NovelToon NovelToon
RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: AUTHORSESAD

RINJANI (Cinta sejati yang menemukannya)

jani seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dirinya berubah menjadi sosok pendiam. berbanding terbalik dari sikap aslinya yang ceria dan penuh tawa.

hingga jani bertemu dengan seorang pria yang merubah hidupnya, jani di perkenalkan dengan dunia yang sama sekali belum pernah jani ketahui,jani juga menjalin sebuah hubungan yang sangat toxic dengan pria itu.

Dapatkah Jani terlepas dari hubungan toxic yang dia jalani? atau Jani akan selamanya terjebak dalam hubungan toxic nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AUTHORSESAD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA MAKHLUK

Ezra menarik nafasnya dalam dan mengusap wajahnya, entah kenapa dirinya harus meninggalkan Jani begitu saja demi gadis lain. Ezra sedikit berlari keluar dari gudang, di berharap masih bisa menemukan Jani.

Beruntung Ezra masih bisa menemukan Jani yang sedang berjalan melewati taman yang sepi, dengan gerakan cepat Ezra langsung menarik tangan Jani.

"Jani—maaf, gue beneran nggak tau kalau lo semalam kejebak di antara mereka" Ezra menahan tangan Jani agar tak pergi.

"Lepasin Ezra, gue mau ke kantin" Suara Jani terdengar sangat datar.

"Jani—maafin gue, gue janji nggak bakal ninggalin lo lagi kayak kemaren" Ezra terus memohon pada Jani.

Bahkan Ezra menyatukan kedua tangannya sembari dirinya memohon pada Jani yang terlihat masih kecewa padanya.Namun—Jani masih terlihat acuh pada ezra, bahkan terkesan enggan menanggapi ezra.

"Gue salah Jani" Ezra menampar wajahnya sendiri berulang kali.

Hingga kini nampak kemerahan di pipi Ezra, Ezra terus memberikan tamparan yang keras ke wajahnya,dengan cara seperti itulah Ezra memohon maaf dari Jani, sungguh sikap Ezra membuat Jani bingung harus bagaimana lagi menghadapi nya. Jani yang melihat bagaimana kuatnya tangan Ezra menampar wajahnya sendiri, langsung menahan tangan Ezra.Jani tidak suka kekerasan dalam bentuk apapun.

Dengan lembut Jani menangkup wajah Ezra dan mengusap pipinya yang kemerahan. Ada rasa sesak yang menyelinap masuk ke dalam dada Jani, melihat bagimana Ezra menampar pipinya sendiri, bagaimana Jani melihat wajah memelas dari Ezra.

"Udah, stop. Jangan lukai diri lo sendiri" Jani menatap teduh mata Ezra yang nampak kosong.

Jani merasa jika Ezra memang ada yang salah dengan Ezra, dengan sikapnya yang gampang berubah dan mendadak.

"Gue minta maaf Jani" Lirih Ezra dengan tatapan bersalah nya.

Tangannya menarik bahu Jani, agar Jani bisa sedikit lebih dekat dengannya.

Rinjani mengangguk, dan tersenyum menatap Ezra, dia harus bisa membuat Ezra tenang dan tidak lagi melukai dirinya sendiri.Sungguh Jani tidak suka hal seperti itu, di mana orang melukai dirinya sendiri.

"Gue janji nggak bakal ngelakuin hal yang buat lo kecewa lagi" Ezra menundukkan wajahnya.

Nampak sekali jika Ezra merasa bersalah pada Jani, tapi—apakah itu benar-benar dia lakukan karena merasa bersalah? atau karena ada sesuatu yang lain?

"Iya—gue udah maafin lo" Jani mencoba tersenyum pada Ezra.

Ezra yang mendengar kalau Jani sudah memaafkannya langsung berubah sumringah, dengan cepatnya sikap Ezra sudah kembali berubah. Dari yang tadi terlihat menyedihkan kini berubah seakan-akan dirinya tidak pernah merasakan sedih dan kecewa.

"Oke—kalau gitu lo mau kemana?" Ezra mengusap pipi Jani lembut.

Bahkan Jani sendiri tidak tau mana yang benar-benar sikap yang di miliki oleh Ezra.

