NovelToon NovelToon
Doris Hart 2

Doris Hart 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perperangan / Cinta Murni
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Febby Sadin

Sebuah kisah tentang seorang yang telah dikutuk menjadi Tua sejak lahir. Dimana segala yang melekat dalam dirinya mengandung misteri di balik apa yang membuatnya berbeda.....

Novel Doris Hart 2 ini merupakan kelanjutan kisah dari Doris Hart yang pertama.

Kutukan, Sihir dan Cinta selalu berkecimpung di dalam kehidupannya.....

Dapatkah Doris hidup dengan Uzda Masson seorang yang telah membuatnya berubah menjadi sosok manusia yang sesuai dengan usianya seperti sekarang ini?

Uzda yang di cintai nya belum pernah dapat bersama dengan Doris karena banyak hal yang menghalangi keduanya. Apakah itu? dan bagaimana kah Doris menghadapi nya?

Baca kisahnya sampai tamat! tinggalkan jejak kalian yang membaca kisah ini dengan cara dukung author melalui vote, nilai, like, subscribe, follow dan komentar.

Disarankan untuk membaca Doris Hart yang pertama dulu ya 😊

happy reading 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Love Story Douz

"Assalamualaikum..."

Doris menunggu di depan pintu rumahnya, sambil tersenyum-senyum sendiri, pikirannya masih melayang layang di langit. Dan hatinya benar-benar ingin pagi segera datang, sehingga dia bisa kembali berdua dengan sang pujaan hati.

"Waalaikumsalam....."

Thorn yang membukakan pintu, melihat Doris seperti itu, Thorn pun terheran-heran. Namun dia tidak segera menanyakannya. Dia menunggu Doris yang akan bercerita.

Dan ternyata benar, Doris langsung masuk dan duduk berhadapan dengan Thorn dan juga Houdynn.

Dan tanpa dia sadari, Doris langsung meraih tangan Houdynn. Lalu berkata, dengan menatap sayu, membuat Thorn semakin bertanya-tanya.

"Oh, saudariku... maafkan aku telah meninggalkan dirimu sendirian. Dan andai kau tahu...."

Sambil tersenyum, Houdynn memotong ucapan Doris, dah juga sambil melepaskan genggaman tangan Doris.

"Aku tahu, hai saudaraku....dialah Uzda Masson."

Mendengarnya, Doris sedikit terkejut. Lalu Houdynn berkata, "Aku juga minta maaf, karena aku tak pernah bercerita padamu bahwa sebenarnya aku telah mengenal Uzda, sejak sebelum terjadinya perang besar di Montrose...." ucap Houdynn.

Kembali Doris terkejut, tapi dia berusaha menenangkan diri. "Ah itu bagus!... Dan kamu tahu, hari ini aku sangat bahagia!" Doris menatap Thorn dan Houdynn bergantian.

"Insyaallah besok aku akan pergi dengannya!"

Senyuman yang awalnya terlukis di bibir Houdynn perlahan sedikit memudar. Menyadari hal itu, Doris kembali meraih tangan Houdynn.

"Oh, saudariku.... tenang saja, lusa aku akan mengantarmu... dah sementara waktu, kau menginap lah di rumah ini." lalu Doris tatap ayahnya, mengisyaratkan persetujuan. Dan Thorn mengangguk.

"Iya, nak Houdynn...."

Dan dalam hati seketika itu Houdynn berdoa, karena perasaannya mengatakan hal yang berbeda.

"Oh, Allah.... semoga pertemuan mereka berjalan dengan lancar. Tapi, mengapa aku merasa hal yang tidak diinginkan saudaraku akan terjadi lagi?.... Oh tidak! Allah.... Aku mohon semoga air mata saudara ku tidak lagi jatuh ke tanah! Aku mohon....." Houdynn memejam sejenak, lalu membukanya kembali.

"Bagaimana?" tanya Doris tiba-tiba, saat Houdynn membuka kedua matanya lagi. "Apa kau telah mendapat jawaban dari pemikiran mu?"

Sedangkan Houdynn seketika itu langsung melepas genggaman tangan Doris dan tiba-tiba dia menepuk lembut pipi Doris, seolah menamparnya.

"Aku tidak apa kok! Dan aku rela menunggu satu hari atau berapapun untuk kebahagiaan saudaraku!"

Mendengar pernyataan Houdynn dan tepisan tangan Houdynn yang sedikit membuatnya terkejut, di depan Thorn, Doris pun langsung memeluk Houdynn.

"Terimakasih, Houdynn! Kau memang saudari terbaikku! Terimakasih!"

Dan Houdynn pun menepuk lembut punggung Doris, sambil berkata, "Kau juga saudara terbaik kedua ku setelah Cloe...."

Mendengarnya, Doris langsung melepaskan pelukannya. "Kok seperti itu?"

Houdynn hanya mengangguk. "Oh, ya. Apakah Cloe juga termasuk saudaramu?!" tanya Houdynn, dengan tatapan memohon.

Doris mengalihkan pandangannya pada Thorn, Thorn hanya tersenyum melihat Doris dan Houdynn.

"Hmmm..... Insyaallah, segera!" ucap Doris.

