Bismillah,
Kisah ini sekuel dari Pengobat Luka Hati Sang Letnan (Kisah Maslahat).
Ikuti FB Lina Zascia Amandia
WA 089520229628
Patah hati karena cinta dan hampir saja bunuh diri. Nyawa Aika hampir saja melayang, kalau saja tidak ada seorang pria arogan dan kasar menolongnya.
"Gila, kamu mau bunuh diri? Patah hati karena lelaki. Lelaki mana yang telah menghamilimu, biar aku kejar supaya menikahimu?" Serka Lahat menarik tubuh gadis itu ke dalam mobil bututnya.
Mobil itu berlari kencang menuju sebuah klinik. Tidak disangka penemuan itu, benar-benar merubah hidup Maslahat yang monoton dan betah membujang.
Lalu apa yang membuat Maslahat berubah, menemukan jodohnya, atau justru menikahi gadis putus asa yang diduganya hamil oleh pacarnya atau mendapat jodoh lain yang lebih baik? Temukan jawababnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Pesan Lahat Untuk Orang Tua Aika
"Waduh, gagal maning. Lalu, dengan cara apa aku harus membantu orang tua gadis itu?" Lahat bingung karena ia tidak berhasil mengorek keterangan dari Aika.
Lahat masih belum beranjak dari meja itu, karena dia sudah terlanjur memesan makanan di kafe itu. Terlebih dia memang sudah lapar, dan kebetulan ini jam makan siang.
"Dringggg."
Sebuah deringan telpon masuk, Lahat segera melihat siapa yang menghubunginya. "Mamak?"
"Assalamualaikum, Mak. Kabar Lahat alhamdullilah baik. Sebaliknya Mak sama Bapak gimana?"
"Kami sehat juga, alhamdulillah. Oh iya Hat, bagaimana apa kau sudah mendapat calon pasangan? Kalau masih belum, mamak akan carikan calon untukmu di kampung. Kebetulan di sini ada janda yang baru ditinggal mati. Dia masih muda, dan sepertinya dia tidak keberatan kalau menikahi bujangan macam kau."
"Ya ampun, Mak. Jangan jodoh-jodohkan aku sama perempuan manapun, mau janda atau perawan, aku mau cari pasangan dengan mencari sendiri. Mamak tenang saja. Tahun depan aku sudah bawa pasangan ke kampung," janji Lahat asal.
"Serius? Syukurlah, kalau memang itu benar. Kami tunggu kabar baiknya." Ibunya Lahat terdengar senang mendengar kabar kalau Lahat tahun depan bisa bawa istri untuk diperlihatkan sama keluarganya di kampung.
"Ya ampun, mamak ini, masa iya aku harus dijodohkan?" Lahat tidak habis pikir, kalau ibunya di kampung malah ingin menjodohkannya dengan seorang janda. Pria berusia mau 33 tahun itu berpikir keras, bagaimana caranya dia bisa memenuhi permintaan Mamaknya di kampung.
Sesaat kemudian, pelayan kafe datang, meletakkan pesanan makan siang. Daripada pusing memikirkan permintaan mamaknya di kampung, Lahat memilih makan siang, untuk mengisi perutnya yang sudah bergitar.
Setelah menghabiskan makan siangnya, Lahat tidak segera angkat kaki dari kafe itu, dia merogoh rokoknya, lalu menyesap rokok itu dengan sedikit kasar. Gara-gara telpon dari orang tuanya, hati Lahat menjadi sedikit gundah. Dia tidak suka dengan yang namanya perjodohan, mau cepat atau lambat, dia mau mendapatkan jodoh hanya hasil dari penemuannya, bukan hasil perjodohan. Tapi, Lahat tahu, mamaknya di kampung tidak akan berani memaksa, semua keputusan tetap ada di tangannya.
Lahat masih menikmati rokoknya, akan tetapi pikirannya justru kembali dengan pertemuan sama Aika barusan yang hanya beberapa menit saja. Sepertinya ia tidak akan berhasil mengorek keterangan dari gadis itu tentang keadaannya. Ia tetap tidak mengakuinya, bisa jadi apa yang dikatakan kedua orang tuanya benar. Bahwa Aika memang malu untuk mengakui, dia malah memilih memendam sendiri masalahnya.
"Aku harus kasih tahu orang tuanya kalau usahaku gagal. Aku juga tidak tahu lagi harus dengan cara apa membuka mulut gadis itu," putus Lahat. Kemudian ia meraih Hp nya dan mengirimkan pesan WA pada orang tua Aika.
"Mohon maaf, saya gagal mengorek keterangan dari putri ibu. Sekali lagi mohon maaf."
Lahat sudah mengirimkan pesan WA, dia meletakkan kembali Hp itu di atas meja.
"Ting."
Pesan balasan dari orang tua Aika datang, Lahat segera membukanya.
"Kalau dia tidak mau buka mulut. Kami tidak tahu lagi dengan cara apa agar dia buka mulut. Mungkin ini sudah nasib kami yang harus menerima resikonya. Kami sudah pasrah." Pesan itu terkesan putus asa.
