Dua Orang yang tidak mempercayai cinta, dipertemuan dalam sebuah pernikahan yang dilakukan hanya untuk pencitraan semata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Selesai sarapan Lala segera menemui Dhiv untuk membahas masalah lamaran itu.
"Sekarang apa rencana mu?" tanya Lala
"Sebaiknya kita bicarakan masalah kesehatan ini di luar,"
Dhiv segera mengajak gadis itu pergi dari Wastu Kencana Ungu.
Lelaki itu sengaja mengajak Lala ke sebuah Cafe favoritnya di Jakarta Selatan.
Setibanya di Cafe Sam sudah menunggu mereka dan mempersilakan keduanya masuk ruangan VIP.
"Haruskah aku menjemput Ibuku!" tanya Lala
"Apa kau akan memberitahukan semuanya kepada Ibumu dan menyakiti hatinya?" sahut Dhiv balik bertanya
"Tentu saja tidak, aku tidak berani mengatakannya. Aku harap ibu tak pernah tahu apa yang kita lakukan,"
"Benar, Aku rasa ayah sengaja melakukan ini untuk menghentikan pernikahan kita. Aku yakin ini sebuah jebakan, sepertinya ayah sengaja mengundang ibumu untuk menyelidiki latar belakang mu dan memastikan asumsinya," sahut Dhiv
"Lalu apa yang harus aku lakukan??" tanya Lala
"Sebaiknya jangan beritahukan ibumu dahulu, aku perlu membicarakannya dengan Sam," sahut Dhiv kemudian meninggalkan Lala
Kita lihat saja orang seperti apa dirimu Dhiv,
Apa kau akan tetap bertahan dengan situasi ini atau kau memilih meninggalkan gadis itu demi uang.
*Grep!!
"Sedang apa kau disini!" tegur Raffa saat melihat seorang pemuda sedang mengawasi sesuatu.
Merasa ada yang mencurigainya membuat pria itu segera pergi meninggalkan Cafe.
Raffa yang penasaran dengan lelaki itu meminta shopia membuntutinya.
Raffa menyunggingkan senyumnya saat melihat Dhiv keluar dari ruangan itu.
Pemuda itu melirik kearah Lala yang terlihat cemas mengamatinya. Raffa segera sembunyi saat melihat Dhiv kembali bersama Sammy.
Haruskah kau melangkah sejauh ini Dhiv??
"Aku pergi dulu, sebaiknya kau pulang naik taksi saja agar lebih aman. Sampai bertemu lagi nanti malam," ucap Dhiv berpamitan
Ia kemudian meninggalkan tempat itu diikuti oleh Sam assistennya.
"Sebaiknya kau hati-hati Dhiv, jangan gegabah, apalagi memberi tahukan ibu Lala yang sebenarnya, terlalu beresiko, sebaiknya cari orang untuk menggantikan posisi ibu Lala, pastikan ia benar-benar orang yang bisa dipercaya," terang Sam
"Kalau begitu kau harus mengurus semuanya, aku percayakan semuanya padamu." sahut Dhiv
Sam mengangguk, pria itu kemudian segera masuk kedalam mobilnnya dan mengantar Dhiv menuju ke DC Group.
Tidak lama Shopia kembali dan memberikan laporan kepada Raffa.
"Maaf aku tidak bisa mengejar lelaki itu," ucap gadis itu menundukkan wajahnya
Seperti sudah bisa ditebak olehnya Raffa hanya menghela nafas saat mendengar kegagalan Shopia untuk pertama kalinya.
"Sans saja Shopia, tidak perlu merasa bersalah. Kau hanya perlu sedikit trik untuk menangkap bajing*n seperti itu," jawab Raffa menepuk pundaknya
Sepertinya permainan sudah dimulai,
Raffa segera bergegas meninggalkan Cafe, ia bahkan melarang Shopia untuk mengikutinya.
Malam yang ditunggu-tunggu pun tiba, Dhiv menceritakan Semuanya kepada Lala sebelum acara lamaran dimulai. Ia berharap gadis itu tak terkejut saat seseorang mengaku sebagai ibunya.
Lala mengerti semua ucapan Dhiv dan tak keberatan jika seseorang berakting sebagai ibu kandungnya.
Tidak lama seorang wanita menghampirinya dan memperkenalkan diri padanya.
"Aku sengaja memilihkan seseorang yang mirip denganmu agar mereka tidak curiga. Jangan khawatir dia sudah mempelajari semua tentang ibumu dan juga tentang dirimu." terang Dhiv
"Apa dia tidak terlalu muda?" tukas Lala
"Meskipun ia terlihat masih mudah tapi sebenarnya usianya sama dengan ibumu," jawab Sam
"Aku harap mereka percaya dan tidak mengira jika dia adalah kakakku," Lala kemudian meninggalkan tempat itu.
Sammy mengajak gadis itu kesebuah klinik kecantikan untuk mendandaninya.
Suasan Ballroom Shangrilla hotel terlihat begitu meriah. Dario terlihat begitu bahagia menyambut kedatangan para koleganya.
Hanya Raffa yang tampak tak menikmati pesta malam itu, entah kenapa pemuda itu terlihat begitu bosan dengan semuanya.
Ia bahkan mengacuhkan semua wanita yang mendekatinya.