...****************...

Berkali-kali di dalam angkutan umum Uzda mengusap bibirnya, dia tak ingin terlihat pucat bila saat nanti sampai di perusahaan PMP.

Dia berpakaian rapi dan berkerudung lebar. Dan tak sedikitpun wajahnya dihiasi oleh make up. Dia ingin datang sesederhana mungkin di perusahaan PMP, dalam hati dia terus berdoa, agar kebaikan lah yang terus menyertainya.

Dan dalam perjalanan itu, dia mencoba menahan, dan membendung air matanya agar tak jatuh ke pipi, dia tak ingin kesedihan yang terlihat di raut wajahnya, meski kini dia benar-benar berat untuk melangkah jauh lagi dari Doris.

Dan setelah lama di perjalanan, akhirnya angkutan umum yang mengantarkannya ke perusahaan PMP telah sampai. Dia pun turun, dan tepat di depan perusahaan PMP yang begitu megah itu, dia berdecak kagum.

Tanpa membuang waktu untuk melihat kemegahan itu, dia langsung berjalan memasuki perusahaan PMP. Dan lama kemudian, Uzda telah berada tepat di depan ruangan Pemilik perusahaan PMP, dengan diantarkan oleh salah satu karyawan disana.

"Terimakasih...." ucap Uzda, setelah karyawan itu mengantarkannya.

Dengan ragu, Uzda mengetuk pintu ruangan itu. Namun setelah terdengar perintah dari dalam, "Masuklah!" Uzda pun perlahan membuka pintu itu.

Dan betapa terkejutnya saat perlahan dia membuka pintu, ternyata yang di dengarnya orang yang kini ada di dalam ruangan itu membicarakan tentang karya nya.

"Iya, buku Love Story Douz ini memang begitu bagus, dan layak untuk dibaca untuk para pecinta!!" itulah sekilas pembicaraan yang Uzda dengar.

Dan kini suasana hati Uzda benar-benar tak menyangka, dia pun mencoba memastikan apa yang di dengarnya.

"Permisi...." ucap Uzda.

Dan seketika itu orang-orang yang sedang membicarakan tentang karya nya itu pun berhenti, dan menoleh pada Uzda semua. Saat itu juga Uzda pun tersenyum dan perlahan menganggukkan kepala.

Sedangkan salah satu dari ketiga orang yang ada di ruangan itu, langsung menyambut ramah Uzda.

"Oh, anda kah yang bernama Uzda? yang telah saya beri surat itu....." tanyanya.

Perlahan Uzda mengangguk. Dan seketika itu pula tatapan ketiga orang yang ada di ruangan itu yang awalnya tajam, menjadi begitu ramah. Semuanya menyambut Uzda.

"Oh, aku hampir lupa tentang hal itu!" ucap orang yang pertama kali menyambut Uzda.

Lalu Uzda di persilahkan duduk, dia duduk berhadapan dengan ketiga orang itu. Saat itu juga, Uzda begitu gelisah, karena hanya dia seorang perempuan yang ada diruangan itu.

Namun, melihat raut wajah Uzda yang seolah ketakutan, orang pertama yang telah menyambut Uzda itu pun mencoba mencairkan suasana.

Dan benar, saat orang itu berkata, "Oh, ya. Sepertinya kita harus saling mengenal dulu!"

Uzda pun langsung tenang, karena seketika itu dia tahu orang-orang di depannya itu adalah orang-orang yang baik.

Sambil mengulurkan tangannya, "Saya adalah atasanmu dan juga orang-orang yang membantu saya disini, kalau di istilahkan, saya sama dengan kedudukan seorang Raja, tetapi saya tak inginkan itu, karena disini kita saling membantu, jadi anda silahkan memanggil saya Gregory."

Dan saat itu pula Uzda hanya menelungkupkan kedua tangannya di depan dada, tanpa menerima uluran tangan Gregory.

Seketika itu pula, Gregory dengan sedikit tersipu menarik kembali tangannya. Dan untuk menyembunyikan betapa malunya dia, dia pun dengan segera memperkenalkan dua orang lainnya.

"Dan ini Hugo...." lalu Hugo pun hanya mengangguk.

"Yang ini Lwoff.." dan Lwoff juga hanya mengangguk.

Perlahan Gregory menarik napas, dia berpikir sejenak, setelah tahu apa yang harus di tanyakan nya dia pun mulai bertanya, sambil menatap kedua mata Uzda.

"Lalu, saya harus memanggil anda dengan sebutan apa?!"

Saat Gregory menatap Uzda, bersamaan dengan terdengarnya jawaban Uzda. Gregory seketika itu merasakan hal yang sangat aneh.

"Uzda....Uzda Masson..." jawab Uzda.

Gregory menghembuskan napas perlahan, tak pernah dia melihat seorang perempuan manapun seperti yang kini dilihatnya.

"Uzda..." ucapnya lirih. "Baiklah Uzda..." lalu Gregory mulai menceritakan semua tentang respon masyarakat tentang karya tulisnya yang berjudul Love Story Douz itu.

