NovelToon NovelToon
Kembalinya Kaisar Langit Dan Bumi 2

Kembalinya Kaisar Langit Dan Bumi 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Petualangan / Contest / Fantasi Timur / Kultivasi / Pendekar
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Bang Fuadi

Aku Juli si Dewa Pengetahuan, begitulah mereka mengenalku di kehidupan sebelumnya. Aku manusia terakhir yang berdiri diantara langit dan bumi yang bertarung seorang diri selama 100 tahun melawan lima Dewa Kaisar Siluman,

Tujuan perjuanganku hanya satu! Yaitu untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi umat manusia, akan tetapi perjuangan ku sia-sia karena musuh yang sebenarnya bukanlah mereka..

Setelah aku berpetualangan di Dunia Timur aku menyadari satu rahasia, musuh yang sebenarnya ialah 9 Dewa Kegelapan, Dewa yang sangat mengerikan, Dewa yang tidak kenal belas kasihan, Dewa yang suka menindas dan membunuh Dewa Dewa yang lemah.

Sahabat! Aku Juli berjanji! Akan mengumpulkan kalian semua.. Perjuangan masih belum berakhir, sebelum dunia ini aman sejahtera dan makmur sentosa.. atau kita mati bersama dengan damai..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Fuadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12. Juli Vs Siluman Kera Bertanduk

Di Reruntuhan Bangunan Naga Hitam

DROOOM!! DROOOM!!

ROOAAR!! ROOAAR!!

Aungan Kera Bertanduk terdengar dahsyat dan mengerikan, beberapa ekor diterbangkan ke angkasa, beberapa tergeletak pingsan di lantai setelah kena hantaman tinju di kepala dan perut mereka, beberapa lainnya terlihat menempel di dinding-dinding Reruntuhan Kota setelah terkena tendangan.

Groooaaarrr!!! Groooaaarrr!!!

Akan tetapi ratusan Siluman Kera masih terus-menerus berdatangan mengumpul membentuk formasi menyerang kearah satu tujuan yang tidak terlihat objeknya dalam kerumunan massa Siluman Kera itu.

Groooaaarrr!! Groooaaarrr!!

Aungan kemarahan siluman Kera Bertanduk terus terdengar, dan puluhan Kera Bertanduk pun kembali terpental ke dinding-dinding reruntuhan secara mengenaskan, hal itu terjadi bukan tanpa sebab, tapi, itu semua karena ulah seorang bocah laki-laki berusia delapan tahun bernama Juli yang sedang mengamuk ditengah kepungan.

Seorang diri bocah laki-laki itu menghajar semua siluman Kera Bertanduk dengan menggunakan tangan kosong.

Wuuusss..

Buk! Buk!

Siluman Kera Bertanduk yang ditinjunya melesat cepat terbang membentur dinding reruntuhan hingga pingsan di tempat.

Wuuuuuussss....

ROOOAAARRR!!

DROOOOOMM!!!

Para Siluman Kera Bertanduk mulai berkeringat dingin saat menghadapi bocah kecil misterius yang dapat menghajar bangsa siluman tanpa belas kasihan, di sisi lain bangsa siluman jenis ini juga bukan tipe siluman yang akan menyerahkan sebelum bertanding, akibatnya pertempuran terus berlanjut.

ROOOAARRR!!

Wuuuuuussss!!

Seekor Kera Berpangkat Emas menyerang anak bocah kecil dengan kapak besarnya,

Wuuusss wusss

Juli melesat cepat, satu tangan dengan cekatan meremas mata kapak besar Siluman Kera hingga hancur lebur, dan kakinya secepat kilat menendang jarak jauh Siluman Kera Bertanduk tepat di perutnya dengan menggunakan tenaga dalam miliknya.

PRANG!!!

ROOOAARRR!!

Wuuuuuussss

Setelah di tendang Juli, Kera itu melesat cepat mengenai kawan-kawan lainnya sampai bertebaran ke segala arah dan tidak sedikit dari mereka yang pingsan di tempat.

Brak Bruk brak bruk

DROOOOOOOOMM

Juli terus menendang siluman-siluman kera yang berdekatan dengannya, sampai Kera Pangkat emas pun dihantamnya hingga menempel pada dinding reruntuhan, walaupun demikian siluman-siluman kera tidak gentar sedikit pun mereka terus berdatangan, dan Juli terus menendang meraka bagaikan bola.

BROOOOOM!! DROOOM!!

Melihat para siluman terus berdatangan, Juli menjadi semakin kagum terhadap mereka dan ia terlihat sangat bersemangat dengan pertarungannya, tawa terus terdengar di sela-sela pertarungan,

“Hahahaha.. Aku tidak menyangka mereka sangat keras kepala, namun aku sangat menyukai ini, majulah semua sekaligus” Juli terus meninju wajah Kera Bertanduk yang memiliki tinggi enam meter, berpangkat emas bintang dua, walaupun pada umumnya rata-rata setinggi tiga meter berpangkat perak.

