 
                            Vania dan Basir terpaksa harus meninggalkan kampung tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Kampung itu sudah tidak beres, bahkan hal-hal aneh sudah mulai terlihat. 
Basir pun mengajak adiknya untuk pindah ke kota dan menjalankan kehidupan baru di kota. Tapi, siapa sangka justru itu awal dari perjalanan mereka. Terlahir dengan keistimewaan masing-masing, Vania dan Basir harus menghadapi berbagai macam arwah gentayangan yang meminta tolong kepada mereka. 
Akankah Vania dan Basir bisa menolong para arwah penasaran itu? Lantas, ada keistimewaan apa, sehingga membuat para makhluk astral sangat menyukai Vania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Belenggu Jin Kafir
Vania menggenggam tangan Hana membuat Hana kaget. "Ceritalah, aku janji gak bakalan cerita sama siapa pun," ucap Vania.
Hana menatap Vania dengan deraian air mata. "Dulu, waktu aku masih kecil, kata ibu aku punya teman khayalan. Aku itu tidak punya teman, jadi aku selalu main di rumah dan makhluk itu yang selalu menemani aku main. Setelah aku beranjak remaja, aku pikir makhluk itu akan pergi tapi ternyata dia malah semakin tidak mau lepas dari aku," jelas Hana.
"Apa makhluk itu sering menampakan wujud?" tanya Vania.
"Iya, bahkan setiap malam dia selalu hadir di mimpiku. Awalnya aku biasa saja, aku pikir selama dia tidak mengganggu aku dan ibu, aku biarkan saja. Tapi setelah banyaknya korban yang meninggal, aku pikir ini sudah tidak dibenarkan," sahut Hana.
"Maksud Kak Hana, banyak yang meninggal bagaimana?" tanya Vania penasaran.
"Setiap ada orang yang jahat sama aku, maka orang itu akan mengalami celaka atau bahkan sampai meninggal. Dan jika ada laki-laki yang berusaha mendekati aku, maka laki-laki itu akan meninggal juga biasanya diawal laki-laki itu akan dibuat gila atau sakit berbulan-bulan yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter," sahut Hana.
"Astaghfirullah, jadi pacar kakak yang kata Bu Vanessa meninggal itu gara-gara makhluk yang ada di tubuh kakak?" seru Vania tidak percaya.
"Iya, makanya aku merasa bersalah banget saat Yogi meninggal dan setelah itu aku tidak mau pacaran lagi dengan laki-laki mana pun karena aku tidak mau laki-laki itu dibuat meninggal lagi," ucap Hana dengan deraian air matanya.
Vania pun memeluk Hana untuk menenangkan Hana. "Memang awalnya Kak Hana tahu dari mana kalau di dalam tubuh Kak Hana ada jin itu?" tanya Vania semakin penasaran.
Hana melepaskan pelukan Vania, lalu dia menyeka air matanya. "Dulu, waktu aku kelas 4 SD Ibu khawatir sama aku karena aku masih saja bicara sendiri, lalu Ibu membawa aku ke seorang Ustaz untuk di ruqyah, kata Ustaz itu aku ketempelan jin kafir dan jin itu menyukai aku. Jin itu tidak akan pernah pergi, justru dia akan berusaha mencelakakan siapa pun yang berani mendekati aku khususnya lawan jenis," jelas Hana.
"Ya, Allah." Vania kaget dengan penjelasan Hana.
"Bahkan Ustaz yang mengobati aku itu semuanya meninggal selang beberapa bulan setelah mengobati aku. Total sudah lima Ustaz yang sudah meninggal, jin itu marah karena para Ustaz itu berusaha memisahkan dia denganku," seru Hana.
"Ngeri banget."
"Bukan itu saja, jika dia sedang marah maka dia juga akan nyiksa aku," ucap Hana.
"Hah, nyiksa bagaimana?" Vania semakin menggali informasi.
"Kalau bangun tidur, tiba-tiba ada paku yang menancap di telapak tangan aku tapi anehnya aku tidak merasa kesakitan padahal aku lihat darah sudah mengalir dari tangan aku. Paha dan lengan aku, tiba-tiba lebam kaya habis dipukuli," jelas Hana.
"Ini sudah benar-benar kelewat batas, kakak harus berobat biar bisa lepas dari makhluk itu," ucap Vania.
