NovelToon NovelToon
Perlindungan Anak Mafia

Perlindungan Anak Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:972
Nilai: 5
Nama Author: Himawari Daon

Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.

Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : Omelet untuk Luna

Welcome… 

...Happy Reading...

.... ...

.......

.... ...

Malam itu Luna tidur dengan penuh semangat untuk menyambut esok hari. Memang dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana dia bisa kabur dari rumah Jameson. Jika dia bisa keluar, Luna akan langsung mencari bantuan bahwa dirinya diculik. 

Keesokan harinya, Luna sengaja bangun lebih pagi untuk bersiap menjadi detektif. Kali ini dia memakai dress selutut berwarna putih polos. Luna juga sengaja make up yang ia ambil di kamar itu. Kemudian dia menggeraikan rambut panjangnya sampai pinggang. 

Ketukan pintu kamar Luna terdengar, wanita itu menoleh dengan cepat. 

“Luna!” Jameson menekan dan mendorong knop pintu, “Kita sarapan du–” Jameson memotong kalimatnya, dia terkesima dengan penampilan Luna yang menurutnya sangat cantik. 

Luna tersenyum lebar, dia berjalan mendekati Jameson ala model. 

“Kenapa kau melihatku seperti itu? Kenapa? Aku cantikkan?” tanya Luna sambil dia mengedipkan matanya sebelah. Lalu dia beranjak keluar mendahului Jameson yang masih terpaku dengan tingkah Luna. 

Luna menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Jameson, “Hei!” teriak Luna menyadarkan lamunan pria itu. 

Jameson menutup pintu kamar Luna, lalu dia menyuruh kedua pengawal untuk menjaga kamar itu. 

Kemudian Jameson berjalan ke arah kiri diikuti Luna di sampingnya. Tak jauh dari kamar Luna, Jameson berhenti di depan sebuah pintu yang disana tergantung tulisan ‘Jameson❤Luna’.

“Ini kamarku,” kata Jameson singkat. 

Luna membaca tulisan itu, “Kapan kau membuatnya?” tanya Luna penasaran. 

Jameson bersedekap dada, “Kalau aku jawab, aku membuatnya 5 tahun yang lalu. Apa kau akan percaya?” Jameson menjawab dengan pertanyaan. 

Luna mengibaskan rambut panjangnya, “Kamu benar, aku tak percaya.” 

Luna kini berjalan mendahului Jameson, lalu dia menghentikan langkahnya tepat di depan pagar pembatas. Matanya melihat ke bawah sana. 

“Ini tinggi sekali, apa kau tidak takut?” tanya Luna heran. 

Jameson membalas dengan mengedikkan bahunya yang lebar. 

Luna memutar bola matanya malas, lalu melanjutkan perjalanannya. Sebelum dia turun tangga, matanya mendapati sebuah pintu paling ujung dekat tangga. 

“Itu ruangan apa?” tunjuk Luna. 

“Itu ruang kerjaku,” jawab Jameson singkat. 

Luna mendelik ke arah Jameson, “Memangnya kau kerja apa sampai punya ruangan sendiri?” 

“Aktor.” Jameson mengangkat kedua alisnya. 

“Pendusta!” Luna menyesal sudah menanyakannya pada pria itu. Lalu dia turun tangga dengan cepat, hingga Jameson dibuatnya takut. 

Setelah sampai di lantai dua, Luna melihat satu pintu yang aromanya familiar. 

“Itu ruangan apa?” tanya Luna lagi. 

“Bukan ruangan apa-apa, cuma tempat semedi saja.”

Luna tampak berpikir keras, namun dia tidak bisa berpikir jernih. Kemudian langsung membuka pintu tersebut. 

Tada… 

Luna tak bisa berkata-kata, benar kata Jameson. Itu adalah tempat semedi. 

“Benarkan? Ini tempat semedi,” ujar Jameson menghembuskan napas panjang. 

“T-toiletnya wangi,” gumam Luna gugup, dia terlihat salah tingkah lalu cepat-cepat dia turun tangga lagi. 

Dan terakhir, mereka telah sampai di lantai bawah. Mereka langsung disuguhkan dengan pesona dapur yang bersih dan rapi. Meja makan di sana sangat panjang, bisa untuk 10 orang. Luna benar-benar heran dengan meja itu. 

“Sepertinya meja makan ini terlalu besar,” gumamnya lirih. 

Jameson mendengarnya, dia mengerutkan kening bingung. Padahal dulu, meja makan besar itu istrinya yang belikan. Dan Jameson pernah berkata demikian. 

“Bukankah besar seperti ini memang yang kau suka?” Jameson menarik kursi di sana, “Duduklah! Aku akan ambilkan makanannya!” 

Luna duduk sesuai instruksi Jameson. Sembari menunggu, matanya asik berkeliling. Ruang dapur di sana memang idaman Luna. Sangat rapi, bersih, dan lengkap. 

Matanya terusik dengan pemandangan sofa yang berbentuk aneh di ruang tengah. Tidak seperti pada umumnya, sofa itu memiliki lekukan yang unik. Biasanya sofa itu disebut Sofa Tantra. 

