NovelToon NovelToon
Hati Yang Berani

Hati Yang Berani

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan / Tamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: kirput10i

seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya

* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁

semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mengakui

Bab 11

Apakah Irma baik-baik saja dengan Amir? Aku khawatir Amir tidak bisa berbicara dengannya dan malah mengumbar aibku. Tapi aku tidak bisa melihat mereka untuk saat ini karena ada misi penting yang harus aku lakukan.

" Semuanya dengar! Kalian harus pergi mengelilingi penjuru markas ini, karena mungkin saja ada bom yang lebih besar yang dapat menghabisi kita semua! " Tegas Yamato dengan wolkinya

" Baik Faisal apa yang akan kita lakukan dengan bom yang kau bawa? " Tanya Yamato dengan melihat ke arah bom

" Kita harus membawa bom ini ke markas kita. Mungkin Arimbi dan Ilham bisa menyelidiki dari mana bom ini " jawabku

" Owh... scientist senjata kita? " Tanya pak Haris

Aku mengangguk untuk menjawabnya dan aku kembali berkata.

" Kita harus cepat atau markas ini akan hancur "

" Benar " jawab semua orang

" Tapi aku harus bertemu Amir. Ada sesuatu yang harus aku urus " kataku dengan memberi bom itu kepada Arga

" Mau ngapain " tanya Arga dengan memegang bom yang sudah jinak

" Engga ada apa-apa " jawabku

" Kamu yakin?! " Tanya pak Haris dengan tatapan kematian

" E-em..tenang pak. Hehe " jawabku dengan wajah sedikit tegang

" Baik semua berpencar! " Perintah pak Haris

Kami semua berpencar dan berpisah dari tempat itu. Aku ingin melihat apakah mereka berdua baik-baik saja. Aku melihat mereka di Padang rumput. Tapi...kenapa aku melihat banyak warga disini? Ini kan kawasan larangan.

" Apa yang kalian lakukan disini? " Tanyaku kepada mereka

" Kami hanya ingin tau! Kenapa ada asap dan suara bising di sini " jawab salah satu warga

Oh ya ampun! Mengapa para warga sini malah menantang nyawa mereka hanya untuk melampiaskan rasa ingin tau mereka.

" Faisal. Gimana bomnya? Lu udah berhasil jinakin? " Tanya Amir

" Gua pakek ditanya.....ya pasti udahlah..." Jawabku dengan memegang dadaku

" Gimana caranya? " Tanya Irma yang baru muncul

" Ada caranya, tapi jangan pernah dicoba! " Kataku dengan tegas

Aku senang melihat mereka baik-baik saja dan melihat para warga di sini, kurasa mereka hanya ingin melihat dan tidak ingin mendekat, itu bagus.

" Faisal.....ayahku gimana? " Tanya Irma dengan melihatku

" Ayah kamu gpp kok..." Jawabku untuk menenangkannya

Tapi aku yang gpp karena aku agak cedera setelah menjinakkan bom itu. Ini pasti karena aku terkena sedikit ledakan tadi saat melindungi Irma.

" Akh..." Eramku dengan memegang pinggangku yang sebelah kanan

" Lu kenapa sal? " Tanya Amir dengan khawatir

" Kamu cedera ya? " Tanya Irma

" Ah...cuma ke gores dikit "

" Kenapa rasa sakitnya baru muncul sekarang? Apa karena aku turun ke tempat bom waktu itu dengan cepat ya...makanya lukanya terbuka " gumamku

" Lu yakin gpp? Itu darahnya keliatan loh.." tanya Amir dengan menunjuk pinggangku yang cedera

" Itu kayaknya luka dalem deh...." Ucap Irma dengan melihatku

" Ahh...tidak. baik, semua masyarakat pergi dari sini ya....karena ini berbahaya " ucapku dengan tegas kepada semua orang

" Tapi....gimana kalau bom nya terbang sampai kerumah kami? " Tanya seorang pemuda

" Itu tidak akan terjadi! Kami akan bekerja keras untuk menghentikan bomnya " jawabku untuk meyakinkan semua orang

Setelah mendengar omonganku, mereka pergi dari tempat itu jadi tersisa aku, Amir, dan Irma. Tapi pinggangku tiba-tiba sakit lagi, aku terus memegang pinggangku.

" Kayaknya itu makin parah " ucap Amir dengan memegang pundakku

" Ayo kita obatin lukanya dulu....itu kayaknya sakit banget..." Ucap Irma dengan melihatku

" Ayo kita ke barak militer disitu ada perlengkapan yang kita butuhkan..." Jawab Amir dengan menunjuk ke arah timur

" Jauh kah? " Tanyaku dengan merintih

" Engga, cuma 10 meter dari sini " jawab Amir

Kami pergi ke tempat barak militer yang di beri tahu Amir dan kami sampai ke barak militer itu. Aww....Irma mengobati lukaku dengan baik dsn bahkan tidak terasa sakit. Tidak seperti Arimbi.

