#hari pertama bekerja#
Aku bangun pagi-pagi dan di antar oleh ibu dengan sepeda motor butut kami. Aku sudah sampai dan hanya duduk di tempat kami menyimpan barang, dan mereka menyebutnya pantry. Kami disini disediakan meja dan kursi serta wastafel untuk mencuci peralatan makan kami. sambil menunggu aku hanya bermain dengan hpku. Selang beberapa menit satu demi satu karyawan disini datang dan menyapaku. Alangkah senangnya aku teryata mereka sangatlah ramah dan baik. Kami mengobrol tak lama hinggak waktu bekerja di mulai.
Kemarin aku sudah di perkenalkan oleh kak nela yang akan membantuku untuk seminggu kemudian. dan dimulai dari menyapu ruang utama, ruang checking, ruang jahit, ruang setrika, pantry dan juga kamar mandi. Tak lupa juga untuk membuat teh untuk bu intan. Tak terasa sudah jam 9. Setelah selesai bersih-bersih, kami sebagai karyawan bersih-bersih akan membantu serabutan. Hanya yang ringan-ringan saja. Seperti membersihkan benang-benang yang ada di baju, atau menggunting sisa-sisa kain yang ada di baju. Untukku yang pemula mereka tidak mengijinkanku untuk memotong sisa kain yang ada di baju. Di karenakan takut bolong dan itu akan menjadi barang rijek. Melipat pakaian yang sudah di setrika dan juga packing. Begitulah keseharian yang ku jalani selama seminggu tanpa halangan.
Setelah seminggu berjalan, baru kurasakan perbedaannya saat aku melakukannya sendiri. Dari bagaimana aku yang membuat teh terlalu pekat, tumpah karena kepenuhan dan mengundang banyak semut. Ataupun meja masih berdebu padahal sudah kubersihkan seperti yang diajarkan oleh mbak nela. Belum lagi saat membersihkan kamar mandi. Dimana orang yang BAB tidak menyiramnya ataupun BAK tidak mengelapnya dan menetes di toilet duduk. Aku menangis saat membersihkan semua itu belum lagi perundungan yang memanggilku anak emas saat bu intan tidak ada, hanya karena bu intan yang membawaku bekerja disini. aku pulang dengan menagis ke hadapan ibuku.
"ibu, aku gak betah bu. Boleh gak aku berhenti kerja?".
"emang kenapa diah, cerita sama ibu".
"bu awal-awal diah kerja itu gak ada masalah bu. Diah bisa dan biasa aja bu. Tapi akhir-akhir ini bu diah di rundung bu. Diah disalahin mulu sama mbak-mbak disana. Diah gak tahu bu. Diah kan masih baru. Diah masih belum bisa checking bajunya jadi cuma bisa bantu potong-potong benang. Jadi tadi itu diah tanya, mbak mana lagi yang bisa diah potong. Tapi mbaknya itu bilang gak ada jadi diah diem. Diah gak tahu kalau bu intan itu mantau dari jendela. Pas bu intan keluar dan nanya ke diah kenapa ga bantu-bantu ya diah bilang belum ada. Terus mbak itu malah bilang sebaliknya bu. Bilang 'ini loh ada, diah aja yang gak mau tanya' dan akhirnya diah di sidang bu" tangisku tambah keras. "kok gitu banget sih bu, diah kan gak ngerti. Kalau memang diah gak tahu harusnya diah di ajarin dong bu. Bukan di adu domba gini. Kalau emang gak boleh potong-potong benang dan suruh diah untuk belajar checking kan bisa ajarin diah bu. Kenapa harus adu domba gitu bu?" sahutku jengkel.
"sabar ya diah. Ibu tahu kamu kesel. Besok kamu harus coba tegas jangan mau diem aja di rundung kayak gini".
"gak mau bu, diah udah capek banget. Mana gitu diah gak di ajak ngomong. Padahal waktu diah pertama kerja mereka baik dan ramah. Kenapa sekarang semua berubah bu?" ibu hanya diam dan memelukku. Aku menangis sampai bener-bener lelah dan tertidur.
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments
Luna de queso🌙🧀
You have a true gift. Please keep sharing it with us.
2025-01-20
0