NovelToon NovelToon
Gadis Rasa Janda

Gadis Rasa Janda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengasuh / Ibu susu
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: MahaSilsi24

Hutang pinjol 120 juta menjerat Juwita, padahal ia tak pernah meminjam. Demi selamat dari debt collector, ia nekat jadi pengasuh bayi. Tapi ternyata “bayi” itu hanyalah boneka, dan majikannya pria tampan penuh misteri.

Sebuah kisah absurd yang mengguncang antara tawa, tangis, dan cinta inilah perjalanan seorang gadis yang terpaksa berperan sebagai janda sebelum sempat menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MahaSilsi24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keong Racun Tengah Malam

Jam dinding di kamar menunjukkan pukul 01.15 dini hari. Suasana rumah besar keluarga Tanubrata benar-benar hening. Sesekali hanya terdengar suara AC di kamar bayi yang berputar pelan dan suara jangkrik dari luar jendela.

Juwita membuka matanya. Ia merasa segar, padahal tidur lebih awal karena lelah menemani Princess seharian. Ia menoleh ke arah ranjang bayi tempat Princess terbaring. Boneka mungil itu tampak pulas, tersenyum kecil seakan benar-benar manusia hidup.

“Masih tidur, ya, Baby Princess. Enak banget, kayak ga ada beban hidup,” gumam Juwita pelan sambil tersenyum sendiri.

Perutnya terasa kosong. Ia sudah lama menahan diri, tapi rasa haus dan sedikit lapar membuatnya tidak bisa tidur lagi. Ia akhirnya bangkit perlahan, memastikan langkahnya tidak menimbulkan suara keras.

Sebelum keluar kamar, ia sempat masuk sebentar ke kamar mandi untuk buang air kecil. Selesai itu, bukannya mengantuk, matanya malah semakin segar.

“Ah, bikin kopi aja deh biar enakan.”

Ia meraih earphone di meja kecil, menancapkannya ke ponsel, lalu mencari lagu. Entah mengapa, jari-jarinya memilih sebuah lagu lama yang selalu sukses bikin hatinya ringan yaitu Keong Racun. Begitu intro terdengar, kakinya otomatis bergoyang.

Sambil menuruni tangga menuju dapur, Juwita mulai berjoget pelan. Gerakannya sederhana, tapi jenaka. Tangannya kadang melambai, pinggulnya goyang sedikit, bahkan bibirnya ikut komat-kamit mengikuti lirik. Ia lupa kalau dirinya sedang berada di rumah majikan kaya raya yang penuh kamera CCTV di sudut-sudut ruangan.

“Dasar kau keong racun, keong racun.”

Setibanya di dapur, lampu tidak terlalu terang, hanya remang-remang dari bohlam kecil. Ia menyalakan dispenser, mengambil gelas, lalu menyiapkan kopi sachet. Badannya ikut goyang kanan-kiri.

Saat air panas dituangkan, aromanya langsung menguar. Juwita tersenyum puas, menaruh sendok, lalu masih sempat menggoyangkan bahu dan kakinya ke kanan-kiri, mengikuti beat dangdut koplo itu.

"Enak banget bjir, ngopi teangah malam. Sambil ngedrakor enak kali ya."

“Juwita.”

Ada panggilan di belakang Juwita namun ia tak mendengarkannya karena memakai earphone tadi.

Sembari menyeruput kopi yang panas, Juwita pun merasa ada seseorang berada di belakangnya.

"Juwita."

Saat Juwita membalikkan badan, ada Zergan dibelakangnya. Juwita tidak mendengar apa-apa, tapi suara lagu itu tetap membuat ingin bergoyang. Tapi rasa kaget mengalahkan semuanya.

“Ya Allah!” Juwita kaget. Tangannya refleks terlepas, dan gelas kopi panas itu jatuh ke lantai. Cairan cokelat pekat mengalir, bercampur dengan pecahan kaca. Sebagian muncrat ke kaki telanjangnya.

“Aw! Panas!” teriaknya pelan sambil melompat mundur.

Dalam keadaan panik itu, ia melihat sosok Zergan berdiri di ambang pintu dapur dengan ekspresi kaget bercampur bingung.

Zergan segera menghampiri. “Hati-hati! Jangan kena belingnya.” Ia meraih lengan Juwita, menuntunnya menjauh dari pecahan kaca.

Juwita merasa jantungnya mau copot. Bukan hanya karena kopi panas mengenai kulitnya, tapi juga karena ketahuan berjoget norak tengah malam.

“Aduh, maaf, Tuan. Saya, saya nggak sengaja.” ucapnya terbata-bata.

Zergan melirik kakinya. Ada bercak merah kecil di kulit betis. Ia menghela napas, lalu berjongkok. “Duduk. Biar kucek.”

“T-tidak usah, Tuan. Saya bisa bersihkan sendiri kok.”

“Diam.” Nada suaranya tenang tapi tegas. “Sakit itu tidak selalu berarti luka berdarah. Kadang yang tak terlihat lebih perih.”

Ucapan itu membuat Juwita tertegun. Ia menurut, duduk di kursi makan. Zergan mengambil handuk kecil di dapur, membasahinya dengan air dingin, lalu perlahan menempelkan ke kulit Juwita. Gerakannya lembut, penuh kehati-hatian.

Juwita menunduk, wajahnya memerah. Rasanya aneh, seorang majikan sekelas Zergan yang biasanya dingin, kini jongkok di hadapannya hanya untuk mengompres kakinya.

“Sakit?” tanya Zergan sambil menatapnya.

“Sedikit, Tuan,” jawab Juwita lirih.

