Penderitaan yang dialami Hana selama ini kini terbalas melalui Seorang perempuan yang dibawah oleh Suaminya untuk dijadikan Madu untuknya.
Dia tidak pernah menyangka Hidupnya akan berbeda dan Terlindungi oleh Madu yang dianggap sebagai saingan dan juga penderitaan.
Madunya Tidak hanya menjadi pelindung Tapi juga Bisa mengembalikan segala Yang dia miliki yang selama ini gdi kuasai suami dan juga keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
Arman tidak menggubris perkataan istrinya, dia hanya diam saja sambil menikmati kursi yang didukung sang istri selama ini.
Hana hanya bisa menghela nafas melihat tingkah suaminya itu, dia mendorong kursi rodanya untuk pulang kerumah karena dia sudah tidak ada kepentingan, dia bahkan mencarikan langsung sekretaris untuk sang suami dan hari ini akan datang.
"Permisi pak".
Arman yang sedang menikmati kesenangan nya akhirnya terganggu mendengar ketukan dan sapaan dari pintu.
"Masuk". Ucapnya dengan kesal.
Matanya membulat sempurna melihat wanita cantik dan anggun serta sangat menggoda didepan nya, dia langsung merapikan duduknya yang tadi ogah-ogahan.
"Maaf Pak, saya sekretaris anda yang baru, saya datang memperkenalkan diri karena saya akan mencari tahu dulu tentang jadwal bapak hari ini dan seterusnya". Ucapnya dengan sopan.
"Cantik dan sangat menggoda". Cicit Arman dengan mata liar memandang tubuh perempuan di hadapannya ini.
"Kena kau". Cicit gadis itu dalam hati.
Dia sengaja berpenampilan yang sangat cantik dan menggoda agar bosnya ini tertarik padanya, dia punya misi khusus saat ini.
"Kamu harus mengatur jadwalku kemudian membantuku membuat laporan dan mengerjakannya, aku hanya akan tinggal tandatangan, kau juga harus memenuhi kebutuhanku selama dikantor begitu juga harus ikut bersamaku kemana pun aku pergi, kamu mengerti?? ". Arman bertanya dengan suara sangat lembut.
Dia sungguh tertarik pada perempuan cantik dan seksi dihadapannya ini tanpa tahu jika semua ini akan jadi malapetaka untuk dirinya sendiri.
"Baik Pak, kalau begitu saya keruangan saya lebih dulu". Pamitnya pelan.
Arman yang merasa kehilangan langsung menahannya karena dia masih penasaran.
"Namamu Siapa?? ". Arman langsung bertanya dengan pelan.
" Nama saya Rukayya Almira Pak, bapak bisa memanggil saya dengan sebutan Kayya saja". Ucapnya dengan senyum menggoda.
Arman merasa jika perempuan ini juga tertarik padanya, buktinya senyumnya dibuat sangat manis dan terkesan sangat menggoda begitu juga dengan suara nya.
"Oke, usiamu berapa tahun?? ". Tanyanya lagi.
Dia sengaja membuat sekretaris nya ini lama-lama bersamanya, menurutnya dia cukup tampan dan sekarang dia punya segalanya, tidak salah kan jika dia memiliki istri lain selain istrinya yang cacat itu.
"Usia saya 27 tahun Pak, belum menikah".
Arman merasa dapat jackpot, dia pasti akan mendapatkan perempuan dihadapan nya ini bagaimana pun caranya, kalau perlu dia ancam dipecat jika tidak mau menurutinya.
" Bagus, sekarang kerjakan laporan yang ada diatas meja aku sekarang, nanti serahkan kepada aku jika sudah selesai". Tunjuknya kepada setumpuk berkas dihadapannya itu.
Kayya mengangguk tersenyum kemudian mengambil barang dari hadapan sang bos, mata Arman melotot sempurna melihat pemandangan dihadapannya itu.
"Gila montok banget". Cicitnya lama hati.
Tubuhnya langsung menegang, dia sudah lama tidak merasakan belaian si kecil bawahnya itu, melihat apa yang ada didepannya menjadikan si belalai kecilnya bereaksi sebagai lelaki normal.
"Kalau begitu saya permisi dulu pak". Ucapnya dengan senyum manis.
Kayya yang berada diluar pun menyeringai, dia tahu kalau bosnya itu sudah masuk dalam perangkapnya, dia akan hanya melempar umpan padanya nanti agar bisa ditangkap oleh lelaki sialan itu.
