Arsa.
“Hawk! Bukankah dia si brengsek yang duduk besama Nona Clara, tadi?”
“Siapa?”tanya Hawk sambil berbalik, namun Arsa yang bersama dengan Saly baru saja menghilang di sebalik dinding setelah berbelok menuju pintu lift tidak jauh dari tempat parkir.
Tahu bahwa Hawk yang ada di dekatnya tidak melihat, Bohim mengangkat satu tangan dan mendorong udara. “Ah, sudahlah lupakan saja. Ayo kita masuk.” Ucap Bohim, seolah tidak peduli.
“Baiklah, lagipula Gina dan yang lainnya sudah menunggu di dalam sana.” Balas Hawk, sambil menutup pintu dan berjalan mengitari mobil, menuju arah yang sama, di mana Arsa dan Saly tadi berjalan.
***
“Wow, sepertinya sedang ada acara disini!” Seru Saly, begitu keduanya masuk dan melihat diruang utama klub tersebut, gadis itu mendapati suasana di sana lebih ramai dari yang dia duga.
Arsa tidak pernah memasuki tempat seperti ini sebelumnya. Jadi, dia tidak tahu apa bedanya. Namun, melihat gadis itu telah berjalan ke arah bar, tidak ada pilihan lain bagi pemuda itu selain mengikutinya.
“Bob, kenapa ramai sekali?” Tanya Saly pada seorang pria paruh baya, namun memiliki penampilan cukup modis dengan kedua tangan di penuhi tatto di belakang meja panjang itu.
Bob yang saat itu sedang membersihkan gelas, mendongkak dan langsung tersenyum saat melihat siapa yang bertanya.
“Saly, sudah lama sekali sejak kau menjadi begitu terkenal di kota ini.” Balas Bob, sama sekali tidak menjawab pertanyaan gadis itu.
Saly tersenyum sambil menggelengkan kepala. “Aku hanya sedikit sibuk, tidak ada hubungannya dengan itu. Jadi perayaan apa ini?” Tanya gadis itu, sekali lagi.
Arsa sempat melihat Bob melirik sebentar padanya, sebelum akhirnya pria tua itu menunjuk kearah tempat beberapa pemuda kelompok pemuda berkumpul di sana.
“Aku rasa kau mengenalnya. Hari ini, putri Richard, Irish Carlton berulang tahun. Setelah mengadakan acara dengan keluarganya, dia dan teman-temannya melanjutkannya di tempat ini.” Jawab Bob sebelum akhirnya berbalik dan mengambil beberapa botol minuman, dan meletakkannya di meja bawah bar itu.
“Seperti biasanya, bukan?” Lanjut pria itu, seolah sudah tau apa yang akan di pesan gadis tersebut.
Saly yang melihat kearah keramaian itu segera berbalik, dan mengangguk. “Ya, buat dua.”
Setelah mengatakan itu, Saly menoleh pada arsa yang masih berdiri, lalu kembali berkata. “Arsa, apa kau takut dan berubah pikiran?” Tanya Saly, dengan senyum meremehkan.
Arsa tersentak, karena saat itu dia juga sedang melihat pada arah yang sama sebelumnya. Namun, mendengar bagaimana cara gadis itu bertanya, cepat dia menggelengkan kepala dan berkata.
“Tidak, tentu saja. Aku rasa, seseorang harus menutup mulut wanita gila ini.” Jawab Pemuda itu, lalu duduk di sebelah gadis itu.
Saly adalah salah satu pelanggan tetapnya. Jadi, sedikit banyaknya, Bob mengetahui bagaimana gadis itu.
Mendengar jawaban Arsa, membuat Saly semakin bersemangat. “Bob, dia Arsa…. Buatkan satu untuknya.” Ucap gadis itu, yang melihat Bob menatap kearah Arsa.
“Tuan Arsa, aku Bob…” ujar Bob memperkenalkan dirinya.
Arsa ingin menanggapi pria itu, namun dia tidak menyangkan bahwa Bob kembali berbicara, namun tidak padanya.
“Apa kalian sedang berkencan?” Tanya Bob pada Saly, lalu melirik kearah Arsa. “Anak muda, aku rasa kami sangat beruntung. Gadis ini, tidak pernah membawa pemuda ke sini sebelumnya. Bahkan, aku sudah tidak bisa menghitung sudah berapa pria yang patah hati, hanya sekedar untuk bisa duduk di sebelah wanita ini.” Ucap Bob dengan nada mengejek.
“Bob. Apa yang kau katakan? Jangan membuat dia menolakku untuk ketiga kalinya!” Seru Saly menyela.
Arsa sudah bisa mengerti bahwa keduanya cukup akrab, namun, melihat bagaimana keduanya berinteraksi, sedikit membuat pemuda itu terkejut.
“Dia apa?”
Jelas saat itu, Bob tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, jadi dia kembali bertanya untuk memastikan.
“Dia, dia menolakku dua kali, dan sekarang, kau baru saja hampir membuatnya menolakku sekali lagi.” Tegas Saly.
Ditolak oleh seseorang mungkin adalah hal yang biasa. Namun, Bob tidak bisa menerima jika gadis yang ada di depannya ini yang mengatakannya.
Saly Hils, adalah gadis yang sangat cantik. Berbicara tentang beberapa orang yang sudah patah hati di depannya, Bon sama sekali tidak bercanda tentang itu.
Canti dan cerdas, adalah kombinasi yang sangat langka. Kecerdasannya membawa gadis cantik itu ke level berbeda. Apalagi, beberapa bulan terakhir, Saly Hils sering menjadi pembicaraan banyak orang karena sepak terjangnya yang cukup mengejutkan di dunia investasi kota Dream ini.
Bob memang melihat Saly tersenyum saat mengatakannya. Namun itu membuatnya semakin yakin, bahwa apa yang dikatakan oleh gadis itu padanya memang benar adanya.
Cepar dia berbalik dan melihat pada Arsa dengan seksama. Seolah mencurigai pemuda itu, Bob melihat pemuda itu lekat-lekat, dari atas hingga ke bawah, sebelum akhirnya bertanya.
“Anak muda, apa kau gila? Kau menolak gadis ini?” Tanya Bob, benar-benar tak percaya.
Arsa harus memundurkan sedikit wajahnya, karena pertanyaan dari pria itu, terdengar seperti tuduhan saat seseorang sudah melakukan kesalahan yang teramat sangat fatal.
“Tuan, dia memang cantik.. tapi, karena kalian terlihat sangat dekat, aku rasa kau juga sudah tahu betapa gilanya gadis ini, bukan balas Arsa sedikit terkekeh saat mengatakan itu.
👍👍👍