Cinta Dalam Dua Ikrar

Sesuai janjinya dengan Amanda, hari ini Wilona tengah bersiap-siap hendak bertemu dengan wanita itu.

"Aku tidak boleh berpenampilan lusuh dan terlihat menyedihkan di hadapan wanita itu," ujar Wilona yang tengah menata rambutnya. Rambut yang biasanya ia biarkan tergerai lurus, kini ia buat bergelombang.

Wilona terlihat cantik dan berkelas dengan tampilannya saat ini. Tak lupa, ia juga memoles wajahnya agar terlihat fresh, meski kantung matanya tampak sedikit menghitam akibat tangisan semalam. Namun, ia berhasil mengakalinya menggunakan makeup.

Hari ini Wilona mengenakan gaun ruffles selutut berwarna nude cream dengan tali spaghetti yang mengekspos bahu mulusnya. Gaun itu tampak begitu cocok dengan kulit putih dan tubuh idealnya.

Keadaan kamarnya sudah tertata rapi kembali. Setelah meluapkan kesedihannya semalam, Wilona langsung merapikan kamarnya. Ia takut bila tiba-tiba Aryan pulang dan melihat kamarnya yang berantakan.

"Aku harus kuat menghadapi ini semua. Jangan sampai perempuan itu melihat sedikit pun kesedihan di wajahku. Dia pasti akan menertawakan nasibku," kata Wilona dengan nada datar. Meski tak bisa memungkiri bahwa saat ini hatinya benar-benar hancur, Wilona bertekad tidak akan pernah menunjukkan kesedihannya di hadapan Amanda maupun Aryan. Biarlah kesedihan itu hanya menjadi miliknya seorang.

"Dan untuk kamu, Aryan. Jangan harap aku akan memaafkanmu. Persetan dengan rasa cintaku yang masih ada untukmu." Wilona memandangi foto pernikahannya yang terpajang di dinding dengan tatapan amarah dan kecewa yang bercampur jadi satu.

"Kamu yang memulai ini semua, dan akulah yang akan mengakhirinya," ujarnya. Sudah bisa dipastikan bahwa Wilona tidak akan pernah mau bertahan dengan Aryan, apa pun alasan pria itu menduakannya.

Wilona lalu beranjak dari duduknya setelah mengenakan heels mahal miliknya. Tak lupa ia juga menenteng tas mewahnya. Wilona mengambil kunci mobilnya dan tas mewah yang senada dengan penampilannya hari ini. Setelah mengenakan heels miliknya, kemudian menuruni tangga rumah dengan kepala tegak. Di depan rumah, ia langsung masuk ke dalam mobilnya, sedan hitam mengkilap yang selama ini jarang ia pakai sendiri. Tentu saja mobil itu pemberian dari suaminya.

Ia meletakkan kacamata hitam di atas dashboard, menyalakan mesin, lalu melajukan mobil perlahan keluar dari garasi. Jalanan kota terasa begitu asing hari ini. Suasana siang yang biasa terasa cerah, kini tertutup awan kelabu dalam hatinya.

Sepanjang jalan, Wilona berkendara tanpa suara. Tidak ada musik. Hanya deru mesin dan detak jantungnya yang bergemuruh karena cemas akan pertemuan itu.

"Setelah hari ini… aku ingin hidupku kembali. Tanpa kebohongan. Tanpa luka," ucapnya lirih, mencoba menyemangati diri sendiri.

Wanita itu benar-benar ingin terlihat 'wah' di hadapan wanita yang mengaku sebagai istri kedua suaminya.

"Mari kita lihat wujud asli dari wanita itu. Semangat, Wilona," ucap Wilona sambil mengenakan kacamata hitam miliknya.

Sudah bisa dipastikan Amanda, yang sangat percaya diri akan melihat penampilan Wilona yang menyedihkan akan kejang-kejang melihat penampilan Wilona sekarang.

Wilona yang memang memiliki darah campuran Cina dari almarhum ibunya, membuat wanita itu terlihat menawan. Apalagi dengan dandanan seperti itu, membuat Wilona terlihat seperti artis dari negara tirai bambu.

