Disclaimer : Novel ini hanya pure karangan dari imajinasi author saja, tak ada kaitannya dengan sejarah manapun. Nama- nama dan tempat ini juga hanya fiktif belaka, tak berniat menyinggung sejarah aslinya, semoga kalian suka🙏
****
Jihan Athala adalah seorang aktris muda yang terkenal, kepiawaiannya dalam berakting sudah tak perlu di ragukan lagi, tapi satu hal yang tidak di ketahui semua orang, dia merasa terkekang, hatinya kosong. Jihan merasa bosan dengan kehidupan glamor yang monoton. Hingga suatu hari sebuah kecelakaan merenggut nyawanya tapi bukannya pergi ke alam baka, jiwanya malah ber transmigrasi melintasi ruang dan waktu, saat membuka matanya Jihan menyadari dirinya bukan lagi seorang aktris yang hidup dalam dunia glamor yang membosankan namun terbangun sebagai Sekar wulan, seorang istri dari adipati kerajaan lampu yang terkenal bengis dan selalu berwajah angker.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian : 01
Halo, selamat datang di novel author yang kesekian, semoga kalian suka ya, dukung author dengan subscribe, vote dan gift agar novel ini berkembang, terimakasih 🙏❤💋
~🌸🌸🌸🌸🌸~
Jihan Athala adalah seorang aktris muda terkenal, namanya sedang naik daun saat ini, cantik, berbakat dan sangat piawai dalam berakting adalah anugerah Tuhan untuk nya. Orang-orang pikir hidup nya bahagia namun ada satu hal yang tidak di ketahui semua orang, jiwa Jihan terkekang, ia merasa bosan dengan kehidupan glamor nya ini.
Saat ini Jihan duduk di tepi panggung red carpet, dengan riasan sempurna dan gaun berkilau. Dia baru saja mendapatkan penghargaan best aktris dari sebuah ajang penghargaan bergengsi, namun tak ada kebahagiaan di dalam hatinya yang kosong. Tampak wajahnya yang semula ceria berubah sendu, ia menghela napas pelan.Meskipun terkenal dan di hormati, di balik kemilau glamor itu, hati Jihan merasa hampa. Ia bosan dengan kehidupan yang mewah namun penuh kepalsuan.
Kehidupan glamor, yang dulu terasa seperti mimpi, kini terasa seperti jerat emas. Wajah-wajah yang tersenyum, tepuk tangan yang meriah, dan sorotan kamera yang tak henti-hentinya, semuanya terasa kosong. Ia bosan dengan kemewahan yang hampa, dengan percakapan dangkal, dan dengan tuntutan yang tak pernah berakhir untuk menjadi 'lebih baik'.
Ia merasa terjebak dalam kotak kristal, di mana setiap gerakannya direncanakan, setiap kata diukur. Dunia nyata, dunia di luar layar dan karpet merah, terasa begitu jauh, begitu tak terjangkau.
Sejak beberapa bulan terakhir Jihan selalu memikirkan satu hal, ia ingin sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membawanya keluar dari rutinitas dan batasan dunia glamor yang membosankan ini.
Dalam hati ia selalu berdoa, memohon agar Tuhan memberinya jalan keluar dari kehidupan yang menonton ini. "Aku ingin sesuatu yang baru, sesuatu yang menantang, " bisiknya pelan sebelum beranjak ke mobilnya, saat asisten nya memanggilnya untuk segera ke lokasi syuting sekarang.
Sesampainya di mobil Rolls-Royce mewah milik nya hasil kerja kerasnya selama ini, Jihan duduk dengan nyaman di kursi belakang, namun hatinya tetap merasa gamang, dan asisten nya yang berada di kursi depan melihat itu, ia hanya bisa menghela napas sambil menggeleng pelan, sudah beberapa hari ini dia melihat Jihan yang selalu melamun, dan entah apa yang di pikirkan nya.
Jihan melihat ke layar ponsel nya, sebuah notif tiba-tiba datang dari aplikasi kalender. Matanya seketika membulat, ia baru ingat bahwa besok adalah upacara peringatan kematian ayahnya. Kontan saja kerinduan itu kembali bersarang ke hati Jihan. Ayahnya adalah seorang sutradara kondang sekaligus satu- satunya keluarga yang ia punya setelah ibunya meninggal karena berjuang melahirkan nya. Sejak kecil, Jihan selalu mengikuti ayahnya dalam melakukan proyek- proyek film besar.
Jihan ingat, dulu dia dan ayahnya selalu menonton film kolosal bersama. Ayahnya sangat suka sejarah dan itu juga berdampak juga pada Jihan.
Perempuan cantik itu tersenyum kala mengingat fragmen- fragmen kenangan indah itu. Maka ia berniat untuk besok ijin cuti sehari untuk melakukan upacara penghormatan ayahnya sekaligus bernostalgia dengan kenangan- kenangan bersama sang ayah.
Wanita bertubuh langsing itu membuang napas pelan, ia menyamankan posisi duduknya di kursi jok, sebelah tangannya tertekuk untuk menyanggah kepala. Tiba-tiba saja ia merasa mengantuk hingga mulai menguap beberapa kali.
Sang asisten yang memperhatikan itu, menoleh. "Nona, apakah anda merasa mengantuk?"
"Hhmm ... " hanya terdengar sahutan singkat dari Jihan, matanya sudah mulai berat.
