NovelToon NovelToon
Penguasa Diamond Amber.

Penguasa Diamond Amber.

Status: tamat
Genre:Dunia Lain / Kutukan / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Tamat
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: NATALIA SITINJAK

Berkisah tentang seseorang yang terkena kutukan 'Tanpa Akhir' di kehidupan pertamanya. Pada kehidupan ke 2020 nya, sang Trasmigrator yang sudah tidak tahan lagi dengan kutukannya, memohon kepada Tuhan untuk membiarkannya mati.

Akan tetapi, seolah Kutukan Tanpa Akhir' menertawakannya. Sang Trasmigrator yang mengira kehidupan ke 2020 nya ini adalah yang terakhir. Sekali lagi jiwanya terbangun didalam tubuh orang lain. Kali ini adalah kehidupan seorang Nona Muda Bangsawan manja bernama Rihana Ariedny yang meninggal karena keracunan.

Sang Trasmigrator yang berhenti mengharapkan 'Kematian' memutuskan untuk menghibur dirinya dengan memulai kehidupan baru yang damai di sebuah wilayah terpinggirkan bernama Diamond Amber.

Namun siapa sangka banyak masalah mulai muncul setelahnya. Musuh bebuyutan dari banyak kehidupannya, sesama Transmigrator, yang baru saja ia temui setelah sekian lama malah ingin menghancurkan dunianya.

Yuuk ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NATALIA SITINJAK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

P. D. A

Aku benci hidupku. Aku benci kehidupanku yang berulang-ulang ini. Aku sudah tidak bisa menghitung berapa kali aku mati dan berapa kali aku hidup kembali dalam tubuh yang berbeda-beda setiap kali mati dan hidup kembali.

Aku mohon berakhirlah... Aku lelah setiap kali membawa semua ingatan ini, sangat melelahkan. Tuhan... Aku berharap supaya kali ini aku mati dan tidak hidup lagi untuk selama-lamanya, hanya itu saja.

...✿☯☯⁠✿...

...Penguasa Diamond Amber...

...✿☯☯⁠✿...

"...."

Cuit... Cuit... Cuit...

Berkedip.

Creekkk...

Pintu terbuka.

"Nona muda saatnya untuk bangun."

"Huuff...."

Bangun.

Menarik nafas....

"Well... Sepertinya kehidupan seorang nona muda bangsawan." Ucapku dengan bosan, ketika aku menyadari bahwa aku telah hidup kembali.

"Siapkan pakaianku."

"Baik Nona Muda."

"...."

Ketika pelayan dengan pakaian rakyat kelas menengah khas abad pertengahan itu pergi ke bilik pakaian, aku berjalan pelan menuju jendela yang berada tepat di tepi ranjang mewahku.

Berkedip.

Aku melihat suasana asri tanpa polisi serta aroma uang keluarga kelas atas terasa sangat akrab di hidungku. "Ini menjijikan, aroma yang mengingatkanku pada kehidupan pertamaku."

"Nona apakah anda ingin memakai pakaian ini," tunjuknya pada gaun megah berwarna hijau dengan hiasan di segala sisinya.

Aku yang melihat pakaian itu dengan rasa risih kembali mengalihkan pandanganku ke jendela sambil berkata. "Ambil gaun yang sederhana saja, cukup sedikit hiasan, hari ini saku ingin memakai yang ringan-ringan saja."

"Baik Nona muda " ucapnya sambil membungkuk sopan kemudian keluar dari kamar.

"Nona muda, kira-kira siapa namanya." Aku berjalan kearah kaca yang terletak di meja rias untuk memastikan wajahku.

Dengan tatapan kosong aku menatapnya. Sangat cantik, pikirku.

"Aku minta maaf, karena mengambil tubuhmu sembarangan." Ucapku pada pantulan di cermin.

Di depan cermin aku melihat tampilan sosok wanita muda berusia 16 tahun dengan tinggi badan 160 cm, iris mata berwarna ungu thistle, rambut hitam panjang bergelombang serta kulit putih yang bersih, bibir merah muda yang lembut. Tatapan matanya yang tajam membuatnya terlihat arogan dan penuh karisma.

Tanpa perlu memakan waktu lama aku langsung menerima kondisi ini. Tubuh yang sehat serta berasal dari keluarga terpandang lebih baik dari pada hidup kembali sebagai budak rendahan yang hidup untuk menderita.

Creek. Pintu di buka dan kali ini pembantu yang berhadapan denganku tadi membawa gaun yang lebih enak dipandang. "Nona muda biarkan saya membantu anda berganti pakaian."

Aku hanya perlu mengikuti alur sebagaimana mestinya, ini bukan pertama kali aku menjadi bangsawan muda yang biasa di layani oleh seseorang, jadi, melakukan hal semacam ini sudah tidak canggung untukku yang telah hidup berulang-ulang ditubuh orang lain.

Pembantu rumah tangga ini mulai memanggil teman-temannya untuk membantu proses berpakaian.

Membutuhkan waktu 1 jam lebih bagi wanita bangsawan untuk menyelesaikan riasan dengan sempurna. "Sudah selesai Nona Muda." Ucap gadis berambut merah keriting bernama Anna.

"Aku lapar. Bawakan makanan ringan."

"Baik."

