NovelToon NovelToon
Throwback Memories

Throwback Memories

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Persahabatan / Romansa / Office Romance
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Adsetian

Sandra, gadis yang terbangun dari tidur panjangnya selama 2 tahun dan kini terbebas dari pengasingan selama 5 tahun.

Baru saja kemarin ia bertemu dengan teman teman kuliahnya, namun sekarang ia bahkan tidak mengenali tempat yang ia tinggali selama ini. Dunia seakan telah berubah, Alat-alat canggih yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari, anak kecil yang kini sudah memiliki smartphone masing-masing, dan cahaya gemerlap malam dari lampu-lampu yang memenuhi jalan ditengah kota serta Gedung-gedung yang menjulang tinggi dihadapannya.

Seberapa jauh ia tertinggal selama ini? dari sahabat-sahabat bodohnya, dan dari orang-orang yang selalu ada di keseharian Sandra saat itu. Apakah sandra masih dapat bertemu dengan mereka, apakah mereka masih menerima sandra setelah semua yang sandra lakukan kepada mereka.

Pikirannya berkecamuk memikirkan hal-hal yang telah ia lewati begitu saja.

‘Biarlah semua berlalu, kini ia harus memulai lembaran yang baru, orang-orang baru dan dunia ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adsetian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11 - Kerja

Setelah sekian lama sandra menunggu, akhirnya ia mendapatkan telfon dari sebuah perusahaan. Dari sekian banyak perusahaan yang ia lamar untuk mejadi karyawan, belum ada satu pun yang menghubunginya. Dengan cepat sandra segera mengangkat telfon tersebut.

“hallo selamat siang?” ucap seorang wanita di sebrang panggilan,

“ya selamat siang” jawab sandra sopan,

“apa benar ini dengan ibu sandra revanita?” tanya wanita itu lagi,

“ya dengan saya sendiri” jawab sandra,

“saya operator dari perusaan game MeowC, memberitahukan bahwa anda di terima menjadi karyawan di perusaan MeowC. Di harapkan agar ibu sandra segera melengkapi berkas-berkas yang di perlukan besok pagi pada bagian HRD perusahaan, terimakasih” jelas wanita itu,

“iya terimakasih kembali” jawab sandra, lalu sambungan pun terputus.

Sandra sangat bahagia siang itu, di usianya yang ke 26 tahun, akhirnya dia dapat memulai hidup mandiri dengan usahanya.

Dengan bangga sandra menelfon sang ayah yang sedang berada di tokoh kuenya dan memberitahukan hal tersebut.

Tuttt…. Tutttt…

“halo?” jawab ayahnya

“AYAHHHH…..!” ucap sandra

“loh, kenapa nih. Anak ayak kok kayaknya seneng banet?” tanya ayah sandra antusias

“ayah, dengerin… dengerin” ucap sandra

“iyah ayah dengerin ini loh” ucap ayanya dengan kekehan kecil

“Sandra keterrima kerja….” Jawab sandra dengan penuh antusias

“Masa? Beneran? Kamu nggak bercandra kan?” tanya ayahnya meyakinkan

“beneran ihh… sandra seneng banget!” uap sandra

“syukur lah kalo kamu seneng… yaudah karna ini hari yang spesial buat kamu, jadi hari ini ayah tutp toko lebih cepet. Kita rayain keberhasilan kamu ya” ucap ayahnya tak kalah antusias

“iya yah, makasih ya…” ucap sandra dengan meneteskan air mata

“iya sayang…” jawab ayah sandra dengan penuh sayang

Panggilan pun terputus dengan Sandra yang masih melompat-lompat di atas kasurnyaa seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru

Di tokoh Ayah sandramerasakan kebahagiaan yang tak terbendung, sejak keluar dari rumah sakit sandra tidak pernah seceria ini sebelumnya. Dengan hati yang senang ayah sandra membuat kue kesukaan sandra sebagai hadiah selamat kepada sandra, ayahnya tau betul bahwa sandra sangat menyukai kue brownies.

Pada malam itu, sandra sekeluarga membuat pesta kecil-kecilan atas di terimanya sandra dalam perusahaan game terbesar di kota tersebut. Meskipun jarak rumah dan perusahaan nya sangat lah jauh, bahkan sandra merencanakan akan mecari sebuah kos-kosan sementara hingga ia mendapatkan kontrakan yang lebih layak.

Ayahnya? Tentu saja sangat menolak keputusan sandra mengenai kepindahannya, terlebih belum lama sandra keluar dari rumah sakit dan berkumpul kembali bersama keluarganya dan terlebih lagi lingkungan kota besar sangat lah keras, dan sandra masih belum paham betul tempat tinggalnya nanti.