"Gue mau balik ke kantin, gue laper" Jani memberikan senyuman manis pada Ezra.

"Ya ampun–lo laper?" Ezra tersenyum kecil "Ya udah, kita ke kantin bareng. Tapi bentar gue ambil ransel sama jaket gue dulu"

Jani hanya mengangguk sebagai jawaban, rasanya Jani sedang malas untuk banyak bicara pada Ezra.

"Erlan—kalau gue sama lo, apa bakalan sama kayak gini? " Ucap Jani yang hanya bisa di ucapkan dalam hati.

"Ayok" Ezra berhenti dan menatap Jani yang masih terdiam.

Tangan Ezra terulur pada Jani, dengan senyum yang manis Jani meraih tangan Ezra dan menautkan dengan tangannya sendiri. Mereka berjalan bersama menuju lapangan basket, sebelum kembali ke kantin.

      «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

⪻𝚔𝚊𝚗𝚝𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚖𝚙𝚞𝚜 │𝟷𝟻:𝟶𝟶⪼

Kedua insan yang kini sedang jadi sorotan itu masuk ke dalam kantin dengan tangan yang saling tertaut, bahkan saat ini seakan dunia hanya milik mereka yang lainnya hanya pajangan, apalgi Ezra yang nampak posesif menggenggam tangan Jani.

Di meja sudut nampak Fita dan juga Gibran yang juga sedang memperhatikan pasangan yang masih baru itu. Fita tersenyum melihat Ezra yang nampak begitu menyayangi Jani, berbeda dengan Gibran yang nampak merasa kasihan pada Jani.

Ya—Gibran tau dan sangat tau jika Ezra sedikit gila, dan Gibran juga tau jika Ezra—dia sakit.

"Jani!!!!!!!" Fita melambaikan tangannya pada Jani.

Jani yang melihat Fita ikut membalas lambaian tangan Fita, tentu dengan senyum yang menghiasi bibirnya. Fita memanggil Jani agar duduk bersamanya dengan tangannya. Namun sebelum Jani duduk di sana bareng sahabatnya, Jani menatap pada Ezra yang ada di sebelahnya.

Seakan Jani sedang meminta ijin pada makhluk aneh di sebelahnya ini, Ezra yang paham arti tatapan Jani memberikan anggukan sebagi tanda persetujuan darinya, jangan lupakan senyuman Ezra yang begitu manis.

"Gilak—Ezra senyumannya manis beut" Bisik seorang mahasiswi yang duduk tak jauh dari Jani dan Ezra.

"Jangan di liatin udah milik orang itu" Imbuh teman mereka yang satunya.

"Mimpi apa itu cewek, bisa jadi pacarnya Ezra. Anak jurusan apa dia?"

"Katanya mereka satu jurusan dan satu kelas"

"Owh..... "

Bisik-bisik para ciwi-ciwi yang mengagumi Ezra sedikit terdengar oleh Jani, Jani hanya bisa menarik nafasnya dalam. Mereka tidak tau saja jika cowok yang menurut mereka ini perfect menyimpan berjuta kejutan yang bahkan Jani sendiri tidak tau kejutan apa yang akan Ezra berikan padanya hari ini, esok dan seterusnya.

"Lo udah selesai?" Ucap Jani yang duduk di depan Fita.

"Udah lah, lagian nungguin lo lama nyet " Gibran menjawab dengan sedikit ketus.

Fita hanya diam mendengar ucapan Gibran yang terkesan sedikit sarkas itu.

"Sorry" Jani menyatukan tangannya di depan dada.

"Ya udah si, nggak papa juga kan" Fita mencoba mencairkan suasana.

Entah kenapa kini nampak terlihat oleh Fita jika Gibran benar-benar tidak menyukai Ezra, bukan Fita takut Gibran akan menyukai Jani. Tapi Fita takut ada sesuatu yang Gibran sembunyikan darinya.

"Lo mau pesen apa?" Ezra berdiri dan mengusap lembut rambut Jani.

"Bakso aja deh, sama es jeruk ya"

"Oke" Ezra pergi menuju stand bakso dan juga ke stand mi ayam.

