Playboy Itu Suami Aku
Aria menatap bayangannya di cermin besar berbingkai emas. Gaun putih mengalir sempurna di tubuh rampingnya, riasan flawless yang menutupi kantung mata karena begadang semalaman. Tapi tak ada cahaya bahagia di matanya. Yang ada hanya kekosongan.
"Hari ini kau akan menikah dengan Rayyan Alfarezi," kata ibunya, berdiri di belakang sambil membenarkan veil. "Keluarga kita butuh ini, Aria."
Butuh. Seperti ia adalah alat. Sebuah pengorbanan untuk menyelamatkan bisnis keluarga yang hampir runtuh. Aria menahan desah. Bukan karena ia tak tahu, tapi karena ia masih mencoba menerima kenyataan pahit yang terjadi begitu cepat.
Rayyan Alfarezi—anak bungsu keluarga Alfarezi, tajir melintir, tampan, pemilik beberapa bisnis malam, dan terkenal di media sebagai playboy kelas atas. Sering tertangkap kamera berganti pasangan, dari model ke sosialita, bahkan pernah nyaris menikah dengan aktris ternama... lalu batal.
Dan kini, ia akan menikahi Aria. Gadis yang bahkan belum pernah pacaran.
Acara pernikahan berlangsung mewah, seperti impian setiap perempuan... kecuali Aria. Di pelaminan, Rayyan tersenyum tipis ke arah kamera, lalu membisik padanya, "Tersenyumlah, istri kontrakan."
Aria tersentak, menoleh ke pria yang bahkan tidak menatapnya. "Kau juga berperanlah dengan baik, Tuan Playboy."
Rayyan hanya terkekeh. Entah kenapa, tawa sinisnya terasa lebih menyakitkan daripada teriakan marah.
Di hadapan para tamu, mereka tampak seperti pasangan ideal. Tapi hanya Aria yang tahu—dan mungkin juga Rayyan—bahwa di balik senyum itu, ada hati yang sedang memberontak.
Malam harinya, saat pesta usai, rumah megah keluarga Alfarezi terasa dingin. Aria berjalan di lorong luas itu, diantar pembantu menuju kamar pernikahan mereka. Ia membuka pintu, dan melihat kamar super luas dengan satu ranjang besar di tengah.
Tak lama, Rayyan masuk, menggulung lengan kemeja putihnya.
“Tenang saja,” katanya tanpa melihat ke arah Aria. “Aku akan tidur di sofa. Aku tidak menyentuh wanita yang tidak kucintai.”
Aria menahan napas. Bukan karena lega, tapi karena hatinya terasa aneh mendengar kalimat itu.
"Maka semoga kontrak ini cepat selesai," jawabnya tenang.
Rayyan menatapnya untuk pertama kali malam itu. Ada sorot aneh di matanya—tak bisa ditebak. "Kau kuat juga, ternyata."
Aria menatap balik. "Kau belum kenal aku."
Dan malam pertama mereka pun dimulai—tanpa cinta, tanpa sentuhan. Hanya keheningan dua orang asing dalam satu atap, terjebak dalam pernikahan yang tak pernah mereka inginkan.
Tapi mereka tak tahu... perasaan paling berbahaya seringkali tumbuh dari permusuhan yang paling dingin.
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Updated 70 Episodes
Comments