Melepas Para Benalu

Setelah bersiap, Reno memilih berangkat agar bisa bertemu dengan Wina secepatnya, saat sampai disana dia langsung masuk menuju ruangan istrinya tanpa peduli dengan pandangan mereka kepadanya.

"Maaf Pak, bu Wina sedang tidak ada ditempat ada yang bisa saya bantu untuk disampaikan pada beliau?? ". Sapa sekretaris Wina dengan malas.

Wina hari ini memang sengaja tidak datang karena tahu jika Reno akan datang mencarinya dan membuat perhitungan dengannya, dia hanya menitipkan pesan kepada sekretaris nya saja.

"Aku akan masuk ke ruangannya sekarang, sampaikan padanya jika dia tidak datang kesini sekarang akan ku hancurkan toko ini sekarang". Ancamnya kepada sekretaris itu.

"Maaf sekali lagi pak, jangan buat keributan disini, jika bapak tidak mau berurusan dengan pihak berwajib, saya tidak peduli sekalipun anda suami ibu Wina, saya bertanggungjawab disini jadi saya punya wewenang mengusir orang yang tidak berkepentingan disini ". Tegasnya lagi.

Reno mengepalkan tangannya, dia mencengkram tangan sekretaris istrinya itu dengan keras dan membuatnya meringis kesakitan.

"Panggil Wina kesini sekarang, saya tidak main-main dengan perkataan saya". Reno menatap dingin dan tajam kepadanya.

"Panggil security sekarang juga!!". Teriak Sekretaris itu dengan keras tanpa peduli ancaman Reno.

Para pegawai yang tadi memperhatikan mereka langsung bergerak cepat memangil petugas keamanan karena mereka memang sudah diberitahu Wina sebelumnya, mereka tidak mau terjadi sesuatu pada mereka.

Reno menggertakkan giginya, rahangnya mengeras karena pegawai istrinya ini tidak takut kepadanya dan sangat berani padanya padahal dia adalah suami pemilik butik ini.

"Kau lupa siapa aku ha??". Ucapnya dengan penuh emosi semakin mencengkram tangan sekretaris itu dengan keras.

"Saya tidak peduli siapapun anda, saya bertanggungjawab disini, dan saya punya wewenang untuk melindungi toko ini apalagi anda mengancam saya sejak tadi jadi jangan salahkan saya jika anda berurusan dengan hukum apalagi anda melakukan kekerasan pada saya".

Ratna sang sekretaris menghempaskan tangan Reno dengan kasar dari tangannya, selain sakit dia juga sangat jengkel kepada lelaki ini karena sudah menyakiti hati bosnya.

"Kau berani padaku??". Mata Reno melotot sempurna melihat tingkah sekretaris istrinya itu.

"Kenapa tidak??, anda tak punya hak apapun disini sekalipun anda suami dari pemilik toko ini". Ratna menatap Reno dengan penuh tantangan.

Wajah Reno semakin merah karena amarah, dia tidak menyangka istrinya ternyata sudah mempersiapkan segalanya, dia harus bisa mendapatkan istrinya, dia yakin istrinya sudah tahu semuanya.

Pertengkaran mereka terhenti karena melihat 2 orang security telah mendekati mereka.

"Bawah manusia ini keluar dari sini, pastikan kalian tidak membiarkannya masuk karena kalau itu terjadi, aku akan memecat kalian berdua, kalian dengar??". Tatapan Ratna menajam memberi peringatan keras pada kedua security itu.

"Tapi nona, dia kan suami ibu Wina nanti kami kena masalah". Salah satu security mencoba mengungkapkan keresahannya.

Dia gelisah karena takut dipecat, lelaki dihadapan mereka ini adalah suami bos mereka, bisa gawat jika mereka melukainya.

"Tenang saja, saya sudah diberikan mandat untuk menjamin manusia ini tidak masuk dan membuat keributan disini, kalian bisa pegang omongan saya". Ratna menatap keduanya dengan penuh keyakinan penuh.

Ya tentu saja Wina sang bos sudah memberikan dirinya dan teman-temannya peringatan untuk memastikan jika suaminya tidak membuat masalah di toko ini sebelumnya, walau mereka belum tahu apa yang terjadi.