Saat berada di stand mie ayam, Ezra bertemu dengan Giselle yang juga kebetulan ada di situ, tatapan mereka saling bertemu dan seakan tatapan mereka sedang saling mengirimkan sebuah pesan, hingga tatapan mereka terputus saat bahu Giselle di tepuk oleh temannya.

Dengan cepat Ezra langsung mengalihkan arah pandangnya ke sembarang arah, Ezra tak mau kalau sampai ada yang tau kalau Ezra dan Giselle saling kenal, bahkan mereka saling memberikan kehangatan di atas ranjang.

"Lo yakin pacaran sama Ezra?" Ucap Gibran pada Jani.

Tentu Gibran akan bertanya pada Jani sebelum Ezra datang. Jani mengerutkan alisnya, begitu juga dengan Fita yang merasa bingung dengan pertanyaan dari kekasihnya itu untuk Jani.

"Emang kenapa si Yang?" Fita menatap kekasihnya dengan tatapan penasaran.

"Jan?!" Gibran mengabaikan pertanyaan dari Fita.

Gibran terus melihat pada sahabatnya itu, ada banyak hal yang ingin Gibran katakan pada Jani tentang Ezra, tapi kenapa seakan Gibran ragu. Bahkan Gibran tau jika Jani dan Erlan mereka memiliki perasaan suka satu sama lain tapi—itu baru tebakan Gibran saja. Ingin sekali Gibran mengatakan jika Jani lebih baik dengan Erlan dari pada Ezra, tapi— bingung gimana caranya ngomong ke Jani.

"Gue juga nggak tau Bran" Jani sedikit menjeda ucapannya dan menatap bergantian pada Fita dan Gibran.

"Gue suka orang lain, tapi gue belum bisa lepas dari dia" Ada rasa kecewa dari suara Jani.

Gibran terkekeh dan menatap Jani dengan senyuman miring nya, Ternyata benar jika sahabatnya ini menyukai MAIN LEADER nya. Gibran menganggukan kepalanya .

"Kenapa si Yang?!" Fita menarik tangan Gibran.

Dian kesal karena pertanyaan nya nggak di jawab Gibran, padahal Fita sudah penasaran setengah mati. Dan yang membuat Fita semakin kesal kekasihnya ini malah seakan-akan sengaja membuat dirinya semakin penasaran.

"Itu—" Belum selesai Gibran akan menjelaskan pada Fita orang yang sedang mereka bicarakan datang dengan dua mangkok di tangannya.

"Nih bakso pesenan lo, es jeruknya lagi di buat"

Ezra meletakkan bakso pesanan Jani di depan Jani sambil dia duduk di sebelah Jani, mata Ezra sempat melirik pada Gibran yang duduk di depannya, Ezra tau jika Gibran tidak suka dengan hubungannya dan Jani. Namun—Ezra tidak akan pernah perduli dengan itu.

Jani mengaduk bakso yang sudah di campur dengan sambal, hanya bakso dengan kuah bening dan sambal itu saja. Memang kesukaan Jani adalah bakso dengan kuah bening.

"Oh iya gimana soal touring nya?" Ezra sengaja bertanya pada Gibran.

Mungkin sekedar basa-basi.

"Katanya kita bakal ke Nirvana valley, dan kita juga bakal nginep buat acara hiburan"

"Lo juga anggota BLACK HUNTER kan? tapi kayaknya lo nggak pernah ada buat BLACK HUNTER" Sindir Gibran pada Ezra.

Ezra yang sedang menyuapkan mienya terhenti dan menatap tajam pada Gibran, sedikit merasa takut dengan tatapan Ezra, namun Gibran tak boleh menunjukkan rasa takutnya itu.

"Tau apa lo soal gue? kalaupun gue nggak ada saat BLACK HUNTER Tubir, atau saat rapat bukan berarti gue nggak tau apa yang terjadi di dalamnya" Suara Ezra terdengar sangat datar dan dingin.

Bahkan Jani sampai kesusahan menelan makanannya,dan Fita dia juga harus berjuang menelan minumannya. Begitupun dengan Gibran yang menelan ludahnya kasar.

Tiba-tiba sering ponsel Rinjani berbunyi, hingga memecah suasana yang sedikit mencengkam, Jani mengambil hapenya dari saku celana dan melihat nomor yang tidak dia kenal, melihat ekspresi Jani Ezra langsung sedikit mendekat pada Jani, sekedar memastikan siapa yang menelpon kekasihnya ini.