"Kenapa semuanya tampak membosankan," pria itu kemudian beranjak keluar untuk mencari udara segar.
*tak, tak, tak!!
Raffa menghentikan langkahnya dan menatap sesosok wanita yang berjalan menuju ke arahnya.
Malam itu Lala tampil begitu anggun dan elegan hingga membuat para tamu undangan terpukau melihatnya.
Raffa menyunggingkan senyumnya saat melihat gadis itu.
"Wah kau benar-benar cantik Lala," sapa Raffa menghampiri Lala
Namun Lala tak menghiraukan ucapan pemuda itu dan berlalu pergi meninggalkannya.
"Wah aku tak percaya dia mengacuhkan ku, seumur hidup baru kali ini ada seorang wanita yang berani mengacuhkan seorang Raffael Caffaso,"
Raffa segera menarik lengan Lala dan mengajaknya berdansa.
"Aku sudah tahu semuanya, sebaiknya kau akhiri permainan ini sebelum aku mengungkapkannya kepada ayah," bisik Raffa membuat Lala tercengang
Dhiv segera menghampiri keduanya dan menarik tangan Lala.
"Jangan dengarkan ucapannya, dia hanya iri melihat kita," sahut Dhiv kemudian membawa Lala meninggalkan Raffa
Acarapun segera dimulai, Dario segera memanggil Dhiv dan Lala menuju keatas panggung.
"Dimana Ibumu?" tanya Dario
Lala segera menatap kearah Dhiv.
Tidak lama Sammy segera menuju keatas panggung dan membisikkan sesuatu kepada Dhiv.
Lala merasa jika ada yang tidak beres dengan Dhiv. Melihat wajah Dhiv seketika berubah murung saat Sam membisikkan sesuatu kepadanya membuat gadis itu semakin yakin ada yang tidak beres.
Ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Apa ibumu tidak bisa datang??" tanya Dario lagi
"Aku sudah menghubunginya lagi, sepertinya bus yang dinaiki oleh ibu mengalami kecelakaan sehingga ia sedikit terlambat tiba di Jakarta." Lala kemudian memberikan foto ibunya kepada Dario
"Apa Ibuku wajib hadir dalam acara lamaran ini??" tanya Lala begitu antusias
"Tentu saja, tapi karena ibumu sedang di rawat di rumah sakit maka aku tidak bisa memaksanya."
"Jadi lamarannya gagal?" tanya Lala dengan raut wajah kecewa
Dario terdiam dan memperhatikan sekitarnya.
"Bagaimana kalau diundur sampai orang tua Lala membaik," usul Dhiv
Tiba-tiba Dario mengepalkan tangannya saat melihat sosok orang yang dihormatinya datang memasuki Ballroom hotel bersama dengan Raffael.
Ia buru-buru menyambut kedatangan lelaki itu dan meninggalkan Lala dan Dhiv.
"Aku kira tidak akan datang karena terlalu sibuk mempersiapkan pemilu, tapi tidak ku sangka kau malah menghadiri acara pertunangan Putraku. Aku merasa sangat terhormat karena kedatangan tamu penting seperti Anda, Terimakasih sudah menyempatkan hadir dalam acara ini," tukas Dario
"Kenapa berterima kasih padaku, harusnya kau berterima kasih kepada Raffa karena dialah yang membawaku kemari. Ah...putra sulung mu itu paling pandai kalau merayu, pantas saja para wanita itu begitu tergila-gila padanya, ternyata aku saja dibuat tak berdaya olehnya," terang lelaki itu kemudian terkekeh
Dario menatap sinis kearah Raffael.
"Apa acaranya sudah selesai??" tanya lelaki itu
"Oh tentu saja belum, bahkan kami belum memulai acara intinya," jawab Dario
"Bagaimana jika bapak Gubernur saja yang menjadi wali Lala sekaligus saksi dalam pertunangan ini," ujar Raffa
"Aku jadi wali??" tanya sang Gubernur mengernyitkan keningnya
"Benar bapak, kebetulan calon istri Dhiv adalah seorang yatim, dan saat ini ibunya tidak bisa hadir di sini karena mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju ke tempat ini," terang Raffa
"Oh...kasian sekali," jawab Gubernur
"Jadi bagaimana bapak," tanya Raffael
Lelaki itu sejenak berpikir menjawab pertanyaan Raffa.
"Bukankah ini bisa menjadi sebuah pencitraan untuk bapak, semua orang akan semakin bersimpati kepada anda jika bapak melakukan hal-hal heroik seperti ini," bisik Raffa membuat sang Gubernur langsung mengiyakan keinginannya
Acara Lamaran berjalan dengan lancar sesuai rencana.
Lala begitu bahagia saat acara berjalan lancar, ia kemudian menghampiri Raffael dan berterimakasih kepadanya.
"Terimakasih sudah membantu acara pertunangan kami," ucap Lala
Raffa menatap sendu gadis itu, "Sebaiknya kau segera ikut aku ke rumah sakit," jawab Raffa menggandeng lengannya
"Rumah sakit??"
"Tentu saja, kau sudah tahu kan jika Ibumu mengalami kecelakaan, so sebaiknya kamu mengunjunginya sekarang sebelum terlambat," jawab Raffa membuat Lala seketika lemas
ada