NovelToon NovelToon
JANGAN KE SANA!

JANGAN KE SANA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Kutukan / Tumbal
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: DENI TINT

DILARANG KERAS PLAGIARISME!

Aruni adalah seorang mahasiswi di sebuah universitas ternama. Dia berencana untuk berlibur bersama kawan-kawan baik ke kampung halamannya di sebuah desa yang bahkan dirinya sendiri tak pernah tau. Karena ada rahasia besar yang dijaga rapat-rapat oleh ke dua orang tua Aruni. Akankah rahasia besar itu terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DENI TINT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13 - PERJALANAN

"Wiiih... Keren banget..."

Bella terkesima dengan pemandangan area persawahan padi yang ada di sisi kanan dan kiri jalan. Hamparan padi muda yang tersusun berundak-undak berkilauan terkena cahaya keemasan matahari senja yang mulai tenggelam. Ditambah sesekali tampak aliran air di pematang sawah, dengan airnya yang cukup jernih, membentuk sebuah pantulan sinar yang menenangkan pikiran. Terlihat sangat sempurna lukisan Tuhan itu.

"Kok bisa ya, petani susun tanaman padinya rapi banget kaya gitu?" tanya Caca yang juga terkesima dengan pemandangan sore itu.

"Ya bisa lah, kan mereka udah bertahun-tahun jadi petani. Jadi pengalamannya udah gak diragukan lagi Ca." jawab Bella.

"Iya sih, tapi gue takjub banget sama effort mereka. Itu kan sawah luas banget Bell. Terus kok bisa ya dibikin kaya bersusun gitu?" timpal Caca.

"Kalo lo mau tau, itu namanya teknik terasering, atau sengkedan. Biasa dipake sama para petani buat lahan sawah atau perkebunan yang konturnya agak berbukit." jelas Bella.

"Fungsinya buat apa dibikin kaya gitu?" tanya Caca melanjutkan.

"Biar gak longsor tanahnya Ca..." jawab Bella.

"Nah... kalo hati lo yang longsor karena cinta dikhianati, lo dateng aja ke petani, biar dibikin kaya gitu hati lo Ca! Hahaha..." tambah guyonan Aruni sambil fokus menyetir.

"Emang hati gue dari tanah, bisa dipacul gitu?" jawab Caca mendengar guyonan Aruni.

"Hahahaha... Lo tau gak Ar? Si Caca kalo hatinya longsor, dia dateng ke toko Ibunya, terus abisin camilan di sana!" timpal Bella sambil tertawa ringan.

"Oooh... Pantesan... Ibunya pernah bilang ke gue, kalo jajanan di tokonya suka ilang tiba-tiba. Ternyata, anaknya sendiri yang ngabisin. Hahaha..." tambah Aruni.

"Enak aja lo berdua! Gue kalo dikhianati sama cowok, ya cari yang baru lah... Hahahaha..." jawab Caca.

"Iya... cari yang baru... terus dikhianatin lagi... Hahahahaha..." timpal Aruni. Disusul Bella yang tertawa di kursi belakang.

Ketika mobil berjalan melewati satu area persawahan yang ada barisan pepohonan di tengahnya, Bella yang tertawa lepas tiba-tiba redup suaranya dan matanya terfokus pada satu hal yang aneh. Dia melihat dengan jelas ada seorang kakek tua di bawah sebuah pohon, ternaungi oleh bayangan pohon. Berdiri menatap ke arah mobil sambil melambaikan tangan dengan cukup cepat. Lambaian tangannya itu bukan bermaksud seperti menyapa. Tapi seperti bermaksud, "Jangan!".

Bella yang sambil mengerutkan dahinya, dan matanya fokus memperhatikan sosok kakek tua itu, bergumam pelan, "Hah?"

Aruni yang sadar Bella mengucapkan sesuatu, bertanya, "Kenapa Bell? Lo ngomong sesuatu barusan?"

Bella mengalihkan pandangannya ke depan, melihat jalan raya yang sedang dilalui, masih dengan ekspresi heran dan mengerutkan dahinya. Seolah sedang berpikir sesuatu.

"Bell? Kenapa?" tanya Aruni lagi.

Caca yang akhirnya menoleh ke belakang pun bertanya, "Kenapa lo? Pengen pipis lagi?"

"Ah, gak kok, gak apa-apa..." jawab Bella.

Caca dan Aruni pun kembali ke arah depan. Aruni tetap fokus menyetir, dan Caca fokus dengan rasa takjub melihat keindahan pemandangan di sepanjang jalan.

Sedangkan Bella di kursi belakang meski ekspresi wajahnya kembali normal, namun pikirannya mencoba mencerna apa yang baru saja dia lihat barusan.

"Gue lihat apaan tadi ya? Kalo bayangan pohon, kok jelas banget kaya kakek-kakek? Terus, ngapain tadi dia lambaikan tangan ya? Rasanya kaya dia melarang sesuatu..." gumamnya dalam hati.

"Ah, itu pasti cuma bayangan doang sih, yakin gue." tambahnya meyakinkan hati dan pikirannya sendiri.