Lahat mendengus, dia menarik nafas kasar, membaca kalimat putus asa dari seorang ibu seperti itu, rasanya dia tidak tega. "Aduh, gimana aku bisa membantu mereka. Lagipula kenapa Aika tidak mau terus terang, kenapa juga dia harus malu dan menutupi siapa sebenarnya pria yang sudah menodainya?"
Lahat bangkit menyudahi keberadaannya di kafe Taplak, kepalanya sakit memikirkan permasalahan orang lain. Dia buru-buru membayar makan siangnya, lalu meninggalkan kafe dengan mengendarai motornya menuju rumah.
Tiba di dalam rumah, Lahat kembali memikirkan pesan WA yang dikirim ibunya Aika. Tiba-tiba saja Lahat mendapat ide, ide yang terbilang nekad menurutnya. Tapi menurut hematnya ini adalah cara untuk menutupi aib seseorang.
"Tring."
Sebuah pesan WA kembali diterima Lahat, mamaknya di kampung kembali mengirimkan pesan bernada desakan. "Ya ampun, mamak lagi?"
"Lahat, kalau kau tidak bawa calon istri sampai tahun depan, maka jangan menolak lagi kalau mamak mau jodohkan kau dengan perempuan pilihan mamak."
Lahat mendengus, dia kecewa kenapa sang mamak ikut-ikutan trend Siti Nurbaya yang sudah tidak zaman lagi itu.
"Huhh, mamak ini apa-apaan?" dumelnya tanpa membalas apapun pesan sang mamak. Namun, pesan WA dari sang mamak barusan justru menjadi pikiran Lahat terus menerus. Sepanjang detik ia berpikir keras. Antara permintaan mamaknya dan keputusasaan orang tua Aika, menjadi dua pikiran yang membuat Lahat tidak berhenti memikirkannya.
"Aku ada ide." Lahat tersenyum sembari mengetik sesuatu di ruang obrolan bersama orang tua Aika, entah pesan apa yang dikirimkan Lahat kali ini. Setelah selesai mengirimkan pesan itu, Lahat duduk termenung, lalu kembali meraih Hp nya membuka obrolan tadi, dia buru-buru hendak menghapus pesan tadi. Sayangnya pesan itu telah dibaca orang tua Aika. Bahkan orang tua Aika terlihat sedang mengetik untuk memberikan balasan.
"Buset, terkirim sudah pesanku. Ya ampun, kalau mereka menganggap benar-benar serius bagaimana? Tapi, bukankah aku tadi serius dan siap menerima resikonya? Ampun deh, begini deh kalau tidak patuh sama mamak. Aku jadi serba salah." Lahat mendumel sembari menunggu pesan balasan dari orang tua Aika yang entah apa.
"Syukur-syukur orang tua Aika menolaknya langsung. Biar aku tidak jadi pikiran lagi. Mau dia gimana-gimana, bukan urusanku lagi, kan?" putusnya.
Dan balasan itu muncul, Lahat segera membacanya.
"Serius? Apakah Nak Lahat tidak bercanda? Demi anak kami Nak Lahat rela melakukan ini. Ya ampun, mimpi apa kami, disaat kami benar-benar buntu memikirkan cara untuk memaksa Aika buka mulut, tapi Nak Lahat mau melakukan hal besar. Kalau memang itu keputusan Nak Lahat, kami akan segera sampaikan pada Aika, agar dia bisa mendapatkan kabar ini."
"Tuh, kan, saking putus asa, bahkan orang tuanya saja begitu antusias menerima penawaranku. Kita lihat saja bagaimana sikap Aika setelah mendengar kabar ini dari orang tuanya."
Lahat meletakan Hp nya kembali, ia segera memasuki kamar. Keputusannya yang tadi diambil sudah terlanjur dan tidak mungkin ia urungkan. Intinya, apa yang dilakukan Lahat adalah ingin menolong, terlepas nanti setelah semua berjalan sesuai rencana akan ada perasaan atau tidak, Lahat hanya menyerahkan pada takdir saja.
"Mamak jangan takut, karena sebentar lagi, aku akan kenalkan seorang calon istri untuk Mamak." Lahat mengirimkan pesan WA kepada sang mamak di kampung, agar wanita itu tidak lagi mendesaknya untuk menjodohkannya, sebab Lahat merupakan anti perjodohan.
Sementara itu di kediaman Pak Andi dan Bu Andini, kedua orang tua itu tengah membicarakan pesan WA yang baru saja dikirimkan Lahat pada mereka.
"Kalau memang benar Nak Lahat mau melakukannya, kita benar-benar berhutang budi padanya, Bu," bincang Pak Andi kepada istrinya. Ada lega ada juga perasaan malu yang menggunung, yang terpaksa harus mereka kesampingkan.
Sebetulnya pesan apa yang Lahat kirimkan pada kedua orang tua Aika?
coba komunikasi yg bener..kata BPK jgn egois kan??
Luluhkan bang hati istrimu...
raihlah kebahagiaan mu bang, buat aika tergila-gila padamu 😄😄😄