Gregory juga mengatakan dia akan bekerja sama dengan Uzda untuk proses penerbitan karya Uzda itu. Lwoff dan Hugo juga tak kalah tertariknya dengan karya tulis itu.

"Dan sungguh! Semua yang Gregory bilang memang benar. Baru kali ini saya membaca cerita yang begitu indah. Alurnya begitu menyejukkan. kata-kata yang anda bubuhkan ke dalamnya seolah membuat nyata kisahnya."

Lalu Gregory melanjutkan, "Tapi yang kita semua sayangkan disini, apa arti dari Douz? Karena yang kita tahu dari setiap respon masyarakat bertanya tentang Douz. Memang kita tahu Douz adalah tokoh dalam cerita itu. Tapi mereka juga kita, seolah melihat Douz bukanlah nama seseorang, tapi hal itu mengandung arti yang begitu dalam, bisakah anda jelaskan pada kamu apa arti dari Douz, agar pertanyaan terhadap penggemar nantinya....." ucap Gregory, dengan nada memohon.

Dan dalam sejenak ruangan itu pun seolah menjadi begitu sunyi, hanya untuk menunggu jawaban dari Uzda. Namun saat Uzda mulai menarik napas, ketiga orang yang menunggu itu pun secara bersamaan semua tatapan hanya pada Uzda.

Setelah Uzda menghembuskan napasnya secara perlahan, dia pun menatap sayu persatu dari ketiga orang itu. Lalu berkata, "Maafkan saya sebelumnya...tapi terimakasih atas saran dari anda semua..." Uzda pun menunduk lagi,

"Sebenarnya... Semua yang ku tuliskan dalam cerita itu adalah murni kisah hidupku.".

Mendengarnya, Gregory yang awalnya bertopang dagu, tangannya langsung turun.

"Dan....arti dari Douz itu tidaklah mudah di mengerti bagi orang yang tak tahu. Tapi... Bagi orang yang tahu itu adalah hal yang mudah ditebak. Douz adalah perpaduan dari namaku dan namanya.... Doris Hart dan Uzda Masson. Saya memang sengaja di dalam cerita itu tokoh utamanya adalah Douz, karena saya ingin namaku dan namanya tak terpisahkan."

Gregory membenarkan duduknya, kini dia benar-benar tak sanggup mendengarkan penuturan Uzda. Namun dia tak ingin orang tahu, dia pun berusaha tenang.

"Bila anda semua tahu tentangnya, pasti penilaian tentangnya dari anda semua tak akan berbeda dariku. Cintanya begitu besar.... aku seolah tak melihat kecacatan cintanya padaku sedikitpun... Segala yang dilakukannya hanya untuk menjaga cintaku..."

Seketika itu ketiga orang yang berhadapan dengan Uzda, mendengar Uzda tersedu.

Gregory menggeleng, dan jemarinya mengusap butiran bening yang jatuh dari ujung matanya. Dia mencoba menahan, tapi hatinya benar-benar tak bisa berbohong.

"Betapa indahnya cinta kalian...tapi bagiku, kini bukan hanya cinta Doris saja yang begitu besar pada anda, tapi...cinta anda pada Doris juga saja besarnya...." ucap Gregory.

Sedangkan Hugo dan Lwoff mengangguk.

"Dan aku benar-benar tak ingin karya anda ini yang berkisah kan tentang murni cerita anda ini, gagal dalam penerbitan. Karena buku ini harus benar-benar ada ditangan para pecinta!" ucap Hugo.

"Maka tunggu apa lagi... Mari sepakat mulai detik ini kita putuskan kapan tanggal terbitnya!" ucap Lwoff, sambil berdiri dari duduknya.

Melihat perlakuan Lwoff, Gregory langsung berdiri juga dari duduknya sambil menatap tajam Lwoff, sedangkan Hugo dan Uzda kini menahan tawa.

Lwoff yang baru menyadari pun langsung duduk kembali dengan malu-malu. Gregory perlahan menggeleng melihatnya.

"Baiklah! Sepakat awal bulan akan diterbitkan nya Love Story Douz!" ucap Gregory setelahnya.

Uzda pun tersenyum haru. Namun dia hanya bisa mengucap, "Terimakasih..."

"Tapi ingat! Mulai besok anda harus datang dalam proses pengetikan... Karena anda harus setiap hari ada di samping karya anda, bila ingin hasilnya lebih dari apa yang di bayangkan.

Lalu Uzda mengacungkan jempol, "Aku siap!!" ucapnya.

...****************...

1
Sholahuddin Bara
bagussss
Sholahuddin Bara
mantap
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
baguss author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus
Sholahuddin Bara
mantap
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus
Sholahuddin Bara
👍👍 bagus author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 😊
Sholahuddin Bara
bagus banget
Sholahuddin Bara
bagus banget author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus banget 🤗
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author 👍🏻
Sholahuddin Bara
sangat bagus author👍
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author Semakin penasaran nihh/Hey/
Sholahuddin Bara: wkwkwkwk pdo
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: gk seh GK tak Moco🤭🤭
total 3 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻👍🏻👍🏻😊
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻♥️
Sholahuddin Bara
😎👍👍👍
Sholahuddin Bara
bagus author👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!