Mereka melakukan pekerjaannya dengan baik sebagaimana mestinya pelayan memperlakukan tuan mereka dengan sopan.

"Hari ini nampaknya suasana hati anda sedang bagus nona." Kata pelayan itu dengan nada sopan.

"...."

Aku yang mendengar itu menyadari langsung bahwa sifat dari pemilik tubuh sebelumnya pastilah tipe tempramental jika menyangkut urusan kecil seperti ini.

"...."

Untuk meringankan suasana, aku berkata padanya. "Lebih baik usahakan untuk tidak merusak mood ini jika kamu tidak ingin melihatku menggila."

"Saya mengerti Nona Muda."

Pelayan paru baya itu mengangguk lembut lalu mundur setelah menuang segelas teh hangat beraroma mawar.

Sesuai dengan aturan ketat para bangsawan, nona muda dari setiap dunia serta berbagai kehidupan yang kujalani, mereka selalu menerapkan kebiasaan semacam ini.

Aku tidak begitu mengingat banyak kehidupanku tetapi terkadang, aku mengingat sebagian garis besar di awal setiap kali membuka mata. Kehidupan pertamaku sebagai bangsawan kelas menengah berada di urutan ke 17, itu adalah kehidupan seorang putri Marques dari dunia lain yang berakhir tragis.

Pada saat itu aku masih labil dan berharap kehidupan ke 17 itu akan lebih baik dari kehidupan sebelumnya tetapi, pada akhirnya aku malah berakhir di penggal karena tuduhan penghianatan terhadap kerajaannya.

"... Teh ini tidak enak." Mengingat kenangan pahit itu aku jadi melampiaskannya pada teh mawar di depanku.

Krang. Gelas cukup kuat ku sentakan sehingga sisinya miring dan menumpahkan setengah dari isinya ke atas meja.

"Maafkan Saya Nona! Maafkan Saya!!!." Pelayan itu menunduk dan bergetar, dia segera membersihkan tumpahan teh dan bergegas keluar untuk mengambil teh baru.

Setelah dia keluar, pelayan baru datang dengan nampan yang dipenuhi roti dan buah-buahan segar.

Perlahan dia meletakan nampan itu di atas meja yang sebelumnya basah dan kemudian mundur kebelakang.

"Apa kau menganggap ku anjing?."

Langkahnya terhenti. "Ti-tidak, tidak pernah Nona Muda."

"Lalu kenapa kau memberiku makanan anjing ini," ucapku dengan nada datar saat tangan kananku mengangkat roti seperti memegang kotoran.

"Apa kau telah memutuskan untuk mati setelah bosan melayaniku?."

"Tidak...! Sama Sekali Tidak Nona!." Dia berlutut lalu mengatupkan kedua tangannya, memohon untuk sebuah belas kasih.

"Hum."

Melihat itu aku mengambil roti dan menumpuknya, wajah gadis pelayan itu seketika berubah pucat. Dari atas orang tidak akan melihat ada yang salah dengan roti manis itu, tetapi jika di lihat lebih teliti dari bawahnya. Roti itu basah dan itu kemungkinan perbuatan dari wanita yang sedang berlutut di depanku ini. Dia menjilatnya di tepat yang tidak bisa dilihat.

Tap Tap...

Aku menepuk roti yang masih hangat itu pipinya dua kali dan berkata. "Lain kali, ketika kamu ingin makan sesuatu, makanlah makananmu dengan benar, jangan mencoba mencicipi makanan tuanmu apa lagi menjilatnya seperti anjing."

"Hii!!!."

Mata gadis itu bergetar dan fokusnya menjadi berantakan, dia tak percaya bahwa aku akan menyadarinya dengan sangat mudah.

"Kamu ingin tahu bagaimana aku tahu kamu menjilatnya? Hum?." Perlahan, jemariku yang cantik menyentuh ujung bibirnya, terdapat toping gula halus di bibirnya, itu sama persis dengan hiasan toping roti di piring..

"Kamu tidak tahu cara menutupi kejahatan mu." Kemudian, aku menyentuh rahangnya, memaksanya untuk segera membukanya. "Jika kau tidak membuka mulutmu maka aku akan menghukum mu lebih keras lagi."

"Hummp...." Gadis itu berurai air mata, perlahan dia membuka mulutnya, lalu kemudian, aku segera memasukan roti manis itu kedalam mulutnya.

"Kunyah dan habiskan."

"!!!"

Pelayan yang sedang menangis itu membuka matanya lebar-lebar seolah mempertanyakan tindakan ku ini. Tapi aku tidak peduli.

"Lain kali, jika kau melakukan itu pada makananku lagi maka aku akan memasukan nampan ini kedalam mulutmu sekaligus, Ingat itu."

"His-."

Mengangguk.

"Bagus."

Ancaman yang kuberikan sudah cukup jelas dan kurasa dia akan menjadi lebih tahu untuk kedepannya. Well... walaupun itu tidak akan berguna, aku tidak berencana untuk tinggal lama di tempat ini.

Setelah selesai, pelayan yang membawa minuman baru masuk lagi. Kali ini dia berhenti sejenak, mungkin dia memperhatikan wanita di atas lantai yang sedang memakan roti sambil berurai air mata dan langsung mengetahui situasinya, sehingga ketika dia masuk kedalam, langkahnya menjadi lebih hati-hati lebih dari sebelumnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!