"Kalau begitu tidurlah sebentar, kalau sudah sampai akan saya bangunkan, " ucap sang asisten.
Jihan mengangguk pelan. "Ya kalau begitu bangunkan aku jika sudah sampai, " kata Jihan dengan sedikit terpatah- patah dan ia mulai tertidur.
Jihan berniat tidur sebentar, berharap ketika bangun nanti ia kembali memiliki semangat lagi untuk melanjutkan hidup nya sebagai seorang aktris. Namun takdir berkata lain, saat mobil melaju di jalan sepi, sebuah truk besar dari arah berlawanan melaju tak terkendali. Sebuah tabrakan tragis tak terhindarkan.
Suara benturan keras, dan kaca pecah memenuhi udara. Di dalam mobil yang sudah tak terbentuk, Jihan merasa tubuh nya melayang, rasa sakit dan gelap menyelimuti dirinya. Ia tidak sempat berteriak, tidak sempat berbuat apapun. Dalam sekejap, segalanya menjadi gelap.
"Aku... pasti sudah matti... " bisiknya untuk yang terakhir kali.
*
Namun, berbeda dari yang ia bayangkan. Jihan tidak merasakan kehadiran di alam baka. Sebaliknya ia mendapati tubuh nya terbangun di tempat yang asing.
Perlahan ia membuka mata yang terasa berat untuk di buka, namun ia tetap memaksanya.
Saat netranya benar-benar terbuka sempurna, bola matanya melebar sempurna ketika di dapati dirinya tidak lagi berada di dalam mobil tapi di tengah sebuah hutan yang lebat dan misterius, suara burung dan hewan liar mengelilinginya.
"Di mana ini? " Jihan merasa sangat terasing di tempat aneh ini. Di dalam kepalanya suara benturan keras, kaca pecah dan teriakan asisten nya masih terdengar jelas namun tiba-tiba saja semuanya berubah.
Jihan menyentuh kepalanya, dia jadi ingat soal doa yang selalu ia gaungkan dalam hati, dia tersentak. "Apakah Tuhan mengabulkan doa ku?! "
Matanya bersinar terang, jika benar tapi di mana dia sekarang?
"Ndoro putri! ndoro putri! syukur lah anda selamat! "
Tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri dengan pakaian yang sama sekali terlihat asing, seperti kain jarik tapi di lilitkan di badan, wajahnya khas orang zaman dulu.
Jihan sama sekali tak mengerti, ia bangkit dan menyadari pakaian yang di kenakannya pun tak kalah aneh namun terlihat bagus. Gadis itu ingat ini adalah pakaian yang sering dia lihat di film kolosal yang selalu di tonton bersama ayahnya.
"Sepertinya aku tidak sedang syuting drama kolosal deh. " gumamnya dalam hati.
Ini benar-benar aneh, apakah ia ber transmigrasi ke tubuh seseorang dan di zaman yang berbeda? Dia pikir, hal seperti itu hanya ada di dunia fiksi seperti film dan novel- novel saja. Siapa sangka dia mengalami nya langsung?
"Dimana aku? " itulah kata pertama kali yang keluar dari mulut nya. Meski cara bicara wanita di depan nya adalah bahasa asing dan aneh tapi anehnya lagi Jihan dapat mengerti dan bisa berbicara dengan bahasa yang sama.
"Apa ndoro putri sama sekali tidak ingat? "
Jihan menggeleng jangankan ingat dia sendiri sama sekali tidak tahu siapa tubuh yang di rasukinya ini dan di zaman mana dia terlempar?
Ketika Jihan menggeleng saja, wanita di depannya itu menghela nafas panjang sebelum dia cerita suara langkah kaki kuda terdengar dari kejauhan.
"Gawat, yang mulia gusti pangeran adipati erlangga akan kesini, ndoro! "
"Siapa dia? "
"Beliau adalah suami anda, ndoro putri!"
Seketika mata Jihan membulat, dan di situlah ia sadar jika semua ini bukan mimpi dan sepertinya dia telah mengalami perpindahan ruang dan waktu ke zaman ribuan tahun lalu yang sama sekali tidak dia ketahui sejarahnya.
"Cermin aku ingin melihat ke cermin! " pekik Jihan dengan terburu- buru, ia ingin memastikan sesuatu. Saat tadi si pelayan itu bicara, ia meraba wajahnya dan ia ingin memastikan itu.
Sementara si emban merasa bingung dengan permintaan aneh majikannya, namun ia tetap memberikan cermin kepada sang tuan putri.
Dan benar saja, saat dia melihat ke cermin, wajahnya yang di pantulkan benar-benar mirip dengan wajahnya.
"Siapa namaku dan siapa kamu? cepat kasih tau?! " sergahnya, bertanya refleks.
lanjut Thor semangat 💪👍 trimakasih 🙏
ayo Thor lanjut up semangat 💪👍❤️🙂🙏
lanjutkan Thor semangat 💪👍❤️🙂🙏
ayo lanjut Thor semangat 💪👍❤️🙂🙏
lanjut Thor semangat 💪 salam sehat selalu 🤲🙂❤️🙏
maturnuwun Thor lanjut critanya ...
ibu suka crita transmigrasi semoga sukses, salam sehat selalu ya Thor 💪👍❤️ lanjut 🙏