Pertemuan tak terduga antara Clara dan Arjuna,yang mana dulunya mereka satu sekolah semasa putih abu-abu.
Ada yang berbeda ketika Arjuna menatap netra wanita yang kini ada di hadapannya, tiba-tiba saja, Arjuna seakan terlempar pada situasi masa lalu.Masa di mana saat itu mereka masih ber seragam putih abu-abu.Saat itu Arjuna sebagai ketua OSIS,sedangkan Clara adalah sekertaris.Setau Arjuna,wanita itu dulu tipe gadis cuek,tomboy serta tidak pandai menjaga penampilan.Jelas sekali melekat dalam ingatan Arjuna,saat gadis lain sibuk memilih gaun yang indah untuk acara pensi,Clara justru hanya mengenakan celana overal dan kaos oblong.
Di saat gadis lain mengejar dan menyatakan cinta pada Arjuna,saat itu Clara adalah gadis paling acuh.Seakan Arjuna tak terlihat sama sekali di hadapan Clara.
Lalu bagaimanakah kisah Arjuna dan Clara setelah sekian purnama tak bertemu??
Akankah mereka merangkai kisah Indah???atau malah tak terjadi apa-apa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baihaqi Abizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian tiga belas
Fahmi tiba di sebuah bangunan,tempat di mana wanita yang dia suka berada di dalamnya.Fahmi tersenyum penuh arti,kala dia membayangkan Clara berada di dalam,dan tengah menunggunya.
suara lonceng yang tergantung di atas pintu berbunyi kala Fahmi membuka pintu cafe.Mata Fahmi mengedar di penjuru cafe,guna mencari sang pemilik hati.
Senyum Fahmi merekah saat dia mendapati Clara tengah berdiri menghadap mesin kopi.Dapat Fahmi pastikan kini Clara tengah menyiapkan pesanan.
Fahmi menyeret langkah perlahan,tatapanya terkunci oleh satu sosok yang berada beberapa meter di hadapanya.Ke dua tangan dia masukan ke dalam saku celana.Dengan mengenakan kemeja wana putih yang lenganya dia gulung sampai siku,serta celana bahan warna cream,sudah membuat penampilan Fahmi terlihat menawan.
"permisi,bisa saya memesan satu kopi nona Andi Aulia."
Clara mematung,hanya satu orang yang selalu memanggil dia dengan nama tengah dan nama belakangnya.Entah kenapa hatinya bergetar,matanya memanas.Sekelebat kenangan saat putih abu-abu menari di benak Clara.
setelah bisa menguasai diri,Clara membalikan tubuh menghadap seseorang itu.Ya,Clara tau kalo yang memanggil adalah Fahmi.
Fahmi mencelos,melihat mata Clara berkaca"Ra,kamu kenapa?"
Clara menggelengkan kepala,tanganya bergerak menghapus air mata yang hendak terjun bebas,melewati pipi.
"Mas Fahmi udah sampai?"Clara mengedarkan pandangan,mencari tempat yang kosong.Setelah menemukan,Clara meminta Fahmi untuk duduk di kursi yang Clara tunjuk."Tunggu di kursi itu ya mas,aku siapin kopi dulu buat mas."
Fahmi menoleh,mengikuti arah pandang Clara.Saat sudah mengetahui,Fahmi pun menganggukan kepala,seraya tersenyum manis.
Dan sialnya ,senyuman Fahmi mengguncang iman para pegawai wanita di cafe Clara.Semua pegawai wanita memekik heboh,matanya berbinar terang.
"Mbak Cla,gila itu manusia apa malaikat!bisa ganteng gitu,buset bersih bener tuh mukanya!"
"Mata gue nggak bisa berpaling sumpah,anjir dada gue kek lagi konser."
"senyumnya mengalihkan duniaku"
Clara mendengus,tak menghiraukan ucapan para pegawainya.Tpi matanya tak lepas ikut memandang Fahmi.Dari jarak kurang dari sepuluh meter Clara memindai penampilan Fahmi,sederhana memang,tapi kenapa pesona duda tanpa anak itu sangat mematikan.
Clara menghentakan kaki,mengambil nampan dan menyiapkan kopi serta kudapan."Permisi."Clara menatap sinis ke arah para pegawainya.
"Ehhh,mbak Cla"para pegawai itu berjingkat kaget,tatapan Clara tak bersahabat.Padahal biasanya,bosnya itu sangat ramah.
***
"Kenapa lo nggak coba jujur sama Clara bro!"
Arjuna menggusah nafas kasar."i am jealous,and my mind seems to be stuck."dengan napas yang memburu Arjuna menjelaskan,ibu jarinya dia gunakan untuk memijat pelipis.
"Then,can you get sympathy from him getting drunk?"Dewangga mendengus,meremas pundak Arjuna."Clara nggak tau,apa yang lo rasa.Kalo lo aja diem,dan lo malah main setuju aja sama ide nyokap lo! Come on bro,tunjukin usaha lo."
Ya,saat ini Arjuna tengah berada di sebuah Club.Bukan kebiasaan Arjuna,tapi kini hati dan pikiranya tengah kacau.Dan dia butuh pelampiasan.
Di club inilah sekarang Arjuna berada,di temani sahabat masa remajanya.Yang juga sepupu dari wanita yang telah berhasil membuat kacau hati Arjuna.
Dewangga merebut gelas kecil berisi minuman,yang hendak Arjuna tenggak untuk ke dua kalinya.Dewangga tau,sahabatnya ini sangat minim tolerensinya terhadap alkohol.Maka sebelum terjadi kekacauan,lebih baik di cegah.Lebih baik mencegah,dari pada mengobati.Begitulah kata pepatah.
