nyasar ke zaman kuno

***

Alio terkejut. Ia melihat melia yang sedang menahan rasa sakitnya. Perlahan sesuatu bayangan terlintas dikepalanya. Ia melihat  bayangan dibawah sadarnya sosok laki-laki yang sedang dirantai dan sedang menundukkan kepalanya . unsur air kehidupan menyerap ke dalam tulang-tulang nya, hingga membuat kolam spiritual nya bergejolak hebat.

Dan tiba-tiba, muncul lah kolam spiritual yang luas dan berwarna emar dan mengkilap. Perlahan rasa sakit itu mulai menghilang. Alio pun ikut bereaksi dan Kekuatannya langsung Menuju kepada tingkat yang lebih tinggi.

"Wah..... Benar-benar sebuah berkat....!!" TakJupnya sambil mengamati tubuhnya sendiri. Saat ini alio sudah berubah menjadi seorang laki-laki yang tampan ( ya anggap saja seperti itu ).

Tak lama setelah itu, Jelita tersadar dari rasa sakitnya dan bangkit dari kolam itu. Alio menghampirinya. Melihat ada yang datang Melia atau Jelita memasang kewaspadaan.

"Siapa kamu.....?" Tanya Jelita dengan sejuta kewaspadaan dan memasang kuda-kuda. Melihat sikap waspada yang di tunjukkan Jelita, sosok laki-laki itupun tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa kamu tertawa...?" Tanya Jelita melonggarkan sikap waspadanya. Alio berhenti tertawa dan berkata.

"Bagaimana aku tidak tertawa memel. Kamu sangat lucu. Hahahah....."tawa alio kembali menggelar.

"Ha..... Jangan bilang kalau kamu itu si kucing jelek, tua dan latah itu...!!" Seru Jelita menusuk.

"YA....... NONA BISA TIDAK, jangan terlalu jujur. Sakit rasanya....hiks...." ucap  alio pura-pura sedih.

"Kau ini, tidak jadi kucing,  jadi manusia sama saja. sama-sama cengeng. dasar tukang dramatis..." ujar Jelita dengan santainya. alio menghentikan dramanya dan melihat kembali ke arah Jelita

"Haiya..... Nona apakah aku tampan....??" Tanya alio sambil mengedip-edipkan matanya.

"Tampan dari mana, kamu itu seperti laki-laki centil. Mengedip-edipkan mata seperti itu... Is.... Sudahlah aku ingin keluar, takut xixi mencariku nanti. Ingat pantau terus kondisi Jelita..." Ucap Jelita seraya menghilang dari pandangan alio.

"Baik nona..." Ujar alio sambil membungkuk.

Jelita kembali Muncul di kamarnya. ia merenung sejenak, ia berpikir seperti melupakan sesuatu. Plak... Jelita menepuk jidatnya.

"Ah.... Aku lupa bertanya pada alio tentang seorang laki-laki yang terlihat dibawah sadarku. Mmm.... kira-kira itu siapa ya....?. Tapi ya sudahlah...." Ujar Jelita.

Tak lama, Ia mendengar ada yang masuk. Ia melihat xixi dan dua pelayan lainnya datang dengan membawa beberapa kotak di tangannya.

"Maaf, anda siapa nona. Kenapa anda berada di kamar nona kami." Tanya xixi dengan penuh keheranan. Ia bingung kenapa ada orang lain dikamar nonannya. Perempuan ini terlihat sangat cantik bak Dewi yang turun dari khayangan.

"Kau tidak mengenali ku xixi..?" Tanya Jelita. Xixi terperanga, walaupun begitu ia mengenal suara nonanya.

"Apakah itu anda nona ?" Tanya Xixi dengan antusias.

"Yap... Tepat sekali....!!" Ujar Jelita dengan sombongnya. Xixi dan kedua pelayan yang mengekorinya tadi, mereka tercengang tidak percaya, namun dalam hati mereka sangat bahagia.

"Wah...." ujar mereka bertiga.

"nona sangat cantik. Aku sangat iri.." ujar pelayan pertama dalam hati, dengan penuh kagum.

"Wah, nona begitu cantik seperti bidadari yang turun dari kereta eh salah dari kahyangan masudnya." Batin pelayan kedua dibelakang Xixi.

Jelita tersenyum mendengar suara hati mereka. Tak lama, Jelita menyadarkan mereka dari lamunannya.

"Hay.... Apa yang kalian bawa ?" Tanya Jelita mengalihkan pandangan mereka.

"Eh, maaf nona. Ini saya bawakan beberapa baju yang nona pesan sambil menunggu baju yang nona rancang selesai dibuat." Seru Xixi. Xixi dan dua pelayan itu menundukkan kepala mereka. Secara tidak langsung, mereka telah kurang ajar pada junjungan mereka karena membiarkan nonanya menunggu penjelasan dari nya.

"Tak apa, kenapa kalian takut begitu, aku tidak makan orang. Oh ya, kalian berdua, siapa nama kalian?. Dan kenapa mengekori xixi. ?" Tanya Jelita kepada keduanya.

"Na...m..a.. saya Yuyu nona.  Saya di suruh oleh tuan muda Reynal untuk melayani nona." Jelas Yuyu. ( Aura nona penuh dengan wibawa ) ujar Yuyu dalam hati. Jelita pun tersenyum sangat tipis ketika mendengar isi hati yuyu. ia beralih ke pada pelayan kedua.

"Nona, nama hamba lili. Hamba di utus oleh tuan muda Rayyandi untuk melayani nona. Mohon bimbingan dari nona." Ujar lili dengan membungkuk sedikit.

***