NovelToon NovelToon
Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:355
Nilai: 5
Nama Author: blue_era

Di Surabaya, berdiri Sebuah pesantren megah pesantren Al - Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan Islam yg dikenal dgn tradisi kuat dan menghasilkan santri" yg berprestasi. cerita ini mengikuti perjalanan 5.285 santriwan dan santriwati pesantren Al - ikhlas. ada banyak santri yg berjuang meraih keinginan orang tua dan menggapai mimpi mimpinya. namun terkadang menimbulkan pro dan kontra akibat persaingan di balik semua perjuangan para santri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue_era, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10.Keputusan Berisiko dan Harga Sebuah Ambisi

Setelah satu bulan berada di Mesir, Gus Arga dan Ning Azzahra memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Meskipun kondisi kehamilan Ning Azzahra masih berisiko, ia bersikeras ingin kembali mengajar di pesantren. Gus Arga awalnya tidak setuju, khawatir akan kesehatan istrinya. Namun, Ning Azzahra merayu dan meyakinkan Gus Arga bahwa ia akan menjaga diri dan tidak memaksakan diri. Ia merindukan suasana pesantren, murid-muridnya, dan merasa terpanggil untuk terus berkontribusi dalam pendidikan agama. Akhirnya, Gus Arga mengalah, dengan syarat Ning Azzahra harus berjanji untuk selalu mendengarkan nasihatnya dan tidak melakukan aktivitas yang berat.

Setibanya di Pesantren Al-Ikhlas, Ning Azzahra merasa sangat bahagia. Ia disambut hangat oleh keluarga dan para santri. Namun, ia menyadari bahwa ia harus menyembunyikan keinginannya untuk mengajar dari Abah, Gus Hilman, Gus Salman, dan beberapa kakaknya yang sangat protektif. Ia tahu mereka akan melarangnya keras, mengingat kondisinya yang sedang hamil dan berisiko.

Dengan diam-diam, Ning Azzahra mulai mengajar di salah satu kelas yang jadwalnya kosong. Ia merasa senang bisa kembali berbagi ilmu dengan para santri. Namun, ia tidak menyadari bahwa tindakannya ini sangat berbahaya bagi kehamilannya.

Baru sepuluh menit mengajar, Ning Azzahra tiba-tiba merasa mual yang sangat hebat. Mual itu tidak kunjung reda, bahkan semakin menjadi-jadi. Ia memegangi perutnya yang terasa keram. Para santri yang melihat kondisi Ning Azzahra merasa khawatir dan segera mencari bantuan.

Beberapa santriwan dan santriwati bergegas mencari Gus Arga di ruang kelas tempat ia mengajar. Namun, Gus Arga tidak ada di sana. Mereka kemudian memutuskan untuk mencari Gus Arga di ndalem.

Sesampainya di ndalem, mereka melihat seluruh keluarga Al-Hasyimi berkumpul. Mereka menceritakan kondisi Ning Azzahra kepada keluarga. Sontak, semua orang terkejut dan panik.

"Azzahra mengajar?" tanya Abah dengan nada tinggi.

"Kenapa dia tidak mendengarkan perkataan kami?" timpal Gus Hilman dengan marah.

"Ini sangat berbahaya bagi kehamilannya!" seru Gus Salman dengan cemas.

Tanpa membuang waktu, seluruh keluarga Al-Hasyimi bergegas menuju ke sekolah. Mereka sangat khawatir dengan kondisi Ning Azzahra.

Sesampainya di sekolah, mereka melihat Ning Azzahra tergeletak lemas di lantai kelas. Wajahnya pucat pasi, tubuhnya menggigil, dan ia terus menerus mengerang kesakitan. Perutnya terasa sangat keram dan ia mengalami pendarahan.

Seluruh penghuni pesantren, termasuk para santri dan ustadz - ustadzah, menyaksikan pemandangan yang mengerikan itu. Mereka merasa iba dan khawatir dengan kondisi Ning Azzahra.

