Dara diam-diam suka pada murid baru disekolah nya namun sang cowok sudah memiliki kekasih yang merupakan murid populer di sekolah.
namun malam naas menimpa Dara jelita tepat di malam puncak perpisahan. tragedi yang merubah hidup seorang Dara Jelita hingga menjungkir balikan dunia dan impiannya. tragedi yang juga meninggalkan rasa benci mendalam terhadap Sagara, laki-laki yang menghancurkan hidup Dara.
Namun siapa sangka keduanya dipertemukan kembali saat mereka sudah sama-sama dewasa.
Pertemuan tak terduga antara dua anak manusia dan membuka satu rahasia yang pernah tersimpan didalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
aku merasakannya
Disaat Dara berjuang melahirkan bayinya, ada seorang pria yang juga sedang berjuang melawan rasa mual dan rasa sakit yang entah apa penyebabnya.
Dia adalah Sagara Adyaksa yang sejak siang sudah mulai merasa tidak nyaman pada area perutnya. Bahkan dia memuntahkan semua makanan yang ia makan. Tubuhnya lemas dan wajahnya juga sangat pucat sekali.
Berkali-kali Evan memintanya untuk mau cek up kerumah sakit tapi Gara selalu menolaknya. Alhasil tepat tengah malam Gara ditemukan pingsan di area kitchen set dan wajahnya semakin pucat serta tangan yang dingin.
"Kondisinya sudah lebih baik. Dan saya sarankan agar pasien beristirahat total untuk beberapa hari serta juga pola makannya harus tetap diperhatikan jika tak ingin penyakit Gerd nya semakin parah" ujar dokter RS di kota London setelah melakukan pemeriksaan.
Gara menatap kosong ke arah jendela kamar inapnya, pikirannya tertuju pada satu nama yang memang sudah memiliki tempat khusus di hati dan pikirannya.
"Gara.... Sebenarnya kamu kenapa? Tolong jangan siksa dirimu seperti ini" kata Evan.
Sagara tak menjawab. Ia juga tak tahu apa penyebabnya ia jadi seperti ini.
"Sekarang tanggal berapa?"tanya Gara tiba-tiba.
Meski bingung tapi Evan tetap menjawab pertanyaan Gara.
"Tanggal 23 Maret. Kenapa? Apa ada yang spesial...??" tanya Evan dengan kening mengernyit.
"Ra.. Apa ini waktunya...??" ucap Gara yang lebih terdengar seperti bisikan.
Mata Gara memanas.
"Apa sudah ada kabar tentang keberadaan Dara dan calon anakku?" Gara mengalihkan pembicaraan.
Evan menggeleng lemah.
"Orang suruhan ku belum menemukan apapun perihal gadis itu." sahut Evan.
"Apa mungkin Papa terlibat dalam hal ini?" tebak Gara curiga.
Belum sempat Evan menjawab, ruang rawat Gara dibuka paksa oleh seorang gadis yang langsung berlari memeluk Gara yang terkejut.
"Kamu kenapa? Apa ada yang sakit?" tanya gadis yang tak lain adalah Reva tunangan Gara menangkup pipi Gara.
Gara yang merasa risih segera menyingkirkan tangan Reva dari sisi pipinya.
"Aku baik-baik saja. Kenapa kau ada disini saat tengah malam? Dan kau bau alcohol" tanya Gara menutup hidungnya.
Reva cemberut dengan perlakuan Gara.
"Kamu kenapa sih, kok kayak nggak senang aku datang. Kamu lupa, aku ini tunangan kamu dan setelah kita menyelesaikan pendidikan kita akan segera menikah" ucap Reva dalam mode manja.
Evan yang melihat situasi yang tidak baik langsung keluar dari ruangan itu. Jika boleh jujur, Evan juga sebenarnya tidak menyukai sifat Reva yang pemaksa dan suka berlaku seenaknya.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku. Kau dari mana? Dan kenapa pakaian mu seperti wanita..." Gara mengalihkan pembicaraan.
Gara memandang sinis pakaian yang dikenakan Reva malam ini. Reva memakai sebuah crop top bertali spaghetti memperlihatkan perutnya yang rata dipadu dengan sebuah hot pants yang cuma menutup bagian penting.
Reva cemberut mendengar omelan Gara.
