Percaya tidak kalau keberuntungan seseorang yang pertama kali adalah terletak di rahim mana Ia di lahirkan. Terlahir dari rahim seorang yang punya moral tidak baik harus membuat Kayla Lestari berjuang extra agar tidak mengikuti jejak sang Ibu.
Mampukah Tari melakukan itu ??
Yuk simak selengkapnya, jangan lupa dukung karya Author
Rate, like, komen, fav dan share ya, makasih.
Love you all💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mama
Maudy sedang menyiapkan resep obat untuk Tari ketika sebuah panggilan menghentikan aktivitas Maudy, Ia sontak menoleh.
" Mama ! bolehkah aku memanggil dengan panggilan Mama saja "
Air mata luruh di kedua bola mata mata Maudy, ini bagaikan sebuah mimpi. Ia hanya ingin di panggil Ibu namun Tari lebih memilih memanggilnya dengan panggilan Mama.
" Mama ? bolehkah kamu ulangi lagi Nak " Maudy ingin mendengarnya sekali lagi siapa tahu pendengaran nya salah.
" Mama Maudy, bolehkah Tari manggil Mama saja "
Maudy langsung menghambur memeluk tubuh Tari dengan perasaan bahagia, tidak ada bahagia yang Ia rasakan selama kurang lebih setahun terakhir ini. Semua menguras air mata, andai dirinya bukan seorang Dokter yang di tuntut harus profesional dalam menjalani tanggung jawabnya mungkin dia sudah frustasi sejak awal.
" Makasih sayang, makasih Nak, makasih sudah memanggil Ibu dengan panggilan Mama. Kita akan hidup sama sama sayang, berjuang membesarkan nya nanti "
Tari mengangguk setuju, entah apa yang membuat hatinya begitu yakin kalau Maudy adalah orang baik dan bisa memberikan gelar Mama padanya.
Di rumah mewah berlantai dua itu kini Tari berada, disana Ia memulai semuanya. Semenjak keberadaan Tari rumah itu menjadi tidak sepi lagi, Maudy yang selama ini sering memilih menghabiskan waktu di klinik kini Ia lebih memilih pulang ke rumah karena ada yang membuatnya nyaman pulang.
Aroma masakan menyeruak di indra penciuman Maudy, wanita berumur empat puluh tahun itu mulai mengendus endus.
" Wah kayaknya enak nih, dari baunya saja sudah kebayang gimana enaknya "
Tari tersenyum melihat kedatangan Maudy.
" Mama, Mama sudah pulang. Iya ni Ma, Tari lagi nyoba bikin sayur lodeh, nyobain resep yang Tari dapat waktu bekerja di warung makan onoh. "
Maudy sangat bahagia, kini hidupnya lebih berwarna dengan kehadiran Tari.
" Wah enak itu Nak, terus Mama bantu apa dong "
Tari menggeleng cepat
" Tidak Ma, Mama hanya perlu naik ke atas dan membersihkan diri, setelah itu ganti baju dan turun. Kita akan makan siang bersama sama "
Maudy masih berdiri disana, memperhatikan Tari yang sibuk dengan pekerjaan nya. Ia sangat fokus dengan setiap detail yang Ia kerjakan.
" Ada apa Ma, love you Ma " Tari langsung memeluk tubuh Maudy membuat wanita itu menitikkan air mata, sebuah ciuman Ia daratkan di pipi Maudy.
" Baiklah sayang, Mama naik dulu, hati hati masaknya ya "
Tari mengacungkan kedua jempolnya pada Maudy di sertai senyum manisnya.
" Oke Mama sayang "
Makan siang terasa sangat nikmat, Maudy sangat jatuh hati dengan masakan Tari.
" Ma, hari Jum'at Tari boleh nggak pergi ke satu tempat "
Maudy berpikir sesaat
" Apa Mama boleh ikut " Tawar Maudy
" Boleh Ma, tentu saja boleh " Tari mengangguk cepat.
Hari yang di nanti tiba, Tari sudah memakai pakaian yang rapi.
" Sebenarnya kita mau kemana Nak " Tanya Maudy.
Tari mulai menceritakan semuanya dan diam diam Maudy mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu disana.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang hinga tiba di sebuah Resto.
" Kita sampai Ma, disini tempatnya. Ayo masuk, mereka sangat baik loh, semoga kita masih dapat makan gratis disini "
" Assalamu'alaikum Mbak, masih ingat aku. Aku kemari sama Mama ku, bisakah kami dapat seperti yang dulu "
Pelayan itu tersenyum dan mempersilahkan Tari dan juga Maudy untuk duduk.
