Reina masuk kedalam tubuh sang tokoh antagonis yang merupakan tunangan dari tokoh utama pria yang sangat obsess pada sang tokoh wanita. Takdir dari buku yang dibacanya harus mati dengan keadaan menyedihkan. Tapi Reina tidak ingin takdir buruk itu terjadi. Salah satunya dengan merubah takdirnya dengan memutuskan pertunangannya dengan Nico sang tokoh utama. Sayangnya perubahannya membuat pria gila berbarik tertarik padannya dan berjanji tidak akan melepaskan. Rencana hidup tenangnya harus hancur dengan pria gila yang malah obsesi padanya bukan pada kekasih kakaknya. Tidak sampai disitu saja masalah dalam hidupnya silih berganti. Berbagai karakter muncul yang tak seharusnya ada di cerita.
"Mari kita batalkan pertunangan ini."
"Tidak akan pernah, kamu sudah masuk ke dalam duniaku dan cara untuk keluar hanya dengan kematian. Sayangnya aku tidak akan membiarkan kematian merenggut kelinci kesayangan itu."
"Kenapa alurnya jadi berubah."
"Semua usahaku sudah selesai , mari kita putus."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewisl85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1
Reina melempar buku yang baru selesai dirinya baca. Dia kesal dengan takdir dari sang tokoh antagonis wanita. Apalagi saat namanya sama dengan tokoh itu. Satu hal yang membuatnya kesal karena kebodohan sang tokoh.
“Harusnya dia tidak perlu mencintai pria gila itu. Padahal dia anak pembisnis tapi kok bodoh sih. Kalau aku jadi dia, aku pasti akan meninggal pria itu dan memilih menikmati hidup dengan menghabiskan kekayaanya yang tak akan habis itu. Dasar bodoh.” Umpat wanita.
Setelah puas meluapkan amarahnya, dia membaringkan tubuhnya pada Kasur single berada di kosannya. Dia menatap langit kamarnya. Pikirannya menjelajah kesana kemari. Mulai besok harinya tidak sama seperti haris sebelumnya. Dia bukan lagi pegawain di perusahaan toxic itu. Setelah dia dengan berani mengajukan pengunduran diri. Pilihan yang sangat berani karena dia belum mendapatkan tempat kerja lainnya. Entah sudah berapa kali dirinya menghebuskan nafas kasarnya.
Bertahan diperusahaan itu membuatnya gila tapi keluar juga tidak memastikannya dia tidak makin gila. Karena dia harus memastikan beberapa bulan kedepan sudah mendapatkan pekerjaan baru lagi atau dia akan mati karena kelaparan dan tidak memiliki tempat tinggal.
“Andai saja aku bisa menjadi si tokoh antagonis. Pasti aku tidak perlu memikirkan hal ini semua.” Bersamaan itu bangunan kosannya berguncang sangat kecang. Reina segera bangun dan menuju pintu keluar tapi sebuah puing jatuh dari atap kosan dan menimpannya.
“Ah nasibku memang tidak sebaik sang tokoh antagonis.” Ucapnnya sebelum kesadarannya perlahan menghilang. Suara teriakan samar-samar dia dapat dengar tapi rasa sakit itu lebih mendominasinya.
Saat dia berpikir itu akhir hidupnya, Tubuh terasa diguncang cukup keras. Hal itu membuatnya ingin mengumpati orang yang mengguncang tubuhnya. Anehnya dia tidak merasakan sakit apapun seperti sebelumnya. Kedua matanya terbuka, satu hal yang pertama kali dirinya lihat Adalah langit-langit putih dengan aroma obat. Apakah dia selamat , padahal dia merasakan tubuhnya mati rasa beberapa saat lalu.
“Akhirnya kamu bangun juga adikku.” Ucap seorang pria yang tiba-tiba memeluk tubuhnya. Reina menatap aneh dengan pria yang dengan berani memeluknya. Dia sangat tahu pria itu bukan kakaknya. Kakaknya dulu tidak semanis pria ini.
“Siapa anda?” tanya Reina yang membuat pelukan itu terlepas. Saat itu di bisa melihat wajah pria yang memeluknya. Satu kata untuk pria itu Adalah “TAMPAN.” Rasannya dia ingin dipeluk lagi oleh pria itu.
“Reina kamu melupakan kakakmu? Apakah luka ini membuat lukamu melupakanku.” Ucap pria tampan itu bersamaan dengan masuknya rombongan medis dan dua pasangan suami istri yang tak lagi muda tapi masih memilih wajah yang menawan.
“Dokter, adik saya tidak mengenali saya.” Ucap pria itu yang membuat pasangan itu terkejut dan sang wanita itu menangis.
