cerita ini adalah kumpulan kisah nyata yang di ambil dari pengalaman horor yang dia alami langsung oleh para narasumber
-"Based On truth stories"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butet shakirah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkemahan Sekolah
Tibalah hari dimana yang paling ditunggu – tunggu oleh para siswa dan siswi di sekolah. Yaitu perkemahan seangkatan atau kemah block yang di adakan di sekolah selama 2 hari. Untuk hari pertama kegiatannya dilakukan mulai dari pagi hingga malam tiba. Semua kegiatannya dari pagi sampai sore sangatlah lancar. Tibalah saat matahari mulai terbenam, para pelajar di persilahkan untuk melakukan isoma (istirahat, sholat, dan makan) di ruangan kelas yang sudah di sediakan pergrub masing – masing. Namun didalam tenda kemah mereka dipisahkan antar siswa dan siswi.
Para murid melakukan sholat berjamaah terlebih dahulu, setelahnya baru masuk ke ruangan kelas untuk makan malam. Tinggallah Dita dan Syifa yang belum masuk ruangan karena mereka mau membersihkan badan terlebih dahulu sebelum makan. Setelah mereka membersihkan diri di toilet, mereka melanjutkan pergi ke ruangan kelas untuk makan. Ketika dalam perjalanan menuju ruang kelas, mereka akan melewati 2 pohon beringin yang sudah tua di lingkungan sekolah tersebut. Tepat pada saat mereka tiba di antara 2 pohon beringin kembar tiba – tiba Dita seperti sayup - sayup mendengar ada yang memanggil namanya.
“dek, dek duduk sini yuk sama mbak hii hii hiiiii” (suara mbak kun kun memanggil Dita dari atas pohon).
Pada saat mendengar itu Dita langsung menoleh ke arah sumber suara tadi. Betapa kagetnya keyla saat melihat sosok yang ada di atas pohon beringin tersebut. Rupanya, oh ternyata dan tidak disangka - sangka ada kuntilanak yang sedang melambaikan tangan sambil tertawa. Hal tersebut membuat Dita tak larat melihatnya dan ingin hampir terjatuh. Untungnya syifa sigap memegang tangan Dita agar tidak terjatuh kelantai. Lalu segera menarik Dita menuju ruang kelas tempat makan mereka. Dita saat itu hanya bisa berdoa dalam hati agar tidak diganggu makhluk halus. Sesampai di kelas wajah Dita tampak pucat dan tangannya dingin hal ini membuat temannya keheranan.
“hei Dit, kok kamu bengong aja? " seru Syifa sambil menyenggol badan Dita dengan sikutnya.
"eh apa - ap..a.... kenapa syif?" jawab Dita dengan terkaget - kaget akibat senggolan Syifa.
"nah kan kamu bengong aja dari tadi loh ketika kamu mau jatuh tadi itu loh dita ku sayang. Tadi kamu kenapa hampir jatuh?” tanya jelas oleh syifa ke Dita karna dia heran melihat tingkah Dita dari tadi melamun.
“huft, (menghela napas berat)... tadi tuh ada yang manggil aku, pas noleh kearah yang ku dengar, awalnya aku ngiranya itu kakak kelas yang cosplay jadi hantu rupanya aku lihat mbak kun yang asli bukan kw dengan muka seram sambil ketawa sedang nangkring di atas pohon beringin, makanya aku kaget trus lemas deh kakiku” jelas dita dengan menggebu - gebu walaupun hatinya berat menceritakan ke Syifa karna dia takut dan merinding bulu kuduknya.
“ya ampun kamu serius Dit. kamu ga bohong kan" ucap syifa dengan ekspresi terkejut mendengar penuturan temannya.
"ih ngapain juga aku bohong loh syif sama kamu. kamu tahukan aku tumpulnya kek gimana. boro - boro melihat langsung merasakan keberadaanya aja aku ga bisa." ujar Dita dengan tegas dan masih kesal dengan syifa yang tidak mempercayai kata - katanya.
"yasudah kamu harus tenang dulu ya, jangan kalah dengan rasa takut mu tepis saja rasa itu. soalnya semakin kita takut dia akan ganggu kita. nanti kalo ada apa - apa kita lapor langsung kepada pembina, yaudah kita banyak – banyak doa ya supaya gk di gangguin sosok jahat” ucap Syifa sambil menenangkan hati Dita walaupun ia juga ikut takut.
“iya kamu betul Syif, kita makan yuk nanti ada lagi kegiatannya” ajak Dita
“ iya yuk Dit” sahut Syifa.
