Sesama Author tolong saling menghargai, dilarang mampir jika hanya skip skip saja dan baca setengah-setengah, 🙏
Sebuah pernikahan harus didasari oleh kejujuran dan rasa saling percaya, tapi apa jadinya jika seorang Suami selalu berbohong kepada Istrinya dan lebih memilih menuruti semua keinginan Orang tua serta Keluarganya dibandingkan dengan keinginan Sang Istri?
Yuni selalu berharap jika Sang Suami bisa menjadi sandaran untuk dirinya, tapi ternyata semua itu hanya menjadi angan-angannya saja, karena Hendra bahkan tidak pernah membela Yuni ketika dia dihina oleh keluarga Suaminya sendiri.
Akankah Yuni bertahan apabila keluarga Sang Suami selalu campur tangan dalam rumah tangganya?
Baca kisah selengkapnya dalam Karya saya yang berjudul 'Suamiku Boneka keluarganya'.
Mohon dukungannya untuk Karya-karya receh saya, 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Heni merasa heran karena Bayu terus bertanya tentang Yuni. Dia bahkan sampai curiga jika Bayu naksir kepada rekan kerjanya tersebut.
"Kamu kenapa tanya-tanya tentang Yuni? Jangan bilang kalau kamu naksir dia? Kamu harus ingat, dia sudah punya Suami dan dua Anak, udah gitu Suaminya Manager keuangan, tidak seperti kita yang hanya berprofesi sebagai OB."
Bayu langsung memberikan penjelasan supaya Heni tidak salah paham terhadap dirinya.
"Bukan seperti itu, soalnya dulu waktu aku duduk di bangku SMP, aku punya Teman baik yang namanya Yuni juga, dan kebetulan wajahnya mirip sekali dengan Yuni."
"Oh seperti itu. Kalau gak salah namanya Yuni Wulandari deh," jawab Heni.
Deg deg deg
Jantung Bayu berdetak kencang ketika mendengar perkataan Heni, karena nama Yuni teman SMP nya dulu adalah Yuni Wulandari juga.
Tidak mungkin semua itu hanya kebetulan. Sekarang aku semakin yakin jika Yuni adalah Teman SMP sekaligus Pahlawanku.
Yuni, meski pun sekarang aku sudah tidak bisa menepati janji ku untuk menikahimu, tapi aku berjanji akan selalu ada untuk kamu, aku akan menjaga dan selalu membahagiakanmu sebagai seorang Teman.
Aku bahagia karena akhirnya aku berhasil menemukanmu Pahlawanku, ucap Bayu dalam hati.
......................
Yuni beberapa kali menarik serta mengembuskan nafas secara kasar sebelum mengetuk pintu ruang kerja Hendra.
Dia memberanikan diri untuk kembali masuk ke dalam ruang kerja Hendra meski pun sebenarnya Yuni tidak sanggup melihat Suaminya satu ruang kerja bersama Lisa yang notabene nya adalah mantan Hendra.
"Tuan, Nona, ini minumannya," ucap Yuni dengan meletakkan kopi dan teh di atas meja kerja Hendra.
"Terimakasih Yuni," ucap Hendra dengan tersenyum, sedangkan Yuni hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Hendra merasa bersalah kepada Yuni, tapi dia tidak mungkin memecat Lisa di hari pertamanya bekerja, apalagi Lisa tidak melakukan kesalahan apa pun.
"Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Yuni.
Pada saat Yuni hendak ke luar dari ruang kerja Hendra, Lisa menyemburkan teh buatan Yuni.
"Apa kamu ingin membuatku terkena diabetes?" teriak Lisa.
Prang
Hendra dan Yuni begitu terkejut ketika Lisa melempar cangkir teh yang ia pegang kepada Yuni, bahkan baju Yuni sampai basah, begitu juga dengan cangkirnya yang pecah dan berserakan di atas lantai.
"Lisa, apa-apaan kamu? Tidak seharusnya kamu melemparkan cangkirnya kepada Yuni," teriak Hendra.
Hendra menghampiri Yuni yang tengah memunguti satu persatu pecahan cangkir yang dilempar oleh Lisa.
"Yuni, kamu tidak kenapa-napa kan?" tanya Hendra, dan Yuni hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Ketika Hendra ingin membantu Yuni mengambil pecahan cangkir, Yuni langsung angkat suara untuk melarangnya.
"Tuan tidak perlu membantu saya," ucap Yuni dengan menahan sesak dalam dadanya.
Lisa menghampiri Yuni dan Hendra, dia sengaja berpura-pura tidak mengetahui jika Yuni adalah Istri Hendra.
"Tidak seharusnya Tuan memperdulikan seorang cleaning service, lagian semua itu sudah menjadi tugas dia," tutur Lisa.
"Nona benar, semua ini sudah menjadi tugas saya, jadi Tuan tidak perlu repot-repot membantu pekerjaan saya," ucap Yuni.
Lidah Hendra terasa kelu ketika dia ingin mengakui jika Yuni adalah Istrinya, apalagi Hendra terus teringat dengan perkataan Mama Meti yang tidak memperbolehkan Hendra mengakui Yuni sebagai Istrinya ketika sedang berada di Perusahaan.