" Lebih baik? " Tanya Irma dengan tersenyum

Aku hanya mengangguk dan berkata 'iya' dengan melihatnya. Dia tersenyum padaku seperti senang melihatku merasa lebih baik.

Aku akan mencoba bicara dengannya sekarang.

" Irma "

Dia langsung menaikan alisnya dan bertanya.

" Iya Faisal? "

" Kenapa kamu khawatir banget sama aku? " Tanyaku

" Seharusnya aku yang bilang gitu...." Ucap Irma denga tersenyum tipis

" Kamu yang sering ngelindungin aku bahkan engga peduli tentang diri kamu sendiri...."

" Kenapa kamu sampe segitunya ngelindungin aku? " Tanyanya dengan menaruh kotak p3k

Dalam pikiranku, aku ingin mengatakan sejujurnya kepadanya yaitu dia sangat berarti bagiku. Tapi entah kenapa rasanya sulit sekali untuk mengatakannya.

" Mm....apa perasaanmu jika kau memiliki kekasih seorang TNI? " Tanyaku dengan serius

Dia terlihat tercengang mendengar pertanyaanku. Dia melihatku dengan wajah ke heranan dan aneh.

" Maksudnya apa? " Tanyanya dengan aneh

" Tolong.....jawab saja..." Jawabku

Dia menundukkan kepalanya seperti merenung tentang pertanyaanku tadi. Namun dia tersenyum di tengah renungannya. Dia mengangkat kepalanya dan berkata.

" Ya sudah pasti....aku akan bangga! " Jawabnya

" Kenapa kamu bangga....? " Tanyaku

" Dia itu pengabdi negara dan pasti melindungin masyarakat dari apapun! " Jawabnya dengan senang

Dia seperti melirikku dengan menggoda mungkin dia sedang mengerjaiku.

" Haha....itu pendapatku...." Ucapnya dengan tertawa

Dia sepertinya tau kalau aku menyukainya. Dari cara dia melihatku tadi sambil memberitahu pendapatnya, dia seperti ingin aku mengatakannya dengan cepat.

Aku segera mendekatinya dan aku ingin memberi tahunya sekarang. Namun dia juga memasang wajah serius seperti ingin berbicara denganku.

" Irma/Faisal " jawab kami serentak

" Owh kamu mau ngomong duluan? " Tanyaku

Dia menggelengkan kepalanya dan menyuruhku berbicara duluan dengan bahasa isyarat.

" Jika aku terlambat menyampaikan sesuatu mungkin aku akan menyesal..." Ucapku dengan menunduk

Aku merasa aneh sedikit karena biasanya Irma yang menunduk saat melihatku, tapi sekarang malah aku yang menunduk saat ingin mengatakan sesuatu.

" Apakah ada yang ingin kau katakan? " tanya Irma sekali lagi

Aku memulainya dengan puisi singkat

" Aku memang menjalankan tugasku mengabdi negara ini, tidak ada istirahat untukku. Tapi.... " Aku terdiam sebentar

" Tapi apa? " Tanya Irma sedikit harapan

" Kaulah tempat istirahat ku...." Jawabku

Matanya terbelalak seperti tidak percaya apa yang aku katakan perlahan-lahan air matanya jatuh membasahi wajahnya. Dia sedikit tersenyum dengan wajahnya yang basah.

Dia terdiam.....

" aku memang memiliki trauma yang dalam...tapi kau lah yang menyembuhkan trauma ku..." Ucapku sekali lagi

Dia masih terdiam.....

" Aku memang bertugas untuk menjaga semua orang tetap aman....tapi....kaulah yang menjadi tempat aku merasa aman dan dicintai...."

Entah kenapa aku juga ikut mengeluarkan air mata. Aku tersadar dan segera mengusap mataku agar tidak terlihat cengeng dimatanya.

Tapi dia tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat aku merasa.

" Walaupun di luar sedang ada Medan perang...kau lah yang membuatku merasa aman "

" Aku mengerti kalau kau akan pergi ke Medan perang. Tapi aku akan selalu menunggumu " jawabnya sambil tersenyum

Aku merasa senang dengan jawabannya dia menerima perasaanku dengan cara yang sama lalu kami sama-sama berdiri. Aku memegang tangannya dan berkata.

" Aku janji padamu aku akan kembali dengan selamat...."

Dia menjawab ku dengan mengangguk dan tersenyum.

