"Ku pikir dengan menikah dengan mu hidup Ku akan bahagia, nyatanya Kau hanya memberikan Ku luka yang sedalam ini." Alisa
Alisa menikah dengan Fahmi putra pemilik pesantren tempat ia mengenyam pendidikan. Pada awalnya rumah tangga mereka begitu bahagia dan harmonis apalagi kini sudah hadir buah cinta mereka berdua, seorang anak yang masih bayi berusia dua bulan.
Namun ternyata kebahagiaan pernikahan itu tak bertahan lama. Fahmi tergoda akan tahta dan wanita, ia berselingkuh dengan saudari kembar Alisa sendiri. Hingga pada akhirnya mereka kehilangan buah cinta mereka.
Alisa merasa putus asa karena mendapatkan ujian yang bertubi-tubi. Ia merasa lelah dengan hidupnya, dan terus menginginkan Tuhan agar membawanya pergi ke sisi-Nya.
Simak ceritanya dalam judul "Tuhan Bawa Aku Pulang." Karya DEWI KD. Jangan lupa untuk mendukung Author dalam bentuk Like dan Komentar kalian ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Alisa menemui Rahman di lapas. Ia kini berhadapan dengan Ayahnya tersebut. Ayah yang selalu pilih kasih atas kasih sayang ia berikan pada anaknya.
“Alisa !” Rahman mengerutkan keningnya melihat putrinya itu membesuknya dan memberikannya makanan kesukaannya yang Alisa masak dengan setulus hati.
“Ayah apa kabar ?” tanya Alisa dengan mata berkaca-kaca, melihat Ayahnya kini benar-benar menjadi seorang narapidana.
“Maaf Ayah telah membuat Kamu kecewa !” kata Rahman yang merasa malu kini berhadapan di depan putrinya sendiri.
Alisa dengan cepat menghapus air matanya. Seorang anak mana yang tidak sedih melihat kedua orang tuanya kini hidup dalam nestapa. Ibunya jatuh sakit dan tidak bisa apa-apa sedangkan Ayahnya kini masuk penjara.
“Ayah di fitnah, Ayah tidak pernah menipu orang ! Alisa percaya kan sama Ayah ?” ucap Rahman.
Seakan posisi mereka saat ini berbalik, dulu Alisa sangat ingin Ayahnya percaya padanya jika kenakalan yang di lakukan Alisa itu bukan tanpa sebab. Ia hanya membela diri dari teman-temannya yang selalu membully dirinya sekolah. Tapi Rahman tidak pernah percaya padanya, malah membencinya dan mengasingkannya di pondok pesantren.
“Alisa tidak tahu, Ayah !” lirih Alisa yang membuat Rahman terdiam. Mungkin inilah balasan untuk Rahman yang tidak pernah memperhatikan Alisa. Ia hanya terfokus pada Anisa karena Anisa putrinya yang sangat cerdas dan selalu membuatnya bangga.
Tanpa Rahman sadari, Rahman meneteskan air matanya. Ia menyesal telah menyia-nyiakan satu putrinya yang ternyata Alisa lah yang tulus menyayanginya. Sebab sejak pertama kali Rahman masuk penjara, Anisa hanya sekali mengunjunginya dan malah berkata kasar padanya jika Anisa malu memiliki sosok Ayah sepertinya.
“Kenapa Ayah bisa masuk penjara sih ? Ayah tuh bikin malu tahu gak !” ucap Anisa melipat kedua tangannya di dada menatap Rahman dengan penuh rasa kecewa.
“Anisa, Ayah korban disini, Ayah di fitnah !”
“Alah itu hanya alasan Ayah aja kan ? Gara-gara Ayah Aku jadi tidak bisa kuliah di kampus yang Aku inginkan ! Teman-teman Ku menjauhi Ku karena Aku memiliki seorang Ayah yang berstatus narapidana !”
“Anisa kenapa Kamu jadi kasar sekali bicaranya. Siapa yang mengajari Kamu berlaku kasar seperti ini ?” Rahman menjadi miris melihat sifat putrinya yang seperti itu padanya.
“Jangan sok mengajari Ku tata kerama ! Aku seperti ini juga karena Aku kecewa pada Ayah !” Anisa meninggalkan Rahman dengan meninggalkan rasa sakit hati atas apa yang telah ia ucapkan pada Rahman.
Kembali lagi pada Alisa,
Meskipun Alisa menaruh rasa kecewa pada Rahman yang tidak pernah sayang padanya. Alisa tak bisa memungkiri satu hal, yaitu Rahman adalah Ayah kandungnya sendiri.
Alisa menggenggam tangan Rahman dan tersenyum pada Rahman.
“Ayah yang kuat, ya ! Alisa akan selalu bersama Ayah !” lirih Alisa yang membuat semakin malu berada di hadapan Alisa dan menangis.
“Suatu saat nanti Kita pasti akan berkumpul lagi di rumah seperti dulu.” Kata Alisa pelan.
Rahman mengusap air matanya dan tak mampu bicara apa pun di hadapan Alisa, karena rasa malunya menjalar di setiap saraf tubuhnya.
Tak lama sipir penjara datang menghampiri Alisa dan Rahman pertanda waktu kunjungan telah habis.
“Dimakan ya Ayah ! Alisa masak makanan kesukaan Ayah !” ucap Alisa sebelum berpisah dengan Rahman, dan Rahman hanya bisa menganggukkan kepalanya. Kemudian ia pergi dibawa oleh sipir penjara kembali ke dalam selnya.
Alisa mengusap air mata yang terus keluar dari kelopak matanya. Ia merasa sedih dan miris melihat kondisi Ayahnya.
Tak lama Alisa kembali ke rumah, karena ia meninggalkan Ibunya sendirian di rumah. Sesampainya Alisa di rumah, ia melihat Ibunya yang sedang tertidur, kemudian ia kembali ke kamarnya dan mendudukkan diri di bibir tempat tidur.
Mata Alisa kemudian tertuju pada figura kecil dimana terdapat fotonya bersama kedua orang tuanya dan juga Anisa pada saat Alisa masih SMP. Kehidupan keluarga mereka baik-baik saja, hidup berkecukupan, namun kini Tuhan membalikkan semua itu dengan satu telapak tangan begitu mudahnya.
...****************...
cerita nya seru dan menarik
apa salah Alisa sama Anisa dan fahmi