Dhea mencintai seorang lelaki teman kerjanya yang bernama Dion. Namun cinta keduanya terhalang restu dari keluarga Dion. Sebab dhea berasal dari keluarga yang kurang mampu. Beda dengan dion yang serba berlimpah. Meski demikian dion tetap berusaha mendapatkan restu kedua orangtuanya agar keduanya menikah. Lama hubungan terjalin kedua orangtua dion takkunjung memberi sinyal restu. Hingga terjadilah hal yang terlarang .
***
"Dion aku rasa kita sudah tidak mungkin untuk menikah, orangtuamu tidak merestui hubungan kita", ucap dhea terisak sedih.
" Tidak dhea, aku mencintaimu, aku akan tetap berjuang agar kau menjadi milikku yang halal", tegas dion.
Mungkinkah dhea tetap bersama dion meski tak direstui dalam hubungan terlarangnya? Ataukah keduanya patah semangat dan memilih melepaskan? Kepoin kelanjutannnya yuk ;)
-----
Hay sahabat noveltoon, btw ini kisah nyata loh. Tapi bukan kisahku. Kisah kenalanku. Kepoin yuk ;) Jangan lupa vote ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pangesticass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Nenek Tersayang
Seorang gadis bernama Amadhea Nawangsari yang kerap dipanggil dhea tengah membuka matanya setelah terlelap semalaman. Seperti biasa ia bangun selalu mencari keberadaan neneknya, Subekti Mumpangati. Nenek dhea biasa menjual kue saat subuh hingga sore di pasar. Setiap pagi, dhea membantu neneknya menata dan mengantarkan neneknya ke pasar untuk menjual kue kue itu.
Pagi ini nampak berbeda, biasanya nenek sudah menyiapkan dagangan kuenya itu. Kali ini nenek masih terbaring sayu di ranjang kamarnya. Ia nampak begitu pucatnya tidak seperti biasanya. Batin dhea panik ia takut dugaannya benar. Perlahan ia menyentuh denyut nadi neneknya itu dan tidak ada. Pikiran dhea pun semakin kacau seperti gemuruh tawuran pelajar. Berusaha terus mencari bukti bahwa dugaannya salah. Dhea kembali mengecek tepat di depan hidung neneknya itu. Betapa terkejutnya dhea, setelah ia menunggu beberapa menit, neneknya sama sekali tidak bernapas.
Tidak, tidak mungkin, aku pasti salah, nenek masih hidup. Dia masih hidup. nek..nek...., batin dhea kesakitan sesak.
Dhea terus mengecek dan menunggu beberapa saat namun semuanya sudah membuktikan neneknya telah berpulang ke rahmat Alloh swt. Sesak menyeruak dalam dada dhea. Ia tidak mampu menepis tangisnya.
"Nek...nek...kenapa nenek cepat banget pulangnya nek...", panggil dhea terisak sakit.
Dhea belum bisa menerima kenyataan secepat itu. Ia berlari membangunkan adik lelakinya yang bernama Dirman Hasan sembari menangis.
"Dirman...bangun dek..bangun ...nenek dek", teriak dhea terisak. Tangan dhea menggoyangkan badan adiknya berharap adiknya segera melihat kenyataan yang baru saja terjadi. Dirman pun terbangun walau matanya masih sedikit mengantuk.
"Ada apa kak? Nenek kenapa? Kenapa kakak menangis?", tanya dirman keheranan.
"Nenek dek..nenek..heghhh." Dhea terus menangis terisak kesakitan. Pikirannya begitu kacau dan hatinya pun sama. Tubuhnya lemas dan jatuh ke lantai tangannya meraba ranjang mengharap neneknya kembali.
Sementara dirman berlari meninggalkan kakaknya yang terjatuh lemas di lantai itu. Dirman melihat neneknya untuk memastikan apa yang telah terjadi. Dirman mengecek napas neneknya itu. Beberapa saat dan telah berhenti juga detak jantungnya yang juga berhenti. Dirman sangat terkejut ia sama sekali tidak menyangka hal ini terjadi.
Dari arah belakang Dhea telah menyusul adiknya kembali ke kamar neneknya itu . Ia menepuk pundak adiknya sekali sembari menangis tersedu sedu. Ia masih berharap neneknya hidup kembali. Ia kembali meraba raba jasad neneknya itu memanggil manggil neneknya ia masih berharap penglihatannya salah. Terus meraba dan mengecek dengan isakan tangis yang menderu.
"Nek...bangun...ini dhea nek..nek..nek..nenek cuman tidur kan nek..Nenek gak pergi..Nek..jangan tinggalin dhea nek", tangis dhea terus menderu.
"Nenek sudah pergi kak ...heghh", dirman pun menangis menderu. Dirman menyadarkan kakaknya yang masih kesakitan dalam mengharap.
Dhea dan dirman tidak menduga neneknya akan pergi. Padahal semalam nenek sehat sehat saja. Beliau duduk sembari bercanda bersama dirman dan dhea. Neneknya tengah membuat kue kue itu untuk dijual. Dhea dan dirman pun tidak menduga kesakitan apapun dalam diri neneknya itu. Nenek nampak begitu sehat dan penuh semangat. Tiada ada peluh keringat kelelahan nampak di wajahnya juga gurat kesakitan sama sekali tak tergambar di diri neneknya.
Tangan dhea sudah meraba sekujur tubuh neneknya dan sudah ia pastikan neneknya sudah berpulang ke rahmat Alloh swt. Dengan berat ia mengucap kata perpisahan untuk neneknya itu.
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un nek..innalilahi wa inna ilaihi roji'un...innalillahi wa inna ilaihi roji'un nek yang tenang di alam sana ya nek. Nek Ya Alloh cepat sekali nenek pulang ..heghhhh", ucap dhea dengan tangis menderu juga disusul oleh dirman.
Dhea sendiri kepayahan menerima takdir yang tengah berjalan itu. Mental hati dan pikirannya belum sekuat keadaan yang sudah terjadi. Ia masih anak kecil yang belum tahu banyak hal. Ia hanya tahu bermain dan belajar. Entah hari esok akan seperti apa berjalan. Tanpa ada neneknya tanpa ada sandaran dalam hidupnya. Ia masih belum kuat menghadapi dunia ini sendirian.
Dhea baru saja menginjak usia 17 tahun. Dirinya baru akan lulus dari sekolah menegahnya beberapa bulan lagi. Sedang adiknya Dirman Hasan juga masih berstatus pelajar. Dan selama ini penopang kehidupan dhea hanyalah ibu dan neneknya. Namun ibu berada di luar daerah yang membuat dhea dan dirman hanya tinggal bersama neneknya. Bahkan ibu telah lama tiada kabar dan tidak pulang.
Betapa terpukulnya dhea ditinggal mati neneknya itu. Ia hanya hidup seorang diri bersama adik lelakinya. Seorang adik lelaki yang masih berstatus pelajar. Dirinya sendiripun juga masih pelajar. Lalu siapa yang akan menanggung kehidupan keduanya, setelah kepergian neneknya? Sementara selama ini dhea hanya tinggal bersama nenek dan adik lelakinya.
Di .