menceritakan dua saudara kembar, yang berusaha menyelamatkan kalung peninggalan kakek mereka. kemudian mereka terpisah.
salah satu dari mereka nyasar ke zaman kuno. yang Dimana ia menggantikan posisi putri jendral Ricard.
ia menjalani kehidupan nya, sambil ia mencari jalan keluar dari sana, dan kembali ke dunia modern.
apakah melia dapat kembali menemukan jalan keluar ? apakah ia akan di pertemukan kembali dengan saudaranya ?
simak terus ya geng...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian 11
***
"Kenapa ?, Apa aku tidak boleh kesini, atau kalungnya aku pecahkan saja" ujar Jelitas menyipitkan sebelah matanya.
"Eh heha.. Jangan donk tuan. Kalau dipecahkan saya akan kemana..." Ujar alio malu-malu sambil menyatukan kedua tangannya. ( Hade... Pakek ngancam lagi, awas aja....) Batinnya.
"Aku bisa mendengar mu..." Ucap Jelita
"Eh... hehehe.. lupa kalau punya kekuatan mendengar batin seseorang. Tapi nona, kekuatan itu melanggar privasi orang lain Lo..." Sindir alio si kucing Persia.
"Oh ya, tapi menurut aku, kekuatan ini adalah anugerah. Kalau tidak ada kekuatan ini, aku tidak akan tau seberapa busuk hati mu...huh...." Ujar Jelita membuang muka.
"YAA..... Kenapa tega sekali tuan.... hiks..... hiks..." Isak alio.
"Hais..... dramatis sekali. Hu.. sudahlah aku kesini ingin melihat kondisi Jelita sekalian membuat ramuan penawar segala jenis racun." Ujar Jelita mengatakan maksud kedatangannya.
"Huf... Tidak perlu dijelaskan tuan aku sudah tau..." Sombong alio.
"Wah... hebat juga kamu, padahal aku belum memberi taumu." Kagum Jelita
"Lah...itu baru saja di kasih tau..!! Hahah" tawa alio. Sementara Jelita memasang ekspresi
bodoh nya.
"Hah..... Dasar kamu ya, sengaja ngerjain orang." Ujar Jelita melipat tangannya. Sementara alio masih tertawa. "Hais... Sudah-sudah... Buruan bawa aku melihat kondisi Jelita." Ujarnya lagi. Alio pun menghentikan tawanya, tersenyum sedikit. Muka Jelita sudah memerah menahan malu, alio pun menuntun Jelita bertemu dengan Jelita yang asli.
"Bagaimana kondisinya, apa sudah mendingan racunnya ?" Saat ini mereka kembali dalam mode serius.
"Masih di usahakan nona, ramuan sangat sulit untuk di masukan ke dalam mulutnya sehingga membuat proses penyembuhan terhambat." Jelas alio. Mendengar penuturan alio, Jelita berpikir sejenak. Ia baru ingat.
"Alio, apakah semua barang-barang dari dunia modern ikut kesini. Apakah ada alat-alat medis dari dunia modern ?" Tanya Jelita.
"Ada nona. Mari saya antar ketempat nya." Mereka berjalan menghampiri sebuah kediaman yang tidak jauh dari tempat peristirahatan Jelita yang asli. Sesampainya mereka disana. Mereka langsung masuk kedalam. Melia cukup terkejut melihat semua benda-benda dari dunia modern, ada disini.
"Wah..... Ini keren sekali. Benar-benar ajaib...." Kagum Jelita dengan tampang bodohnya. Alio menggelengkan kepalanya.
(Nona benar-benar polos dan bodoh..) umpat alio dalam hati.
"Apa kamu bilang, bodoh.....!!" Jelita melotot ke arah alio.
"Ups..... Maaf Nona, kecolongan.... Hehehe....!!" Nyengir alio.
",Kamu bilang kecolongan. Udah tau salah, malah jujur lagi....!?" Decak Jelita.
" Eh, nona bukannya jujur itu adalah perilaku terpuji...!!" Seru alio tidak mau kalah.
"Hais...... Kalau begitu, kamu saja yang bodoh..." Seru Jelita lagi.
"Mana bisa seperti itu tuan, nona... Eh.... Ngak bisa gitu lah tuan.....!!" Latah alio
"Kenapa tidak bisa, kamu kucing jelek dan bodoh, ditambah lagi, kamu itu kucing latah. Seperti kakek-kakek saja." Gerutu Jelita. ia melipat kedua tangannya. Mata alio mulai berkaca-kaca. "Hais.... Nangis lagi, kayak cewek....!!"
"Hua......." Suara Tangis alio. Jelita menutup kedua telinganya.
"Hais.... Sudah-sudah, aku minta maaf. Jangan nangis lagi, dasar cengeng. Cepatlah bantu aku menemukan suntik." Ucap Jelita. Tangis aliopun berhenti, ia mendekat kearah Jelita.
"Suntik...?? Apa itu....??" Tanya alio dengan tampang bodohnya. Jelita mengambil salah satu suntik dan memperlihatkannya pada alio.
"Ini....." Jelita menunjukkan benda itu sambil membuka tutupnya. Alio menelan ludahnya susah, melihat jarum suntik yang sangat tajam. Ia membayangkan bagaimana nanti jarum itu di tusukan kedagingnya.
"Wuaaaaa....." Teriak alio takut. Jelita terkejut dan hampir menjatuhkan suntik itu.
"Ya..... Kenapa kamu teriak-teriak....!!" Teriak Jelita, kembali dari keterkejutannya
" h..ha..a... tidak apa-apa tuan." jawab alio, Jelita memperhatikan gelagat Alio yang aneh. kemudian menyodorkan suntik itu didepan alio. reflek alio memundurkan tubuhnya.
"ya... " melihat reaksi alio, Jelita pun menertawakannya.
"hahahaha....... kau takut alio...?. kau ini, benar-benar cemen. masak jarum suntik sekecil ini saja takut. hahaha....." ujar Jelita sambil tertawa terbahak-bahak. muka alio jadi memerah menahan malu.
"sudahlah nona, jangan tertawa terus, akukan malu." namun tidak ada respon dari Jelita, ia masih asik tertawa. " Sudahlah nona, nanti nona keselek...." Tak lama alio mengatakan itu, Jelita pun keselek.
"Huk.. huk...huk....." Batuk Jelita, ia keselek sama air liurnya sendiri.
***bersambung***
nggak ada pula yang berani bunuh sama aja membiarkan musuh hidup
bakal ada balas dendam
sungguh luar nalar.