Beberapa detik hening. Yang terdengar hanya detak jam di dapur dan nafas keduanya yang terasa lebih dekat.

Kemudian, Zergan mengangkat kepala. “Tadi, kau goyang-goyang, ya?”

Darah Juwita seolah berhenti mengalir. “Eh, i-itu … saya hanya ...”

Zergan menyipitkan mata, lalu melirik ponsel di meja. Earphone tergeletak di sampingnya. Dengan cepat ia mengambilnya.

“Eh, jangan, Tuan!” Juwita panik.

Terlambat. Zergan sudah memasang earphone ke telinganya. Alunan musik dangdut koplo mengalun keras. Seketika wajah CEO Tanubrata Grup itu berubah antara kaget, geli, dan tidak percaya.

“Ya Tuhan,” gumamnya, lalu ia menatap Juwita. “Astaga, seleramu musik biduan!”

Wajah Juwita semakin panas. “S-saya … ya namanya juga rakyat kecil, Tuan. Biar semangat, dengerinnya beginian.”

Zergan tak kuasa menahan tawa. Tawanya lepas, dalam, nyaring, hingga membuat bahunya terguncang. Baru kali ini Juwita melihat majikannya tertawa sebebas itu.

“Gawat, gawat. Aku kira kau dengar musik klasik atau pop mellow. Ternyata, … Keong Racun apa sih itu lagunya.”

Juwita memalingkan wajah sambil menggembungkan pipinya. “Tuan jangan ngeledek, ya. Lagunya bagus kok, bikin happy.”

Zergan masih tersenyum, tatapannya lembut kini. “Aku jadi penasaran. Kau kalau dangdutan, bisa nyanyi juga?”

Juwita mendelik. “Nggak, ah! Jangan harap saya karaokean di sini.”

“Hm, mungkin suatu saat aku akan suruh kau nyanyi. Biar Princess punya pengasuh sekaligus penyanyi dangdut pribadi.”

Obrolan itu membuat suasana canggung berubah cair. Ada kehangatan yang sulit dijelaskan.

Setelah mengompres beberapa saat, Zergan menepuk pelan kaki Juwita. “Sudah mendingan. Besok jangan bikin kopi sendirian. Suruh pelayan saja.”

“Baik, Tuan,” jawab Juwita, masih menunduk.

Zergan berdiri, menghela napas. “Sudah. Ayo kembali ke kamar. Kau harus istirahat.”

Keduanya berjalan menaiki tangga. Juwita masih menunduk, mencoba menyembunyikan wajahnya yang merona.

Sebelum berpisah di depan kamar Princess, Zergan sempat menoleh. “Oh iya, Juwita.”

Juwita mengangkat wajahnya. “Iya, Tuan?”

Zergan tersenyum samar. “Lain kali kalau mau joget, jangan diam-diam. Biar sekalian aku lihat.”

Juwita membeku di tempat, sementara Zergan melangkah pergi ke kamarnya dengan ekspresi puas.

Di dalam hati Juwita, jantungnya berdetak semakin cepat. “Ya Allah, Wit kamu bisa mati gaya kalau ketahuan lagi.”

Namun, tanpa ia sadari, sebuah senyum kecil tersungging di bibirnya.

Sementara itu, orang tua Zergan yang berada di kamar lantai satu keluar kamar mendengar keributan tadi, tapi Zergan dan Juwita tidak menyadarinya.

"Pi, lihatlah tadi Zergan tertawa lepas. Seperti dulu, sejak ada Juwita dia berubah, Pi." Marlina sangat senang hati.

"Mami benar, gak nyangka banget ya. Tapi emang Juwita beda sih, Mi. Papi bisa nilai, dia juga anak baik loh."

Kedua pasangan itu sangat suka ria, ingin rasanya Zergan cepat sembuh. Tapi mereka tahu, harus perlahan-lahan.

"Pi, besok kita ke Dokter Richard ya. Mami mau bilang perkembangan Zergan, mungkin saja ada kabar menyenangkan dari Dokter Richard."

Herman setuju saja, ia pun turut mengikuti apa kata istrinya.

"Pi, kalau Juwita bisa bikin Zergan kembali seperti semula, Mami gak segan-segan angkat dia jadi menantu."

Bersambung

Makasih yang udah baca cerita ini ya Zeyeng 😘

1
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍😍
Zainab Ddi
🤣🤣🤣🤣emang enak Juwita ketahuan ngomongi xergan
Hesty
ka bikin desi diusir.. jgnada pelakorrrr...
Zainab Ddi
wah Juwita kelabakan nih mau dipecat 🤣🤣🤣
Zainab Ddi
sama author aku suka ceritanya lucu kadang bikin ketawa sendiri 💪🏻💪🏻💪🏻
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
wah xergan terima lg deh
Zainab Ddi
author makasih Uda update banyak ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
🤣🤣🤣dasar Juwita
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
mami Malinau dan papinya bahagia melihat zergan
Zainab Ddi
author seneng banget update nya banyak🙏🏻🙏🏻😍😍😍💪🏻
Zainab Ddi
🤣🤣🤣dasar Juwita pake acara nyanyi lg gimana zergan ngak kerawa
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
wah Juwita lansung bertindak demi utang Uda dikubasin bikin Desi tambah iri nih
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
wah jangan Juwita disuruh jdi istrinya nih semoga ya
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍😍
callyouMaijoi: makasih ya udah setia menunggu ceritanya 🥰
total 1 replies
Zainab Ddi
kaysky Desi nih ngasih tahu def kolektor biar Juwita di usir Dedi kan iri
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!