NovelToon NovelToon
Gara-gara Mantan

Gara-gara Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Berbaikan
Popularitas:37.7k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

"Dasar brengsek! Kadal burik! Seumur hidup aku gak mau ketemu kamu lagi. Bahkan meskipun kamu mati, aku doain kamu susah menjemput ajal."

"Siapa yang sekarat?" Kanya terhenyak dan menemukan seorang pria di belakangnya. Sebelah tangannya memegang kantung kresek, sebelah lagi memasukan gorengan ke dalam mulutnya.

"Kadal burik," jawab Kanya asal.

"Kadal pake segala di sumpahin, ati- ati nanti kena tulah sumpah sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kue

Kanya terdiam beberapa saat di depan pintu, mengingat pria yang tadi memasuki rumah di sebelahnya, setahu Kanya pemilik rumah itu ingin menjual rumah tersebut karena memang jarang di tempati. Apakah pria itu pemilik baru rumah itu? Karena sebelumnya rumah tersebut milik pasangan paruh baya.

Kanya menggeleng pelan. Apa urusannya sama dia? Mau rumahnya di jual dan sudah di beli orang lain, itu bukan urusannya. Harus ya, dia kepo? Tapi kan harusnya dia menyapa tetangga barunya. Bukan apa- apa, dia hidup sendiri, kalau sewaktu-waktu terjadi sesuatu, yang paling dekat adalah tetangga. Jadi dia pasti membutuhkan bantuan tetangganya.

Ya iya, masa dia harus minta tolong sama tetangga orang.

Dengan tetangga yang dulu saja Kanya terkadang saling menyapa, lalu berbasa- basi. Makanya dia tahu jika rumah itu akan di jual, sebab pemiliknya sendiri yang mengatakannya pada Kanya.

"Onti, tenapa?" Dilan memiringkan wajahnya menatap Kanya yang masih terdiam di depan pintu.

Kanya menggeleng. "Ian mau kue gak?

"Mo, Onti."

"Oke, kita bikin kue, sekalian Onti mau kasih untuk tetangga baru, Onti."

Kanya beristirahat sebentar, lalu mulai membuat kue. Aroma dari panggangan menguar hingga membuat Dilan tidak sabar untuk segera mencicipinya.

Dilan meloncat- loncat saat Kanya mengeluarkan kue dari panggangan, hampir saja bocah itu menyentuh loyang kue yang masih panas, sebelum Kanya mencegahnya.

"Awas panas!" Dilan tertawa kecil, sementara Kanya menggeleng pelan melihat keponakannya itu sudah tidak sabar untuk segera mencicipi kuenya.

Kanya pintar membuat kue? Atau masakannya enak? Jawabannya biasa saja. Kanya juga tidak memiliki kemampuan atau kesukaan tentang memasak. Dia hanya memasak seadanya untuk dirinya sendiri, lalu membuat kue jika ada waktu luang dan benar-benar ingin.

Jadi saat membalik kuenya ke piring Kanya hanya bisa meringis saat bagian bawahnya sedikit gosong.

"Ian, ini gosong," ucap Kanya. Dilan mencebik, sementara Kanya tertawa. Dia memang tidak berbakat sama sekali. "Tapi ini masih bisa di makan kok." Kanya memotong kuenya, lalu membuang bagian gosongnya.

"Ndak mahu, kita bili aja, Onti."

Kanya menggeleng. "Kalau beli, ini mau di apain? Sayang kuenya. Ini enak kok masih bisa di makan, gosong dikit aja." Kanya menyuapkan kuenya ke dalam mulut. "Lumayan kok," ucapnya dengan mengunyah. Rasanya memang lumayan, meski tak bisa di katakan lezat, selezat buatan toko langganan mamanya.

"Kalau Ian gak mau, Onti kasih ke tetangga aja, ya?"

....

Alan baru selesai mandi saat mendengar pintu terketuk. Dengan dahi mengeryit heran Alan menggerakkan kakinya ke arah pintu. "Siapa?" Seingatnya dia adalah penghuni baru, jadi sudah pasti tak ada yang mengenalnya disana.

Dengan mengusak rambut basahnya dengan handuk kecil, Alan mengangkat tangannya untuk menekan handle pintu. Namun instingnya tiba-tiba bekerja, hingga dia memutuskan untuk mengintip dahulu sebelum membuka pintu. Menyingkirkan gorden untuk melihat siapa yang datang, mata Alan tiba-tiba membulat saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumahnya.

"Kanya," gumamnya. Bukannya senang Kanya datang, Alan justru langsung tegang. Bagaimanapun ini adalah pertemuan pertamanya dengan Kanya. Jangan di tanya, mungkin Kanya akan marah saat melihatnya, bagaimana dulu dia membuat Kanya sakit hati.

Alan menelan ludahnya saat melihat Kanya memegang piring berisikan kue di tangannya.

Bagaimana dia harus bersikap? Haruskah dia muncul sekarang? Bukan tidak mungkin kue di piring Kanya akan berpindah ke wajahnya jika dia melihatnya ada disana. Alan tidak takut jika seandainya itu terjadi. Hanya saja Alan lebih mengkhawatirkan jika Kanya akan semakin marah. Alan berencana akan menemui Kanya dengan pura-pura tak sengaja bertemu. Tapi tentu saja tidak sekarang. Dia belum siap.

