PACARKU,SUAMI SAHABATKU

Kedatangan Citra disambut hangat oleh kedua orang tuanya dan adik satu-satunya,Citra merasa lega sekaligus bahagia karena bisa berkumpul kembali dengan keluarganya setelah beberapa bulan tak pulang kekampung halaman.

Nyatanya sakit yang Ibunya ceritakan tentang Ayahnya adalah kebohongan semata,karena ada yang ingin orang tuanya bicarakan mengenai masa depan Citra selanjutnya.

Pagi yang cerah mulai menampakkan diri bersamaan dengan orang-orang yang melakukan aktifitas masing-masing,begitupula Citra dan keluarganya yang larut dalam sarapan bersama dimeja makan yang sederhana buatan Ayahnya Citra.

Obrolan semakin serius saat sarapan telah selesai dan adik satu-satunya telah berangkat sekolah.

"Citra....,Ayah bukan tanpa alasan memintamu untuk pulang,karena Ayah ingin tau sudah seberapa jauh hubunganmu dengan Fahri?Kamu sudah tidak muda lagi Nak...,kamu sudah memiliki kerjaan yang bagus sekaligus pendidikan dan paras yang cantik,Ayah ingin kamu segera menikah atau paling nggak hubunganmu dengan Fahri diresmikan dengan tunangan dulu agar Ayah tau kamu telah memiliki calon imam untuk rumah tanggamu kelak,Ayah tau mungkin ini terkesan memaksa,tapi Ayah hanya ingin kamu dijakarta sana ada yang melindungimu Nak...",ucap Ayahnya Citra dengan lembut.

Citra terdiam beberapa saat,karena bagaimanapun hubungannya dengan Fahri sudah berakhir dan tidak mungkin Ia akan menutupinya didepan orang tuanya yang sangat berharap Ia segera menikah.

Dengan perasaan yang belum sepenuhnya sembuh dari sakit ditipu dan dikecewakan,Citra menceritakan dengan air mata yang menetes dengan deras.

"Brengsek!,kurang ajar!!,berani-beraninya dia nyakitin anak Ayah,sudah kamu tidak perlu kejakarta lagi,kerja disini dan tinggal sama Ayah dan Ibu",marah Ayahnya Citra dengan keras setelah mendengar putusnya hubungan anaknya dengan Fahri begitupula kebohongan yang telah Fahri lakukan selama ini.

Citra menghapus sisa-sisa air matanya,Ia tidak bisa membantah Ayahnya dengan kondisi Ayahnya yang masih kaget dan marah,Ia lebih memilih masuk kedalam kamar saat suasana hati dan pikirannya mendadak kacau karena permintaan Ayahnya yang menyuruhnya meninggalkan jakarta.

Karena bukan Citra tidak ingin,tapi pekerjaan yang sudah Ia kuasai akan sulit jika harus adaptasi dikampung halaman yang orang tuanya inginkan untuk menjadi pengajar disalah satu sekolah ternama dikampungnya.

Dalam diamnya,Citra menghubungi Cindy dan menceritakan tentang keinginan orang tuanya,Cindy menyerahkan semua keputusan kepada Citra yang membuat Citra semakin pusing dengan kehidupannya yang berubah jadi kacau.

Citra memilih beristirahat,namun baru memejamkan matanya Ia mendapati ponselnya berbunyi kembali dan tertera nama Lia teman kerjanya menelpon,Citra langsung duduk tegap mengangkat telpon karena takut ada pekerjaan yang tidak bisa Lia kerjakan.

"Halo Lia....,ada apa?Sorry banget ya aku cuti dadakan kayak gini,pasti kamu kewalahan ya menghandle kerjaan aku,lusa aku pulang kok",sapa Citra saat sambungan telpon tersambung.

"Apaan sih Citra...,kamu kayak sama siapa aja,aku juga kan pernah cuti dan kamu yang menghandle kerjaan aku,tapi sebenernya ini bukan tentang pekerjaan sih,gimana yak aku jelasinnya....",ucap Lia bimbang.

"Emang ada apa sih Lia...,jangan bikin aku penasaran deh",ucap Citra ingin tau.

Dengan menarik nafas dalam-dalam,Lia mulai menceritakan apa yang Ia ketahui tadi pagi diruang receptionist kantornya.