Duuuussss

DROOOM!!

ROOOAARRR!

Juli terus menendang, meninju, menampar, dengan penuh kesenangan, hari semakin gelap para Siluman Kera Bertanduk akhirnya mulai gemetar setelah sebagian besar pemimpin mereka pingsan, patah-patah, bahkan banyak yang kritis, kini mereka mulai melarikan diri satu-persatu dari arena pertempuran itu.

Di sisi lain, Bomo berdiri terpaku di depan Pintu Portal menatap Juli seakan tak percaya dengan mata kepalanya sendiri, tubuhnya gemetar hebat saat Menyaksikan Juli mempermainkan para monster yang sangat mengerikan itu dengan mudahnya.

“Siapa.. siapa.. sebenarnya anak ini.. aku tidak menyangka di dunia ini ada manusia sehebat dia, ta.. tapi bagaimana dia tak berpangkat.. Bagaimana seorang anak tak berpangkat menghajar siluman Pangkat emas dengan mudahnya, dari mana ia mendapatkan kekuatan sebesar itu.. atau mungkin dia benar-benar seorang Dewa yang menyamar.. aku benar benar salah menilai sebelumnya” Gumamnya mulai menjatuhkan diri berlutut.

Woosss Wooosss

Drooommm… Roooaaarr…

Pertarungan Juli masih berlangsung seru, Bomo terus tergagap matanya terbelalak, keringat dingin membasahi punggungnya, “Aku.. telah menantang Dewa.. dia benar-benar seorang Dewa yang menyamar, kalau tidak? Bagaimana ia bisa menendang Kera Bertanduk tingkat emas lima ekor sekaligus seperti menendang bola saja, Bagaimana bisa? Aku benar-benar sangat ceroboh sebelumnya.. sial, aku telah salah memilih lawan, tunggu..!! kadang aku sedang bermimpi..” gumam Bomo mulai berpikir ia sedang bermimpi, sambil memukul-mukul pipinya.

Roooaaarrr…. Roooaaarrr….

Setelah pertarungan beberapa menit, akhirnya Para Siluman Kera Bertanduk yang tersisa memilih melarikan diri menyelamatkan nyawanya, Juli kini dengan leluasa bisa mendatangi setiap Siluman Kera Bertanduk yang pingsan untuk dibelah dadanya dan mengambil Kristal Siluman.

Grooaaarrr...

Teriak sebagian Siluman Kera yang masih sadar, mereka meronta-meronta melawan, namun Juli dengan cepat membelah dada mereka dengan kedua tangannya,

“Hahaha, Kalian berpikir tulang dada kalian lebih keras dari pada tangan kecil ku ini ya..?” Tanya Juli sambil membongkar tulang dada siluman Kera itu dengan mudahnya.

Kraakk!!

GROOAAARRR!!!

Suara teriak kesakitan menggema saat Juli menarik Kristal Siluman dari dalam dada mereka, tidak lama kemudian mereka pun mati.

Hooo hooo…

Suara nafas ketakutan seekor Siluman Kera Bertanduk berpangkat emas yang tergeletak tidak jauh dari Juli, perlahan Juli menoleh pada Siluman Kera itu yang kini bersandar lemas di dinding Reruntuhan, Kera itu mulai gemetar hebat setelah ditatap oleh Juli, apalagi saat ia melihat Juli membelah dada rekan-rekannya secara mengerikan.

Huusss huusss huuusss

Napas Kera Bertanduk itu semakin terburu-buru keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya ketakutan mendalam kini dirasakan.

Juli senyum dingin melihatnya, perlahan ia menghampiri Kera tingkat emas ketakutan itu, dengan ketakutan yang mendalam Kera itupun merangkak perlahan ingin menjauh menyelamatkan diri dari Juli,

“Kera bodoh! Berhentilah! Aku hanya mengambil seratus batu siluman saja dari dada teman mu, dan aku masih menyisakan banyak yang lainnya, bukan?” Juli menunjukkan kearah dua ratu Siluman Kera yang masih pingsan dan belum di ambil Kristal Silumannya.

Siluman itu hanya mengerling kearah kerabatnya dan ia tidak bisa berbuat apa-apa,

“Apa yang harus ku lakukan?” tanya Siluman Kera Bertanduk dengan rasa takut yang sangat mendalam, Kera Bertanduk tingkat emas bisa bicara namun dibawanya jarang yang bisa bicara.

