CEO muda yang sudah mati rasa sehingga bersumpah untuk tidak lagi mengenal cinta kini dia sendiri yang melanggar sumpahnya karena bertemu dengan gadis kecil yang merupakan anak dari seorang tukang parkir di perusahaannya.
Lalu bagaimanakah caranya agar mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Litle Bear♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Aldi mengetuk pintu ruangan Vino.
"Masuk!" terdengar sahutan dari dalam. Setelah mendapat jawaban Aldi membuka pintu dan mempersilahkan Pak Herman untuk masuk. Tampak dari raut wajah pak Herman dia terlihat tegang sekali seperti mau dieksekusi.
"Silahkan duduk!" Vino mempersilahkan. Herman segera duduk di sofa yang tersedia di sana.
"Pakaian saya kotor tuan, tidak apa apa duduk disini?" tanya Herman sungkan.
"Tentu saja tidak. Saya tidak mempermasalahkan itu," jawab Vino berusaha membuat suasana agar lebih santai.
"Aldi tolong tinggalkan kami berdua!"
"Baik Tuan."
"Ekhem. Bapak Herman, benar kan?" tanya Vino.
"Iya benar, saya Herman. Tidak perlu pake kata 'Bapak' panggil nama saja saya bukan orang berpengaruh di sini," ucap Herman merendah.
"Tidak, ini bukan karena Anda orang berpengaruh atau tidak ini masalah sopan santun pada yang lebih tua," tutur Vino. Herman seketika diam.
"Baiklah Pak Herman saya langsung to the point saja. Apa benar Anda mempunyai putri bernama Keisya Laura Candra?" tanya Vino. Herman yang mendengar nama putrinya disebut langsung terkejut, Herman berfikir jika Keisya ada masalah atau apalah dengan Vino sehingga dia yang dipanggil ke ruangannya untuk bertanggung jawab.
"Kenapa dengan Keisya Tuan, apa putri saya sudah berbuat salah dengan Tuan?, kalo memang benar saya meminta maaf atas kesalahan putri saya dia masih remaja hukum saya saja jangan Keisya," ujar Herman yang sudah duluan berfikiran negatif. Pak Herman ini cepat sekali over thinking ya. Vino ternganga, baru juga ditanya malah berfikiran yang aneh-aneh.
"Tidak Pak, anak Bapak tidak berbuat apapun ke saya, saya hanya bertanya tolong dengarkan dan jangan memotong pembicaraan saya!," kini Vino bersikap tegas.
"Maaf. Saya kira begitu. Baiklah akan saya dengarkan dan saya harap ini tidak menyangkut keluarga saya termasuk Keisya."
"Bapak salah. Keisya lah yang jadi topik utama dalam pembicaraan ini."
Herman sedikit terkejut tapi sudah bisa menguasai diri.
"Baiklah, saya akan mendengarkan sampai selesai agar tidak terjadi kesalah pahaman, walaupun ini tentang Keisya," Herman sudah pasrah tapi berusaha berfikir positif.
"Saya ingin menikahi Keisya," ujar Vino to the point, dia kan bukan tipikal orang yang suka basa-basi bacot.
Seketika nafas Herman tercekat, apakah tidak salah yang didengarnya tadi? Tuan Vino ingin menikahi putrinya? Oh tidak mimpi apa dia semalam?
"Saya tidak salah dengar kan?" tanya Herman tak percaya.
"Tidak. Saya benar-benar ingin menikahi putri Anda. Apakah Bapak bersedia menjadi mertua saya?" Lagi-lagi Herman dibuat terkejut oleh kata-kata Vino.
"Dengan alasan apa Tuan ingin menikahi putri saya?" Herman bertanya setelah keadaan jantungnya mulai stabil.
"Apakah itu penting buat Anda?" Vino bertanya balik.
"Ten-tentu saja itu penting, siapa tau Tuan sedang membohongi saya," ucap Herman.
Vino tersenyum smirk mendengar penuturan Herman yang menurutnya cukup berani.
"Saya tidak pernah berbohong dengan perkataan yang sudah terlanjur keluar dari mulut saya. Sekarang cukup jawab iya atau tidak!" Yaelah si Vino ngelamar anak orang kayak mau ngajak taruhan.
"Ta-tapi Keisya masih 18 tahun bukankah umurnya terlalu muda untuk menikah?" Herman masih saja membuat alasan agar Vino mencabut kata-katanya tetapi itu adalah hal yang mustahil jika Vino menginginkan sesuatu maka ia harus dapatkan termasuk Keisya.
"Yang penting Keisya sudah lulus bukan? Jadi dia tidak perlu memutus sekolahnya untuk menikah dengan saya," jawab Vino dengan santai.
"Keisya katanya mau kuliah setelah ini," Herman bersikeras.
"Kuliah setelah menikah kan boleh? Dan anda tidak perlu susah memikirkan biaya kuliah karena itu semua saya yang akan menanggungnya, asal Keisya menikah dengan saya," jelas Vino.
"Jika boleh saya sarankan, saya mempunyai dua putri yang satunya bernama Fitri, umurnya jauh lebih tua dan mungkin cocok dengan Tuan, jika Tuan mau saya akan mengawinkan Fitri dengan..." perkataan Herman belum selesai sudah dipotong oleh Vino.
"Tidak tertarik. Saya hanya ingin Keisya. Saya tidak ingin yang lain," ucap Vino tegas.
Herman terlihat berfikir ingin menjawab apa kali ini. Vino dengan sabar menunggu.
