API ASMARA OM EZAN

Gita masuk ke area kampus. Saat dia menyusuri koridor terdengar suara seseorang memanggil namanya.

"Gita !!' Gita yang mendengar seseorang memanggil namanya. Dia menoleh ke belakang. Dia menatap datar ke arah laki-laki yang berlari menghampiri dirinya.

"Akhirnya aku ketemu kamu Git, kamu dari mana saja, aku cari kamu waktu ada di club. Semua orang bahkan nggak lihat kamu keluar. Ayu sudah teler waktu aku tanya. Sebenarnya kamu kemana, ponsel kamu juga nggak aktif. Kamu baik-baik saja kan ?" Alex dengan menghujani berbagai macam pertanyaan yang membuat Gita muak rasanya.

"Aku baik-baik saja. Aku pulang di jemput om ku jadi aku nggak bisa memberitahukan mu."

"Om kamu?" Gita menganggukkan kepalanya. "Ohhh...iya aku ingat, Meta bilang kamu di bawa laki-laki, jadi itu Om kamu. Berarti Meta salah sangka waktu itu.." Gita tidak merespon apapun yang di katakan Alex.

"Alex !!" terlihat Meta berjalan menghampiri Alex dan terlihat saat menatap Alex dengan penuh minat sementara saat melihat Gita, tiba-tiba dia tersenyum miring.

"Heii...Gita, apa kabar? Waktu malam pesta di club kamu pergi sama siapa, aku lihat...

"Meta, kamu salah sangka. Laki-laki yang kamu lihat itu ternyata Om nya Gita. Aku bersyukur karena Gita tidak apa-apa. Kalau terjadi apa-apa bisa di gantung aku sama Om nya."

Meta menyipitkan matanya menatap ke arah Gita. Sepertinya dia kurang percaya dengan ucapan Alex. "Om kamu, kok bisa?"

"Bisa , selama ini Om ku ternyata mengawasi ku. Bahkan dia juga tahu ada seseorang yang berusaha menjebakku.." Gita mengatakan itu dengan melirik ke arah Meta.

Terlihat Meta yang mendengar penuturan Gita berubah ekspresi wajahnya. Melihat itu, Gita pun tersenyum miring. Namun sedetik kemudian dia mengubah ekspresi nya.

"Sorry Lex, aku harus masuk ke kelas."

"Oke, nanti kita ketemu di kantin yaa.."

"Hemm..."Gita menjawab ucapan Alex dengan singkat. Kemudian dia pun melangkah menuju kelasnya tanpa menghiraukan ekspresi Meta yang menatap sinis ke arahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Gitaaa!!" Ayu dengan heboh memanggil Gita yang baru saja masuk dalam kelas. "Gita, kamu dari mana sih, ponsel kamu nggak aktif. Aku khawatir sama kamu."

Gita hanya bisa menghela nafas panjang. "Aku nggak apa-apa Yu, tenanglah.." Ayu melihat ekspresi Gita tak seperti biasanya. Ayu pin merasa ada yang nggak beres dengan sahabatnya itu.

"Kamu yakin Git, nggak ada apa-apa yang mau kamu ceritakan ke aku. Kamu nggak seperti biasa soalnya. Biasanya kamu heboh kalau kita ketemu,terus sekarang...kamu kayaknya kurang semangat gitu, kamu sakit?"

Gita tersenyum tipis mendengar ocehan Ayu. "Aku nggak apa-apa Yu, nggak perlu mendramatisir gitu lah, aku belum bisa cerita sama kamu sekarang. Sorry.."

Mendengar penuturan Gita barusan, Ayu pun tidak ingin memaksa Gita untuk bercerita.

"Baiklah, kapan pun kamu ingin cerita, aku siap buat dengerin. Eeehhh...dosen kita sudah masuk.."

Ayu dan Gita pun duduk di kursi nya dengan benar. Mereka pun mengikuti mata kuliah hari ini dengan baik.

Saat Ayu dan juga Gita berjalan ke arah kantin, tiba-tiba ponsel milik Gita berdering. Mendengar ponselnya berdering, Gita pun langsung mengambilnya dari saku celananya. Dia menatap layar ponselnya tertera nomer ponsel yang begitu asing baginya.