"Siapa?" Ezra menatap ke pada Jani dengan tatapan menuntut jawaban.

"Dari ibu" Jawab Jani dengan sedikit gugup.

Bohong—bahkan Jani tidak tau siapa yang sudah meneleponnya, Jani hanya membiarkan hapenya terus berbunyi tanpa ingin menjawab panggilan telepon itu.

"Angkat" Titah Ezra dengan sorot mata yang mulai berbeda.

Jani yang melihat perubahan Ezra langsung bingung, apa yang harus dia lakukan. Apa dia harus menjawab panggilan ini? tapi—Jani sangat malas kalau harus menjawab panggilan dari nomor tidak di kenal.

"Angkat aja Jani" Fita ikut merasa takut melihat sorot mata Ezra.

Dengan sedikit ragu, Rinjani menggulirkan tombol hijau pada layarnya, Jani mulai mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.

"Halo" Suara Jani terdengar seperti dengungan nyamuk.

"Kenapa lama jawab teleponnya?"

Seketika tubuh Jani mendadak dingin, bahkan kini jantungnya berdetak lebih cepat dari tempo yang seharusnya, saat mendengar suara dari ujung sana. Ya—Jani sangat hafal suara itu, suara cowok yang semalam mengajaknya untuk Backstreet

Erlan—nomor yang menelponnya adalah nomor Erlan.

"Kenapa?" Lagi Erlan mengulangi pertanyaannya.

"L–lagi makan" Jawab Jani terbata.

"Sama siapa?"

"Sama—" Jani menjeda ucapannya dan sedikit melirik Ezra yang masih menatapnya tajam.

Namun belum sempat Jani meneruskan ucapannya, sura Erlan kembali terdengar.

" I love you, aku kangen sama kamu"

Mampus—jawab apa ini, mau jawab kangen, tapi di sebelah ada Ezra. Rasakan kamu Jani—terjebak di antara dua kakak beradik yang sama-sama gilak.

"Iya—Jani juga"

"Jani?" Ada jeda sebentar dari kalimat Erlan "Iya–Jani juga apa? kok nggak di terusin, kan jadi ambigu" Erlan terkekeh

Sial—Erlan pasti tau kalau sekarang Jani sedang bersama Ezra, makannya dia sengaja gitu kan.

"Ya sama, kayak yang ibu bilang tadi" Jani menundukkan wajahnya dan menggigit bibir bawahnya.

Gila—beneran gila, kenapa juga Jani harus menjalani dua hubungan sekaligus? mana mereka kakak adik lagi.

"I LOVE YOU" Kembali terdengar kalimat yang membuat Jani semakin sulit bernafas.

"Iya bu, Jani juga"

"I LOVE YOU"

"Nanti Jani pulang, bentar lagi"

"I love you so much"

Glek....... Jani menelan ludahnya kasar, kenapa tenggorokan nya juga terasa sakit.

"Jani juga sayang dan cinta kok sama ibu"

BBYYUUURRRR.......

Gibran menyemburkan minumannya, sungguh di kaget bukan main mendengar kalimat Jani pada ibunya, padahal selama ini Jani sangat anti mengatakan sayang pada ibunya.

Fita dengan gercep mengambil tisu untuk dan ikut membantu mengelap sis air yang menyiprat ke celananya, sedangkan Ezra dia menatap Gibran dengan tidak suka.

"Good Girl, aku tunggu kamu di rumah, itu nomor aku kamu save oke, LOVE YOU"Ucap Erlan sebelum dia mematikan panggilannya sepihak.

Jani mematung, dirinya sungguh tidak mengerti dengan apa yang sedang di lakukannya. Jani menatap Ezra yang kini sudah kembali memakan mie ayamnya.

Ekehem........ Jani berdehem sebelum dia mulai bicara dengan Ezra, dia takut jika ucapannya akan salah dan membuat Ezra kembali marah.

"Zra—" Jani sedikit menarik lengan Ezra.

Ezra yang mendengar Jani memanggilnya langsung menatap lembut gadis yang sekarang adalah pacarnya.

