NovelToon NovelToon
Aset Besar Milik Istri Kecilku

Aset Besar Milik Istri Kecilku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Atik's

Semua orang terkejut saat bos besar mereka muncul dengan menggandeng seorang wanita muda. Karyawan pria terpesona karena lekuk tubuh dan aset besar yang terpampang itu, sementara karyawan wanita merasa cemburu pada sosok yang berjalan bersama atasan mereka.

"Turunkan pandangan kalian!" desis Vino dengan nada dingin. Banyak yang berbisik-bisik tentang Sea menyebutnya sebagai perayu ulung. Mendengar itu, David merasa darahnya mendidih. Ia berhenti, berputar, dan menatap tajam mereka yang berani menggunjing istrinya.

"Berani-beraninya kalian menyebut istriku penggoda!Kalian ingin mencari masalah, ya?"

Semua orang kaget saat tahu bahwa wanita yang mereka bicarakan ternyata adalah istri dari atasan mereka.

"A-ampun, Tuan. Kami tidak tahu kalau Nyonya adalah istri Anda!" kata salah satu dari mereka dengan nada takut.

David mendengus kesal. Wajahnya menjadi lebih lembut saat merasakan usapan halus di tangannya.

"Jangan emosi, sayang. Nanti mereka bisa ketakutan," bisik Sea den

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atik's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2

B 2

"Bukan karena itu, Bos. Saya menangis karena takut kehilangan pekerjaan di restoran ini," jawab Sea dengan jujur.

David tersenyum tipis. Entah mengapa, kata-kata sederhana Sea mampu membuat perasaannya bergejolak. Yang jelas, ia tidak akan membiarkan gadis kecil itu lepas dari genggamannya.

"Aku hanya menyuruhmu untuk istirahat dulu, Sea. Bukan berarti aku memecatmu!" ucap David dengan nada gemas.

Sea segera menghapus air matanya. Matanya kembali berbinar penuh harapan.

"Jadi, saya masih boleh bekerja disini, Bos?", tanyanya dengan antusias.

"Iya," jawab David singkat.

"Waahhhhhh, terima kasih banyak, Bos. Bos memang orang terbaik di dunia ini!", seru Sea dengan gembira.

David tersipu malu. Vino yang melihat kejadian itu.

Sea hanya bisa meringis ketika perutnya berbunyi dengan nyaring. Wajahnya bersemu merah karena menahan malu.

"Vino, segera siapkan makanan kesini!" perintah David dengan tanggap.

"Siap, Tuan Muda," sahut Vino.

David kemudian melirik arloji di pergelangan tangannya. Alisnya bertaut, menunjukkan kebingungan.

"Apa kau belum makan apapun sejak pagi?" tanya David.

Sea hanya menggeleng pelan.

"Jam makan saya belum tiba, Bos," jawab Sea.

"Apa maksudmu?" tanya David, semakin tidak mengerti.

"Saya hanya makan sekali sehari, Bos. Biasanya setelah pulang kerja. Hehe, tapi sepertinya hari ini perut saya tidak bisa diajak bekerja sama!" jawab Sea sambil menggaruk-garuk keningnya, merasa tidak enak.

David tertegun, seolah kehilangan kata-kata saat menyadari beratnya kehidupan yang selama ini dipikul oleh Sea. Tanpa ragu, ia bergegas menuju dapur untuk mengambil makanan sebanyak-banyaknya. Dalam benaknya, ia berjanji pada diri sendiri untuk tidak lagi membiarkan Sea mengalami hidup yang penuh kekurangan. Ia ingin mengubah setiap kesedihan menjadi kenangan indah yang tak akan pernah dilupakan oleh Sea.

*****

Sea melangkah pulang dengan hati riang dan senyum yang tak bisa ia tahan. Hari ini benar-benar hari yang membahagiakan baginya. Ia selamat dari pemecatan, dan yang lebih membuatnya terharu adalah perhatian tulus yang ia terima dari atasannya.