"Kamu itu nggak tahu ini tuh style anak-anak muda disini. Memangnya kamu yang cuma belajar dan mengurung diri di apartemen seperti laki-laki cupu" rutuk Reva.
"Pakai mantel mu. Nanti kau bisa masuk angin. Ini musim semi Reva. Dan aku tidak ingin mengurus orang sakit" ucap Gara yang kemudian membalikkan badannya menghadap jendela kamar.
Meski kesal, Reva tetap memakai mantel yang sejak tadi hanya di sampirkan di lengannya. Ia sudah mulai merasa kedinginan. Musim semi di London berbeda dengan musim hujan di Indonesia.
...----------------...
Ketika pagi datang, Gara terbangun dari tidurnya saat mendengar suara orang yang muntah-muntah di dalam toilet.
Meski dengan tubuh yang masih lemas, Gara mendorong tiang infusnya menuju sumber suara.
Reva keluar dari dalam toilet dengan wajah basah dan pucat.
" Kenapa?" tanya Gara singkat.
Reva bukannya menjawab, ia justru merebahkan tubuhnya pada sofa di ruangan itu tempat ia tertidur semalam.
"Berapa banyak kau minum?" tanya Gara sekali lagi.
"Entahlah aku tidak ingat. Aku minum hanya untuk menghormati teman kelas ku yang sedang ulang tahun" sahut Reva lemah.
Tak lama Evan muncul menenteng beberapa kotak makanan.
"Minum obat pengar ini baru setelahnya sarapan" ucap Evan memberi sebotol obat untuk Reva.
Gadis itu mengambil tanpa bantahan karena ia sudah tak memiliki tenaga untuk berdebat dengan siapapun saat ini.
"Kapan aku bisa pulang Van?" tanya Gara yang sudah duduk di tepi ranjang pasien.
"Lusa... Kamu harus istirahat total setidaknya selama seminggu. Dan aku sudah meminta izin pihak kampus mu" sahut Evan yang sedang membuka kotak makan dan diangsurkan pada Gara.
"Setelah ini kau ikut pulang bersama Evan" pinta Gara pada Reva.
Evan menatap tajam kearah Gara.
"Aku bisa pulang sendiri!!" sahut Reva.
"Terserah...!!!" jawab Gara cuek.
Ia malas berdebat dengan gadis yang selalu membantah ucapannya padahal itu demi kebaikan dirinya sendiri.
Menjelang siang, Evan tetap mengantarkan Reva kembali ke apartemennya sekaligus ia juga harus mengambil pakaian ganti untuk Gara.
Gara mengdial beberapa nomor yang ia dapatkan dari teman-teman sekolahnya terdahulu.
Ragu-ragu ia mengdial nomor ponsel itu.
Entah kenapa nama sahabat Dara selalu terlintas dibenak Gara sejak semalam.
Gara yakin jika Hanifa tahu keberadaan Dara.
Beberapa kali panggilan, tetap tak ada jawaban dari Hanifa.
"Fa ini aku Sagara Adyaksa... Aku hanya ingin tahu keberadaan Dara dan calon bayi ku. Apa kamu tahu?"
"Hanifa... Jika kamu tahu keberadaan mereka tolong kabari aku..."
Dan masih banyak lagi pesan-pesan yang Gara kirim ke ponsel Hanifa berharap sahabat Dara itu membalasnya.
Setidaknya ia harus tahu apakah Dara dan calon bayi mereka baik-baik saja. Itupun sudah cukup dan Gara akan mengirimkan sejumlah uang untuk biaya persalinan atau biaya lainnya untuk Dara.
Sagara selain berkuliah disana, ia juga bekerja paruh waktu di beberapa coffee shop. Ia tak ingin terlalu bergantung pada uang yang diberikan oleh Papanya.
Mungkin setelah ini , Gara akan mencari beasiswa untuk studinya.
Setelah hampir dua jam menunggu, Hanifa mengirimkan sebuah foto untuk Gara.
" Dia putra kalian... Namanya Ardiaz Raskha yang artinya kebahagiaan dan kekuatan. Karena Dara berharap ia bisa bahagia dan kuat meski tanpa suami di sisinya "
Itulah balasan pesan yang dikirim oleh Hanifa.
Gara menangis sejadi-jadinya dan terus mengucapkan kata maaf pada dua orang yang sangat ia cintai.