“Itu sofanya bentuknya aneh?” tanya Luna takjub. 

Tiba-tiba Jameson tersedak, segera ia minum air putih yang ada di dekatnya. 

Jameson tersenyum malu, “Iya, aku beli sofa itu 5 tahun lalu.”

“Aneh banget. Aturan beli sofa yang biasa saja,” cibirnya sambil tertawa kecil. 

“Tak perlu membahasnya! Nanti aku suruh pengawal memindahkannya ke ruang kerjaku,” balas Jameson cepat. 

Luna kini menatap piring di depannya dengan terpukau. Dia menganga kagum dengan gulungan telur dadar. Di atasnya terdapat saos tomat yang berbentuk smile. Selain itu ada taburan dari bubuk nori, membuat siapa saja yang melihatnya langsung lapar. 

“Namanya Omelet,” ucap Jameson setelah melihat Luna terpesona dengan makanan itu. 

“Ini mah namanya telur dadar kali!” Luna melirik sekilas ke arahnya, “Kamu yang memasaknya?” 

“Benar, ini Omelet ala Chef Jameson.”

“Benarkah?” Luna terlihat ragu.

“Terserah kamu percaya atau tidak, sekarang cepat makanlah!” 

Luna makan Omelet tersebut dengan sangat lahap. Dia sangat menyukainya. Bibir Jameson mengembang melihat Luna begitu menikmati masakannya. 

“Ngomong-ngomong, mengapa rumahmu sepi sekali? Katanya kau kaya, kenapa tidak menyuruh asisten saja untuk memasak omelet ini? Kenapa malah kamu yang turun tangan?” Luna tampak ingin tahu, matanya sesekali masih berkeliling. 

“Aku juga tidak tahu, mungkin mereka belum bangun,” jawab Jameson asal. 

Sebenarnya, tadi malam Jameson yang meminta para pengawal untuk menjaga di luar rumah, kecuali dua orang untu menjaga kamar Luna. 

“Oh iya, dimana wanita yang waktu itu menggodamu? Dia Asistenmu juga kan? Kenapa kau mau mempekerjakan wanita genit seperti itu?” tanya Luna bertubi-tubi. 

Jameson ternganga mendengarnya, lalu dia tertawa kecil. 

“Kenapa? Kau tidak suka?” Jameson menarik sudut bibirnya. 

“Tidak, aku suka dia kok. Dia cocok sekali denganmu,” ungkap Luna tak berani menatap mata Jameson. 

“Bagaimana denganmu? Bukankah aku lebih cocok denganmu?” goda Jameson membuat pipi Luna merah seperti tomat. 

Luna bangun dari duduknya setelah menghabiskan sarapannya. 

“Ayo, kita keliling sekarang!!” teriak Luna beranjak pergi tanpa menatap Jameson yang kini tersenyum melihat tingkahnya. 

Jameson pun mengikuti Luna disampingnya. Dia terus mengikuti wanita itu tanpa mengatakan sepatah katapun. Wanita itu kesal dan menghentikan langkahnya tepat di luar rumah. 

“Kenapa kau berhenti?” tanya Jameson bingung. 

“Kenapa aku yang berada di depan? Harusnya kamu!” Luna mendorong tubuh Jameson agar berada di depannya. 

Jameson tersenyum lebar, “Sebenarnya, tidak apa-apa kamu di depan.”

Luna memegang jas hitam Jameson, dia seakan berlindung di belakangnya. 

“Selamat Pagi, Tuan Jameson! Selamat Pagi, Nyonya Luna!” suara serentak dari semua pengawal yang berada di luar mengagetkan Luna. 

“Semua pengawalmu ada berapa?” tanya Luna dengan berbisik. 

Jameson tampak berpikir, “Untuk pagi ini kurang lebih 100 pengawal yang menjaga rumah ini. Lalu malamnya akan ada yang menggantikan mereka.”

Luna terkejut mendengar penjelasan Jameson. 

“Kau serius?”

“Untuk apa aku berbohong?”Jameson menyeringai. 

“Mengapa kau mempekerjakan orang sebanyak itu hanya untuk menjaga rumah ini?!” protes Luna, dia benar-benar kalap. Karena dia harus berpikir ribuan kali untuk bisa kabur dari rumah itu. 

“Pekerjaan mereka bukan hanya menjaga rumah ini.”

“Lalu?” 

“Nanti kamu juga tahu,” Jameson menggenggam tangan Luna. “Ayo!”

Mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan. Luna tidak menyadarinya, dia hanya menikmati pemandangan yang menakjubkan di depan sana. Seakan ada magnet yang menarik mereka untuk ke sana. 

To be continued

Terus ikutin ceritanya ya gaes, jangan lupa like dan komentarnya. ☺

1
Emmanuel
Bahasanya keren abis.
Himawari Daon: Hehe, terima kasih kakak 🥰 Ini juga baru belajar. Ditunggu bab selanjutnya ya 🤗
total 1 replies
Yoi Lindra
Author, tolong jangan biarkan saya menunggu terlalu lama, update sekarang juga!
Himawari Daon: hehe, siap ditunggu ya gaes😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!