"Saya hanya ingin mengatakan satu hal terakhir. Apa nanti Tuan tidak malu di depan khalayak maupun media jika tau anda menikahi putri dari seorang tukang parkir?" Kali ini Herman tidak punya cara lain, dia harap cara ini bisa menggagalkan keinginan Vino.
"Saya tidak peduli dengan pendapat media atau pun orang lain. Saya yang akan menjalani hidup saya sendiri bukan mereka jadi buat apa mendengarkan perkataan semua orang," jawaban Vino sudah cukup membuat Herman menyerah.
"Baiklah sepertinya keputusan Anda sudah bulat. Saya menyerahkan Keisya pada Anda, sekarang apa yang bisa saya lakukan?" tanya Herman. Vino tersenyum senang.
"Setelah Anda pulang nanti sampaikan berita ini pada Keisya dan besok saya ingin Anda membawanya kesini. Tapi Anda tenang saja saya tidak akan melukainya," pinta Vino.
"Secepat itu?"
"Saya ingin semuanya berlangsung secepat mungkin karena saya tidak suka menunda-nunda," tegas Vino.
"Baik. Akan saya ajak ke sini besok."
"Pastikan Keisya berpenampilan cantik ya karena saya ingin langsung mengumumkannya di media."
"Saya akan melakukan apa yang Tuan minta."
"Dan satu lagi. Jangan lagi bersikap formal pada saya, panggil nama saja karena sebentar lagi Anda akan menjadi mertua saya SECEPATNYA," Vino menegaskan.
"Ta-tapi saya merasa tidak enak."
"Ya dienakin saja. Baiklah anda boleh keluar. Aldi tolong antar Pak Herman!," perintah Vino. Aldi segera memasuki ruangan.
"Tapi saya bisa sendiri kok tidak perlu diantar, saya kan sudah cukup lama di sini, jadi sudah hafal jalan," tolak Herman pada Aldi.
"Pak ini perintah atasan tidak boleh dibantah. Mari lewat sini."
Sore harinya Herman berniat akan pulang karena jam kerjanya sudah habis.
Tiba-tiba di depannya ada mobil mewah yang sedang menunggunya di halaman. Awalnya Herman tidak menghiraukan karena mengira mungkin itu mobil yang hendak masuk ke dalam.
Tak berselang lama turunlah Aldi yang berjalan menghampirinya.
"Ayo Pak saya antar," ajak Aldi ramah. Herman terbelalak kaget. Kok tiba-tiba sekali?
"Eh tidak usah repot repot Tuan, saya bisa jalan kaki deket kok dari sini," tolak Herman.
"Sekali lagi ini perintah Tuan Vino Pak, beliau tidak bisa membiarkan anda capek jalan kaki, katanya sih gitu," bisik Aldi. Walaupun sungkan Herman tetap naik karena mumpung tumpangan gratis gak perlu capek jalan kaki, kapan lagi coba naik mobil mewah, rezeki gak boleh ditolak ya kan.
Sampai di halamn rumah semua orang terkejut tak terkecuali keluarga Herman sendiri tumben tumbenan Herman diantar pake mobil semewah itu. Tetangganya yang memang ada disana mulai berbisik-bisik biasa lah ya yang namanya tetangga pasti gak ketinggalan sama yang namanya bergosip.
"Terima kasih ya sudah mengantar saya, sampaikan juga terima kasih saya pada Tuan Vino," ujar Herman.
"Iya santai pak. Mulai hari ini dan seterusnya saya yang akan mengantar bapak kapan pun dan di mana pun."
"Kenapa begitu? Cukup hari ini saja Tuan, saya tidak mau merepotkan."
"Tidak perlu sungkan, bukannya sebentar lagi Anda akan menjadi bagian dari keluarga Pratama?," goda Aldi.
"Tolong jangan berkata seperti itu, saya sungguh merasa tidak pantas jika bersanding dengan orang kaya," Herman merendah.
"Sudah Pak jangan merendah, ingat semua makhluk itu derajatnya sama di hadapan Tuhan. Kalau begitu saya pamit pulang, Tuan Vino pasti menunggu disana." Aldi segera memutar mobilnya dan melenggang pergi.
Setelah kepergian Aldi, Herman memasuki rumah lalu disambut berbagai pertanyaan dari anak dan istrinya.
perusahaan menengah saja punya tim cyber IT Thor.
unboxing satu hari menjelang ke jepang.
di jepang cuma seminggu.
besoknya kerumah Keysa..
trus dah hamil aja cuma nggak sampai 2 Minggu?
tolonglah baca literatur Thor
gedung kecil tapi luas...
mana ada pihak hotel berpikir begitu untuk hotel berkelas internasional..
lagian disana emang negara free 😁
trus mobil apa yang ada dalam bagasi?
Garasi x Thor 😁
yang salah pihak mereka 🤔
sebaiknya perbanyak cari literasi jika kurang faham..
baru tamat SMA, baru masuk kuliah sudah skripsi?
skripsi itu adalah tahap terakhir dalam masa kuliah yang nantinya dipertanggung jawabkan dalam sidang skripsi strata satu atau S1.
makan doang sudah butuh waktu sepuluh menit lebih Thor..
harap diperhatikan detail nya
perusahaan terbesar didunia karyawannya bisa puluhan ribu lho Thor..
itu tugas bagian SDM dan HRD..😁
tepar kalau CEO urus karyawan juga
jika perusahaan terbesar didunia.. berapa puluh lantai tuh..
kelihatan ya orang di parkiran..
saran.. sebaiknya cukup perusahaan besar atau terbesar di daerahnya
kalau 2 meter sih cuma sekitar 3 langkah..
itungannya tetap didepan perusahaan
mngkn 300 meter?itu lebih masuk akal.