Ini kali kedua ia merasa seperti lelaki pecundang yang tak bisa berbuat apa-apa kepada orang-orang yang ia sayangi. Dan memilih pergi keluar negeri hanya dengan alasan ia ingin melindungi Dara dari tindakan kejam sang Papa.
Gara masih duduk di sudut ruang rawat. Tatapannya kosong.
Ingatannya kembali kepada masa lalu. Seandainya mamanya masih ada, mungkin ia akan menangis di pangkuannya saat ini.
"Gara ...." panggilan lembut dari seorang wanita yang begitu mirip dengan sang Mama.
Gara menoleh.
"Mbak Karina..." lirih Gara menyambut wanita yang begitu mirip dengannya.
"Mbak disini dek... Maaf baru bisa menemui mu sekarang...." ujar Karina yang merupakan saudari perempuan satu-satunya Sagara yang sudah menikah tapi hingga tahun keempat pernikahannya belum juga dikaruniai keturunan.
"Dia sudah melahirkan mbak. Anakku laki-laki, tampan dan wajahnya persis aku mbak..... Dara pasti benci banget sama aku mbak ...." tangisan Gara terdengar pilu di telinga siapapun yang mendengarnya.
Hanya karena keegoisan satu orang menyebabkan kesengsaraan bagi orang-orang disekelilingnya.
Mau bagaimanapun Gara menyesali perbuatannya, tetap ia tak bisa berbuat apa-apa karena kekuasaan masih berada di tangan Papanya , Robi Adyaksa tanpa ada satupun yang bisa membantahnya.
To be continued.....
beautiful story'
bersyukur semua happy 0ada akhirnya
yaa.begitulah kehancuran memang akan datang bersama-sama dengan keserakahan...sayang dia mati sebelum kena karma nya
padahal telah membuat neraka buat ank ank nya
bukan cuman anak durhaka,tapi orangtua durhaka pun banyak.
jangan menghujat takdir
karena semua jalan yg kau tempuh hanya untuk memberikan jalan untuk bertemu kembali dengan mu
karena memang dari awal...kau memang milikku 🤭
readers yg happy
ya..bukan kah laki laki yg baik buat perempuan yg baik
walaupun diperjalanan terkadang banyak sandungan dan derita
tapi pada akhirnya aku hanya untukmu
kenapa?
karena dari awal memang kau milikku,hanya pernah tersesat sebentar
semua berharap bisa memenuhi nya tapi banyak juga akhirnya melupakan nya..
jadi...aku hanya akan membuktikan nya bukan memberikan mu janji
hayaaaaa🤣🤣
istr dilibatkan dalam berhubungan dengan wanita lain
karena bagaimanapun,semua perselingkuhan dan kesalahan pahaman diawali dari simpatik dan kasihan
akhirnya jadi kebablasan
ga perlu memaksakan sebuah hubungan buat pria yg cuman setengah hati
mending lepaskan
banyak seribu jalan buat kita survival daripada memaksa sesuatu yg akhirnya memang akan lebih menyakitkan untuk kita
karena kan udah lama banget ini
wkwkwkwk
kemakan omongan sendiri
aku si mang sedikit takut kalau kita kelemahan besar.
walaupun dimulut dia bilang akan menerima semua
pasti ada waktu nya dia akan mengungkitnya sesaat ketika dia kesal
jgn...mumpung blm terlalu dalam. lepaskan hubungan seperti ini
karena akan terasa melelahkan
walaupun impact nya memang luar biasa dan membantu tidak mengurangi kekecewaan adik adik mu far
anggep aja ini cuman pembayaran ganti rugi dari apa yg kau lakukan
jadi ga perlu berbesar hati
aku ga .. terkagum kagum
kehilangan seseorang yg dicinta bukan membuat nya sadar
malah makin menyiksa ank ank nya yg sudah ditinggal
kan,Diaz yg akhirnya terluka
sekali lagi
terus Daddy aku bagaimana ini kata si little boy
gpp de,yg penting happy yaa
tapi ketika air itu ada di genangan yg sama diwaktu yg lama
akan lebih melebur dr pada darah itu sendiri
selain papanya ,Reva juga selingkuhan kakaknya
wahhh.. totalitas bgt dia jadi j*l*ng nya