"Kalau begitu saya permisi dulu," sambung Yuni dengan melangkahkan kaki nya untuk ke luar dari dalam ruang kerja Hendra.
Lisa sengaja bertanya kepada Hendra tentang hubungannya dengan Yuni, karena dia sangat yakin jika Hendra pasti akan merasa malu mengakui Yuni sebagai Istrinya.
"Tuan Hendra, apa sebenarnya hubungan Anda dengan Yuni? Sepertinya Anda peduli sekali sama dia?"
"Ka_kami tidak memiliki hubungan apa pun," jawab Hendra.
Degg
Jantung Yuni rasanya berhenti berdetak, dia bagai tersambar petir di siang bolong ketika mendengar perkataan Hendra yang tidak mengakui dirinya sebagai Istri.
Kamu tega sekali Mas, bisa-bisanya kamu mengatakan jika kita tidak memiliki hubungan apa pun. Aku pikir kamu ingin memperbaiki hubungan kita, tapi ternyata semua itu hanya angan-angan ku saja, karena aku hanyalah Istri yang tidak di anggap, bahkan kamu malu mengakui aku sebagai Istri mu, ucap Yuni dalam hati.
Air mata Yuni akhirnya sudah tidak dapat di bendung lagi, dia berlari menuju pantri sebelum ada orang yang melihatnya menangis.
......................
Setelah selesai interview dengan pihak HRD, Bayu memutuskan mencari Yuni ke pantri, apalagi dia merasa khawatir karena dari tadi Yuni terlihat sedih.
"Kemana Yuni? Kenapa dia tidak ada di sini?" gumam Bayu yang tidak melihat keberadaan siapa pun di pantri.
Ketika Bayu hendak ke luar, Bayu secara samar mendengar suara seorang perempuan menangis dari pojok lemari.
Bayu yang merasa penasaran pun secara perlahan berjalan untuk mencari asal suara.
"Yuni, kamu kenapa?" tanya Bayu yang begitu terkejut, karena ternyata yang menangis adalah Yuni.
Bayu berjongkok, lalu memberikan sebuah sapu tangan kepada Yuni untuk mengelap air matanya.
"Terimakasih," ucap Yuni yang sudah merasa lebih baik setelah menumpahkan air matanya.
"Menangislah jika semua itu bisa membuat kamu merasa lebih baik," ucap Bayu.
Bayu ingin sekali mendekap erat tubuh Yuni, tapi dia tidak mungkin melakukan semua itu.
"Yuni, apa kamu sedang memiliki masalah?" tanya Bayu dengan lembut.
Yuni masih belum bisa berkata apa-apa, apalagi Yuni tidak mungkin mengatakan tentang masalah rumah tangganya kepada orang lain termasuk Bayu yang Yuni pikir baru dia kenal.
Bayu menghela napas panjang melihat kondisi Yuni. Dia mengerti jika Yuni pasti berat mengatakan semuanya.
"Kamu tidak perlu mengatakan apa pun, karena semua orang memiliki privasi, tapi kamu harus ingat, seseorang pernah mengatakan jika setelah hujan akan ada pelangi. Perkataan orang itu selalu membuat aku yakin jika setelah kesedihan akan selalu ada kebahagiaan," ujar Bayu.
Yuni terlihat berpikir, apalagi dulu dia pernah berkata seperti itu juga kepada Bayu ketika Temannya tersebut menangis karena dibully.
"Terimakasih banyak Bayu, maaf sapu tangan kamu jadi kotor. Nanti akan aku kembalikan setelah aku mencucinya," ucap Yuni.
"Itu adalah sapu tangan kesayanganku. Kemana pun aku pergi aku akan selalu membawanya, karena itu adalah pemberian dari perempuan yang spesial dalam hidup ku. Apa kamu masih mengingatnya Yuni?" tanya Bayu.
Yuni terkejut mendengar pertanyaan Bayu, sesaat kemudian mata Yuni membola sempurna ketika melihat sapu tangan dengan sulaman yang bertuliskan nama Yuni dan Bayu.
"Bayu, dari mana kamu mendapatkan sapu tangan ini?" tanya Yuni yang sangat hapal dengan sulaman tangannya sendiri.
"Tadi aku sudah bilang jika itu adalah pemberian dari perempuan yang spesial dalam hidupku," jawab Bayu.
"Kenapa sapu tangan ini begitu mirip dengan sapu tangan yang aku berikan kepada Bayu Temanku saat SMP ya?" gumam Yuni.
"Yuni, apa kamu tidak mengenalku? Aku adalah Bayu Teman kamu. Akhirnya setelah sekian lama kita berpisah, kita bisa bertemu kembali," ucap Bayu dengan mata berkaca-kaca.
*
*
Bersambung
emang agak lain pak Ibrahim ini
semangat thor
semangat thor asli kesel banget gue sama Hendra dia itu bukan bodoh lagi iiiiiiiiihhhhhhh kesel banget awas luu Hendra habis kau