Tak terasa mobil sudah memasuki area batas antara persawahan dengan hutan di kaki gunung Lanjani. Jalan yang semula masih rata, kini mulai agak sedikit menanjak. Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 malam.

Kondisi jalan saat itu masih agak ramai dengan kendaraan. Dan juga suasana sekitar masih cukup terang karena cahaya lampu kendaraan yang lalu lalang ditambah cahaya dari lampu penerangan jalan. Aruni, Bella, dan Caca, mulai merasakan sesuatu yang lumrah terjadi jika dalam perjalanan jauh, yaitu... rasa lapar.

"Laper gak sih kalian? Gue laper nih." ucap Caca. "Cari warung makan dulu yuk..." tambahnya.

"Iya nih, gue juga laper, Aruni juga pasti udah laper. Biar sekalian istirahat dulu." jawab Bella.

"Jalannya masih jauh gak Ar?" tanya Caca sambil menatap ke arah aplikasi Google Map handphone Aruni yang diletakkan di dashboard.

Aruni pun sedikit menurunkan kecepatan, menjadi cukup lambat. Dan mengecek aplikasi itu.

"Kalo di Map sih gak jauh, tinggal 1 jam lagi lah kira-kira. Kalo kita lanjutin jalannya, sampe di desa jam delapan malem." jawab Aruni.

"Kayaknya kita makan dulu deh, gak apa-apa lah cuma makan mie rebus aja, toh nanti di rumah kakek nenek lo juga gak bakalan langsung masak kan kita..." jelas Caca yang disetujui juga oleh Bella.

"Ya udah deh, kita cari makan dulu aja." sahut Aruni.

Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk mencari sebuah warung makan yang menyediakan menu mie rebus. Dengan kecepatan mobil yang agak lambat, mereka sambil mengamati ke sisi sebelah kiri. Masih ada beberapa rumah makan cukup besar yang menyediakan menu nasi padang, pecel lele, dan sebagainya. Tapi mobil tak berhenti karena target mereka adalah mie rebus.

Sekitar 5 menit kemudian, akhirnya mata mereka melihat sebuah warung makan sederhana di pinggir jalan, dan terdapat tulisan, 'Sedia Mie Rebus Telor'.

"Nah... Itu tuh, itu!" tunjuk Caca ke arah warung makan sederhana itu. Aruni membelokkan mobilnya ke depan warung tersebut. Dan mereka pun keluar dari dalam mobil.

Mulai tercium aroma sedapnya mie rebus dari arah dalam dapur ketika mereka mulai masuk ke warungnya. Caca memperhatikan warung tersebut yang tak terlalu luas ruangannya. Dindingnya hanya terbuat dari bilik bambu, tiangnya dari kayu, dan meja makannya yang sederhana. Dan ada satu meja di sudut lainnya, terdapat sebuah radio tua di atasnya. Warungnya hanya diterangi oleh beberapa lampu berwarna kuning keemasan di beberapa sudutnya.

Aroma mie rebus yang tercium di hidung mereka semakin nikmat karena suasana yang tenang dan cuaca yang mulai terasa dingin.

"Permisi..." Aruni mencari pemilik warung. Caca dan Bella mulai duduk di salah satu tempat makan di sudut warung.

"Permisi... Pak...? Bu...? Permisi..." ucap Aruni ke dua kalinya sambil melirik ke arah dapur yang pintunya hanya tertutup kain jarik motif batik.

Tak lama, keluarlah sosok bapak-bapak dari dalam dapur tersebut.

"Eh... Maaf Mbak, saya gak denger, lagi masak daging di belakang. Silakan duduk Mbak..." ucap bapak tersebut dengan senyuman ramah di wajahnya.

"Iya Pak, gak apa-apa..." jawab Aruni, dan ia segera menuju tempat makan bersama sahabatnya.

"Mau pesen apa Mbak-mbaknya ini?" tanya si bapak penjual.

"Kami pesen mie rebus telor aja Pak, tiga porsi ya..." jawab Bella.

"Sama sambelnya juga Pak kalo ada..." tambah Caca.

"Oke... Terus minumnya apa Mbak?" tanya si bapak.

"Teh manis anget aja ya Pak, enaknya suasana begini minum teh anget." jawab Aruni.

"Oke, siap, ditunggu ya Mbak..." si bapak pergi meninggalkan mereka menuju dapur.

Aruni, Bella, dan Caca, sambil menunggu menunya dihidangkan, kembali mengobrol ringan. Sesekali tertawa karena keseruan yang mereka bahas ketika nanti sudah sampai di desa kakek dan nenek Aruni.

Namun...

Seketika mereka terkejut pelan. Obrolan mereka berhenti. Dan menatap bersamaan ke arah radio tua di sudut lain dalam warung tersebut.

Tiba-tiba saja radio tua itu menyala sendiri, memutar sebuah lagu gending lawas...

1
Marta Quispe
Suka banget!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih Kak... Dukung terus ya... ☺️☺️☺️
total 1 replies
Gusti Raihan
Ditunggu kelanjutannya!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih sudah kasih komentar ya Kak... Oh iya, BAB 3 sudah rilis Kak... Selamat membaca ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!