"Kalau begitu mari pak ikut kami keluar, minta tolong kerja samanya". Ucap salah satu security setelah mendengar penjelasan dari Ratna.

Ratna memang terkenal sangat disiplin dan juga orang kepercayaan dari dari Wina, dia tidak mungkin mengatakan hal lain selain perintah dari atasan mereka itu.

"Kalian tidak bisa mengusir saya, panggilkan istri saya kesini sekarang juga karena saya ingin bicara dan ada perlu, dia tidak bisa dihubungi sejak kemaren". Ucapnya dengan Pongah.

Dia bersikeras untuk tetap bertahan ditempat ini sampai Wina sang istri datang menemui dirinya, dia tidak peduli dengan karyawan istrinya itu.

"Seret saja dia keluar pak jika tidak mau mendengar apa yang kalian katakan, itu kata ibu Wina tadi ditelpon, dia melarang keras bapak ini berada di sini". Ratna membuka hapenya dan membuka rekaman suara dari atasannya yang tadi di terimanya.

"Kalian bisa mengusirnya dengan paksa jika dia berbuat onar dan menolak pergi, saya memberikan izin untuk itu dan tolong pastikan dia tidak bisa lagi masuk kedalam toko dan juga yang lainnya". Ucap Wina dalam rekaman suara yang diputar oleh Ratna itu.

Mendengar ucapan istrinya itu, wajah Reno merah padam, dia tidak hanya malu tapi juga harga dirinya telah diinjak habis-habisan oleh istrinya saat ini.

"Nah kalian dengar sendiri yang dikatakan ibu Wina, sekarang paksa dan seret dia keluar karena dia melakukan kekerasan disini, lihat dia mencengkram tangan saya sampai merah berbekas seperti ini". Ratna memperlihatkan tangannya yang memerah karena cengkraman Reno tadi.

Melihat itu kedua security itu langsung menarik paksa Reno keluar dari butik itu dengan kasar, mereka pasti dalam masalah jika orang kepercayaan bos mereka sampai terluka.

"Sialan, kalian akan terima balasan jika aku sudah bertemu dengan istriku, kalian akan dipecat dari sini". Teriaknya memberontak tak ingin dibawah oleh security.

Keduanya tidak peduli akan teriakan Reno yang membahana di butik itu, mereka menarik paksa Reno keluar dan menghempaskan dirinya dengan kasar karena sejak tadi terus memberontak dan menolak untuk pergi dari sana.

"Pergilah pak, anda dengar sendiri perintah istri bapak, itu artinya anda sudah tak punya wewenang disini lagi, jadi pergilah sebelum kami bertindak kasar dan melaporkan anda ke polisi karena membuat keributan disini". Ancam kedua security itu dengan kesal.

"Sialan, awas saja kalau aku sudah bertemu istriku, kalian orang pertama yang aku pecat". Teriaknya sambil menunjuk muka kedua security dengan penuh emosi.

"Silahkan". Ucap keduanya dengan acuh dan tidak peduli.

Reno pergi dalam keadaan emosi dan amarah luar biasa, dia yakin istrinya sengaja melakukan ini padanya karena tidak mau bertemu dengannya.

"Awas kau Wina jika kita bertemu, akan ku pastikan kau habis setelah ini". Geramnya memukul mobilnya dengan penuh emosi.

Belum juga dia pergi jauh dari butik istrinya, sebuah mobil hitam menghadang mobilnya dan turunlah beberapa orang mengetuk pintu mobilnya dengan kasar.

"Turun dari mobil ini sekarang!!". Teriaknya sambil menggedor kaca mobil itu.

Reno yang ketakutan pun langsung turun tanpa banyak kata dan menatap mereka dengan khawatir.

"Ada apa pak?, kenapa saya disuruh turun ditengah jalan seperti ini?? ". Tanyanya dengan ketakutan.

Badan orang-orang yang ada dihadapannya ini membuatnya bergidik ngeri, dia takut dihajar oleh mereka.

"Mana STNK mobil ini?? ". Hardik mereka dengan garang