" Iya, janji ya..."

Aku hanya mengangguk untuk menjawabnya. Di saat sedang momen romantis itu aku melihat Amir terbelalak dan mematung di depan pintu.

" WHAT?! " ucapnya dengan cepat dan keras

Aku dan Irma tersadar dan mencoba memberi penjelasan bahwa aku tidak melakukan hal buruk pada Irma.

" E-ey...gua bisa jelasin..."

" Lu Ama Irma udah confes...." Jawabnya pelan

Aku dan Irma hanya saling bertatap sebentar dan mengangguk untuk menjawabnya. Wajah Amir semakin menyeramkan dan dingin aku tidak tau apa yang terjadi kepadanya.

" Omaigat!! Gua seneng banget!! Akhirnya lu udah confes. Sekarang kita cuman mikir baju penganten apa yang bagus buat nikahan lu berdua..." Jawabnya dengan senang dan girang

Ya ampun. Aku kira ada apa, ternyata dia hanya mengumpulkan energi untuk mengatakan itu. Tapi dia berbicara lagi.

" Btw...lu so sweet...banget pake puisi buat confes. Mana ber irama lagi...." Katanya dengan sedikit tertawa

" Gua masih inget lu ngomong apa..."

" Nih. Aku merasa~~~ "

" Woy udah woy!! " Jawabku dengan menghentikannya

Irma hanya melihat kami berdua dengan heran. Aku dan Amir masih ribut soal tadi tapi Yamato menelpon.

" Iya Yamato? Oh baiklah "

" Irma kamu ikut kita ya..." Kataku dengan menutup telepon

" Kemana? " Tanyanya

" Ke tempat ayahmu....."

Dia tampak berbinar dan senyuman terpancar dari wajahnya. Dia merasa senang ayahnya baik-baik saja, aku juga merasa senang mendengarnya.

" Baiklah! Ayo kita pergi " ucap Amir

Kami bertiga bergegas menuju tempat Yamato dan lainnya. Dalam telepon Yamato bilang tidak ada bom lagi yang terdeteksi di sekitar mabesau, jadi kurasa sudah aman dan kita bisa berkumpul.

Saat kami sudah sampai di mabesau, aku melihat banyak sekali bangunan rubuh dan hancur terkena ledakan untungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Di depan aku melihat Yamato, jendral Haris, dan lainnya di sana. Kami segera menuju mereka. Dan Irma tampak senang bisa bertemu pak Haris.

" Ayah....! " Teriak Irma sambil berlari ke arah jendral Haris

" Irma...! " Jawab jendral Haris

Mereka berpelukan dan senang karena semua baik-baik saja. Melihat mereka aku jadi iri seandainya aku bisa memeluk ayahku sendiri di saat seperti ini. Tapi aku harus tetap kuat dan berusaha.

" Gua ngerti perasaan lu sal. Yang sabar ya..." Ucap Amir dengan mengelus punggungku

Aku meliriknya dan mengangguk, aku melihat mereka jadi teringat saat aku lulus dari akademi militer. Di sanalah aku memeluk ayahku karena senang bisa lulus dan menjadi militer sampai sekarang.

" Baik! Semuanya sudah aman Faisal tidak ada bom lagi. Sekarang kita ke barak militer! " Perintah yamato

" Kenapa kalian engga nyusul kita aja kesana!! Kita jadi bolak-balik! " Geram Amir

Yamato hanya tersenyum dan tertawa bersalah karena dia tidak tahu kalau kami dari barak militer juga. Yah aku memang capek bolak-balik tapi mau gimana lagi...

1
Laviee Bloom
R.I.P Amir
Laviee Bloom
gk ad kata yg bisa ngejelasin seberapa sukany aku ama novel inihh >< ♡♡

dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
Laviee Bloom
Kasian Raka ditampar mulu XD
Laviee Bloom
tmn editor mu nihh

baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!
Susilawati Abdullah
bagus cerita nya/Smile/
nasha jak
jendral? versi jendral perang China tempo Doeloe apa indo skrng kir?...
Mama Ica
mantaaaaaaap kirput/Rose//Rose//Rose//Rose//Heart//Heart//Heart//Heart/
nasha jak
seru juga /Grin/
nasha jak
cerita nya bagus, tokoh2 nya di buat lebih bnyak lagi spya bnyak karakter yg muncul. mngkin ada bagus nya menyebutkan nama tempat sekalian utk promosi pariwisata. nama2 permainan2 dll...selamat semoga semakin berkembang ceritanya. mantaap
Mama Ica
bagus ceritanya..ga sabar pengen baca kisah selanjutnya
nasha jak: iya penasaran
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!