Gus Arga segera menggendong Ning Azzahra dan membawanya ke mobil. Seluruh keluarga Al-Hasyimi ikut serta mengantar Ning Azzahra ke rumah sakit.

Di perjalanan menuju rumah sakit, Ning Azzahra pingsan karena kehilangan banyak darah. Gus Arga dan seluruh keluarga Al-Hasyimi merasa sangat cemas. Mereka berdoa

Setibanya di rumah sakit, Ning Azzahra segera dilarikan ke ruang gawat darurat. Tim medis dengan sigap melakukan berbagai tindakan untuk menyelamatkan nyawa Ning Azzahra dan kandungannya. Gus Arga dan seluruh keluarga Al-Hasyimi menunggu dengan cemas di luar ruang gawat darurat. Mereka tak henti-hentinya memanjatkan doa, memohon kepada Allah SWT agar diberikan keajaiban.

Setelah beberapa jam yang menegangkan, seorang dokter keluar dari ruang gawat darurat. Wajahnya tampak lelah, namun ia berusaha untuk tersenyum.

"Bagaimana kondisi istri saya, Dok?" tanya Gus Arga dengan nada cemas.

"Alhamdulillah, kami berhasil menghentikan pendarahan dan menstabilkan kondisi Ning Azzahra," jawab dokter. "Namun, kondisinya masih sangat lemah dan kritis."

"Lalu, bagaimana dengan kandungan istri saya, Dok?" tanya Gus Arga lagi.

Dokter terdiam sejenak. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan Gus Arga.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan kandungan Ning Azzahra," kata dokter dengan nada hati-hati. "Namun, karena pendarahan yang hebat dan kondisi Ning Azzahra yang sangat lemah, kami tidak bisa menjamin keselamatan kandungannya."

"Maksud Dokter, kandungan istri saya...?" tanya Gus Arga dengan suara bergetar.

"Kami akan terus memantau kondisi Ning Azzahra dan kandungannya," jawab dokter. "Namun, kami harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk."

Gus Arga merasa lemas mendengar penjelasan dokter. Ia tidak bisa membayangkan jika ia harus kehilangan istri dan calon anaknya. Ia merasa sangat terpukul dan putus asa.

Seluruh keluarga Al-Hasyimi juga merasa sangat sedih dan terpukul mendengar kabar dari dokter. Mereka saling berpelukan dan menangis. Mereka tidak tahu harus berbuat apa selain berdoa dan berharap kepada Allah SWT.

Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter, Gus Arga dan seluruh keluarga Al-Hasyimi diperbolehkan untuk menjenguk Ning Azzahra di ruang perawatan intensif (ICU). Mereka melihat Ning Azzahra terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan berbagai alat medis yang menempel di tubuhnya. Wajahnya pucat pasi dan matanya terpejam.

Gus Arga mendekati ranjang Ning Azzahra dan menggenggam tangannya dengan erat. Ia menatap wajah istrinya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Azzahra," bisik Gus Arga dengan suara lirih. "Bangunlah, Sayang. Aku di sini bersamamu."

Ning Azzahra tidak memberikan respons. Ia tetap terbaring lemah dan tidak sadarkan diri.

Gus Arga terus menerus memanggil nama Ning Azzahra dan membisikkan kata-kata cinta dan semangat. Ia berharap Ning Azzahra bisa mendengar suaranya dan segera sadar.

Seluruh keluarga Al-Hasyimi juga ikut memberikan semangat dan doa kepada Ning Azzahra. Mereka berharap Allah SWT memberikan kekuatan kepada Ning Azzahra untuk melawan penyakitnya dan menyelamatkan kandungannya.

Di tengah kesedihan dan kepanikan, Gus Arga dan seluruh keluarga Al-Hasyimi berusaha untuk tetap tegar dan optimis. Mereka yakin bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi mereka. Mereka terus berdoa dan berharap agar Ning Azzahra dan kandungannya bisa selamat.

Kisah Ning Azzahra ini menjadi ujian berat bagi cinta dan keyakinan Gus Arga dan seluruh keluarga Al-Hasyimi. Mereka harus menghadapi kenyataan pahit dan berjuang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!