“nggak! Sekali nggak ya tetap nggak!” ucap ayah sandra marah

“ayahh… ayolah lah, lagian sandra kan udah gede juga yah. Sandra juga mau belajar hidup mandiri”

“ayah nggak mau, kamu itu baru aja keluar dari rumah sakit. Kalo kamu permasalahin biaya perjalanan dari sini ke kantor kamu, nanti ayah yang biayain. Ayah yang bayarin taksi sama gojeknya, bila perlu ayah cari supir pribadi buat kamu” ucap ayahnya bersihkeras

“kamu tau, ayah masi trauma san. Ayah masih inet jelas hari dimana kamu kecelakaan. Kamu yang penuh luka, kamu yang harus di oprasi berkali-kali, kamu yang badannya penuh jahitan, dan kamu yang berkali-kali melewati masa kritis bahkan dokter sampai bilang nggak ada harapan lagi buat kamu. Ayah takut kamu kenapa-kenapa lagi sann…” tambah ayahnya yang kini mulai menitihkan air mata.

Sandra yang melihat ayahnya menangis kini terdiam, ia pun merasakan sedih melihat ayahnya yang selalu ceria kini menangis terisak karna dirinya. Sandra pun bingung harus bagaimana, jika diamenolah pekerjaan ini maka pupus sudah impiannya, namun jika ia melanjutkan ia tak tega melihat ayahnya yang meneluarkan uang lebih untuk sandra.

Pembicaraan mengenai keinginan sandra untuk pindah pun terhenti tanpa ada solusi.

*****

Keesokan harinya, sandra sudah bersiap dengan setelan rapi nya membawa tas selempang berisi berkas-berkas dan data pribadi tang harus ia serahkan kepada bagian HRD perusahaan tersebut. ia mecari ayahnya untuk berpamitan, namun ia tidak menemui keberadaan ayahnya dimanapun.

Melihat sandra yang kebingungan ibunya pun menghapirinya

“sandra, kamu cari ayah?” tanya ibuya pelan

“iya bu, ayah dimana ya” tanya sandra

“ayah udah pergi ke tokoh kue” jawab ibunya

Sandra pun merasa bersalah, tak biasanya ayahnya berangkat ke tokoh sebelum jam 8 pagi, ia tau betul jika ayahnya pergi bekerja lebih cepat dari biasanya berarti ayahnya sedang merasa emosi.

“udah, kamu berangkat aja, jangan ditekuk gitu mukanya. Ayah kamu lagi sensitif aja, nanti juga balik lagi akaya dulu” uap ibunya menenangkan sandra

“oh ya, masalah tadi malem, udah jangan terlalu kamu pikirin. Nanti ibu bantu bujuk ayah, ya” tambahnya lagi

“iya bu, makkasih ya” jawab sandra

“iya sama-sama. Udah kamu berangkat gih. Seno udah nungguin kamu tuh di depan” ucap ibunya

“iya bu, asalamualaikum” pamit sandra dan menyalami tangan ibunya

“waalaikum salam” jawab ibunya

Sandra pun pergi menghampiri Seno yang sudah menunggunya di denpan rumah dan mereka pun bergegas pergi menuju perusahaan tempat sandra akan bekerja.

Melihat sandra dan seno sudah pergi, ibu sandra pun menuju lantai dua rumahnya, tepatnya menuju kamarnya dan ayah sandra.

Ibunya pun menghela nafas, dilihatnay sang suami sedang berdiri di depan jendela yang menghadap langsung ke halaman depan rumahnya.

“kalo kamu khawatir harusnya tadi keluar dong” ucap ibunya, namun ayah sandra hanya terdiam tak menanggapi dan duduk di kursi dekat jendela.

Hanna pun duduk di kursi sebelah nya.

“mas, aku tau kamu kawatir. Tapi nggak seharusnya kamu mengekang sandra sampe segitunya” ucap hanna pelan

“aku cuma takut han” jawabnya pelan

“iya aku tau, tapi kamu juga nggak bisa terus-terusan merasa takut. Ini udah saatnya kamu lebih kuat, sandra juga punya impiannya yang mau ia kejar” ucap hanna

“kasian dia, dia juga mau seperti temen-temen seumurannya yang udah kerja, punya rumah sendir, bahkan ada yang berkeluarga. Sudah saatnya kita melepas Sandra, kita toh masih bisa liat dia. Lagu pula sandra pasti juga pulang ke rumah meski sesekali, toh sekarang zaman sudah canggih. Kita bisa telfon setiap hari, bisa video call juja kan” tambah hanna

Ayah sandra pun terdiam berfikir, ia pun merasa bahwa sandra juga ingin belajar mandiri. Dan dia juga paham bahwa sandra adalah anak yang sangat berfikiran dewasa dan mandiri.

‘mungkin ini saatnya aku harus melepasmu secara perlahan’ batinnya

Melihat suaminya yang terlihat sedih, hanna pun menggengam tangannya untuk menguatkan sang suami. Meskipun sandra bukan anak kandungnya, namun hanna menyayangi sandra seperti anaknya sendiri. Dan sandra pula lah orang pertama yang memanggilnya ibu di saat anak-anak sambungnya yang lain masih merasa canggung dengannya. Padahal saat itu hanna dan Dodi ayah Sandra masih berpacaran dan belum menikah.

1
aurel
semangat thorr, yuk mampir juga di karya aku jatuh cinta pada kakak ipar
Adsetian: iya.. okey
total 1 replies
Ceyra Heelshire
kok bisa, hibernasi selama itu
Adsetian: Dia mau jadi princess aurora kak, hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!