" Aku mau udang yang besar itu lagi ya, oh ya makasih atas makanan gratisnya yang dulu, aku nggak sempat bilang makasih karena dulu kayaknya Mbak nya salah membungkus kan nasi sama lauknya "
Lagi lagi pelayan itu tersenyum.
" Iya sama sama Nona, tidak apa apa "
Maudy duduk dengan gelisah, semoga tidak ada kesalahan hari ini.
" Ini Bu, Nona silahkan di nikmati "
Tari berterimakasih pada pelayan yang sangat ramah itu.
" Eh Mbak tunggu, ini gratis kan " Tari bertanya pelan.
" Iya Nona, makanlah sepuasnya. Saya kedepan dulu ya "
Tari makan dengan sangat lahap, Ia bahkan berkali kali mengelus perutnya.
" Sebenarnya Tari dulu nggak suka sama udang, suka alergi. Tapi semenjak hamil Tari jadi suka makan udang dan anehnya lagi Tari nggak merasakan alergi sama sekali "
Maudy tersenyum
" Itu mungkin kemauan bayinya, terkadang kita akan menyukai sesuatu yang tidak kita sukai atau membenci sesuatu yang kita sukai saat hamil, jadi tidak perlu khawatir "
Tari mengangguk faham, Ia juga setuju dengan apa yang di katakan oleh Ibunya itu.
" Sekarang kita mau kemana lagi " Tanya Maudy ketika mereka usai menikmati hidangan mereka.
" Ah Tari sudah kenyang Ma, nggak mau kemana mana lagi, Tari ingin pulang saja "
Baru akan berdiri sebuah suara menyapa mereka.
" Ibu Maudy, alhamdulillah Ibu bisa mengunjungi Resto Ibu, kami sangat senang sekali "
Maudy merasa tidak nyaman, padahal tadi semuanya sudah berjalan lancar. Namun sayang salah satu karyawan nya ternyata menghancurkan semuanya.
" Kamu kan pegawai disini, apa maksud mu Ibu, pemilik Resto ini " Tanya Tari dengan kening berkerut.
" Iya, saya pegawai disini dan ini Resto milik Bu Maudy, memangnya Mbak nggak tahu "
Tari menatap Maudy mencoba mencari kebenaran, sedangkan Maudy yang di tatap sedemikian intens hanya merasa gugup. Ia takut Tari akan malu dan juga marah padanya.
" Jadi benar Mama yang punya Resto ini " Tanya Tari memastikan.
Pegawai yang melihat interaksi kedua wanita di depannya ikutan bingung, apalagi panggilan Tari yang memanggil Maudy dengan sebutan Mama. Sedangkan semua karyawan tahu kalau pemilik Resto itu tidak memiliki anak sama sekali.
" Iya sayang, ini punya Mama. Maafkan Mama ya "
Di luar dugaan Maudy, Tari malah bersyukur dan memeluk Maudy dengan memberikan beberapa ciuman di wajah wanita itu.
" Wah tidak salah sih, Mama ku orang yang baik, sudah pasti pemilik Resto ini orang baik. Makasih Ma, karena Tari di beri makan gratis, Mama tahu nggak dulu Tari sangat lapar dan ingin makan udang, tapi Tari langsung pergi saat Tari lihat harganya, namun karyawan Mama malah menawarkan Tari makan gratis, katanya disini gratis setiap hari Jum'at. Pasti ini karena permintaan Mama kan "
Maudy mengangguk senang, Ia lega sekali. Tadi Ia sudah ketakutan kalau Tari akan membencinya.
" Kalau begitu Tari bisa dong Ma ikut bekerja disini, boleh kan Ma. Hitung hitung ngusir bosan di rumah "
Maudy tidak bisa menolak ke inginan Tari, Ia hanya khawatir Tari kelelahan pada kehamilan trimester terakhirnya itu.
" Boleh sayang, tapi ingat jangan terlalu lelah. Ingat janin yang ada di rahim mu yang juga harus kamu jaga "
Tari berjanji akan bekerja dengan baik dan akan tetap menjaga diri, Ia tidak akan membuat kesalahan lagi sebagai seorang calon Ibu.
El - Tari
Kevin - Vania
Alvin - Risma
Ilmi - Imel
🥰🥰🥰🥰🥰