"Kalo,lo butuh bantuan,lo bisa bilang sama gue bro.Nggak perlu minum-minum kaya gini."
Rahang arjuna mengeras,tanganya di atas meja terlihat mengepal."Dua kali! Dua kali gue kehilangan Clara,dan lo nggak tau gimana rasanya jadi gue!BRENGSEK!"Arjuna mengumpat tepat di depan wajah Dewangga.
Dewangga melotot sempurna,mulutnya terbuka,tak percaya akan mendapatkan umpatan.Kalo bukan karena Arjuna sahabat,sudah di pastikan saat ini juga Dewangga akan meninggalkan pria matang yang tengah patah hati ini,sendiri di Club.Biar saja tubuhnya jadi santapan wanita penggoda.
"Lo gila ya!lo yang brengsek tau ga!gila,gue nggak percaya.Bisa-bisanya ge relain malam hangat gue sama istri,demi orang gila macam lo!"
Dewangga mengambil dompet,mengambil tiga lembar uang seratus ribuan.Dia taruh di meja bartender,setelah memberi kode kepada bartender.Dewangga menyeret paksa tubuh jangkung Arjuna untuk keluar dari tempat durjana itu.
"Apa-apain sih lo!gue masih mau minum,SIALAN!"tangan Arjuna menepis cekalan Dewangga.
Dewangga tersenyum sinis,melihat Arjuna berdiri sempoyongan meski hanya minum satu gelas kecil."Dasar bocil,mending lo minum soda aja deh Jun!bikin malu aja lo bro."
"Diem Juna!lo mau kemana coba."Dewangga mengejar Arjuna yang berjalan sambil memanggil nama Clara.
"Lo nggak denger,Clara manggil gue ege!gue mau ngejar Clara."dengan langkah terseok Arjuna mengayunkan kakinya.
"Anjir!!!"Dewangga berdiri berkacak pinggang,melihat kini Arjuna memeluk pohon yang ada di pinggir jalan.Dewangga geleng-geleng kepala,tanganya sigap mengeluarkan ponsel.Menekan tombol kamera,lantas dia merekam kelakuan absurd dari sahabatnya.
Puas merekam dan melihat tingkah konyol Arjuna,kini Dewangga menghubungi adik dari Arjuna.
"yoi mas Dewa."suara Prabu terdengar serak.jelas saja serak,secara kini sudah pukul dua belas malam,sudah di pastikan saat ini anak itu tengah berada di alam mimpi.
"Prab,lo jemput deh mas mu ini."
prabu melihat sekilas layar ponsel,untuk memastikan saat ini jam berapa.Menguap,sambil tanganya yang bebas dia gunakan untuk menggaruk perut."Di mana mas?"
"Exodus Club"singkat jelas dan padat,tapi membuat prabu di seberang telefon menganga tak percaya.
"Mas!lo nggak bohong kan? Mas Juna KOBAM!!! SHIT!!!.Shareloc lah mass."
Bisa Dewangga dengar suara rusuh di sana,mungkin saat ini adik dari Arjuna itu tengah panik.Tanpa pikir panjang,dewangga mematikan sambungan telefon,dan mengirim lokasi mereka saat ini.
***
Berbanding terbalik dengan keadaan Arjuna yang tengah kacau,Clara justru tengah berbunga.Makan malam bersama Fahmi di rumah Clara,mereka juga menyiapkan semuanya bersama.Fahmi dan Bayu sang putra,membantu Clara untuk memasak.
Senyuman terukir indah di bibir tiga manusia beda usia itu.Bayu bahkan tak segan mengeluarkan sisi manjanya,kepada Fahmi.Begitu pula dengan Fahmi yang menyambut baik sisi manja dari Bayu.
Kini Clara tengah bergelung di bawah selimut,matanya belum bisa terpejam meski malam telah larut.
Getaran ponsel membuyarkan lamunan Clara.Senyum tersungging di bibir Clara kala mendapati nama si pengirim pesan.
Fahmi:makasih Ra.
Clara mengernyit,tak paham kenapa Fahmi mengucapkan terima kasih.Padahal,menurut Clara harusnya dirinyalah yang mengucapkan terima kasih kepada Fahmi.
Clara:Untuk apa mas?
Menunggu sekitar sepuluh menit dan tidak ada balasan dari Fahmi,Clara menyimpan ponsel di atas nakas,dan memutuskan untuk tidur.
***
Arjuna mengerjapkan mata,menyesuaikan silau yang menghalau mata.Tanganya meremas rambut,duduk bersandar di headboard sambil memijit pelipisnya.Tapi tak cukup sampai di situ,tak hanya kepala yang di dera rasa sakit,kini perutnya pun bergejolak.
Arjuna berlari masuk ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.
"Sukurin,gaya banget,pake kobam segala lo mass!"
Arjuna berjingkat,kaget mendengar suara dari adiknya.Lantas Arjuna terdiam,merenungi kata-kata adiknya.Setelah menyiram muntahan,arjuna membasuh muka,agar terlihat lebih segar.
"Maksud lo,semalam mas..?"Arjuna kini sudah berdiri berhadapan dengan adiknya.Tubuhnya bersandar pada dinding,merasakan lemas efek dari muntah.
"Iya,mana lo malu-maluin banget sumpah mas.Lo boleh mabok,tapi ya nggak usah kaya orang gila juga mas!Pake acara manggil mbak Clara,segala guling lo cium.!"
Arjuna membelalak,kini tubuhnya berdiri tegak,melupakan kepala yang berdenyut serta perut yang masih bergejolak.