"Citra...,Maaf ya kalau kesannya ikut campur urusan pribadimu,tapi tadi pagi aku liat ada cowok namanya Fahri mencarimu kekantor,Ia kekeh ingin masuk kedalam untuk mencarimu tapi ada satpam menahan dia untuk masuk,dan bukan itu saja yang saat ini menyebar dikantor,ternyata dia sudah memiliki anak dan istri jadi obrolan gosip tentang kamu menyebar dengan cepat bahwa kamu memiliki hubungan dengan suami orang,Aku bilang seperti ini sama kamu karena aku mau kamu bikin pengumuman digrup kantor bahwa itu tidak benar Cit,kasian nama baikmu jadi tercemar gara-gara cowok brengsek itu,aku tau kamu tidak seperti itu kan Cit...,pasti ini ada kesalahpahaman kan?".tanya Lia memastikan

Namun Citra enggan menjelaskan lebih panjang lagi dan memilih menyudahi obrolan itu.

Citra menjadi sangat marah dengan Fahri karena berani datang kekantor setelah selama ini Citra melarangnya,kemarahan Citra tak terbendung lagi saat Ia membaca grup kantornya yang menanyakan tentang kebenaran hubungannya dengan Fahri yang memiliki istri dan anak.

Citra juga menyadari kebodohannya saat tidak mencari tau latar belakang kehidupan Fahri,namun sekarang setelah semuanya terungkap justru teman-temannya sudah mengetahui bahwa Fahri telah memiliki istri dan anak.

Amarah yang menyesakkan dadanya membuat Citra membuka blokiran kepada nomer Fahri karena Ia ingin melampiaskan rasa kecewa yang begitu mendalam.

Fahri dimeja kerjanya kegirangan saat menatap layar ponselnya tertera nama Citra orang yang selalu Ia rindukan kehadirannya,Ia bergegas pergi dari meja kerjanya dan mencari tempat aman,dan pilihan Fahri adalah tangga darurat yang tak jauh dari tempatnya berada.

Dengan senyuman yang menghiasi wajahnya,Fahri menyapa Citra dari balik ponselnya.

"Halo sayang....,kamu kemana aja?Aku cari kekostan kok nggak ada?aku tanya ketempat kerja kata teman-temanmu kamu cuti,kamu kenapa sayang?kami dimana sekarang?",tanya Fahri dengan lembut.

Namun Fahri harus terkejut saat Citra menjawab dengan intonasi suara yang lebih tinggi.

"Denger ya Fahri!!Kita sudah putus!!Aku menghubungimu karena aku mau kasih peringatan sama kamu,jangan ganggu hidupku lagi ataupun apapun yang berhubungan dengan aku,karena gara-gara tingkah lakumu pagi ini kekantorku,teman-temanku jadi tau bahwa kita punya hubungan dan yang lebih mengecewakan buat aku adalah mereka menganggap aku pelakor,jadi berhentilah mencari tau apapun tentang kehidupanku karena kita sudah tidak ada hubungan lagi".

Fahri ditempatnya berada diam membisu saat mendengar bagaimana Citra berbicara,karena selama Ia mengenal Citra tak sekalipun suaranya meninggi walaupun ada masalah sekalipun.

Tapi kesempatan yang Ia tunggu selama ini membuat Fahri tetap melembutkan suaranya.

"Sayang....,Mas minta maaf kalau tindakan Mas bikin kamu kurang nyaman,tapi Mas nggak mau putus sama kamu,Karena sebentar lagi Mas juga single dan kita bisa menikah,karena Manda memilih mundur dan mengiklaskan Mas buat kamu,gimana sayang...?,kamu mau kan tetap dalam hubungan ini?",tanya Fahri dengan santainya,namun Citra yang mendengarnya merasa muak dan kesal karena Ia menyadari bahwa Fahri begitu bebal dan tak sadar atas kesalahannya.

Sebelum benar-benar mematikan ponselnya,Citra mengatakan sekali lagi dengan ketegasan yang lebih jelas.

"Inget ya Mas!!,Kita sudah putus,mau kamu single nantinya aku nggak sudi menjalin hubungan denganmu lagi,karena cukup 2 tahun aku ditipu habis-habisan sama kamu,dan satu hal lagi yang harus kamu inget!,Aku akan keluar dari kantor dan pindah keluar kota,jadi jangan cari aku karena aku tidak sudi bertemu denganmu lagi".