"Aku juga mau Van, tapi aku bingung dan takut, aku gak mau orang yang ngobatin aku itu meninggal lagi," lirih Hana dengan wajah sedihnya.
Vania diam dan berpikir keras. "Kakak mau gak ketemu sama kakak aku? mudah-mudahan saja dia bisa menyembuhkan kakak," tawar Vania.
"Kakak kamu Ustaz atau dukun?" tanya Hana.
"Bukan dua-duanya, tapi Insya Allah dia bisa menyembuhkan kakak," sahut Vania.
"Mau dong Van, sumpah aku sudah capek dan lelah. Aku ingin hidup normal bisa punya teman dan menikah juga, tanpa ada rasa takut sedikit pun," ucap Vania antusias.
"Ya, sudah nanti aku omongin dulu sama kakak aku. Kakak semangat ya, dan jangan lupa terus shalat dan berdo'a kepada Allah supaya makhluk itu cepat-cepat bisa keluar dari tubuh kakak," seru Vania.
"Aamiin, aku tidak pernah meninggalkan shalat Van, karena aku percaya tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah," sahut Hana.
Setelah menceritakan keluh kesahnya, Hana merasa lega dan dia berharap kakaknya Vania bisa menyembuhkan dirinya. Pulang pun tiba, kali ini Vania pulang naik ojeg karena dia tidak mau menyusahkan Vanessa walaupun Vanessa tadi mengajak dirinya untuk pulang bareng lagi. Vania hari ini sendirian di kontrakan, karena Basir sudah izin akan pulang malam.
"Ya, Allah ngeri banget dengar kisah Kak Hana," gumam Vania.
Tiba-tiba terdengar bunyi benda jatuh di dapur dan itu membuat Vania kaget. "Astaghfirullah, apa itu," gumam Vania.
Dia pun bangkit dari duduknya dan segera menuju dapur. Vania menyisir dapur yang kecil itu dan ternyata tidak ada satu pun barang-barang yang jatuh. "Perasaan tadi aku dengar ada benda yang jatuh, tapi kok gak ada ya," gumam Vania heran.
Seketika bulu kuduk Vania meremang, dia celingukan. Vania tahu saat ini ada sosok yang hadir, tapi anehnya Vania tidak bisa melihat sosok itu. "Jangan pisahkan aku dengan Hana, atau aku akan musnahkan kamu."
Vania kembali celingukan, suara itu muncul tepat di telinga Vania. Dengan cepat Vania pun masuk ke dalam kamarnya. Vania bukan orang penakut karena sejak kecil dia sudah terbiasa di perlihatkan penampakan-penampakan dari yang biasa saja sampai dengan yang mengerikan.
"Aku tahu kamu ada di sini, aku tegaskan keluar dari tubuh Kak Hana karena kamu dan dia itu beda alam dan kalian tidak akan pernah bisa bersatu," tegas Vania.
"Hana milik saya, tidak ada satu pun yang boleh memisahkan atau mengambil Hana," sahut Makhluk itu.
"Pokoknya kamu tidak boleh tinggal di tubuh Kak Hana, lihat saja Kang Basir bakalan usir kamu," geram Vania.
"Aaaaaarrrrrgggghhhhh....."
Makhluk itu terdengar mengerang dengan suara yang menggelegar, Vania pun memejamkan mata dan membaca ayat kursi. Perlahan, suara itu menghilang dan suasana di dalam kontrakan kembali normal. Seperti yang Basir ucapkan, Makhluk astral itu banyak yang menyukai Vania tapi makhluk-makhluk itu tidak bisa mendekati Vania.
Dikarenakan besok adalah hari sabtu dan kerja libur, Vania pun memutuskan untuk menunggu Basir pulang. Dia sudah tidak sabar untuk menceritakan semuanya kepada kakaknya itu. Vania berharap Basir bisa menyembuhkan Hana karena Vania merasa kasihan dengan kondisi gadis manis itu.
***
Sementara itu di kediaman Hana, lagi-lagi Hana bermimpi. "Hana, ikutlah denganku, aku akan membahagiakan kamu dan aku juga akan memberikan semua yang kamu inginkan."
"Pergi, aku gak mau ikut kamu!" teriak Hana.
Hana terus berontak dengan mata terpejam, dia tidak sadar kalau saat ini dia sedang bermimpi.
jangan2 pake penglaris tuh baso bisa rame banget