Mendengar perkataan penenang yang diucapkan oleh Syifa kepadanya, membuat Dita sedikit agak tenang. Lalu mereka berdua tetap melanjutkan makannya. Usai para pelajar selesai makan dan istirahat, mereka kembali ke lapangan untuk mengikuti kegiatan upacara api unggun. Awalnya berjalan lancar tanpa hambatan apapun, Dita mengambil posisi berdiri paling depan tepat di dekat lilin di letakkan. Karena memang setiap baris pasti di sediakan lilin untuk kegiatan upacara api unggun. Namun pada saat di pertengahan acara yang khitmad tiba – tiba bapak ketua pembina berteriak. Ketika semua orang – orang menoleh ke arah bapak tersebut, rupanya kepala bapak ketua pembina kejatuhan api. Untungnya rambut bapak ketua tidak terbakar karena terlindungi oleh topi yang di pakainya. Posisinya beliau sedang berdiri di dekat gapura sekolah. Entah dari mana asal api tersebut. Padahal beliau berdiri jauh dari api unggun dan juga lilin.
Guru- guru yang lain berusaha membantu bapak ketua pembina. Untungnya tidak terkena kepala. Hanya topinya saja yang terbakar. Acara tetap di lanjutkan meski sempat ada kejadian yang menghebohkan sekali. Namun berbeda dengan Dita yang dari tadi memiliki firasat buruk akan terjadi kejadian yang tidak enak. Tapi Dita tepis rasa takut akan firasatnya dan tetap melanjutkan kegiatan pramuka selanjutnya.
kegiatan selanjutnya yaitu acara pengucapan sumpah dasadharma dan tristya. Perasaan Dita mulai campur aduk makin tak enak dan juga merasa gelisah gundah gulana. Dita merasa hawa anginnya berbeda dengan angin biasa pada umumnya. Setelah pengucapan sumpah tersebut, mulailah acara pembakaran api unggun yang di wakilkan oleh kakak senior. Tiba – tiba lilin yang ada di depan barisan mulai mati satu persatu. Mulai dari barisan paling kanan hingga lilin barisan paling kiri. Lilin – lilin tersebut mati secara berurutan secara mendadak.
Saat lilin terakhir padam langsung terjatuh tepat di kaki Dita. Dia menjadi ketakutan dan memegang tangan seseorang yang berdiri di samping Dita. Terdengarlah dari kejauhan suara orang yang berteriak histeris. Mulailah terjadi kesurupan masal yang secara mendadak hawanya menjadi mencekam seperti ada bencana besar. Serta orang – orang mulai panik dan berlarian kesana – kemari tanpa ada tujuan. Karena kejadiannya semakin tidak kondusif, pembina meminta siswa yang masih sadar untuk segera masuk ke aula. Dita yang panik saat itu mengajak anak yang berdiri di sampingnya untuk berlari ke masjid. Namun, anak itu diam saja sambil melotot. Tubuh anak itu kaku dan tertawa terbahak – bahak. Rupanya dia juga kesurupan. Di saat teman – temannya Dita sudah duluan berlari ke arah aula, Dia jadi tertinggal di belakang gegara ingin mengajak lari anak yang di sampingnya. Tidak hanya anak yang di sampingnya kesurupan sambil tertawa. Ada juga yang kesurupan sambil menari, menangis, mengamuk, bersinden, dan mengejar anak- anak yang berlari ke aula. Setelah Dita sampai di aula, dia menghampiri teman-temannya sambil menangis ketakutan.
Karena kejadian keos di perkemahan pramuka. Pihak sekolah terpaksa menyatakan untuk menghentikan acara kegiatan pramuka dan meliburkan pembelajaran untuk sementara waktu, hingga keadaan kondusif lagi. Semenjak malam perkemahan tersebut, Dita menjadi sakit selama 3 hari. Selama Dita sakit dia selalu merasa seperti di ikuti oleh sosok kuntilanak yang dia lihat tempo hari di atas pohon beringin di sekolahnya. Setelah keadaan aman, pihak sekolah meminta murid- murid untuk kembali bersekolah.
Pagi hari ketika hari dimana murid – murid dinyatakan dapat kembali lagi belajar Ditapun menyiapkan barang – barang yang akan dibawa ke sekolah dan berangkat menuju ke sekolahnya. Ketika sesampainya di sekolah, Dita mendengar bahwa penyebab kejadian kesurupan masal di sekolahnya malam itu adalah karena pohon beringin yang ada di parkiran depan di tebang dan pohon beringin kembar di pangkas bagian atasnya. Hal ini sudah di peringati oleh penjaga sekolah, agar tidak menebang pohon beringin. Jika ingin di tebang harus memindahkan penghuninya terlebih dahulu. Namun hal itu tidak di ikuti oleh kepala sekolah. Beliau tetap bersikukuh ingin pohon beringinnya tetap di tebang tanpa ritual apapun. Tapi entah itu benar atau tidak, malam perkemahan waktu itu memanglah kacau dan membuat Dita jadi trauma.