"Kenapa?"

"Habis ini lo mau kemana?"

Gibran dan fita hanya diam melihat sikap Jani yang sangat aneh menurut mereka, ini seperti bukan kebiasaan Jani dan Jani seprti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Gue mau ke Basecamp, bahas soal touring, mau ikut?" Jawab Ezra lembut.

Jani menggeleng "Nggak, gue pulang aja"

"Ya udah gue anterin lo dulu baru ke Basecamp"

"Nggak usah" Tolak jani langsung.

Ezra menyipitkan matanya, sungguh dia tidak suka penolakan, dalam bentuk apapun. Apalagi oleh gadisnya sendiri.

"Dia mau balik sama cewek gue, ada sesuatu yang mau mereka beli" Gibran yang tau sesuatu langsung menengahi.

Tak percaya begitu saja Ezra beralih menatap Fita yang masih diam dengan kebingungan nya.

"Beneran lo sama Jani mau beli sesuatu"

"Hah?" Jawab Fita polos.

Fita yang memang sangat lemot dan nggak paham kode hanya melongo mirip kambing congek.

"Kamu kan mau beli kado buat mamah kamu" Ucap Gibran dengan sedikit memberikan kode pada Fita.

Fita melihat mata Gibran yang sedikit berkedip, hingga Fita paham jika saat ini Fita harus bermain drama.

"Oh iya—lupa, untung kamu inget Yang" Fita cengengesan dengan tangan yang melingkar di lengan Gibran.

"Gue balik sama Fita ya?" Jani meminta ijin pada paduka raja yang suka tantrum ini.

Diam sejenak, hingga Ezra mengangguk sebagai jawaban. Tangannya terulur mengusap puncak kepala Jani.

"Tapi inget, Jangan lama-lama keluarnya, terus kabarin gue terus lo lg ngapain" Titah Ezra mutlak tanpa mau di bantah.

Jani hanya tersenyum tertahan, memang hidupnya selalu saja rumit. Kini kisah cintanya juga harus serumit ini.

Memang sudah nasibmu kayaknya Jani

Jani membuang nafasnya kasar, dan kembali memakan baksonya tanpa minat. Kini pikirannya sedang berisik tentang dua makhluk yang menguasai dirinya.

1
Citra Mandalika
kak jgn lama up next chapter, q baper sma sikap erlan 😖😖😖😖
Citra Mandalika
aakkkhh.... air mna air....
Citra Mandalika
nggak usah gengsi jani nanti nyesel loh, kalau erlan di bawa cewek-cewek
Citra Mandalika
lucu... knp smpai ke oyo sih jani
Citra Mandalika
gilak.....
Citra Mandalika
ngeselin deh ezra .... maunya gimana sih, nggak bisa nentuin sikap
Citra Mandalika
blm tau aja klo kakaknya Lisa itu cewek yg km suka Nidal
Citra Mandalika
amalan apa yg km pakai rinjani hingga, para ketua geng mtr jtuh hati sma km😖😖😖
Citra Mandalika
hilangin aja karakter ayahnya rinjani bisa kaki thor, sebel q sama orang tua kayak dia
Citra Mandalika
semangat author ku, jaga kesehatan dan jgn lupa sering upload ya..... semangat 💪
Citra Mandalika
aaakkkhhhh melting bgt 😖😖😖😖
Citra Mandalika
nggak bisa hajar, santet aja bran. 😂😂😂
Citra Mandalika
damar kyknya dewasa bgt, dan selalu jd penengah ya di geng motor ini
Citra Mandalika
kok omongan giselle kayak gimana gitu ya agak nggak suka sma giselle nich
Citra Mandalika
semudah itu km ucapkan kta maaf😭😭😭
Citra Mandalika
se santai itu kamu ezra, setelah apa yg km lakukan sm Rinjani??!!! 😡😡😡😡😡
Citra Mandalika
duh... hari ini bisa maraton nggak ya, sengaja nabung bab tapi nggak bisa nahan pengen baca semangat Thor
Mrs yoonmin: makasih.... dukungannya, 💜💜💜💜💜
total 1 replies
Citra Mandalika
what?????
Citra Mandalika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Citra Mandalika
pikiran kamu Ezra haduh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!