Kanya mengerutkan keningnya, saat dia sudah lama berdiri dengan mengetuk pintu, namun tidak ada orang yang membuka pintu.

"Permisi, aku tetangga sebelah."

Jeda beberapa saat hingga terdengar suara seseorang berdehem. "Ya, ma- maaf, aku baru saja selesai mandi," dari suaranya terdengar jika itu seorang pria.

"Oh, maaf, apa aku mengganggu?"

"Tidak, tidak! Aku hanya belum menggunakan pakain. A- ada apa ya?"

Kanya menunduk menatap kue di tangannya. "Oh, aku hanya dengar rumah ini di jual, apa kau penghuni baru? Kebetulan aku membuat kue, anggap saja sebagai perkenalan tetangga."

"Ya, aku penghuni baru. Maaf, kalau tidak sopan. Bisakah kamu simpan saja di meja ... seperti kataku, aku belum perpakaian."

Kanya meringis. "Ya, baiklah."

"Terimakasih."

Kanya meletakan piring kuenya di meja lalu pergi. Masih dengan dahi mengeryit Kanya menoleh sekali lagi sebelum keluar dari gerbang.

Di dalam rumah Alan melepas handuk di mulutnya agar Kanya tak mengenal suaranya. Padahal mungkin saja Kanya sudah lupa. Hanya saja Alan mencegah sesuatu yang tidak diinginkan.

Alan ingin mengutuk dirinya sendiri yang menjadi pengecut, karena belum siap bertemu Kanya dan mungkin mendapat kemarahan dan makian dari Kanya. Hingga Alan harus membuat rencana matang untuk bertemu dengan Kanya.

Alan membuka pintu setelah memastikan Kanya pergi, lalu mengambil piring yang di bawa Kanya untuknya.

Alan tersenyum saat melihat kue di tangannya.

Alan membawa piring kue dari Kanya ke dalam rumah, dan meletakkannya di meja makan, lalu dia sendiri duduk di kursi bersiap untuk mencicipi kue buatan Kanya. Hingga satu suapan masuk ke dalam mulutnya tiba-tiba saja air mata Alan menetes. "Ini buatan kamu, sudah semakin enak," ucapnya dengan mengusap air matanya. Tidak di sangka dia bisa kembali merasakan kue buatan Kanya setelah lima tahun lamanya. Meski dulu kue buatan Kanya tidak ada enak- enaknya, tapi bagi Alan itu adalah kue terenak. Tahu kan kalau orang sudah jatuh cinta bisa melupakan segalanya, bahkan mati rasa. Seperti kata sebuah lagu, 'Tahi kucing pun rasa coklat.' Jadi Kue dan masakan Kanya selalu enak untuknya.

...

Hai, hai, hai... aku datang lagi, maaf lama. Satu minggu ini aku sibuk kumpul keluarga besar, semoga setelah ini bisa konsisten lagi. Terimakasih sudah menunggu🤗

Tidak lupa aku juga mau mengucapkan, mohon maaf lahir dan batin buat semuanya🙏

1
kalea rizuky
pinter jangan tertipu tangis palsu dia aja. bego mau di manfaatin ampe bertahun tahun
kalea rizuky
hmmm pdhl bagus tp klo balik lagi hmmmm jd males pantes like dikit wong MC nya tolol gini harga diri di injak injak masih cinta helehh prett
kalea rizuky
hahahaha kapok karma buat lu yg tolol lan sialan
kalea rizuky
gas kan aja lah dripada balik ma mantan siall entar
kalea rizuky
klo balik g ada beda ma novel lain di sakiti balik beehh skip
Sabrina Rahmadini
luar biasa
kalea rizuky
jd anya ogah kasih kesempatan ke dua karena keluarga di permalukan loh harga diri di injak injak moga g balikan aminnnnnnn
kalea rizuky
entah g rela hadirin cwok lain donk yg ngejar biar mantan keki
kalea rizuky
moga gk balik najis
Isma Nayla
bagus kanya,biar alan merasakn sakit yg sama yg pernah kamu rasakn klu perlu yg lebih.
coba alan tau klu kanya mau nikah biar tau tuh sakitnya kayak gmn bl orang yg di cintai nikah sama orang lain.
Myra Myra
maybe kalau jodoh korang bersama...Alan kamu kena tegas
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
yuning
sabar Alan, yakinlah.satu hal,doa orang yang dizolimi itu sangat mujarab
Rully Mikela
ceritanya bagusss. pengen sedih tapi malah ketawa...
Jeng Ining
gpp Lan, jelasin aja, wajib bagimu menjelaskan keadaan yg sebenernya wkt itu, takdir selanjutnya pasrahkan saja, meskipun nanti kamu kudu pergi setidaknya kamu udh ga ada beban hati lg
Rabiatul Addawiyah
sanggup ga Lan? 😁
Rahmawati
aduh kanya knp setuju sm ortumu, km kan masih cinta sm alan
Saadah Rangkuti
maka dari itu..percuma juga kamu jelasin semua
Myra Myra
lebih baik Lan settle kn mslh mu Ngan pompun urat malu terputus tu dulu baru kamu jalinkan hbgan...klw tak gunakn cara licik bkak aib dia dkt mahkamah
Siti Zaid
Lanjut lagi author...semangat💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!