Begitu kayya keluar, Arman langsung melihat kebawah dan mengumpat pelan, dia harus menuntaskan hasratnya sendiri karena istrinya tidak mungkin bisa memberikannya kepuasan dalam keadaan cacat seperti itu.
"Sial, tunggu saja kau pasti akan jadi milikku". Ucapnya berlari ke kamar mandi untuk menuntaskannya.
Setelah selesai, dia keluar dari ruangan karena ingin memesan minuman dingin agar kepalanya jernih, dia sedang memikirkan pemikiran kotor akibat sekretaris nya itu.
Hana yang telah sampai dirumah pun menatap mertua dan iparnya itu dengan kening mengkerut, terasa sangat janggal karena keduanya tiba-tiba ramah dan baik padanya.
"Ada dokter yang akan memeriksa kamu Hana, tadi Arman berpesan untuk memberitahukan kamu jika dokter yang akan membantu kesembuhan kamu akan datang, baru saja dia tiba, itu dia duduk disana". Ucap Anita menunjuk dokter muda.
Hana memicingkan matanya melihat dokter itu, dia bingung karena dia sudah punya dokter pribadi dan entah mengapa firasatnya mengatakan jika ada udang dibalik batu
"Maaf, saya punya dokter pribadi, saya tidak mungkin menerima asal dokter yang baru saya kenal jadi dokter bisa pulang dan sampaikan pada suami saya jika saya menolak". Ucapnya berlalu meninggalkan ruangan itu.
Kepergian Hana menyisakan keheningan campur amarah pada keduanya, rencana yang mereka susun gagal total dan entah mengapa Hana bisa menjadi pembangkang setelah kecelakaan itu.
Dokter itu langsung berwajah masam mendengar perkataan Hana barusan kepadanya, dia tidak menyangka akan diperlakukan seperti itu, padahal dia ikut rencana besar itu dengan mengorbankan banyak hal.
"Maaf dokter, nanti saya akan bicarakan masalah ini pada putra saya, dokter tenang saja, rencana yang kita buat tetap akan berjalan". Anita berusaha meyakinkan sang dokter muda.
Sedangkan sejak tadi Aina menatap dokter itu penuh kekaguman, dia harus bisa mendapatkan lelaki tampan, tinggi dan pekerjaan yang bagus seperti lelaki dihadapannya itu.
"Iya, kabari saya jika sudah, kalau begitu saya permisi". Ucap sang dokter melihat tingkah Aina yang sejak tadi memperhatikan dirinya.
Anita mengeram kesal, dia tidak menyangka jika Hana bersikap seperti itu pada dokter pilihan anaknya.
Setelah sore hari, Arman yang baru akan pulang pun melihat Kayya yang sedang menunggu kendaraan, dia lalu memberhentikan mobilnya, dia akan mulai dari sekarang untuk mengambil hati Kayya dan menjadikannya istrinya nanti.
"Ayo masuk Kayya, hari sudah gelap mau hujan". Ucapnya membuka sedikit kaca mobilnya.
"Memang boleh pak, saya takut istri bapak marah nanti". Ucapnya tersenyum kecil".
"Tidak akan, ayo masuk, saya akan antar kamu pulang".
Kayya tidak menjawab, tapi masuk kedalam mobil dengan seringai tipis karena rencananya berhasil.
Setelah sampai di kontrakan Kayya, Kayya memulai aksinya untuk menjebak atasannya itu, Setelah turun Kayya menawarkan bosnya itu masuk kedalam rumah untuk minum, dia memberikan minuman dengan berisi obat tidur nantinya, setelah itu dia akan melakukan aksinya.
Benar saja setelah meminum minuman yang disediakan oleh Kayya, nafas Arman terasa berat.
Kayya menuntun Arman untuk masuk kedalam kamar karena Arman merasakan hal aneh ditubuhnya.
"Pak Arman kenapa?? ". Tanyanya pura-pura.
"Kepala saya terasa berat saya numpang istirahat disini dulu yah". Ucapnya dengan pelan.
"Boleh dong pak". Ucap Kayya dengan suara menggoda.
Dia bahkan membuka blazer nya untuk menggoda Arman, mereka kini duduk berdampingan, Arman sudah merasa ingin memakan Kayya tapi Kayya berusaha untuk menolak padahal itu bagian dari rencananya.
Saat akan mencium Kayya tubuhnya langsung ambruk dipelukan Kayya tanpa aba-aba.
"Kau kira aku ingin tidur bersama pria tidak tahu diri seperti mu". Sinis Kayya langsung menghempaskan Arman kasar di ranjang itu.
mengasuh bagusnya
apakah dia adik yang hilang??