Sementara itu, Amanda juga sudah bersiap dengan tampilan yang selalu glamor, tentu saja. Di usianya yang masih sangat muda, ia tampak begitu dewasa dengan penampilannya. Gaun ketat berwarna merah marun tampak melekat indah di tubuhnya. Tak lupa dengan riasan menor serta rambut pirangnya yang di-curly.

"Perfect," kata Amanda sambil memandangi pantulan dirinya di cermin. Tubuhnya yang seksi dan selalu membuat Aryan mabuk kepayang itu membuat Amanda merasa bangga.

"Wilona, gue nggak sabar banget liat muka nyedihin lo itu," ujar Amanda sambil tertawa pelan. Membayangkan penampilan Wilona yang kumal dan menyedihkan membuatnya bahagia. Ia ingin berada di atas Wilona dalam segala hal.

"Gue bakal bawa Willy juga. Biar dia makin sakit hati pas liat anak dari suaminya dengan wanita lain. Sepertinya hari ini bakal jadi hari yang menyenangkan." Amanda melangkah pergi dengan senyum puas. Ia sangat tidak sabar untuk segera bertemu Wilona dan memamerkan Willy.

Tak lupa Amanda juga membawa beberapa album foto pernikahan dan foto kebersamaan keluarga kecilnya. Ia akan menunjukkan semuanya kepada Wilona.

Amanda menghampiri Willy yang tengah bermain dengan Aryan di ruang keluarga. Sungguh mengejutkan, rupanya benar dugaan Wilona bahwa suaminya tidak lembur di kantor.

Aryan memang terpaksa menginap di kediaman keluarganya karena dipaksa oleh Mamanya. Seperti biasa, pria itu tidak bisa menolak permintaan Mamanya dan akhirnya kembali berbohong untuk kesekian kalinya pada sang istri bahwa ia lembur di kantor.

Dan hari ini, Aryan memilih absen dari kantor karena ingin bersantai sejenak dari penatnya bekerja yang tiada henti. Ia merasa lelah karena harus menghidupi dua istrinya sekaligus. Terlebih Amanda yang boros dan tidak segan-segan menghabiskan uang miliknya. Jatah bulanan Amanda bahkan lebih besar dari jatah Wilona, karena ia pikir untuk kebutuhan anak juga. Namun, Amanda tetap tidak pernah merasa cukup.

Melihat Amanda pergi keluar dengan putranya tanpa mengajak dirinya, Aryan sama sekali tidak protes. Ia hanya membiarkan saja.

Pria itu berniat tidur seharian dan baru akan pulang ke rumah istrinya yang sah dan paling dicintainya, Wilona, nanti malam.

Di sisi lain, Amanda yang kini berada di mobil sambil memangku Willy tampak sangat percaya diri. Ia menyetel lagu keras-keras, menyanyikannya dengan penuh semangat sambil tersenyum ke arah Willy yang hanya menatap polos.

"Anak pintar Mama, hari ini kita akan ketemu istri tua Ayahmu. Kamu harus tampil manis ya, biar dia makin sakit hati," ucap Amanda sambil mencium pipi anaknya. Senyum sinis tak pernah luntur di bibirnya, membayangkan saat bertemu nanti penampilan Wilona seperti pembantu sementara dirinya terlihat seperti nyonya besar.

Willy hanya meringis dan mengalungkan lengannya ke leher Amanda. Balita itu belum tahu apa pun, dan Amanda sangat sadar akan hal itu. Tapi justru itulah senjatanya.

Setibanya di restoran, Amanda turun lebih dulu dari taksi sambil menenteng tas tangan bermerek mahal, dan dengan terpaksa sambil menggendong Willy. Ia melangkah masuk dengan angkuh dan gaya jalan yang sengaja dibuat mencolok.

TBC.

JANGAN LUPA BERI LIKE, KOMEN DAN VOTE

DUKUNGAN TEMAN-TEMAN SEMUA SANGAT BERHARGA.....LOVE YOU ALL.....