"Ya ampun, kenapa aku sampai lupa menanyakan namanya, sih? Benar-benar ceroboh!" Sea menggerutu sambil menepuk dahinya beberapa kali.

Sea terus menyalahkan dirinya sendiri karena telah melewatkan kesempatan untuk mengetahui nama orang yang telah menunjukkan perhatian dan kepedulian yang begitu besar padanya. Ia terlalu terpesona dengan hidangan lezat yang belum pernah ia rasakan sebelumnya di ruangan bosnya.

"Aduh... Kenapa aku jadi salah tingkah begini? Aduh, bagaimana ini?," gumamnya dalam hati, merasa malu.

Sreeeetttttt...

Di tengah lamunannya, tiba-tiba sebuah mobil berwarna putih berhenti mendadak di hadapannya.

Sea, yang tak menduga ada mobil yang berhenti mendadak, tersungkur ke aspal setelah menabrak bagian depan kendaraan itu. Ia mengaduh perih sambil mengusap lututnya yang terluka dan mengeluarkan darah akibat gesekan dengan jalanan.

"Aww, sakit sekali," keluh Sea lirih.

"Cepat bangun, dasar pelayan tidak berguna!" hardik Erna dengan nada tinggi saat keluar dari mobil. Tanpa belas kasihan, ia menarik Sea yang masih meringkuk di tanah sambil memegangi kakinya yang sakit.

"Aduh, Nona, sakit! Tolong, jangan tarik rambutku!" Sea berteriak memohon sambil berusaha melepaskan tangan Erna dari rambutnya.

"Sialan! Apa yang sudah kau adukan pada Tuan Muda, hah?!" Erna muak, amarahnya memuncak.

Alih-alih melepaskan cengkeramannya, Erna semakin kuat menjambak rambut Sea. Ia benar-benar hilang kendali. Tanpa ampun, ia menyeret Sea untuk menghadap pemilik restoran tempat gadis itu bekerja.

Ternyata, perusahaan besar itu mengambil keputusan drastis dengan membatalkan semua kontrak dengan agensi Erna. Tak hanya itu, nama Erna juga dicoret dari daftar model profesional. Awalnya, Erna tidak tahu menahu mengapa hal ini bisa terjadi. Namun, setelah mendengar penjelasan dari managernya, barulah ia paham bahwa dirinya telah membuat kesalahan dengan menyinggung salah satu karyawan David yang bekerja di sebuah restoran. Dan ternyata, pelayan itulah yang dimaksud oleh managernya. Tanpa membuang waktu, Erna langsung menuju restoran tersebut dan sengaja mencari Sea yang sedang berjalan seorang diri.

"Maksud Nona apa? Tuan Muda siapa?" tanya Sea dengan wajah penuh kebingungan.

"Jangan berlagak bodoh, dasar pelayan rendahan! Karena kau, semua yang kuraih lenyap! Sekarang kau senang?!" Erna membentak dengan nada bengis.

Plaakkkkkkkkkk

Sea kembali jatuh terduduk saat tamparan keras mendarat di pipinya. Dua kali ia menerima perlakuan kasar tanpa tahu apa kesalahannya. Muak dengan semua ini, Sea memaksakan diri untuk berdiri. Ia tidak sudi terus menjadi bulan-bulanan atas tuduhan yang tidak ia pahami.

"Saya bisa adukan Anda ke polisi atas penganiayaan! Anda sudah menampar saya dua kali tanpa sebab!" Sea berseru dengan nada tinggi.

Erna tertawa mengejek. Dengan dagu terangkat, ia berkacak pinggang.

"Laporkan saja kalau berani! Aku ini model papan atas, apa kau pikir polisi akan peduli dengan aduan seorang pelayan sepertimu? Laporanmu itu tidak akan ada artinya!" Erna menimpali dengan nada sombong.

Sea terbungkam. Lagi-lagi ia merasa tak berdaya di hadapan orang yang berkuasa.

Kilasan tentang masa depannya yang suram kembali menghantam Erna, membangkitkan emosinya. Ia mencengkeram dagu Sea dengan paksa.