Juli menoleh kearah Bomo yang masih berlutut gemetaran, “Bomo! Bawakan air kemari!” perintahnya

Bomo segera bangkit bergegas menghampiri Juli seraya memberikan guci air yang terikat di pinggangnya,

“Dewa! Ini..” Bomo membungkuk memberikan air pada Juli dengan penuh hormat.

Krik!

Setelah mengambil guci air itu, Juli menggigit jarinya dan meneteskan darahnya ke dalam air lalu ia menulis tulisan kuno di atasnya, setelah selesai, air itu mengeluarkan cahaya merah, “Ini namanya Cairan Kutukan Budak Darah, Bomo! Kau berikan sedikit pada Kera ini, sisanya kau simpan, kalau ada tempat atau botol kau masukkan beberapa tetes setiap botolnya” Perintah Juli pada Bomo.

Bomo menganguk, kemudian ia pun melaksanakan perintah Juli sesuai dengan diperintahkan, setelah Kera itu diberikan cairan Kutukan Budak Darah, kera itu sepenuhnya kini menjadi budaknya, Juli bisa mengendalikan tubuh budaknya sesuka hati dan dapat pula mengetahui semua memori budaknya, dengan begitu tidak ada rahasia Kera itu yang tidak diketahui oleh Juli.

“Hm..” Juli kini mengetahui rencana para Siluman Kera Bertanduk, “Rupanya kalian telah menyusun rencana untuk penyerangan terhadap manusia besok pagi, ya? dan kau rupanya tahu keberadaan Hana yang kini bersembunyi di atas pohon di Hutan Belukar, sungguh menarik rencana kalian, namun rencana penyerbuan kalian terhadap manusia penunggang Hyena aku tidak peduli, hehehe, Oya.. mulai saat ini kau ku namakan Kinkong saja, biar mudah ku ingat nantinya, soalnya aku tidak ada catatan, paling malas menulis”

Bomo dengan gemetar memberi hormat, “Dewa aku harus bagaimana?” Tanya Bomo penuh hormat.

Juli menarik nafas panjang, “Kau pergilah ke timur, di sana nanti kau akan menemukan Husen dan lainnya, kau jaga mereka, dan ingat! Jangan bilang kalau kau telah menjadi budak ku sekarang, dan kita seolah tidak kenal saja, dan jangan pula kau memanggilku dengan sebutan Dewa di depan mereka. Kau tahu? Sebenarnya aku malu memiliki mu sebagai pelayanan ku.. karena kau terlalu jahat, kau telah membunuh orang tidak berdosa dan tidak terhitung jumlahnya… dan aku tidak menyukai orang-orang sepertimu” Juli berkata jujur.

Bomo memberi hormat “Ba.. baik Dewa” Kemudian iapun pergi dari sana menjalankan perintah seperti yang diperintahkan.

Juli menarik nafas panjang, ‘Hari sudah semakin gelap, aku harus bergegas menyelamatkan Hana, kalau tidak nyawanya terancam, karena berada di atas pohon di malam hari akan sangat berbahaya baginya, terutama terhadap Siluman Kalong’ batinnya.

Juli menoleh kearah kingkong yang kini sudah bisa bangkit berdiri, “Kingkong! Kau cari dua temanku yang hilang, ingat aku bisa melihat dengan mata mu, dan apapun yang kau lihat akupun melihatnya, jadi pergilah sekarang!” perintah Juli pada kingkong.

“Baik Tuanku!” Ucap Kingkong meninggalkan tempat itu.

“Baiklah aku juga harus bergegas sebelum malam tiba”

**

1
Zulkifli Ab
u't jalo toh kapai/Joyful//Joyful//Joyful/
Zulkifli Ab
mantap adun/Good//Good//Good//Good/
Agam Batat
up tolong
Hadi Putra
up dere
Hery Setyadi
kok masih blm ad up date...terlebih kejelasan..😭😭😭
AULANY~
aku balik lagi kesini buat liat juli lagi eh ternyata masih hiatus kah😭😭
ahmad ali rifai: sama wee, ini novel ke 2 yg saya baca sampai saya selalu suka novel fantasi
total 1 replies
Kastini
habisi Jul
Hery Setyadi
info thorrr pindahh kemana nich ...judul ap...
Kastini
kangen juli
Rihal WAK LO
Luar biasa
Iwan Permana
mantabz
Kastini
aduh juli ikutan nangis jadi di bilang cengeng
Peniup Salju
kok habis thorr...gimana sih...🤦‍♂️🤦‍♂️🤦‍♂️
Kastini
kingkong di suruh jaga bocil y takut lah Thor bocilnya
Kastini
ayo juli main congklak bareng
Kastini
hahaha berburu
Kastini
hahaha
Kastini
ah Thor bikin yg sesi 2 ya
Feri 12
kkk audio toon nya kapn rilis seperti cerita seri 1 nya
Yatim Yt
lanjut lh tor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!