Baru saja Gita akan mengangkat panggilan itu, ternyata panggilan itu terputus. Melihat panggilan itu sudah berakhir, Gita pun ingin menaruh kembali ponselnya di dalam tas miliknya. Belum sampai Gita memasukkan ponsel itu, tiba-tiba sebuah pesan masuk ke dalam ponsel miliknya.

" Pulang sekarang, di luar sudah ada supir yang menjemputmu."

"Pesan dari siapa Gi, nomernya kayaknya nggak tersimpan." Ayu yang ikut kepo dengan pesan yang masuk ke dalam ponsel Gita, ikut membaca pesan itu.

"Yu, sorry...aku harus balik dulu. Sorry ya...bye..!!" tanpa mengatakan apapun pada Ayu, Gita langsung pergi meninggalkan Ayu yang hanya bisa memandang punggung Gita yang semakin menjauh.

"Ayu!!" Ayu langsung menoleh ke arah sumber suara. " Mana Gita, bukannya kamu sama dia?"

"Eehhh..Lex, Gita baru saja pulang. Tadi ada yang chat dia. Dalam pesan sih bilang kalau Gita suruh pulang dan katanya ada yang jemput juga." penjelasan Ayu sontak membuat Alex mengernyitkan dahinya.

"Di jemput? Apa karena kejadian di club, sampai-sampai Omnya Gita suruh orang buat anter jemput dia. Hahh...alamat aku nggak akan bebas pergi ngajak dia pergi dong.."

"Lagian, kita juga salah ngajak dia ke club. Yang aku tahu, Om nya Gita itu sangat protektif sama Gita jadi, aku yakin Om nya nggak akan diam saja kalau tahu Gita dekat dengan laki-laki model kayak kamu.."

Alex hanya mendengus kesal mendengar perkataan Ayu yang membuat dirinya rasanya kesal karena dia sudah tidak bisa lagi bebas menemui Gita.

...----------------...

"Maaf non, kita sudah sampai.." ucapan supir pribadi Ezan membuat kegiatan Gita pun teralihkan.

Gita menatap ke arah luar. Dia mengernyitkan dahinya melihat sebuah tempat yang tak asing baginya.

"Kita tidak salah tujuan pak?"

"Tidak non, tuan Ezan yang mengutus saya menjemput non Gita setelah mengantar tuan kesini."

Penjelasan sopir itu pun membuat Gita yakin. Dia pun kemudian membuka pintu mobil dan keluar. Dia melangkah menuju sebuah tempat yang di sebut Markas besar militer.

Jantung Gita berdetak kencang saat melangkah menyusuri lapangan yang luas. Terlihat banyak sekali orang yang ada di sana. Bisa di pastikan mereka adalah keluarga yang juga akan bergabung dengan Pasukan khusus yang akan berangkat ke Gaza.

"Gita !!' Gita menolehkan kepala nya ke arah kanan. Dia melihat sosok Ezan dengan balutan jas dan kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya.

"Om..

"Ayo !!" belum juga Gita menyelesaikan tugas, Ezan lebih dulu menarik pinggang Gita dan membuat Gita sedikit tersentak.

"Kenapa kita ada sini, bukannya om bilang kita akan makan siang sama om Bara?"

"Iya, aku sudah beli makanan untuk kit makan bersama disini. Bara tidak mungkin bisa pergi ke restoran. Karena malam ini dia akan berangkat." Langkah Gita terhenti dan otomatis Ezan pun menghentikan langkahnya.

"Tapi...

"Sudahlah, lebih baik kita gunakan waktu dengan baik untuk bersama Bara hari ini. Kita akan membutuhkan waktu lama untuk kita bertemu dengan nya lagi." Gita yang membenarkan ucapan Ezan. Dia akan membutuhkan waktu lama untuk bertemu dengan Bara nantinya.

"Om Bara !!" Saat melihat sosok Bara yang sudah menggunakan pakaian seragam lengkapnya, Gita pun langsung memanggil laki-laki itu. Saat itu juga Gita melepaskan diri dari Ezan dan berlari menuju sosok Bara yang merentangkan tangannya siap menyambut nya.

Gita dengan cepat masuk ke dalam pelukan hangat laki-laki yang selama ini melindungi nya dan menjaganya. Laki-laki yang sudah menjadi bagian hidupnya. Laki-laki yang menggantikan peran kedua orang tuanya di masa mudanya.

To be continued