"Apa yang sudah kau adukan pada Tuan Muda, hah?! Cepat beritahu aku sekarang!" desak Erna dengan tatapan tajam.

"Nona, sungguh, saya tidak mengenal Tuan Muda yang Anda maksud. Bahkan jika nyawa saya melayang saat ini, saya tetap tidak bisa menjawab pertanyaan Anda!" jawab Sea dengan nada lirih.

Ia pasrah. Terserah apa yang akan dilakukan wanita itu padanya. Perlawanan hanya akan sia-sia. Sea sudah terbiasa menelan pil pahit kehidupan sejak ia terusir dari panti asuhan.

Pukulan, makian, dan sikap acuh sudah menjadi santapannya sehari-hari. Dulu, ia pernah melawan, tetapi hasilnya selalu berujung lebih buruk. Trauma memang membekas, namun ia berusaha untuk tetap bertahan.

Erna mengerutkan dahinya, tampak sangsi. Ia menatap lekat wajah tirus Sea, mencari secercah kebohongan dalam ucapannya.

"Kau tidak berdusta?" tanya Erna, menyelidik.

"Lalu, bagaimana saya harus meyakinkan Anda, Nona? Saya benar-benar tidak tahu siapa Tuan David itu," jawab Sea dengan nada lesu.

Erna terdiam. Ia melepaskan Sea, lalu bersandar di badan mobilnya.

"Jadi, kau sungguh tidak mengenal Tuan David?"

Sea hanya menggeleng lemah.

"Katakan, siapa pria yang menemuimu di restoran dan mengajakmu pergi?" Erna bertanya dengan nada penuh tekanan.

"Dia... bos saya," jawab Sea lirih.

Senyum tipis terbit di wajahnya. Hatinya menghangat mengingat perhatian yang diberikan bosnya siang tadi. Dengan lembut, ia mengelus perban yang membungkus lukanya.

"Apakah kau tahu siapa dia sebenarnya?"

Sea hanya menggelengkan kepala, tanda tidak tahu.

"Ya ampun, saya sampai lupa bertanya siapa namanya, Nona!" ucap Sea dengan nada menyesal sambil mengangkat kedua tangannya.

Erna hanya bisa menghela napas. Betapa naifnya pelayan ini. Bagaimana mungkin dia tidak tahu nama bosnya sendiri? Dan yang lebih mencengangkan, dia sama sekali tidak menyadari betapa besar pengaruh orang yang bahkan tidak dikenalnya itu.

"Dasar tidak becus! Apa kau tidak pernah menonton TV di rumahmu?" sindir Erna dengan nada merendahkan.

"Maaf, Nona, saya tidak punya televisi," jawab Sea dengan polos.

1
azka
👋
Uji Coba
Mr p
Uji Coba
dari awal baca sampai bab 21 masih ok. alur masih nyambung. semoga kedepannya tidak ada pelakor ya Thor. semangat nulisnya. aku akan setia padamu seperti David ya g setia pada Sea. wkwkwk.. ku tunggu dobel update setiap hari
Uji Coba: dari awal sampai bab 21 dibikin senyum-senyum sama tingkah Sea dan David. semoga kedepannya tidak ada drama pelakor ya Thor. tapi ya terserah author lah. aku akan setia padamu.. wkwkwk.. seperti David yang setia pada istri kecilnya yang agak oon.. Ups... bukan ngejek ya Thor, ya. 😍😍
total 1 replies
Uji Coba
🤣
azka
Sea bikin ngakak brutal🤣🤣
sabun
Sea Sea😎😎
sabun
semangat💪💪
Mama Farez
buatlah karya dengan fikiran sendiri jangan menjiplak karya orang lain..
karna cerita anda sama dengan orang lain yg judulnya istri kecil sang pewaris cuma yg beda cm nama tokohnya...klu gak percaya cb cek dia udah ada bab 2 hargailah karya orang tor ...
jangan asal ketik kasihan orang yg udah mikir2 eh gak tau udah d jiplak
baru 2
nice
baru 2
😍
baru 2
sangat puas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!