“Saya izin untuk mengecek keadaan nona Reina.” Ucap seorang pria dengan jas putihnya. Dia sudah duga pria itu pasti dokter di rumah sakit ini. Dia melakukan pengecekan yang membuatku bingung. Karena dia tidak menemukan luka pada pada bagian tubuhnya selain kepalannya. Bukankah dia tertimpa di langit-langit kosan dan kepalannya sama sekali tidak terkena benturan.
“Sepertinya nona Reina terkena amnesia tuan dan Nyonya Laksana.” Ucap dokter yang membuat Reina tidak bisa menyembunyikan tatapan sebal. Karena dia masih mengingat hidupnya menjadi seorang Reina Tisha. Sepertinya ia kenal dengan nama Laksana bukannya itu nama keluarga dari sang tokoh antagonis. Bersamaan itu beberapa memori perlahan masuk dalam waktu bersamaan. Sialnya dia baru sadar kalau jiwanya masuk ke dalam tubuh sang nona muda keluarga laksana dan dia tahu adegan ini. Perlahaan kesadarannya mulai terkikis karena rasa sakit yang menghinggapi di kepalannya.
Reina Utami Laksana Adalah tokoh antagonis di cerita dark romance dengan judul ‘Last Roses’ yang memiliki takdir sad ending untuknya. Dia mati ditangan sang tokoh utama pria yang tak lain Adalah tunangannya. Tapi tunangan terjalin karena permintaan Reina. Karena itu sang tokoh utama pria tak mencintain tunangannya. Pria itu bernama Nico Frendric Zandic, sosoknya sangat dingin pada orang sekitarnya kecuali pada satu wanita yang tak lain tokoh utama dalam cerita ini. Sayangnya cerita percintaan mereka penuh dengan darah karena Nico seorang mafia yang sangat kejam. Banyak musuh yang mencoba menghancurkannya, salah satunya dengan melukai sang tokoh utama wanita. Tapi pria itu menggunakan Reina sebagai tameng sang kekasih hati. Hal itu juga yang menjadi penyebab Reina mati dalam cerita ini. Sayangnya kematiannya tidak membuat Nico sadar akan perasaan wanita itu. Dia malah menikmati kepergian wanita itu karena dia bisa dengan bebas bersama dengan kekasihnya. Tapi berbeda dengan keluarga Reina yang merasakan kehilangannya sangat besar. Anak bungsu yang sangat disayang oleh seluruh keluarganya harus berakhir menengaskan begitu saja.
Tapi Reina yang sekarang bukan reina yang dulu. Dia tidak akan menjadi sosok bodoh dalam cerita yang dibacanya. Karena jiwa Reina Utami Laksana sudah beganti dengan Reina Tisha. Wanita berusia 25 tahun yang tidak pernah merasakan namanya cinta. Dia tidak menganggap cinta itu penting dalam hidupnya. Dia senang kesediriannya dibandingkan menjalinkan hubungan dengan lawan jenisnnya. Hal itu juga yang membuatnya hingga akhir hidupnya belum pernah berpacara. Tapi hal ini membuat alur hidup Reina seharusnya berbeda karena dia tidak akan tergila-gila dengan pria itu. Moto hidupnya sudah berubah, dia ingin menikmati kekayaan yang belimpah keluargannya. Perkara Nico, dia ingin menghapuskan nama itu dalam cerita hidupnya. Pria itu terlalu merepotkan apalagi musuhnya yang banyak. Dia tidak siap dengan semua itu.
“Mau sampai kapan kamu menatap keluar jendela?” tanya seorang pria yang entah sejak kapan sudah masuk ke ruangannya. Dia menatap pria itu bingung, walaupun dia mendapatkan ingatan dari tubuh ini. Tapi sebalnya dia tidak diberikan ingatan mengenai wajah para tokoh.
“Kenapa kamu menatapku seperti ? aku kira kamu sudah mati. Kenapa kamu tidak cepat menghilang dari dunia ini saja.” Ucap pria berambut hitam legam dengan warna mata biru terang yang berhasil menghinoptis Reina. Sayangnya Sikapnya lebih buruk dari penampilannya. Dia tidak kenal pria itu, tapi pria itu dengan seenak jidatnya mendoakannya untuk cepat mati.
“Kenapa? Sekarang kamu menyesal telah menjadi tunanganku? bukankah ini semua keinginanmu nona Reina.” Ucap pria itu yang membuatnya sadar pria di hadapannya ini. Pria gila yang sangat ingin dia hilangkan dari novel ini. Sayangnya pria itu Adalah tokoh utama dalam cerita. Pria dengan obsesis gila pada sosok wanita muda bernama rose. Ya Pria dihadapannya Adalah Nico Frendric Zandic sahabat dari kakaknya yang membuat seorang Reina jatuh cinta sejak pertemuan pertama mereka.